Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oktaviani
"Analisis perkembangan watak tokoh Waskito dalam novel PDH ini bertujuan menjelaskan perkembangan watak tokoh Waskito. Untuk mencapai tujuan ini penulis berusaha menguraikan dan menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan watak tokoh waskito yang membuatnya bertingkah laku seperti yang diperlihatkan di dalam novel PDH.
Dalam penelitian di atas, penulis mempergunakan pendekatan intrinsik dan ekstrinsik. Teori yang penulis gunakan selain teori dari bidang ilmu sastra juga teori dari bidang ilmu psikologi perkembangan anak sebagai ilmu bantu. Hasil analisis menunjukkan bahwa perkembangan watak tokoh waskito banyak dipengaruhi situasi lingkungan keluarga tempat Waskito tinggal dan lingkunagan sekolah tempat Waskito belajar."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S11226
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani
"Senyawa trifeniltimah asetat merupakan senyawa golongan trifeniltimah karboksilat yang mempunyai kegunaan antara lain sebagai insektisida, dengan mekanismenya sebagai antifeedant. Senyawa tersebut dapat berfungsi sebagai antifeedant karena kemampuannya untuk mempengaruhi indera perasa dari serangga, sehingga keinginan untuk makan dari serangga tersebut akan menurun. Sintesis trifeniltimah asetat ini dilakukan dengan menggunakan material awal trifeniltimah klorida dalam pelarut aseton dan dengan penambahan natrium asetat berlebih. Produk yang dihasilkan berupa kristal yang berwarna putih, yaitu sebanyak 0,6327 g dengan kemurnian yang cukup baik, jika dilihat dari kromatogram yang dihasilkan dari GC, yaitu dengan luas area 100 %, persentase yield dari produk yang dihasilkan adalah 30,9 %. Karakterisasi juga dilakukan dengan menggunakan uji titik leleh, nilai kisaran titik leleh yang terbaik adalah 120,6 ? 124,6 0C, nilai tersebut didapatkan jika produk direfluks selama 3 jam. Begitu juga dengan serapan pada daerah infra merah, menunjukkan hasil yang mendekati dengan standar jika produk tersebut direfluks selama 3 jam, yaitu sudah tidak terdapat serapan pada daerah 300-400 cm-1, yang merupakan daerah serapan Sn-Cl. Identifikasi dengan GC yang menghasilkan satu puncak, kemudian dengan menggunakan detektor spektrometri massa, didapatkan fragmentasi dari senyawa trifeniltimah asetat hasil sintesis adalah adalah m/z 351 m/z 274 m/z 197 m/z 120. Selanjutnya senyawa trifeniltimah asetat tersebut diuji efektivitasnya sebagai antifeedant bagi ulat grayak. Hasilnya menunjukkan, bahwa dengan kenaikan konsentrasi, maka terjadi penurunan keinginan untuk makan dan karena konsumsi makanan berkurangl, maka ulat tersebut akan mati. Banyaknya ulat yang mati semakin besar jumlahnya, dengan kenaikan konsentrasi trifeniltimah asetat yang diberikan pada makanannya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaviani
"Film selulosa bakteri telah berhasil dibuat dari air kelapa sebagai sumber mikronutrien menggunakan biakan Acetobacter xylinum. Film selulosa bakteri selanjutnya diiradiasi dengan mesin berkas elektron pada rentang dosis 15-120 kGy, laju dosis 15 kGy/ pass dan temperatur ruang. Setelah diiradiasi, selulosa bakteri tersebut dikopolimerisasi cangkok dengan monomer akrilonitril. Kondisi optimum untuk kopolimerisasi cangkok akrilonitril pada selulosa bakteri adalah pada dosis 75 kGy, temperatur 600C, waktu 3 jam, dan konsentrasi akrilonitril 30% b/b. Derajat pencangkokan tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 56,03 %. Selulosa bakteri tercangkok akrilonitril (SB tercangkok PAN) selanjutnya diamidoksimasi. Amidoksimasi dilakukan dengan penambahan hidroksilamin hidroklorida 6 % b/v dalam pelarut metanol : air = 50 : 50 v/v pada pH 7, dan diperoleh waktu optimum selama 2 jam dengan densitas gugus amidoksim yang diperoleh sebesar 5,425 mmol/ gram. Karakterisasi gugus fungsi film selulosa bakteri