Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suhadi
"Balai Latihan Kerja (BLK) adalah lembaga pelatihan di bawah Departemen Tenaga Kerja yang mempunyai fungsi dan peranan dalam pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pelatihan ketrampilan. Di dalam menjalankan tugas dan fungsinya BLK didukung oleh instruktur, tinggi atau rendahnya kinerja instruktur akan berpengaruh terhadap efisiensi dan kinerja BLK.
Menyadari hal tersebut Depnaker berusaha meningkatkan kinerja instruktur melalui jalur pendidikan formal dan training serta berbagai upaya peningkatan motivasi kerja. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengungkap adanya hubungan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dengan kinerja instruktur BLK di Jawa Tengah.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian korelational, dimana populasi penelitian adalah instruktur BLK di Jawa Tengah, sedangkan sampel ditarik secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan instrumen penelitian tentang motivasi kerja dikembangkan berdasarkan teori dua faktor (The Motivation-Hygiene Theory), sedang kinerja instruktur dikembangkan dari pedoman penilaian kinerja instruktur (Ditjen Binalattas Depnaker). Selanjutnya untuk analisis data digunakan teknik analisis korelasi dan regresi.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat hubungan yang' signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja instruktur, meskipun pengalaman training dan motivasi kerja telah dikontrol.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman training dengan kinerja instruktur, meskipun tingkat pendidikan dan motivasi kerja telah dikontrol.
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara motivasi kerja dengan kinerja instruktur (variabel tingkat pendidikan dan pengalaman training dikontrol) dan hubungannya menjadi signifikan jika kedua variabel bebas tersebut tidak dikontrol.
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja instruktur.
5. Tingkat pendidikan, pengalaman training dan motivasi kerja dapat memprediksi variasi kinerja instruktur sebesar 46,884 persen.
6. Tingkat pendidikan memberikan sumbangan efektif lebih besar dalam menjelaskan kinerja instruktur (30,657 persen) dibanding pengalaman training (9,363 persen) dan motivasi kerja (6,864 persen).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan agar instruktur diberi kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formalnya ke jenjang yang lebih tinggi, instruktur yang pengalaman trainingnya masih kurang perlu ditingkatkan lagi sesuai dengan tuntutan perkembangan teknologi yang ada di dunia kerja. Faktor-faktor motivator dan pemelihara perlu diperbaiki, dikembangkan dan ditingkatkan agar mampu mendorong meningkatkan motivasi kerja instruktur. Bagi peneliti lain yang berminat untuk meneliti kinerja instruktur agar alat ukur yang ada lebih disempurnakan dan menambah variabel-variabel bebas lain sebagai prediktor, disamping pendekatan kuantitatif kiranya perlu juga dilengkapi dengan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Banteng (Bos javanicus d?Alton) is naturally distributed throughout Asia. In Indonesia this species can be found in Jawa, Bali, and Kalimantan. The current population is small, making it categorized as an endangered species. Protection measures have been implemented in such national parks as in West Bali, Ujung Kulon, Baluran, and Alas Purwo. Scientifically, this species is a genetic resource potential for further domestication purposes. In fact this species has been traditionally utilized as a cross-breeder for Bali Cattle which originated from Bos sondaicus. Banteng is typically a crespuscular species, but due to disturbances it sometimes becomes nocturnal. The species generally live in groups of 5 to 15 individuals, with only 2 to 3 steers in a group, although groups with only one steer is not unusual. The groups spend most ,of their time grazing in a pasture. Alas Purwo is a national park located in Sothern Banyuwangi, East Jawa, and initially gazetted as an area for animal protection. The total area of this national park is about 43420 hectares, but the Banteng is usually found grazing in Sadengan a pasture area with a size of about 20 hectares. This thesis consists of two papers, i.e.,Daily behaviour of banteng, and Habitat selection for feeding. Samples of banteng have been taken directly, using the concentrated method, whereas the grass samples have been taken by using quadrates of 100 x 100 cm2, totalling 100 plots. Observations have been carried out in two locations, i.e., location I: around the tower, and location II: nearby and adjacent to the mountaineous area. The studies have been conducted from January 1996 to June 1996. The paper entitled Daily behaviour of bantengs concluded that (1). The environment significantly affected the daily behaviour of the cows.(2). Frequency of cows in pasture areas of Sadengan in Alas Purwo broken as if indicator of disturbance. It is recommended that to increase grazing intensity of cows, habitat management should be maintained properly, particularly monitoring of wild dogs. The paper entitled Habitat selection for feeding, concluded : (1). Potential of grasses in pastures of Sadengan in Alas Purwo National Park was very low, (2)Location of grazing areas was concentrated in one location, and was related to the biomass of grasses as their food resource. It is recommended that (1). Pasture areas of Sadengan in Alas Purwo National Park should be properly maintained, and (2). Grasses of Hyptis brevipes Porr. and Cassia Lora L. should be cut prior to flowering."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Tujuan penelitian adalah menggambarkan pengaruh faktor karakteristik lansia, persepsi tentang ancaman keseriusan penyakit dan petunjuk untuk bertindak dalam perawatan hipertensi di wilayah Puskesmas Srondol Semarang. Desain penelitian adalah descriptive correlational dengan pendekatan cross sectional. Sampel 86 lansia. Analisis data dengan uji Chi-Square (α < 0,05).
