Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rochani
"Analisis terhadap Directory of Special Libraries and Information Sources in Indonesia 2015 dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui jumlah dan status perpustakaan khusus di Jawa, tahun berdiri, luas ruangan, sumber daya manusia,jenis dan waktu layanan,jumlah danjenis koleksi, database, pelanggan jurnal, dan keberadaan website. Perpustakaan khusus yang ditemukan berjumlah 219 yang terdiri atas 173 (78,99%) perpustakaan pemerintah dan 47 (21,01 %) perpustakaan swasta. Semua provinsi di Jawa memiliki perpustakaan yang berdiri setelah tahun 1945, yaitu sebanyak 15 (6,85%) dan tahun 1976--1985 merupakan periode perpustakaan yang paling berdiri, yaitu 60 (27,39%). Terdapat 71 (32,42%) perpustakaan dengan luas <100 m2 dan luas terbanyak adalah 151-300 m2. Pengelola perpustakaan berjumlah 1.301 orang yaitu 458 pustakawan (35,20%), 14 programmer (1,08%), arsiparis 3 orang (0,23%), dan 826 orang (63,48%) tidak disebutkan profesinya. Seluruh perpustakaan melayani pembaca di temp at danjuga sirkulasinya, layanan penelusuran 112 (51,14%) perpustakaan, layanan foto kopi sebanyak 115 (52,51 %), layanan internet 106 (48,40%), dan layanan lain 14 (6,39%). Tidak dijumpai perpustakaan yang beroperasi < 5 hari Iminggu dan satu perpustakaan (0,45%) beroperasi selama tujuh hari. Terdapat 102 ((46,57%) perpustakaan melakukan layanan < 37,50 jarn/minggu. Buku merupakan koleksi terbanyak, yaitu 978.807 (46,44%)judul;, laporan penelitian 247.3811 (11 ,73%)judul, dan jurnal 132.374 (6,28%)judul. Pelanggan database adalah 3415,53%) perpustakaan dan 185 (84,47%) tidak beriangganan. DKI Jakarta merupakan pelangganjurnal terbanyak, yaitu 15 (6,85%)judul. Perpustakaan yang memiliki website terbanyak berada di DKI Jakarta (25,11 %). Jadi,: perpustakaan pemerintah lebih banyak dibandingkan dengan swasta. Perpustakaan masih ada yang belum memenuhi SNI 7496:2009 pada aspek luas ruangan, SDM dan jam layanan setiap minggu. Belum seluruh perpustakaan memiliki website.
"
Jakarta: Pusat jasa Perpustakaan dan Informasi ( Perpustakaan Nasional RI), 2015
020 VIS 17:3 (2015) (2)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Rochani
"Pricing strategy is influenced by how the consumers perceived the price change. In an oligopolistic market such as cellular industry, posted price shows the firm's commitment to the consumers as well as to the competitors since a firm's decision will affect (he other firms' decision. This thesis discuss about Indosat 's pricing strategy amidst the intense competition of cellular industry in 2003.
This research found that subscribers' acquisition pattern is influenced by the price change. Although the elasticity for one month inelastic, the seven-month elasticity shows that the own price elasticity is elastic On the other hand, the volume of transactions measured by the Minute of Usage shows an inelastic demand These results show a trade-off indosat faced when making a decision to lower its price, The sensitivity analysis shows that the revenue Indosat get from the new subscriber is higher than the potential revenue loss.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rochani
"Adanya inequality of opportunity dan persistensi antargenerasi, menjadi ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti mobilitas intergenerational dalam pendapatan maupun pendidikan. Namun belum banyak yang meneliti intergenerational pada kemampuan kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kemampuan kognitif anak dengan kemampuan kognitif orangtua, dengan variabel karkteristik rumah tangga sebagai variabel kontrol. Dengan menggunakan data IFLS5, hasil penelitian menunjukkan terdapat intergenerational kemampuan kognitif antara anak dengan orangtua. Faktor yang menunjukkan hubungan yang kuat yaitu pendidikan dan nutrisi. Sementara hubungan interaksi antara kedua orangtua dan anak, serta adanya perbedaan pandangan anak terhadap role model orangtua, penelitian ini menemukan bahwa kemampuan kognitif anak perempuan berhubungan dengan kemampuan kognitif ayah, sementara kemampuan kognitif anak laki-laki berhubungan dengan kemampuan kognitif ibu.