sebelum dan sesudah kopolimerisasi cangkok dengan akrilonitril, serta setelah diamidoksimasi dilakukan dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR), analisis mikrostruktur dengan Scanning Electron Microscopy (SEM), analisa derajat kristalinitas menggunakan X-ray diffraction (XRD), serta uji ketahanan terhadap panas diukur dengan Thermal Gravimetry Analysis (TGA) dan Differential Scanning Calorimetry (DSC). Hasil karakterisasinya mengindikasikan bahwa SB tercangkok PAN dan selulosa bakteri teramidoksimasi (SB-Am) telah berhasil disintesis pada penelitian ini. Film tersebut selanjutnya diuji kemampuan adsorpsinya terhadap ion logam Cu2+ dan Pb2+. Nilai koefisien distribusi selulosa bakteri, SB tercangkok PAN, dan SB-Am pada pH 6 terhadap ion logam Cu2+ masing-masing sebesar 0,26, 0,23, dan 0,37 L/gram adsorben, sedangkan terhadap ion logam Pb2+ masing-masing sebesar 0,41, 0,405, dan 0,52 L/gram adsorben.

Bacterial cellulose films have been successfully synthesized from coconut water as a source of micronutrients using Acetobacter xylinum. Bacterial cellulose film irradiated using electron beam machine at a dose range of 15-120 kGy and dose rate 15 kGy/ pass in room temperature. After irradiated, the bacterial cellulose grafted with acrylonitrile monomer. The optimum conditions for graft copolymerization condition were at the dose of 75 kGy, temperature 600C ,3 hours time of reaction, and the concentration of acrylonitrile was 30 % w/w. The highest degree of grafting obtained was 56,03 % . Amidoximation then performed by the addition of hydroxylamine 6 % w/v in methanol : water = 50 : 50 v/v solvent under pH 7 and obtained the optimum time for amidoximation reaction was 2 hours. Amidoxime density obtained was 5.425 mmol/ gram. Characterization of functional groups in bacterial cellulose films before and after graft copolymerization with acrylonitrile, as well after amidoximation performed by Fourier Transform Infrared (FTIR), microstructure was analyzed by Scanning Electron Microscopy (SEM), analysis of the degree of crystallinity using X-ray diffraction (XRD), thermal resistance properties was measured by Thermal Gravimetry Analysis (TGA) and Differential Scanning Calorimetry (DSC) .The results show that bacterial cellulose-g-polyacrylonitrile (BC-g-PAN) and amidoximated bacterial cellulose films (Am-BC) have been synthesized successfully. Subsequently, Cu2+ and Pb2+ metal ion adsorption studies were conducted using those films. Coeficient distribution of bacterial cellulose, BC-g-PAN, and Am-BC under pH 6 toward Cu2+ions respectively were 0,26, 0,23, dan 0,37 L/gram of adsorbent, while toward Pb2+ions, respectively were 0,41, 0,405, and 0,52 L/gram of adsorben."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Oktaviani
"Hubungan diversifikasi, inside blockholder ownership (blok kepemilikan saham manajer atas atau direksi) dan nilai perusahaan telah diteliti di berbagai negara. Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan dari inside blockholder ownershqs terhadap level diversifikasi dan pengaruh negatif signifikan dari level diversiflkasi terhadap nilai perusahaan.
Penelitian terhadap 141 perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa Efek Jakarta menunjukkan adanya pengaruh negatif signifikan dari inside blockholder ownership dan outside blackholder ownership (blok kepemilikan saham di luar manajemen dan publik) terhadap level diversitikasi. Ini berarti manajer yang diberi porsi saham lebih besar akan cenderung mengurangi tindakan diversifikasi dan outside blackholder ownership melakukan pengawasan yang efektif terhadap tindakan diversifikasi manajer. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa perusahaan yang size-nya Iebih besar cenderung untuk melakukan diversifikasi. Sementara umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap level diversifikasi.