Hasil penelitian adalah ada pengaruh antara umur, status tinggal, biaya pengobatan, pengetahuan hipertensi, dampak fisiologis, dan dukungan lingkungan. Pengetahuan merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap kepatuhan lansia. Faktor yang paling mempengaruhi kepatuhan dalam perawatan hipertensi adalah biaya pengobatan. Perawat komunitas diharapkan untuk melibatkkan lansia dan keluarga di rumah, supaya dapat melakukan perawatan secara mandiri.

The research objective is to describe the influence of factors characteristic of the elderly, perceptions about the seriousness of the threat of disease and guide to action in the treatment of hypertension in the region Srondol Semarang Health Center. The study design was descriptive correlation cross-sectional approach. Sample was 86 of elderly. The data analysis by Chi-Square test (α <0.05).
The results were no effects of age, residency status, medical expenses, knowledge of hypertension, physiological effects, and environmental support. Knowledge was the factor most related to adherence elderly. The most determinant factor was the compliance in the treatment of hypertension was the cost of treatment. Community nurses are expected to involve elderly and families at home, in order to perform maintenance on their own.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif yang diuraikan secara deskriptif, oleh karena itu penelitian ini menekankan pada data primer yang diperoleh melalui wawancara mendalam dan observasi. Selain itu dengan menggunakan data sekunder melalui kajian daftar pustaka berdasarkan kajian buku akan tergambar perkembangan konsep supervisi. Berdasarkan kerja lapangan yang diterima ditemukan fakta bahwa, di Lembaga Remaja Kelas IIA Tangerang terjadi kelebihan kapasitas penghuni. Hal ini telah ditangani oleh Lembaga namun belum optimal, karena penghuni yang tersedia bukan hanya narapidana, melainkan lebih banyak narapidana titipan. Sehingga mengakibatkan over kapasitas. Berdasarkan over kapasitas Lembaga Pemuda Kelas IIA Tangerang Lembaga Pemuda Kelas IIA Tangerang. Hal ini disebabkan karena semakin meningkatnya faktor tingkat kriminalitas, akibat faktor ekonomi dan kebutuhan hidup. Oleh karena itu dapat disarankan kepada Lembaga agar narapidana tersebut dipindahkan ke lembaga yang belum melebihi kapasitasnya, dan hukuman pengawasan 3 bulan tidak boleh dimasukkan ke dalam Lembaga Pemasyarakatan tetapi diberikan oleh pengurus di dinas sosial

This research used the qualitative approach method that was untangled in a descriptive manner, therefore this research stressed the primary data that was received through the deep interview and observation. Besides using the secondary data through the study of the bibliography be based on study the book will be depicted by the development of the concept of the supervision. Was based on field work was received by the discovery concerning, in the Institution people young class IIA Tangerang happened over occupants capacity. This matter has been done by the handling by the Institution but not yet optimal, because of available occupants are not only the prisoner, but more entrusted prisoner. So as result in over capacity. Based on the over capacity of the Institution people young class IIA Tangerang Institution people young class IIA Tangerang. This because of having the criminal level factor increased, as a result of the economic factor and the requirement for the life. Because of that could be suggested to the Institution that the prisoner must be moved to a institution that have not yet over capacity, and the punishment were supervised 3 months might not be put into the Correctional Institution but were given by the management in the social service."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2008
S10628
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Eksposur resiko menjadi perhatian penting pada sebuah investasi. Khususnya pada bankbank milik Negara, karena banyak pelaku terlibat.bermain disana. PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia perlu mengetahui seberapa besar risiko kerugian yang dapat dialami karena memiliki portfolio investasi 3 saham tersebut. Dalam karya akhir ini akan dihitung besarnya nilai VaR dengan metode monte carlo dan simulasi historis selama 2 tahun lalu dites aktualnya pada tahun ketiga dengan hasil perhitungan 2 tahun sebelumnya. Didapati bahwa pada tinglat Alpha Historis smulasi 5% terdapat 10 kali penyimpangan sedangkan monte carlo ada 11 kali penyimpangan. Hal ini dapat menjadi dasar penggunaaan metode apa yang tepat untuk mengukur sebuah resiko.