The existence of intergenerational transmission of inequality and its persistence became an interest for many researchers with abundant research in terms of intergenerational mobility in income and education. But not many have examined intergenerational cognitive abilities. This study aims to see the association between cognitive ability of children with parental cognitive abilities, controlling for household background. Using the IFLS5 data, it shows there is an intergenerational cognitive between the child and the parents. Where factors indicate a strong relationship is education and nutrition. Meanwhile the interaction relationship between both parents and children, as well as differences on the role model of their parents, this study found that cognitive of daughters are associated with father 39 s cognitive abilities, while cognitive ability of son is associated with mother rsquo's cognitive ability.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susiwi Sinar Rochani
"ABSTRAK
Semua anak Indonesia adalah aset bangsa. Upaya dan kesempatan untuk pertumbuhan dan perkembangannya harus memperoleh prioritas yang tinggi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga mereka dapat menjadi anak bangsa yang berkualitas, sehat fisik dan mental. Tidak semua anak mempunyai kesempatan yang sama dalam mengoptimalkan perkembangannya. Ada anak-anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang secara baik dan sehat. Penyebabnya macammacam, antara lain anak-anak berasal dari keluarga miskin, anak yatim piatu, anak dari keluarga bermasalah, misalnya pada keluarga dimana ayah melakukan kekerasan kepada isteri atau anak-anaknya, dan lain-lain. Cukup banyak di antara anak-anak ini yang harus bekeija setiap hari meninggalkan sekolah karena orangtua tidak dapat lagi membiayai sekolah mereka. Pendidikan mereka yang rendah menyebabkan mereka hanya dapat bekeija di sektor informal, antara lain menjadi penjual koran, pembersih kaca mobil dan lainnya di jalanan. Di berbagai kota besar di Indonesia, kita dapat melihat anak-anak jalanan yang berkeliaran semakin hari semakin meningkat jumlahnya. Menurut penjelasan resmi pemerintah, jumlah anak jalanan di berbagai kota besar di Indonesia sudah mencapai sekitar 50.000 jiwa lebih. (Kompas, 1999). Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah anak jalanan, antara lain dengan menampung anak-anak jalanan di sebuah rumah yang dinamakan rumah singgah. Namun menurut Yaya Wahyudin, pengurus Rumah Singgah Ciliwung (dalam Kompas 20.Agustus 2002) tidak membuat anak-anak jalanan yang ditampung di rumah singgah dapat bertahan berada di rumah singgah. Besar kecenderungan mereka akan meninggalkan rumah singgah dan kembali ke jalanan lagi. Perlu dikaji cara yang tepat untuk menampung anak jalanan di rumah singgah yang benar-benar efektif dalam menangani masalah anak jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi anak binaan (anak jalanan yang sedang dibina di rumah singgah dinamakan anak binaan) tentang rumah singgah, keadaan kondisi, keinginan dan kebutuhan dari sebuah rumah singgah. Informasi yang diperoleh diharapkan bisa mengupayakan rumah singgah yang sesuai dengan harapan mereka sehingga menjadi tempat untuk pembinaan sesuai dengan tujuan pemerintah mengadakannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif , dengan subyek yang berjumlah empat orang, yaitu anak-anak binaan berusia remaja, yang tinggal dan dibina di rumah singgah minimal satu tahun. Pengambilan data menggunakan metode wawancara mendalam {depth interview) dan observasi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan, perlakuan dan pengelolaan rumah singgah yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar anak jalanan, yang penting untuk dilakukan meliputi kebutuhan biologis, kebutuhan akan rasa aman dan kebutuhan akan rasa memiliki dan dicintai. Program dan kegiatan yang dilakukan mengacu pada kebutuhan yang bersifat aplikatif, tidak melulu skolastik, serta suasana dan sifat hubungan yang tidak terlalu ketat. Aturan dan sanksinya dibuat bersama melibatkan persetujuan dan keinginan mereka. Bangunan fisik yang layak, pengaturan ruang dan perbandingan luas ruangan dengan jumlah anak yang sesuai. Beberapa saran yang dikemukakan dari penelitian ini adalah perlu ada penelitian dengan subyek yang berada di rumah singgah lain, yang meninggalkan rumah singgah, dan bukan berada pada tahap perkembangan remaja untuk melengkapi hasil penelitian ini. Sejauh ini memang hasil penelitian menunjukkan bahwa rumah singgah seperti yang diselenggarakan oleh Yayasan KDM bisa menjadi rumah singgah percontohan."
2004
S3497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library