Akan tetapi, penelitian ini tidak menemukan pengaruh signifikan dari level diversifikasi dan inside blockholder ownership terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan PER. Sementara variabel profitability berpengaruh positif signifikan terhadap PER, sedangkan Ieverage, dividen dummy, ourside blockholder ownership dan size berpengaruh negatif signifikan terhadap PER.

The relationship between diversification, inside blockholder ownership and value of the firm has been researched in different countries. The studies have concluded that inside blockholder ownership has negative impact on the level of diversification and level of diversification has negative impact on the value of the firm.
Using 141 manufacturing companies listed in the Jakarta Stock Exchange, this research provides evidence on the level of diversification and the value of the firm. Level of diversification is negatively affected by inside blockholder ownership and outside blockholder ownership, but positively affected by size. Meanwhile, age does not have significant impact on the level of diversification. Hence managers with higher ownership stakes in the firm are associated with reduced levels of diversification and outside blockholder provides ejective monitoring on managers diversification efforts.
However, we find that level of diversification and inside blockholder ownership do not have significant impact on the value of the firm measured by price earning ratio (PER). While profitability has signyicant positive impact on PER, leverage, dummy dividend, size, and outside blockholder ownership have significant negative impact on PER.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Dwi Oktaviani
"Bentuk komunikasi tradisional seperti Advertising kini sudah mulai ditinggalkan oleh perusahaan, karena biaya yang tinggi dan semakin padatnya persaingan iklan di media elektronik dan cetak tersebut. Sebelum adanya komunikasi yang terintegrasi (Integrated Marketing Communication atau IMC), perusahaan menjalankan promosi produknya secara terpisah. Melalui IMC pesan disampaikan lewat berbagai macam bentuk media dalam sebuah tema yang memiliki "One Voice, One Look" sehingga tercipta sebuah konsistensi informasi di benak konsumen.
Berbagai media yang digunakan dalam IMC adalah advertising, public relation dan publicity, internet, direct selling, personal selling dan sales promotion. Media-media promosi ini digunakan untuk mempengaruhi dalam proses pembelian produk. Pada produk-produk yang bersifat high involvement, komunikasi yang diterima oleh receiver akan berdampak pada pembentukan cognitive, affective dan conative. Lebih jauh lagi ketiga tahapan tersebut akan dijabarkan menggunakan Hierarchy of Effects Model, di mana cognative mencakup awareness dan knowledge; affective terdiri dari liking, preference dan conviction; sedangkan conative merupakan tujuan terakhir dalam model ini yaitu purchase.
Tujuan pertama diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat efektivitas setiap media IMC ini terhadap masing-masing tahapan pembelian pada produk yang bersifat high involvement, dengan studi kasus produk otomotif Toyota Yaris. Tujuan
kedua adalah untuk mcngetahui apakah media tradisional yaitu advertising berpengaruh terhadap pembentukan purchase behaviour. Produk Yaris dipilih sebagai objek penelitian karena dianggap memiliki konsistensi dalam keseluruhan materi komunikasinya. Alasan lain adalah karena produk ini baru diluncurkan pada pertengahan bulan Februari 2006, schingga daya ingat responden terhadap media promosi diharapkan masih tinggi.
Pada penelitian ini responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu user dan non user Yaris, di mana masing-masing responden terdiri dari 50 orang. Pembagian kelompok ini dilakukan untuk mcngetahui sampai sejauh mana kefektifan promosi produk Yaris terhadap scliap tahapan pembelian produk pada kelompok users dan non users.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan antara keefektifan promosi pada responden users dan non users. Pada responden non users, seluruh alat promosi tidak berpengaruh pada pembentukan liking dan preference pada produk Yaris. Hal ini dapat terjadi karena asosiasi responden terhadap kendaraan kelas citycar, masih didominasi oleh kendaraan Honda Jazz yang juga merupakan pioneer di kelasnya. Pada responden users, alat promosi yang mempengaruhi tahapan liking adalah public relation, intemet dan direct marketing. Pembentukan preferensi sangat dipengaruhi oleh public relation dan direct marketing, sedangkan Internet dan personal selling hanya sedikit berpengaruh. Berdasarkan hasil riset juga ditemukan bahwa pengaruh advertising pada tahapan pembelian menunjukkan perbedaan pada responden users clan non-users. Pada responden users, advertising mempengaruhi purchase behaviour, berbeda halnya dengan non users responden di mana advertising tidak mempengaruhi purchase intention.

