Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soehardjo
Semarang: Universitas Diponegoro, 1977
320.1 Soe i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjo
Semarang: Dahara Prize, 1991
342.02 SOE b (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjo
Semarang: Dahara Prize, 1994
320.1 SOE i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Soehardjo
Semarang: [publisher not identified], 1977
320.1 SOE t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Soehardjo
"PT. Krakatau Engineering Corporation adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang rancang bangun, rekayasa induslri dan manajemen proyek konstruksi. Perusahaan ini dibentuk untuk ikut berperan serta dalam proyek peningkatan kapasitas produksi PT Krakatau Steel pada tahun 1989-1990 dan mengantisipasi perluasan PT. Krakatau Steel yang diperkirakan dimulai tahun 2003 (semula direncanakan tahun 1997) dan dinamakan proyek Second Generation Steel Mill (SGSM).
Perusahaan ini mengerjakan produk/jasa yang selalu berlainan untuk masing-masing jasa/proyek yang dikerjakannya (sesuai dengan permintaan konsumen/klien). Biaya overhead dalam struktur biaya perusahaan mencapai ±20% dari total biaya, dari jumlah itu biaya yang dominan adalah biaya tenaga kerja (tenaga tetap/organik maupun kontrak) sebesar ± 60 %.
Perusahaan dalam mengalokasikan biaya overhead selama ini dengan sistem biaya tradisional yaitu dengan menggunakan bobot dari perbandingan prosentase biaya langsung yang telah dikonsumsi oleh masing-masing proyek. Untuk proyek-proyek CRM, KWT, PLN dan PIM, adalah sebagai berikut:
*untuk tabel lihat file fdf asli.
Dengan cara di atas menghasilkan data yang terdistorsi karena sistem biaya tradisional menyamaratakan cost drivernya (hanya satu), maka pembebanan biaya overhead menjadi tidak akurat. Hal ini disebabkan karena semua biaya termasuk yang berhubungan dengan batch related activity, facility sustaining activity, dan product related activity dialokasikan dengan cost driver yang sama. Dengan menggunakan sistem Activity Based Costing kendala di atas dapat diatasi. karena dalam sistem ini lebih memperhatikan hubungan sebab akibat (cause and effect relationship) antara sumber daya yang digunakan dcngan aktivitas yang ada, dan dalam sistem ini menggunakan cost driver yang disesuaikan dengan aktivitasnya (unit level activities, bacth related activities, facility sustaining activities atau product related aetvities).
Dengan menggunakan sistem Activity Based Gosling apabila dibandingkan sistem Tradisional akan menghasilkan data sebagai berikut :
*untuk tabel lihat file pdf asli.
Pcrusahaan selama ini menggunakan sistem biaya Tradisional apabila dibandingkan dengan sistem ABC akan menghasilkan data sebagai berikut :
*untuk tabel lihat file pdf asli.
Ketidak akuratan pendistribusian biaya tidak langsung (overhead) akan menyebabkan data biaya tidak akurat, sehingga data tersebut akan menyesatkan jika digunakan dalam pengambilan keputusan oleh manajemen. Oleh karena itu PT Krakatau Engineering Corporation sebaiknya segera menerapkan sistein Activity Bused Costing, hal ini untuk menghindari death spiral effect yang mungkin akan terjadi pada perusahaan ini. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T15580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ediana Soehardjo
"Telepon selular berbasis digital GSM (Global System for Mobile communications), disebut sebagai telepon selular digital generasi kedua yaitu teknoiogi dengan kapasitas, kecepatan dan kemampuan teknologi generasi kedua dari GSM phase 1 / GSM 900 , saat ini telah sampai ke GSM phase 2/ GSM 1800 dan phase 2+ / GPRS dan EDGE . Indonesia merupakan pasar industri selular yang sangat menjanjikan, jika diperhitungkan penduduk Indonesia yang mencapai 210 juta orang , pelanggan selular baru 21 juta tentu merupakan prospek pangsa pasar yang sangat menggiurkan. Pertumbuhan peianggan seiring kompetisi pasar dan tuntutan pelanggan atas Iayanan sesuai dengan kebutuhan mereka , telah menyebabkan operator seluler menetapkan strategi pemasaran berdasar pada segmentasi , dengan dua katagori RETAIL dan KORPORASI.
Untuk segmen korporasi potensial pasar yang bisa digarap adalah minimum 1.254.000 orang pada tahun 2005, namun saat ini penetrasinya masih rendah, belum mencapai 20 % , dan segmen ini tidak nampak menonjol. Hal ini diduga karena bentuk komunikasi pemasarannya menggunakan pendekatan below the line. Bentuk promosi terbatas yang langsung fokus ke pelanggan yang ditargetkan. Penelitian untuk strategi komunikasi pemasaran pelanggan segmen korporasi menggunakan metode penelitian kualitatif, positivistic dengan pendekatan studi kasus pada operator seluler PT. Telkomsel.
Pada tesis ini digambarkan sedikit situasi persaingan antar operator seluler, konsep kebutuhan komunikasi , dan pola perilaku high envolvement decision, serta beberapa konsep pemasaran dan komunikasi pemasaran sebagai landasan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa operator yang menjadi market leader bisnis seluler di Indonesia ini, tidak nampak menggunakan agresilitas yang sama antara segmen retail dan korporasi. Hal ini nampak dari banyaknya pengakuan yang melegitimasi branding produk dan layanan telkomsel untuk segmen retail tidak terdapat pada segmen korporasi. Taktik komunikasi pemasaran untuk segmen retail fokus pada taktik above the line, sementara segmen korporasi fokus hanya menggunakan taktik below the line.
Sementara itu untuk pangsa pasar korporasi yang cukup besar, dengan membilang ratio jumlah corporate account staf 1 : 2000 pelanggan dari 46 perusahaan , maka taktik below the line , dengan direct selling dan personal seling tidak akan mencukupi. Pasar korporasi bisa digarap dengan lebih efektif dengan bentuk komunikasi pemasaran yang Iebih baik. Beberapa bentuk komunikasi pemasaran seperti yang disampaikan dalam rekomendasi peneliti adalah menambahkan bentuk komunikasi pemasaran above the line. Bentuk promosi massa , namun tetap fokus ke pelanggan yang ditargetkan. Misal : advetorial, wawancara eksklusif di TV atau bentuk lainnya. Hal ini dianggap perlu dilakukan , karena tindakan tersebut akan bisa mengangkat image corporate Telkomsel secara luas atas tersedianya diversifikasi pelayanan untuk sebuah komitmen kerjasama antar perusahaan -yang besar. Sehingga pada akhirnya akan mempermudah proses akuisisi pelanggan maupun mempertahankan Ioyalitasnya untuk sebuah akselerasi pertumbuhan market share yang signifikan yang diharapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library