Exposure to risk is important concern at an investment. Especially at the state-owned banks, because there are many actors involved.. PT Bank Mandiri, PT Bank Negara Indonesia and PT Bank Rakyat Indonesia needs to know how much the risk of loss can be experienced as it has an investment portfolio of three stocks. In this final paper will count the value of VaR to the monte carlo method and historical simulation over 2 years ago actually tested in the third year with the calculated two years earlier. Found that the Historical Simulation at Alpha 5% deviation whereas there were 10 times 11 times monte carlo any irregularities. This can be the basis of what is appropriate use of methods to measure a risk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Latar Belakang: Aktifitas dan lingkungan penyelaman yang dilakukan penyelam Kopaska memiliki bahaya potensial baik fisik, kimia maupun biologi. Teori adatatif Guritno mengatakan bahwa lingkungan penyelaman merupakan stressor yang menyebabkan manusia melakukan penyesuain, dimana dalam melakukan adaptasinya mengalami strain yang mempengaruhi beberapa organ tubuh manusia. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh kerja jantung : isi sekuncup, frekuensi denyut jantung dan curah jantung dengan kerja fisik submaksimal menggunakan media napas oksigen 100% dan udara kompresi di kedalaman 5 meter pada penyelam Kopaska. Metode: Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan cross over design. Subyek penelitin 22 orang penyelam Kopaska, dibagi dua kelompok, yaitu oksigen 100% (intervensi) dengan udara kompresi (kontrol). Kerja fisik submaksimal menggunakan sepeda ergocycle dengan metode Astrand modifikasi Guritno. Hasil: Perbandingan respon kardiovaskuler antara media napas oksigen 100% dengan udara kompresi kondisi hiperbarik saat istirahat, respon isi sekuncup dengan nilai value-p p = 0.655, frekuensi denyut jantung p = 0.512 dan curah jantung p = 0.769 (p > 0.05). Dalam kondisi hiperbarik saat pembebanan fisik submaksimal 2 Kp, respon isi sekuncup dengan nilai value-p p = 0.655, frekuensi denyut jantung p = 0.512 dan curah jantung p = 0.769 (p > 0.05). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada sistem kardiovaskuler berupa respon isi sekuncup, frekuensi denyut jantung dan curah jantung antara media napas oksigen 100% dengan udara kompresi di kedalaman 5 meter baik saat istirahat maupun saat pembebanan fisik submaksimal 2 Kp.
Background: activities and environmental dives conducted frogmen divers have good potential danger of physical, chemical and biological. "Guritno adatatif Theory" says that the dive environment is a stressor that causes people to do adjustment, which in doing adaptation subjected to strain that affects several organs of the human body. This study aims to prove the influence of the heart: stroke volume, heart rate and cardiac output with submaximal physical work using the media breathing 100% oxygen and compressed air at a depth of 5 meters at divers frogmen. Methods: This study is an experimental study with cross-over design. The subjects of the research is conducted 22 divers frogmen, divided into two groups, namely oxygen 100% (intervention) with compressed air (control). Submaximal exercise using a bicycle Ergocycle Astrand method "Guritno modification". Results: Comparison of cardiovascular responses between the media breathing oxygen 100% (hyperbaric hyperoxia) with compressed air (hyperbaric ?hyperoxia air?) conditions hyperbaricat rest, stroke volume response with value-p of p = 0.655, heart rate p = 0.512 and cardiac output p = 0.769 (p> 0.05). In conditions hyperbaric submaximal exercise 2 Kp, stroke volume response with value-p of p = 0.226, heart rate p = 0.647 and cardiac output p = 0.195 (p> 0.05). Conclusions: There were no significant differences in the response of the cardiovascular system such as stroke volume, heart rate and cardiac output between the media breathing oxygen 100% with compressed air at a depth of 5 meters both at rest and during submaximal exercise 2 Kp."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"Kiai, alumni and santri Ilir kali first confronted with the PRD and SMID who spearheaded the various demonstrations of labor movement in East Java. Now, communism as the common enemy no longer has a clear personification and increasingly blurred. The intensity of the conflict become more intensified in mid-1998 in various areas in Java, forcing the local elites in Modjosongo do institutionalization consolidation of local leaders. Incident "communal praying" created as common platform transformation media for religion, politics and economic elite's in Madukara. When labors' demonstrations took place in Madukara several times in the transition era of the Reformation, Islamic propaganda becoming part of subjugation. This article presents how the position of the santri and the dilemma in the frame space of capital that flourished in the city."