Traditional communication, such as Advertising, is beginning to be abandoned by company due to the high cost and extremely cluttered competition among electronic media. Before Integrated Marketing Communications (IMC) was founded, company runs promotion separately. Through IMC, information is passed with lots of kind of media in a single campaign theme that has "One Voice, One Look". The objective is to make a clarity and consistency message in audience mind.
There are many kind of media such as advertising, public relation and publicity, internet, direct selling, personal selling and sales promotion. These promotion media are used to persuade audience through their purchasing decision. In a high involvement product category, the message that is being received by audience will have impact in cognitive, affective and conative behavior. Further more, these three orders model will be called Hierarchy of Effects Model. Cognitive stage includes awareness and knowledge, while affective stage includes liking, preference and conviction behavior, and conative is the final destination to customer behavior that is purchase.
The first objective of this research is to find out the affectivity of each IMC tools to stages in hierarchy of effects model in a high involvement product, with Toyota Yaris as a study case. The second objective is to know if advertising still has big impact on purchase behavior.
The object of this research is Toyota Yaris, the reason is because it is founded that Yaris is being promoted with IMC strategy. Another reason is because Toyota Yaris was just launched this February 2006, so the media exposure among audience should be high.
In this research, there are 100 respondents which being divided into 2 groups (users and non users), each of these groups contains of 50 respondents.
Research shows that there are differentiation between promotion affectivity on users and non user respondent. In non user respondents, all IMC tools have no impact on liking and preference stages. These were cause by low awareness to the brand Toyota Yaris compare to Honda Jazz as the pioneer in mini MPV class. In users respondents, internet, Public relation and direct marketing have impact on liking stage. Preference stage is highly influence by public relation and direct marketing, while Internet and personal selling only have low impact. Research also shows that in user respondents, advertising does have big impact on consumers purchase behavior. The reason behind this is the high corporate image of Toyota as Yaris producer. In non user respondents, it is founded that advertising have no impact on purchase behavior."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fivien Oktaviani
"Departemen Kelautan dan Perikanan sebagai lembaga pemerintah yang baru dibentuk pada tahun 2000 dalam melaksanakan tugas pembangunan di sektor kelautan dan perikanan menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan tujuannya. Salah satunya adalah sektor kelautan dan perikanan belum dikenal dan dipahami oleh publik sebagai satu isu yang penting untuk membangun bangsa dan mengatasi krisis ekonomi menuju Indonesia yang maju dan makmur. Untuk menyampaikan pesan pembangunan di sektor ini kepada masyarakat perlu langkah sosialisasi terhadap program dan kebijakan kelautan dan perikanan. Tugas penyampaian informasi kepada publik menjadi tugas seluruh komponen yang terlibat di dalamnya, tak terkecuali Humas yang dalam struktur organisasi departemen dinamakan Pusat Informasi dan Pelayanan Masyarakat (Pusinfoyanmas). Sarana yang paling efektif dalam menyampaikan pesan dan membentuk opini publik adalah media massa. Oleh karena itu dipandang perlu bagi Pejabat Humas dan seluruh komponen yang ada di unit kerja humas untuk menjalin dan membina hubungan yang baik dengan media massa.
Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bentuk dan pola hubungan media yang dilaksanakan, cara-cara media mencari informasi dan akses media terhadap informasi, permasalahan atau kendala yang dihadapi, serta menganalisis sikap dan tindakan Humas terhadap suatu pemberitaan yang dianggap menyudutkan instansi.
