Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Subhan Maulana Syifa
"Hingga saat ini terjadinya perubahan iklim beserta dampaknya sudah mulai dirasakan hampir di seluruh dunia, termasuk juga di Indonesia. Perubahan iklim memiliki dampak yang penting dalam produksi tanaman teh. Tanaman teh sangat bergantung pada distribusi curah hujan dan suhu udara yang baik. Perubahan iklim akan menyebabkan kerentanan pada perkebunan teh sehingga perlu untuk memetakan kerentanan perkebunan teh terhadap perubahan iklim di wilayah Puncak Gunung Gede Pangrango. Penilaian kerentanan dilihat dari tiga aspek yaitu keterpaparan, sensitivitas dan kapasitas adaptasi.
Pemetaan kerentanan dilakukan menggunakan analisis spasial dengan teknik skoring yang dipadukan dengan metode AHP dan weighted sum, sehingga diperoleh hasil yang menunjukan bahwa sebagian besar (sekitar 80 persen) area perkebunan teh di wilayah Puncak memiliki kerentanan wilayah terhadap perubahan iklim dalam kategori sedang. Perkebunan teh yang paling rentan (kerentanan tinggi) adalah perkebunan teh Gunung Mas yang disebabkan oleh tingginya dampak potensial dan rendahnya kapasitas adaptasi yang dimiliki, sebagian besar lahan perkebunan teh yang sangat rentan terhadap perubahan iklim berada di sebelah utara puncak Gunung Gede Pangrango.

Until now, climate change and its impacts are already being felt almost all over the world, including in Indonesia. Climate change has a significant impact in the production of tea plants. Plants are highly dependent on the distribution of rainfall and air temperature. Climate change will lead to vulnerabilities in the tea plantation so it is necessary to map the vulnerability to climate change of tea plantations in the Peak region. Vulnerability assessment viewed from three aspects: exposure, sensitivity and adaptive capacity.
Vulnerability mapping using spatial analysis by scoring technique combined with the AHP and the weighted sum method, so that the obtained results show that the majority (approximately 80 percent) in the tea plantation area of the Peak has areas of vulnerability to climate change in the medium category. Tea plantations are most vulnerable (high vulnerability) is Gunung Mas tea plantation is due to high potential impact and low adaptive capacity owned, tea plantations mostly highly vulnerable to climate change are in the north peak of Gede Pangrango Mountain.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Maulana Syifa
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kesediaan warga untuk membayar uang sewa Rusunawa Jatinegara Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui basar perubahan pendapatan dan pengeluaran warga saat sebelum dan sesudah relokasi ke rusunawa, selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar warga, dan kemudian untuk membandingkan harga sewa yang diberikan terhadap biaya operasional dan pemeliharaan rusunawa. Metode yang digunakan untuk mengetahui perubahan pendapatan dan pengeluaran adalah dengan metode Paired Samples Test, sedangkan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar warga adalah dengan metode analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan pendapatan dan pengeluaran warga rusunawa saat sebelum dan sesudah relokasi, terdapat tiga faktor yang mempengaruhi nilai kesediaan membayar yaitu pendapatan total keluarga, jenis kelamin dan kebijakan relokasi. Kemudian harga sewa yang harus dibayarkan untuk dapat menutupi biaya operasional dan pemeliharaan adalah sebesar Rp 937.757,23/bulan.

ABSTRACT
This study discusses about the willingness of citizens to pay Rental Flats of West Jatinegara. The purpose of this research is to know about income and expenditure change of people before and after relocation to rusunawa, then to know the factors that influence the value of willingness to pay, and then to compare the rent price given to operational cost and maintenance of rusunawa. The method used to determine the change of income and expenditure is by Paired Samples Test method, while to know the factors that influence the value of willingness to pay is by multiple linier regression analysis method. The results showed that there was an increase in income and expenditure of Rusunawa residents before and after the relocation, there are three factors that affect the value of the willingness to pay that are the total family income, gender and relocation policy. Then the rental price to be paid to cover operational and maintenance costs is Rp 937,757.23 month."
