Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Risca Dwi Wulandari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi korban erupsi Merapi serta mengkaji nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi tersebut. Pengertian resiliensi yang dipakai merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010), yaitu meaningfulness, perseverance, equanimify, self-reliance, dan existential aloneness. Gambaran resiliensi diperoleh dengan menggunakan alat ukur CD-RISC 10 (Connor & Davidson, 2003) dan nilai budaya Jawa diperoleh dari wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di desa Krinjing yang merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 17 orang yang berusia 20-30 tahun dan yang diwawancara mendalam adalah 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan mendapatkan skor resiliensi sedang dengan variasi skor yang beragam dari rendah sampai tinggi. Adapun nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi adalah agama, sikap batin nrimo, ikhlas, dan gotong royong. Sejumlah saran untuk menindaklanjuti penelitian ini, termasuk mengatasi keterbatasan penelitian, disertakan, diantaranya adalah melakukan penelitian berikutnya dengan melibatkan masyarakat Gunung Merapi dari wilayah yang berbeda.
This study was conducted to gain picture of resilience among Merapi eruption victims, and to assess Javanese values associated with the resiliency ability among the victims. The concept of resiliency refers to the tive characeristic of resiliency from Wagnild (2010), and they are meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness. Picture of resilience was obtained using the CD-RISC 10 (Connor & Daidson, 2003) while the Javanese cultural studies were obtained through interviews. Data were collected Krinjing village which is one of the nearest villages from the top of Mount Merapi. Altogether 17 participants of 20-30 years old took the questionnaire and three people were interviewed. The results indicate that most participants get a middle score of resilience. The Javanese cultural aspects associated with resiliency ability amongeruption victims are religion, nrimo, ikhlczs, and gotong royong. Recommendations for further research are included, such as involving people form other area of Mount Merapi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Risca Dwi Wulandari
"
ABSTRAKGagal ginjal kronis GGK adalah penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dan mengakibatkan perubahan yang besar dalam kehidupan seseorang. Pada dewasa muda yang merupakan tahap perkembangan paling produktif, GGK menyebabkan permasalahan yang kompleks sehingga mempengaruhi kualitas hidup individu. Kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh penerimaan diri terhadap situasi yang dihadapi. Illness acceptance merupakan hal yang harus dimiliki pasien GGK untuk dapat mengembangkan strategi coping yang adaptif dan meningkatkan kualitas hidup pasien itu sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan menghentikan pola pikir negatif individu sehingga dapat berpikir positif dan merasa lebih baik. Pola pikir negatif dapat diubah menjadi positif dengan teknik restrukturisasi kognitif yang terdapat dalam Cognitive Behavior Therapy CBT . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas CBT dalam meningkatkan illness acceptance pada dewasa muda yang mengalami GGK. Efektivitas terapi diketahui dari perubahan skor illness acceptance yang diukur dengan Illness Cognition Questionnaire. Secara umum seluruh partisian mengalami peningkatan dari pengukuran sebelum dan sesudah terapi. Masing-masing partisipan mengetahui pentingnya berpikir positif dan bagaimana cara untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif. Hal ini mempengaruhi penerimaan individu terhadap kondisinya dan kemampuan untuk berperilaku lebih adaptif. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa CBT efektif dalam meingkatkan illness acceptance pada pasien GGK usia dewasa muda.
ABSTRACTChronic kidney disease CKD is degenerative disease that can not recover and affect big changes in life. For young adult, CKD causes complex problems that affect their quality of life. Through this problem, they have to raise their ability to think positively, and counter their negative assumption about their condition. The more adaptive, the more they can accept their illness and increase their quality of life. Thus, cognitive behavior therapy CBT is one of the cognitive therapy which is effective to restructuring the mind of the people. This research try to see the effectiveness of CBT in improving illness acceptance. The improvement known by identified the change of the Illness Cognition Questionnaire score and WHOQOL BREF score, before and after intervention. In general, all partisipants have improvement of illness acceptance and quality of life. Then can be conclude that CBT is effective to improve illness acceptance of young adult with chronic kidney disease."
2017
T47380
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library