Pada penelitian yang bersifat kualitatif ini data diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap pihak eksternal yang terdiri Hari Para wartawan/jumalis yang meliput sektor kelautan dan perikanan serta pihak internal yaitu Pejabat Humas. Untuk memilih informan, penulis menggunakan purposive sampling dan menjaring informasi melalui teknik snowball.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media relations merupakan sesuatu yang sangat penting dilakukan bagi Humas untuk menciptakan opini publik dan memenuhi kebutuhan media massa terhadap informasi. Bentuk kegiatan hubungan media dilakukan melalui dua cars yaitu personal contact dan media services. Dalam aktifitas ini Humas berperan sebagai Communication Technician dan Facilitator Communication. Hambatan utama dalam pelaksanaan media relations adalah keterbatasan data dan informasi, keterbatasan anggaran, dan perbedaan kepentingan antara Humas dan media massa dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Keterbukaan terhadap informasi sangat diperhatikan oleh Humas termasuk terhadap pemberitaan yang bemada menyudutkan instansi.
Humas termasuk terhadap pemberitaan yang bernada menyudutkan instansi dan menganggap tersebut sebagai kritik membangun. Namun demikian terdapat pula perlakuan yang kurang menyenangkan terhadap wartawan jika terdapat tulisan yang miring. Perlakuan sumber informasi yang tidak menyenangkan ini tidak selaiu tampak dan hanya dapat dirasakan oleh wartawan yang bersangkutan misalnya tidak diberi akses informasi.
Untuk mengatasi permasalahan yang sering dialami dalam pelaksanaan media relations, penulis menyarankan balk media massa maupun Humas untuk Iebih memahami fungsi, tugas dan menghormati etika profesi masing-masing. Untuk meningkatkan peran sebagai sumber informasi, meningkatkan akses informasi dan mengatasi keterbatasan data dan informasi dapat diatasi dengan melakukan koordinasi secara intensif dengan seluruh unit kerja melalui Forum Komunikasi Kehumasan di Iingkup departemen, tindakan proaktif (jemput bola) untuk menghimpun data dari seluruh unit penghasil data, serta meningkatkan kemampuan jumaiistik personal Humas melalui berbagai pelatihan sehingga produk tulisan menarik dan bemilai tinggi. Agar peran Humas efektif maka Pejabat Humas hangs menjadi menjadi ujung tombak informasi dan juru bicara departemen. Untuk itu top manajemen perlu memberikan kewenangan penuh dan mempercayakan informasi departemen kepada Pejabat Humas tanpa hambatan birokrasi. riset dan evaluasi juga perlu dilakukan terhadap pelaksanaan program komunikasi guna perencanaan yang lebih baik."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21547
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arma Oktaviani
"ABSTRAK
Pasokan air perkotaan merupakan tantangan utama dalam hal pemenuhan kualitas dan kuantitas. Air hujan dianjurkan sebagai sumber air minum karena tidak memiliki kelemahan pada beberapa parameter seperti bau, rasa, dan warna. Namun berdasarkan hasil pengujian data awal, air limpasan dari atap pada wilayah pemukiman studi memiliki nilai warna, total coliform, dan nitrit yang melebihi standar baku mutu air untuk keperluan higiene sanitasi. Selain itu, pH air hujan tergolong asam dapat disebabkan oleh kehadiran nitrat. Filter multimedia diusulkan untuk meningkatkan efluen limpasan air hujan dalam memenuhi kualitas air sebagai sumber air baku cadangan di perkotaan. Kombinasi pasir silika yang ditambahkan dengan media karbon aktif dan zeolit divariasikan kedalam tiga desain ketebalan reaktor (eksperimen pertama) dalam skala pilot 1:2. Untuk optimalisasi kinerja filter, maka dilakukan eksperimen kedua dengan melakukan variasi laju pembebanan hidrolik (hydraulic loading rate, HLR). Berdasarkan hasil eksperimen, didapatkan faktor variasi ketebalan reaktor tidak memberikan efek signifikan (p-value 0,615) pada peningkatan kualitas efluen. Namun, penggunaan media zeolit, karbon aktif, dan pasir silika memberikan efek signifikan (p-value 0) pada parameter penelitian. Didapatkan pH dan warna melebihi data awal sehingga tidak memberikan efek peningkatan kualitas efluen pada ketiga waktu filtrasi yang diusulkan. Namun, pada parameter lainnya peningkatan kualitas efluen mencapai 100% pada nitrit, 29% pada nitrat, dan 94,4% pada jumlah bakteri koliform. Pada lapisan filter