2018
T49563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Subhan Maulana Syifa; Yusmansyah
"ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus meni ngkat tercermin dalam beberapa indikator, salah satu indikator tersebut adalah peningkatan lalu-1intas bai k manusia maupun barang antar daerah maupun i ntra daerah. Distri busi barang dan jasa yang berlangsung terus menerus menimbulkan kebutu-han transportasi yang semakin cepat, murah dan aman.
Salah satu atat pengawasan transportasi bermotor ini ialah sarana jembatan tirnbang yang secara lengkapnya mempun-yai fungsi, pertama perlindungan terhadap jalan, kedua perlindungan terhadap kendaraan, ketiga sebagai pengumpul data arus kendaraan, jenis dan berat barang dan keempat mengurangi jumlah kecelakaan di jalan raya .
Tahun 1982 atas perintah Pangkopkamtib seluruh jembatan timbang ditutup dan hanya boleh melakukan uji petik karena ditunding rnenyebabkan ekonomi biaya tinggi.
Untuk membantu Pemerintah dalam hal jembatan timbang ini suatu pemi kiran dari pihak swasta untuk berpartisipasi secara aktif yaitu dengan jalan memperbaiki sistim perangkat keras dari jembatan timbang sekaligus perangkat lunaknya yang berupa sistim informasi manajemen, sehingga layaknya* suatu revenue center, dapat dilakukan kontrol yang memadai yang pada gilirannya memberikan service yang baik dan rneng-
hindari terjadinya "ekonomi biaya tinggi" angkutan truk.
Pendekatan yang dilakukan adalah model BOT, bun 1d, operate and transfer. Dari pembahasan yang telah dilakukan terl ihat bahwa proyek kornputerisasi jembatan timbang dengan asurnsi biaya retribusi sebesar Rp 1.500,- kalau dianalisa dengan metode Payback Period , akan kembali dalam jangka waktu 3 tahun 1 bulan. Perhitungan dengan alat analisa kedua yaitu Net Present Value menunjukkan bahwa proyek tersebut mempunyai NPV sebesar Rp. 18,891 juta , sedangkan dengan metode analisa ketiga yang digunakan adalah "Internal rate of Return" , proyek komputerisasi jembatan timbang ternyata rnenghasi 1 kan IRR 49.75% dibandingkan dengan biaya modal yang diasumsikan sebesar 30%. Metode analisa yang keempat Cost Benefit Ratio, untuk proyek komputerisasi jembatan timbang menghasilkan Gross B/C ratio sebesar 1.15 sedang Net B/C sebesar 1.43.
Alat analisa terakhir^untuk mengevaluasi apakah proyek ini dapat dijalankan atau tidak adalah dengan menggu-nakan Sensitivity analisis, dari penurunan arus kas masuk sebesar 15 % ternyata terjadi perubahan yang menyolok dalam Net Present Value, Internal Rate of Return dan Net B/C ratio
yang kami anggap ketiga cara ini menggambarkan kadaan kese-
* luruhan analisa. NPV sesudah terjadi perubahan, nilainya
menjadi sebesar Rp. 9,442 juta jadi ada penurunan sebesar
Rp. 9,449 juta atau sebesar 50 %., sedangkan pada IRR peru-bahannya dari 49.75 % rnenjadi 38.12 % ada penurunan sebesar 23 %, pada Net B/C ratio berubah dari 1.43 menjadi 1.21.
Disamping itu analisa pulang pokok menunjukan bahwa pada bi'aya retribusi sebesar Rp. 1,107,- terjadi 'break even point'.
Dari hasil analisa diatas dapat disimpulkan bahwa proyek kornputerisasi Jembatan Timbang feasible untuk dilak-sanakan."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library