Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Satriyo Wibowo
"Pengangguran usia muda merupakan masalah yang membutuhkan perhatian. Untuk itu upaya membantu remaja dalam mempersiapkan diri memasuki dunia kerja menjadi penting. Kesiapan individu untuk membuat keputusan karir dengan informasi yang cukup dan sesuai dengan usianya serta menyelesaikan tugas-tugas yang berkaitan dengan perkembangan karir disebut dengan kematangan karir. Keyakinan diri dan pusat kendali merupakan prediktor yang relevan dalam mempelajari kematangan karir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pusat kendali dan keyakinan diri keputusan karir terhadap kematangan karir siswa SMK Negeri 6 Jakarta.
Jumlah responden penelitian sebanyak 115 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan cara multistage random sampling. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif, yaitu penelitian yang melakukan pengujian hipotesis dan menganalisis hubungan di antara variabel-variabel. Dalam penelitian ini digunakan konsep pusat kendali yang dikembangkan oleh Levenson (1972) yang membagi pusat kendali ke dalam tiga dimensi, yaitu Internal (I), Powerful-others (P), dan Chance (C). Konsep keyakinan diri keputusan karir yang digunakan merupakan konsep yang telah dikembangkan oleh Betz dan Taylor (2000) yang menunjukkan tingkat keyakinan individu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam membuat keputusan karir. Untuk mengukur kematangan karir digunakan instrumen yang dikembangkan Super et al. (1981) yang dikenal sebagai career development inventory (CDI). Analisis statistika yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pusat kendali dimensi internal mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keyakinan diri keputusan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa hasil kerja serta karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha, kemampuan, dan pengambilan keputusan sehingga akan meningkatkan keyakinan diri siswa dalam mengambil keputusan karir. Keyakinan diri keputusan karir berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang mempunyai keyakinan diri keputusan karir yang tinggi akan berpikir bahwa hambatan atau kendala selalu dapat diatasi melalui pengembangan diri dan ketekunan, sehingga akan menghasilkan kesiapan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karir. Pusat kendali dimensi internal berpengaruh secara signifikan terhadap kematangan karir. Siswa yang memiliki pusat kendali internal merasa bahwa karirnya tergantung dari faktor internal, antara lain usaha dan kemampuannya sehingga siswa akan aktif mencari informasi dan berusaha keras untuk mencapai karir yang diharapkan.

Youth unemployment is a problem that requires attention. Therefore, the effort to help youth in preparing themselves to enter the world of work becomes important. Career maturity refers to the individual?s readiness and awareness to make age-appropriate career decisions and cope with career development tasks. Self- efficacy and locus of control are a relevant predictors in studying career maturity. This study aims to determine the effect of locus of control and career decision-making self-efficacy on students' career maturity of SMK Negeri 6 Jakarta.
Total respondents of this research are 115 students. The sampling technique used was multistage random sampling. This is an explanatory research which is to test hypotheses and analyze the relationship between the variables. This study use the concept of locus of control developed by Levenson (1972) that divide locus of control into three dimensions, Internal (I), Powerful-others (P), and Chance (C). Career decision-making self-efficacy concept used is the concept that developed by Betz and Taylor (2000), which shows individual?s belief in completing the tasks necessary to making career decisions. The instrument used to measure career maturity was developed by Super et al. (1981), known as the Career Development Inventory (CDI). Statistical analysis used to test the hypothesis is path analysis.
The results showed that internal locus of control dimension has a significant effect on career decision-making self-efficacy. Students who have internal locus of control feel that the work and his career depends on internal factors, such as an effort, ability, and decision making that will enhance students' self-efficacy in making career decisions. Career decision-making self-efficacy significantly influence career maturity. Students who have high self-efficacy would think that the barriers or constraints can always be solved through selfdevelopment and persistence, so that will result readiness in completing career development tasks. Internal locus of control dimension significantly influence career maturity. Students who have internal locus of control feel that his career depends on internal factors, such as efforts and abilities so that students will actively seek information and strive to achieve the expected career."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28146
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Satriyo Wibowo
"Pengembangan sistem penagihan dan pengumpulan iuran yang dilakukan oleh PT Askes (Persero) didalam operasional Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan beradasarkan kerangka sistem yaitu analisis input, proses dan output serta berdasarkan pengembangan dari sistem yang ada dan digunakan selama ini yang berdasarkan asuransi sosial peserta pegawai negeri sipil. Analisis Input dilakukan dengan mengindentifikasi seluruh komponen yang ada didalam sistem. Analisis proses dengan melakukan analisis resiko seluruh komponen dan proses yang akan digunakan didalam pengembangan sistem. Outputnya adalah mengembangkan sistem yang ada berdasarkan analisis input dan proses yang telah dilakukan.

