Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Susanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor sosial budaya yang menentukan sebuah tuturan memohon bahasa Jepang diujarkan. Tuturan memohon bahasa Jepang tersebut diambil melalui skenario drama televisi Jepang, kemudian diidentifikasi, diklasifikasi, dan dideskripsikan. Faktor sosial budaya diteliti melalui pola interaksi masyarakat Jepang dan ranah situasi suatu tuturan, sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap mengenai tuturan memohon bahasa Jepang.
Sumber data penelitian ini adalah skenario drama televisi Jepang yang berjudul Love Story, karya Eriko Kitagawa. Dengan pemilihan sumber data ini akan diperoleh cara penggunaan tuturan memohon bahasa Jepang di dalam masyarakat Jepang.
Hasil analisis data menunjukkan situasi tuturan sangat mempengaruhi tuturan memohon tersebut diujarkan. Situasi tuturan mengacu pada keformalan dan ranah situasi yang terdiri atas akrab, ritual, dan acing. Faktor berikutnya yang mempengaruhi tuturan memohon bahasa Jepang adalan hubungan dengan petutur melalui pola interaksi masyarakat Jepang yang terdiri atas uchi mono, shitashii mono, dan Soto mono. Faktor lain yang menjadi pertimbangan adalah status sosial, hubungan sosial, dan usia petutur. Strategi dan ragam yang dipilih oleh penutur mengacu pada faktor sosial budaya dan maksud dari tuturan tersebut. Ragam yang banyak ditemukan oleh penutur ketika memohon di dalam sumber data adalah bentuk -te kudasai.

The research aims at searching social dan culture factors to determine a Japanese request. The reseach of Japanese request is based on drama scene, which, then is identified, classified, and describe in. Then social factors are examined through Japaneses society interaction type and situation domain, that's way the detail description of a Japanese request would be reached.
The researchs sources are Japanese television drama scene, tittle Love Story, written by Erika Kitagawa, by examining the source, the background of a Japanese request usage would be founded.
The data analytical result shows that three factors will impact a Japanese request. The first factor is situation. Situation request depend on formal and situation domain, which consist of intimate, ritual, and anomie. The second factor is relationship between speaker and hearer through Japaneses society interaction type, which consist of uchi mono, shitashii mono, and solo mono. The third factor is social status, social interaction, and age. The strategic and type chosen by speaker depand on social and cultural factor and the purpose of request -te kudasai is the most type used."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T17554
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Susanti
"Perusahaan Fintech di Indonesia yang mengalami pertumbuhan menjadi motif dalam penelitian ini. Tujuannya untuk menyelidiki tentang berbagai intensi yang mempengaruhi peminjam dalam menggunakan suatu teknologi yang berfokus pada platform peer to peer lending sebagai bisnis jasa keuangan yang berkembang di Indonesia. Literatur menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti trust, perceived risk, utilitarian value, ease of use,dan perceived cost dapat mempengarui niat konsumen terhadap peer to peer lending. Penulis menggunakan survei dengan membagikan kuesioner online untuk mengumpulkan data sampel dan hanya 183 responden dengan status pernah menggunakan peer to peer lending yang datanya akan digunakan untuk analisis statistik. Hasil regresi linier yang telah dilakukan menunjukkan bahwa trust, perceived risk, utilitarian value, dan perceived cost memiliki perngaruh signifikan terhadap intensi untuk meminjam melalui peer to peer lending. Sedangkan ease of use menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Adapun batasan dalam penelitian ini menekankan pada 10 perusahaan peer to peer lending pertama yang terdaftar di OJK. Selain itu, penelitian ini terdiri dari lima faktor yang diukur terhadap intention to borrow melalui peer to peer lending. Faktor yang diidentifikasai memiliki pengaruh signifikan dapat dimanfaatkan bagi penyedia platform peer to peer lending, lembaga pembuat kebijakan, dan bahkan lembaga perbankan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan strategi kedepannya.

The Fintech company in Indonesia which is experiencing growth has become the motive in this research which aims to investigate various intentions that influence borrowers in using a technology that focuses on the peer to peer lending platform as a growing financial services business in Indonesia. Literature shows that factors such as trust, perceived risk, utilitarian value, ease of use, and perceived cost can influence consumer intentions towards peer to peer lending. The author uses a survey by distributing online questionnaires to collect sample data and only 183 respondents with status have used peer to peer lending for which data will be used for statistical analysis. The linear regression results that have been done show that trust, perceived risk, utilitarian value, and perceived cost have a significant effect on intention to borrow through peer to peer lending whereas ease of use shows insignificant results. The limitations of this study emphasize the first ten peer to peer lending companies registered with the OJK. Also, this study consisted of five factors measured against intention to borrow through peer to peer lending. Factors identified as having significant influence can be used for peer to peer lending platform providers, policy-making institutions, and even banking institutions as considerations in developing future strategies."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library