multimedia, peningkatan laju pembebanan hidrolik mengurangi dampak negatif dari efektivitas filter. Berdasarkan hasil eksperimen kedua, variasi laju pembebanan hidrolik tidak memberikan efek signifikan (p-value 0,769) pada peningkatan kualitas efluen. Namun, variasi HLR memberikan efek signifikan (p-value 0,001) pada beberapa parameter. Peningkatan kualitas efluen mencapai 71,4% pada nitrit, 100% pada nitrat, dan 91,9% pada jumlah bakteri koliform. Filter multimedia dengan menggunakan zeolit, karbon aktif, dan pasir silika berhasil memenuhi standar air higiene sanitasi untuk memenuhi sumber air baku perkotaan pada beberapa parameter tergantung dari kualitas limpasan air hujan.

ABSTRACT
Urban raw water supply faces a major challenge in terms of fulfilling quality and quantity. Rainwater is recommended as a source of drinking water because it does not have deficiencies in several parameters such as odor, taste, and color. However, based on preliminary data test results, runoff water from the roof in the study settlement area has color, total coliform, and nitrite values that exceed water quality standards for sanitary hygiene water. Besides, the pH of rainwater classified as the acid can be induced by the presence of nitrate. Multimedia filters are proposed to improve the effluent of rainwater runoff in fulfilling water quality as a source of raw water reserves in urban areas. The combination of silica sand added with activated carbon and zeolite media was varied into three reactor thickness designs (first experiment) on a pilot scale of 1:2. To optimize filter performance, a second experiment was carried out by varying the hydraulic loading rate (HLR). Based on the experimental results, it was found that the reactor thickness variation factor did not have a significant effect (p-value 0.615) on improving effluent quality. However, the use of zeolite, activated carbon, and silica had a significant effect (p-value ~ 0) on the research parameters. The obtained result of pH and color exceeds the initial data therefore it does not provide a removal effect at the three proposed filtration times. However, in other parameters, effluent quality improvement reached 100% in nitrites, 29% in nitrates, and 94.4% in the number of coliform bacteria. In the multimedia filter layer, increasing the hydraulic loading rate reduces the negative impact of filter effectiveness. Based on the results of the second experiment, variations in the hydraulic loading rate did not have a significant effect (p-value 0.769) on improving effluent quality. However, HLR variation gave a significant effect (p-value of 0.001) on several parameters. Effluent quality improvement reached 71.4% in nitrites, 100% in nitrates, and 91.9% in the number of coliform bacteria. Multimedia filters using zeolite, activated carbon, and silica has successfully fulfilling sanitary hygiene water standards to meet urban raw water sources on several parameters depending on the quality of rainwater runoff."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Prisca Oktaviani
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai perbedaan kebijakan antidumping oleh Amerika terhadap produk impor dari Indonesia pada era kepemimpinan Presiden Trump dan Presiden Obama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan objek penelitian janji-janji kampanye dan kebijakan yang dikemukakan oleh Trump dan Obama, national security strategy dan fact sheet yang dikeluarkan oleh United States Trade Representative. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis terhadap teori keamanan nasional dan teori hegemoni yang dikemukakan oleh Wallerstein. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa baik era kepemimpinan Trump dan Obama keduanya telah menerapkan sanksi antidumping namun dengan perbedaan inisiasi investigasi. Dalam penegakan hukumnya, Presiden Obama tunduk kepada peraturan WTO, sebagaimana Obama menganggap bahwa legitimasi AS sebagai negara super power harus ditunjukkan melalui kepatuhan terhadap kerjasama multilateral, yang sejalan dengan teori hegemoni yang dikemukakan oleh Wallerstein. Sebaliknya, Presiden Trump menerapkan kebijakan antidumping dengan mengacu kepada peraturan domestik Section 232 of the Trade Expansion Act of 1962 yang mengesampingkan prinsip-prinsip WTO dengan alasan keamanan nasional.