System developing for Premium Collection made by PT Askes (Persero) in the operational of Badan Penyelenggara Jaminan Sosial base on the framework of analysis that is input, process and output as well as on the development of the system and is used for social insurance based upon the civil service employment. Input analysis is done by identification of all components describe in the system. Analysis of the risk analysis process by doing all components and processes that will be used in the developing of the system. Output is to develop systems that are based on the analysis of the inputs and processes that have been done."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Satriyo Wibowo
"Pendahuluan: Pembedahan pada anak berbeda dengan orang dewasa, khususnya pada pembedahan tumor malignant muskuloskeletal anak. Kompleksitas kondisi preoperatif, termasuk status nutrisi, kemoterapi neoadjuvant, kondisi klinis umum yang buruk serta jenis pembedahan dapat mempengaruhi kondisi pascaoperatif, dan luaran baik klinis dan onkologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi preoperatif, intraoperatif yang mempengaruhi pascaoperatif, luaran fungsional dan onkologi.
Metode: Penelitian ini secara retrospektif meninjau delapan puluh tiga subjek pasien tumor muskuloskeletal ganas pediatrik yang menjalani operasi baik sebagai salavage atau prosedur amputasi dari 2017-2021. Data perioperatif, hasil fungsional dan onkologis pada tindak lanjut 1 tahun dikumpulkan.     
Hasil: Dari 83 subjek penelitian, osteosarkoma adalah tumor yang paling banyak ditemukan (90,4%), Ewing sarkoma (3,6%), rhabdomyosarcoma (3,6%), Ewing sarkoma ekstraskeletal (1,2%), dan limfoma ganas (1,2%). Tingkat kelangsungan hidup 1 tahun adalah 72,3%, dan 37,3%. Usia, jenis tumor, tormbosit praoperatif, albumin, dan ASA dihubungkan dengan durasi operasi (p<0,01). Faktor-faktor yang terkait dengan jumlah kehilangan darah adalah usia, jenis operasi, dan kadar albumin (p<0,01). Usia dan kehilangan darah memiliki hubungan dengan hasil fungsional (p<0,01).
Kesimpulan: Faktor praoperatif yang mempengaruhi hasil adalah usia. Pada kelompok subjek yang memiliki komplikasi pasca operasi relatif memiliki tingkat metastasis yang lebih tinggi. Kehilangan darah intraoperatif adalah salah satu faktor prognostik untuk komplikasi pasca operasi yang dikaitkan dengan jenis tumor, usia, dan tingkat albumin. 

Introduction: Surgical procedure in children is different from adults, especially in pediatric malignant musculoskeletal surgery. The complexity of preoperative condition, including nutritonal status, neoadjuvant chemoteraphy, anemic, poor general condition and type of surgery that may affect the postoperative and outcome. This study aims to evaluate preoperative, intraoperative parameters that affect the postoperative, functional and oncologic outcome.
Methods: The study retrospectively reviewed eighty-three subjects of pediatric malignant musculoskeletal tumor patients who underwent surgery either as salavage or ablation procedures from 2017-2021. Perinoperative data, functional and oncological outcomes on a 1-year follow-up were collected.           
Results: Of  the 83 study subjects, osteosarcoma was the most common tumor (90.4%), Ewing sarcoma (3.6%), rhabdomyosarcoma (3.6%), extraskeletal Ewing sarcoma (1.2%), and malignant lymphoma (1.2%). The 1-year survival rate was 72.3%, and 37.3%. Usia, tumor type, preoperative tormbocytes, albumin, and ASA were associated with surgical duration (p<0.01). Factors associated with the amount of blood loss are age, type of surgery, and albumin levels (p<0.01). Age and  blood loss have a relationship with functional outcomes (p<0.01).
Conclusion: The preoperative factor influencing outcomes is age. In the group of subjects who had postoperative complications relatively had a higher rate of metastases. Intraoperative blood loss is one of the prognostic factors for postoperative complications associated with tumor type, age, and albumin levels. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Satriyo Wibowo
"Salah satu strategi pemberantasan soil transmitted helminthes (STH) adalah dengan edukasi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan pencegahan STH terutama pada anak yang tinggal di lingkungan yang padat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pencegahan STH dengan karakteristik demografi anak panti asuhan. Studi cross sectional dilakukan di panti asuhan X, Lubang Buaya, Jakarta Timur pada tanggal 10 Juni 2012 dengan mengikutsertakan semua anak sebagai subyek penelitian. Subyek diminta mengisi kuesioner yang berisi delapan pertanyaan mengenai pencegahan STH. Data diolah dengan program SPSS versi 20 dan diuji dengan Kolmogorov Smirnov. Hasil penelitian menunjukkan jumlah anak yang dijadikan subyek adalah 153 anak, usia 6-12 tahun 54,2%,13-15 tahun 37,3% dan > 16 tahun 2%; laki-laki 41,8%, perempuan 58,2%; pendidikan SD 52,3%, SMP 37,9% dan SMA (9,8%). Sebanyak 68% anak tidak memiliki pengalaman cacingan baik diri sendiri maupun orang di sekitarnya. Anak yang mempunyai pengetahuan baik (3,3%), sedang (22,9%) dan pengetahuan kurang (73,9%). Uji Kolmogorov Smirnov menghasilkan p>0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan pencegahan STH dengan karakteristik demografi, yaitu, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pengalaman cacingan. Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pencegahan STH tergolong kurang dan pengetahuan tersebut tidak berhubungan dengan karakteristik demografi anak di Panti Asuhan X, Jakarta Timur.