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suhadi
"ABSTRACT
This article assumes that language is not only a way of saying things (informative), but also a way of doing things (performative) or exercising power Through conducting eight focus group discussions (FGDs) involving 39 Christian participants in Surakarta Central Java, this research studies the Christians discourse on their fellow Muslims. In those FGDs, I stimulated the participants discussion by the basic question, How do you speak about Muslims. Though the question is about Muslims, but in fact sometimes they also speak about themselves. I am concerned about the discursive study of religion taking advantage from Norman Fairclough discourse analysis theory and method focusing on the analysis of linguistic practice, discursive practice, and social practice. As a result, the discussions of participants were on a hegemonic struggle between dominant and peripheral voices to define what is considered (ab)normal Muslims. Christian participants identified extremist (fanatical, fundamentalist) Muslims as abnormal. They positioned extremists and excessive persons as extraordinary. Thus, they identified extremism as not the norm but an exception to the rule of religions. In distinguishing between normal and extreme the participants primarily positioned themselves as normal or ordinary religious people who are moderate. They identified those who cause conflict as neither moderate Muslims nor moderate Christians, but fundamentalists in their respective faiths."
Yogyakarta: PCD Press, 2017
PCD 5:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
F. Suhadi
"Tujuan penelitian ini ialah :
(1) Mempelajari aspek C. botulinum pada pengawetan ikan dengan proses radurisasi, khususnya terhadap bahaya keracunan toksin botulinum;
(2) Pengembangan metode penentuan toksin secara in vitro, berdasarkan sifat hambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase oleh pengaruh toksin botulinum;
(3) Sebagai latar belakang dipelajari pula sebaran tipe-tipe C. botulinum di wilayah perairan Indonesia bagian barat.
C. botulinum yang terdapat dalam sampel lumpur dan organisme laut yang berasal dari wilayah perairan Indonesia bagian barat terutama bukan tipe E dan bersifat proteolitik.
Pembentukan toksin pada ikan segar yang disimpan pada suhu 10,5 dan 7,400 terjadi sebelum atau setelah ikan menjadi busuk, bergantung pada perlakuan jenis ikan, dosis iradiasi, strain, dan tingkat inokulasi spora. Sedangkan bila penyimpanan dilakukan pada suhu 5,60C pembentukan toksin terjadi setelah ikan menjadi busuk, tanpa mempertimbangkan perlakuan yang digunakan dalam percobaan. Peranan dosis radurisasi berpengaruh hanya terhadap peningkatan daya simpan ikan; sedang perlakuan suhu rendah, selain.meningkatkan daya simpan, juga menghambat proses pembentukan toksin.
Pembentukan toksin botulinum tipe B proteolitik pada ikan pindang yang mengandung garam kurang dari 1,0 persen terjadi sebelum atau setelah ikan menjadi busuk, bergantung pada tingkat inokulasi spora. Sedangkan pada sampel yang mengandung garam antara 4-6 persen, pembentukan toksin terjadi setelah ikan menjadi busuk, tanpa mempertimbangkan strain dan tingkat inokulasi spora. Proses radurisasi dan penggaraman bersifat sinergis, baik terhadap peningkatan daya simpan ikan pindang, maupun terhadap penundaan pembentukan toksin.
Isolasi dan pemurnian toksin C. botulinum tipe B menghasilkan sekitar 20 ml filtrat, dengan aktivitas spesifik sekitar 1,2x107 MLD per ml (1,0x107 MLD per mg protein). Kromatografi toksin hasil isolasi melalui kolom Sephadex G-200 menunjukkan pola protein berpuncak tunggal, dan mendekati bentuk simetris. Uji electroforesis disk gel poliakrilamid dan uji imunodifusi gel agar, berturut-turut menghasilkan pita protein dan garis presipitasi tunggal.
Toksin botulinum bersifat menghambat aktivitas enzim asetilkolinesterase. Pengaruh toksin tipe E (3,0xlO- 3,OxlO-3 mg) dan tipe B (3,0x10-4 - 3,0x10-3mg) terhadap aktivitas enzim 0,175 unit, berturut-turut mengakibatkan hambatan berkisar antara 10-16 dan 17-20 persen. Metode hambatan aktivitas enzim asetilkolinesterase dapat digunakan untuk penentuan kuantitatif toksin dalam ekstrak biakan C. botulinum, tetapi tidak dalam ekstrak ikan yang bersifat toksik.