ABSTRACT
This thesis examines U.S. antidumping policy on import products from Indonesia in the era of President Trump and President Obama. This study used qualitative research methods with the object of research consisting of campaign promises and policies put forward by Trump and Obama, national security strategies, and fact sheets issued by the United States Trade Representative. This research was conducted by utilizing the theory of national security and the theory of hegemony proposed by Wallerstein. The results of the study show that both Trump and Obama have implemented anti-dumping sanctions but with different investigative initiations. Regarding law enforcement, President Obama complied with the WTO regulations, as Obama considered that the US legitimacy as a super power country must be demonstrated through adherence to multilateral cooperation. This is in line with the theory of hegemony by Wallerstein. On the contrary, President Trump implemented an antidumping policy by referring to the domestic regulation Section 232 of the Trade Expansion Act of 1962 which disregards WTO principles on the grounds of U.S. national security.
"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T52135
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Oktaviani
"ABSTRAK
Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dikenal sebagai salah satu raksasa ekonomi dunia.
Kekuatan ekonomi yang dimiliki RRT saat ini bisa diperoleh karena adanya Reformasi
dan Keterbukaan (改革开放Gǎigé kāifàng) yang diprakarsai Deng Xiaoping (邓小平
Dèng Xiǎopíng) pada tahun 1978 dengan menerapkan model ekonomi pasar sosialis.
Kebijakan-kebijakan ekonomi seperti FDI (foreign direct investment), perdagangan luar
negeri, Zona Ekonomi Khusus, dan lain-lain tentu berdampak positif bagi pertumbuhan
ekonomi RRT pada masa itu. Meskipun demikian, kondisi ekonomi RRT yang sedang
dalam masa peralihan sangat fluktuatif dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dalam
negeri. Ketidakstabilan ekonomi, maraknya korupsi, dan tuntutan demokrasi serta
kebebasan berpolitik memicu terjadinya peristiwa Tian`anmen pada tahun 1989 yang
semakin memperburuk kondisi ekonomi negara. Meskipun Deng Xiaoping telah
mengundurkan diri dari segala aktivitas politik RRT pasca peristiwa Tian`anmen, ia tetap
menjalankan agenda ekonominya dengan melakukan `Perjalanan ke Selatan` (南巡Nán
xún) pada tahun 1992. `Perjalanan ke Selatan` dikatakan berhasil menguatkan kembali
reformasi ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi RRT. Penelitian ini akan
membahas latar belakang Deng Xiaoping melaksanakan `Perjalanan ke Selatan`, hal apa
yang dilakukan Deng Xiaoping dalam `Perjalanan ke Selatan`, dan menganalisis
keterkaitannya dengan kemajuan ekonomi RRT hingga sekarang.

ABSTRACT
People's Republic of China (PRC) is known as one of the world's economic powerhouse.
The current economic power of the PRC can be obtained because of the Reform and
Opening Up (改革开放Gǎigé kāifàng) initiated by Deng Xiaoping (邓小平Dèng
Xiǎopíng) in 1978 by adopting the socialist market economy model. Economic policies
such as FDI (Foreign Direct Investment), foreign trade, Special Economic Zones, etc.
certainly had positive impacts on China's economic growth at that time. Nevertheless, the
economic condition of the PRC which was in a transition period was very volatile and
caused economic instability. Economic instability, corruption, and demands for
democracy and political freedom triggered the Tian'anmen incident in 1989 which further
worsened the country's economic condition. Although Deng Xiaoping had resigned from
all of his political activities after the Tian'anmen incident, he continued to carry out his
economic agenda by undertaking "Southern Tour" (南巡Nán xún) in 1992. "Southern
Tour" was said to succeed in strengthening economic reforms again and increasing PRC's
economic growth. This research will discuss the background of Deng Xiaoping carrying
out the "Southern Tour", what Deng Xiaoping did during the "Southern Tour", and
analyzing its ties with the PRC's economic growth until now.