One strategy for combating soil transmitted helminthes (STH) is the health education improving knowledge of STH prevention, especially in children who live in crowded environments. This study aims to determine the relationship between knowledge level and characteristics in orphanage. Cross-sectional study conducted in an orphanage X, Lubang Buaya, East Jakarta on June 10, 2012 including all children as research subjects. Subjects were asked to fill questionnaire containing eight questions about STH prevention. The data were processed using SPSS version 20 and tested with the Kolmogorov Smirnov. The results show the number of children who are the subject is 153 children, age 6-12 years 54.2%, 13 to 15 years and 37.3%, > 16 years old 2%; male 41.8%, female 58.2%; primary education 52.3%, junior high school 37.9% and senior high school 9.8%. As many as 68% of children do not have experience of worm infection either themselves nor those around them. Children who have good knowledge (3.3%), moderate (22.9%) and lack of knowledge (73.9%). Kolmogorov Smirnov test produces p> 0.05, which means no significant difference between the knowledge level of STH prevention with demographics, such as, age, gender, education level, and experience of worm infection. In conclusion, knowledge level about the prevention of STH is not associated with children’s characteristics in the orphanage X, East Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satriyo Wibowo
"Tesis ini membahas tentang Peranan Kementerian Sekretariat Negara dalam melaksanakan proses penataan Lembaga Non Struktural yang dipicu oleh pelaksanaan fungsi pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat yang terwujud dalam amanat kepada Menteri Sekretaris Negara dari DPR dalam sebuah kegiatan Rapat Kerja. Dengan menggunakan metode penelitian Yuridis Normatif, pendekatan dengan menggunakan teori Pembagian Kekuasaan, teori sistem pemerintahan, teori demokrasi, teori kewenangan dan teori pengawasan. Serta penggunaan konsep-konsep tentang lembaga negara, lembaga non struktural, serta konsep kedaulatan. Untuk memperoleh kesimpulan dari tujuan penelitian hal-hal yang disampaikan adalah meliputi sejarah Kementerian Sekretariat Negara, Proses Penataan Lembaga Non Struktural, Peranan Kementerian Sekretariat Negara dalam sistem pemerintahan Indonesia, peran dan fungsi Dewan Perwakilan Rakyat secara umum, dan fungsi pengawasan pada khususnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil bahwa peranan Kementerian Sekretariat Negara dalam melaksanakan penataan lembaga non struktural adalah terbatas pada pemberian dukungan analisis kepada Presiden terhadap keberadaan lembaga non struktural yang ada. Dalam kerangka pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Pemerintah terdapat penyimpangan antara praktek dengan teori sistem pemerintahan Presidensial yang telah ditetapkan dalam Undang-undang Dasar 1945 sebagai sistem pemerintahan yang digunakan oleh bangsa Indonesia. Dengan demikian mengakibatkan tidak optimalnya fungsi pengawasan DPR dan dapat menimbulkan abuse of power oleh DPR.

This thesis discusses the role of the Ministry of the State Secretariat in implementing non-structural institution structuring process that is triggered by the implementation of the House of Representatives oversight functions are embodied in an address to the State Secretary of the House of Representatives in a working meeting activities. By using normative juridical research methods, the approach using the theory of division of powers, government systems theory, democratic theory, and the theory of supervisory authority. And the use of the concepts of state agencies, non-structural institutions, as well as the concept of sovereignty. To obtain the conclusion of the study objectives were delivered stuff is covering the history of the Ministry of the State Secretariat, Institute of Non Structural Planning Process, The role of the Secretariat of State in the Ministry of the Indonesian system, the role and function of the House of Representatives in general, and in particular oversight function.
Based on the research results that the role of the Ministry of the State Secretariat in implementing non structural arrangement is limited to providing analytical support to the President of the existence of non-structural institutions that exist. Within the framework of supervision to the Government House of Representatives there are deviations between the theory practice presidential system of government established in the Constitution of 1945 as a government system that is used by the Indonesian nation. Thus resulting in suboptimal function of the House oversight and can lead to abuse of power by the House of Representatives.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library