Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Puspitasari Ardiningsih
"Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian, Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Keberadaan Apoteker sangat penting, khususnya di Apotek dan Industri Farmasi. Apoteker memiliki standar kompetensi dalam menjalankan perannya. Salah satu cara untuk mengasah kompetensi dari Apoteker adalah dengan menjalankan praktik kerja profesi bagi para calon Apoteker. Praktik Kerja Profesi Apoteker di Apotek dan Industri Farmasi merupakan rangkaian kegiatan untuk para Apoteker memahami dan belajar bagaimana peran serta kontribusinya di masyarakat. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilakukan di Apotek Kimia Farma No. 535 Pondok Pinang dan di PT Takeda Indonesia. Setelah dilakukan praktik kerja profesi, diharapkan para calon Apoteker mampu untuk menyiapkan diri dan memiliki bekal untuk menjadi tenaga kesehatan Indonesia yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa

According to Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 about Pekerjaan Kefarmasian, a pharmacist is a bachelor of pharmacy who has graduated as a pharmacist and has taken the oath of its position. The existence of a pharmacist is very important, especially in the Drugstore and Pharmaceutical Industry. Pharmacists have competency standards in carrying out their roles. One way to hone the competence of a pharmacist is to carry out professional work practices for prospective pharmacists. The "Praktik Kerja Profesi Apoteker" in the Drugstore and Pharmaceutical Industry is a series of activities for pharmacists to understand and learn how to participate in the community. The Praktik Kerja Profesi Apoteker conducted at Kimia Farma No. 535 Pondok Pinang and at PT Takeda Indonesia. After carrying out professional work practices, it is hoped that the prospective pharmacists will be able to prepare themselves and be equipped to become Indonesian health workers who are useful to the country and the nation.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Puspitasari Ardiningsih
"Doksorubisin adalah antibiotik golongan antrasiklin yang digunakan sebagai agen antikanker. Doksorubisin merupakan salah satu terapi antikanker lini pertama yang memiliki aktivitas klinis pada penyakit kanker payudara. Doksorubisin dimetabolisme menjadi doksorubisinol sebagai metabolit utama. Pada penggunaannya, doksorubisin memberikan beberapa efek samping akibat terbentuknya doksorubisinol. Akumulasi doksorubisinol jangka panjang dalam tubuh dapat menyebabkan kardiomiopati, atau lemah jantung, karena doksorubisinol bersifat kardiotoksik. Efek kardiotoksik ini bergantung pada jumlah doksorubisin dan doksorubisinol yang terbentuk dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis doksorubisin dan doksorubisinol yang terbentuk dalam tubuh pasien kanker payudara. Partisipan penelitian ini adalah tiga puluh pasien kanker payudara yang menggunakan doksorubisin dalam regimen terapinya. Sampel dianalisis menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi-Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Preparasi sampel plasma darah sebanyak 250 mL dilakukan menggunakan pengendapan protein dengan metanol. Fase gerak terdiri dari asam asetat 0,1% (eluen A) dan asetonitril (eluen B) dengan elusi gradien, laju alir 0,15 mL/menit. Metode ini linier pada rentang 1-1000 ng/mL untuk doksorubisin dan 0,5-500 ng/mL untuk doksorubisinol. Analisis sampel menghasilkan data berupa rentang kadar terukur untuk doksorubisin sebesar 12,54-620,01 ng/mL serta doksorubisinol sebesar 1,10-27,00 ng/mL. Dosis kumulatif pada pasien untuk doksorubisin memiliki rentang 48,76-290,34 mg/m2, sehingga dapat disimpulkan risiko pasien pada penelitian ini terkena kardiomiopati berada di bawah angka kejadian 4% menurut literatur.

Doxorubicin was an anthracycline antibiotic used for anticancer agent. This anticancer agent was one of the first line anticancer therapies which had clinical activity in breast cancer. Doxorubicin was metabolized in the body into its main metabolite, doxorubicinol. The metabolite and caused cardiomyopathy, or hearts failure, due to its cardiotoxicity. This cardiotoxicity effect depended on the amount of doxorubicin and doxorubicinol accumulated in the body. This study aimed to analysis the level of doxorubicin and doxorubicinol in the blood plasma of breast cancer patients. Participants of this study were 30 breast cancer patients who received doxorubicin in their therapy regiment. The samples were analyzed using Ultra High Performance Liquid Chromatography-Tandem Mass Spectrometry (UHPLC-MS/MS). Sample preparation of 250 mL plasma was performed by protein precipitation using methanol. The mobile phase consisted of acetate acid 0,1% (eluent A) and acetonitrile (eluent B) with gradient elution, and the flow rate of 0,15 mL/min. This method was linear in the range of 1-1000 ng/mL for doxorubicin and 0,5-500 ng/mL for. Results showed that the measured concentration values of doxorubicin and doxorubicinol ranged between 12,54-620,01 ng/mL and 1,10-27,00 ng/mL respectively. The measured cumulative doses of doxorubicin ranged between 48,76-290,34 mg/m2, thus the risk of cardiomyopathy in the surveyed patients was under 4% according to the literature."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library