The Aspect of Clostridium Botulinum in Fish Preservation by Irradiation and the development of in Vitro Toxin Assay The objectives of this investigation were:
(1) To study the aspect of C. botulinum in fish preservation by radurization process especially on botulism hazard;
(2) The development of in vitro toxin assay, based on the activity inhibition of acetylcholenesterase, caused by botulinum toxin; (3) distribution of C. botulinum types in western part of Indonesian waters, as the background of the investigation.
The presence of C. botulinum in samples of sediment and marine organisms, collected from fishing areas of the western part of Indonesian waters was especially proteolitic non type E.
Toxin formation by non-proteolitic strain of
C. botulinum type B in fish under storage at 10,5 and 7,4°C was detected before or after the samples were spoiled, depending on fish species, irradiation dose, bacterial strain, and spores inoculum?s level. When the samples were stored at 5,60C, the toxin was detected after the samples was spoiled, regardless the treatments conducted in this experiment. Radurization dose 'caused the extension of storage life, while the effect of storage at low temperatures caused both the extension of storage life and the delayed toxin formation.
The toxin formation by proteolytic strain C. botulinum type B in radurized Pindang fish (the salt content less than 1%) was detected before or after the samples were spoiled, depending on the level of spore?s inoculum. Samples with salt content around 4-5%, the toxin were detected after the samples was spoiled, regardless the bacterial strain and spores inoculum level. Radurization process and salt making synergistically extended the storage life and delayed the toxin formation.
The isolation and purification of type B toxin resulted in filtrate with spesific activity of 1,2x107 MLD per ml (1,0x107 MLD per mg protein). Chromatography of the filtrate through Sephadex G-200 column showed a single peak pattern. Agar gel immunodiffusion test with filtrate G-200 showed a single precipitation line.
Botulinum toxin inhibited the activity of acetylcholenesterase. The effect of type E toxin E (3,0xlO- 3,OxlO-3 mg) and type B toxin B (3,0x10-4 - 3,0x10-3mg) on 0,175-unit enzyme produced the inhibition around 10-16 and 17-20 percent.
The acetyicholenesterase activity inhibition method could be applied for quantitative analysis of botulinum toxin in extract culture, but not for fish extract."
1990
D335
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Suhadi
"Latar Belakang. Banyak tulisan tentang minyak bumi namun yang dikaitkan dengan pertahanan keamanan negara (Hankamneg), apalagi secara eksplisit, sulit ditemukan. Sudut pandang tulisan tersebut tergantung latar belakang serta keahlian para penulisnya. Dari sebagian tulisan, yang berhasil diamati oleh penulis, dibagi-bagi seperti tersebut di bawah ini.
Pertama, tulisan oleh para ahli tehnik pertambangan. Kelompok ini melihat energi minyak bumi sebagai produk pertambangan dan pertambangan teknologinya. Tulisan-tulisan kelompok ini lazimnya dituangkan sebagai Hasil-hasil Lokakarya Energi, yang dikeluarkan secara tahunan dan yang dikoordinir oleh Badan Koordinasi Energi Nasional (BAKOREN) atau Komite Nasional Indonesia (KNI)-world Energy Conference (NEC). Penulisnya antara lain adalah Soedarno Martosewoyol.
Kedua, yang penulisnya bukan ahli teknik pertambangan dan yang dikaitkan dengan keadaan ekonomi di Indonesia. Penulis tersebut melihat kaitan antara elastisitas pendapatan per kapita dan pemakaian beberapa jenis dari energi minyak bumi (Premium, minyak tanah, dan minyak solar). Penulisnya antara lain adalah Bambang Tri joso.2
Ketiga, yang penulisnya terutama melihat tentang penyediaan minyak bumi di Indonesia. Penulis tersebut melihat bahwa energi minyak bumi, yang mempunyai peranan sangat panting bagi kehidupan masyarakat di Indonesia, harus diupayakan ketersediaannya. Penulisnya antara lain adalah RIJ Soetopo3 dan Soehoed. R.4
Keempat, sejarah telah pula mencatat bahwa minyak bumi dapat menjadi sumber konflik. Hal itu seperti yang dapat kita lihat pada Perang Teluk.5
Berdasarkan alasan dan pertimbangan tersebut di atas maka dipilih judul tulisan atau thesis ini yaitu "Energi Minyak Bumi dalam (rangka) Ketahanan di bidang Hankamneg."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>