"
2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Henni Oktaviani
"Perang Dingin muncul sebagai babak baru dalam sejarah perkembangan dunia yang menciptakan dua kekuatan yang saing berhadapan antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (Uni Soviet), membawa perubahan terhadap kebijaksanaan luar negeri Australia. Sebagai akibat Perang Dingin pada awal dekade tahun 1950-an maka Australia semakin mengikatkan diri dengan pelindungnya yaitu Amerika Serikat dalam rangka memerangi pengaruh komunis di wilayah Asia Pasifik khususnya Asia Tenggara. Hal itu cukuplah beralasan karena Australia memandang bahwa wilayah tersebut sebagai daerah yang potensial bagi perkembangan komunis sebagai dampak yang ditimbulkan dari Perang Dingin. Selain itu pada tanggal I Oktober 1949 terbentuk negara Republik Rakyat Cina (RRC). Melihat perkembangan itu pemerintah Australia akhirnya melancarkan kebijaksanaan antikomunis dalam poltik luar negeri yang diwujudkan melalui keikutsertaannya dalam Politik Pembendungan (Containment Policy) yang dijalankan oleh Amerika Serikat terhadap perkembangan komunis. Secara garis besar bentuk kebijakan antikomunis Australia diterapkan melalui dua bidang yaitu bidang ekonomi yang berupa pemberian bantuan ekonomi pada negara-negara di kawasan Asia Pasifik yang diipandang belum memiliki kestabilan ekonomi yang mantap dan dalam bidang militer dengan membentuk pakta pertahanan regional. Untuk melakukan pembendungan komunis dalam bidang militer maka Australia bersama New Zealand yang merupakan negara tetangga terdekatnya dan Amerika Serikat membentuk pakta pertahanan ANZUS pada tanggal 1 September 1951 di San Fransisco sebagai usaha untuk menjamin stabilitas regional di Asia Pasifik. Pakta ini merupakan momentum awal dari keterlepasan Australia dengan ketergantungannya pada Inggris yang mulai beralih ke Amerika Serikat. Selain sebagai usaha untuk membendung komunis, tujuan penting dari ANZUS adalah menjaga wilayah teritorial masing-masing negara anggota dari kemungkinan ancaman luar yang bisa muncul. Dalam pembentukan ANZUS, Australia yang paling memegang peranan penting karena ide awalnya dari Australia yang merasa negaranya membutuhkan dukungan militer yang kuat dan Amerika Serikat dianggap sebagai pelindungnya, hal itu berdasarkan dengan pengalaman pada Perang Pasifik (1941-1945). Pada mulanya Amerika Serikat merasa bahwa tidak perlu untuk membentuk pakta di kawasan Asia Pasifik tetapi karena didesak terus oleh Australia yang merasa bahwa di wilayah tersebut seharusnya juga terdapat pakta pertahanan seperti NATO hingga akhirnya Amerika Serikat menyetujuinya. Adapun reaksi yang mucul setelah pembentukan ANZUS diantaranya berasal dari Partai Buruh sebagai partai oposisi yang menyatakan mendukung dan menyetujuinya sebagai upaya untuk menciptakan stabilitas keamanan regional. Sementara itu, muncul reaksi keras dari pemerintahan Inggris yang menyatakan tidak setuju karena Inggris merasa khawatir kalau pakta tersebut akan merusak hubungan baik antara Inggris, Australia dan New Zealand. Alasan Inggris dibantah oleh Australia karena keterlibatannya dalam ANZUS semata-mata untuk melindungi keamanan dalam negerinya dan menciptakan stabilitas keamanan di kawasan Asia Pasifik dari perkembangan komunis."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S12286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>