Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"Prediabetes merupakan keadaan berisiko tinggi untuk perkembangan diabetes melitus tipe 2 yang ditandai dengan hiperglikemia. Fasting-Mimicking Diet (FMD) baru-baru ini telah ditemukan sebagai alternatif pendekatan terapi untuk hiperglikemia, tetapi FMD menggunakan bahan-bahan yang tersedia di Indonesia belum diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh FMD terhadap glukosa darah puasa (GDP), berat badan (BB), dan kadar kolesterol total pada 16 tikus jantan galur Sprague-Dawley. Tikus model hiperglikemia diinduksi dengan high-fat diet (HFD) selama 4 minggu dan streptozotosin dosis rendah (35 mg/kg) 2 tahap. Sedangkan, kelompok kontrol diberikan pakan normal diet (ND). Kelompok HFD (n=4) diberikan perlakuan secara oral sehari sekali dengan 0,5% CMC, metformin (250 mg/kg), setiap siklus FMD diberikan 4 hari FMD dan ND selama 10 hari. GDP, BB, dan kadar kolesterol total diamati selama 4 minggu. Setelah itu, tikus dikorbankan pada 10 minggu. Hasil penelitian menunjukkan pemberian FMD tidak secara signifikan menurunkan GDP pra-perlakuan dan setelah perlakuan (p=0,055), tetapi mengalami trend penurunan. Data menunjukkan pemberian FMD tidak memberikan perbedaan bermakna terhadap BB dan cenderung menurunkan kadar kolesterol total sehingga nilainya mirip kelompok ND. Sebagai kesimpulan, pemberian FMD menggunakan bahan-bahan yang tersedia di Indonesia menyebabkan tren penurunan terhadap GDP, cenderung menurunkan kadar kolesterol total, tetapi tidak menurunkan BB secara signifikan.

---

Prediabetes is high-risk state for the development of type 2 diabetes mellitus, and it is characterized by hyperglycemia. Fasting-mimicking diet (FMD) has recently been found to be an alternative treatment of hyperglycemia, however FMD with Indonesian ingredients haven’t been studied. This study aimed to evaluate effect of FMD on fasting blood glucose (FBG), body weight (BW) and total cholesterol (TC) in 16 male Sprague-Dawley rats. The hyperglycemic model was induced by 4 weeks of high-fat diet (HFD) and multiple low doses of streptozotocin (35 mg/kg). Meanwhile, normal rats fed a normal diet (ND). HFD group (n=4) were assigned to one-daily oral treatment with 0,5% CMC, metformin (250 mg/kg), and each FMD cycle entails 4-day FMD and 10 days of refeeding ND. FBG, BW and TC were monitored in 4 weeks. Rats were sacrificed at 10 weeks. Results showed that GDP didn’t decrease significantly before and after FMD treatment (p=0,055) but showed a downward trend. Data showed that FMD not significantly difference in BW and decrease in TC, so the value was similar to the ND group. In conclusion, FMD treatment with available materials in Indonesia resulted in downward trend in FBG, tended to lower TC but not significantly lower BW."

"Pengkajian resep merupakan salah satu bagian dari pelayanan farmasi klinik yang dilakukan oleh apoteker sesuai dengan persyaratan administrasi, farmasetik, dan klinis. Apoteker harus memahami dan mengkaji resep yang berpotensi dapat menyebabkan kesalahan pengobatan (medication error) sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian. Tujuan dari pengkajian resep ini yakni untuk menganalisa kelengkapan resep di Rawat Jalan Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto Periode 5 – 9 Desember 2022. Kajian ini dilakukan terhadap 300 lembar resep selama 5 hari dan menganalisa kelengkapan resep berdasarkan kajian administratif, farmasetik, dan klinis. Dari hasil pengamatan, ditemukan kelengkapan resep berdasarkan kajian administratif yang bervariasi berupa nama pasien, umur pasien, jenis kelamin pasien, dan alamat dokter (100%); nama dokter (86,67%); nomor ijin dokter (84%); paraf dokter (46,67%); tanggal resep (65,67%); serta ruangan/unit asal resep (37%). Dari pengkajian resep dari farmasetik menunjukkan bahwa kelengkapan resep nama obat, dosis, dan jumlah obat (100%); bentuk dan kekuatan sediaan (82,67%; serta aturan dan cara penggunaan (90,33%). Dari kajian resep secara klinis, terdapat interaksi obat antara Isoniazid dengan Rifampisin dan Rifampisin dengan Pirazinamid (peningkatan risiko hepatotoksik), Budesonid dengan Moksifloksasin dan Deksametason dengan Levofloksasin (peningkatan risiko pecahnya tendon); serta Clopidogrel dengan Lansoprazol (penurunanefekantiplatelet)

---

Prescription review is a part of clinical pharmacy services carried out by pharmacists following administrative, pharmaceutical, and clinical requirements. Pharmacists must understand and review prescriptions that have the potential to cause medication errors by pharmaceutical service standards. The purpose of this prescription review was to analyze the completeness of prescriptions at the Kartika Pavilion Outpatient Hospital, Gatot Soebroto Army Hospital for the period 5 – 9 December 2022. This study was conducted on 300 prescriptions for 5 days and analyzed the completeness of the prescription based on administrative, pharmaceutical, and clinical studies. From the results of observations, it was found that the completeness of the prescription was based on administrative reviews which varied in the form of the patient's name, patient's age, patient gender, and doctor's address (100%); doctor's name (86.67%); doctor's license number (84%); doctor's initials (46.67%); prescription date (65.67%); and the room/unit from which the prescription was issued (37%). From the study of prescriptions from pharmaceuticals, it was shown that the completeness of the prescription was the name of the drug, dosage, and amount of drug (100%); dosage forms and strengths (82.67%; as well as rules and methods of use (90.33%). From a clinical prescription review, there were drug interactions between Isoniazid and Rifampicin and Rifampicin with Pyrazinamide (increased risk of hepatotoxicity), Budesonide with Moxifloxacin and Dexamethasone with Levofloxacin (increased risk of tendon rupture) and Clopidogrel with Lansoprazole (reduced antiplatelet activity)."

"Tuberkulosis (TB) dan human immunodeficiency virus (HIV) saling berkaitan dan sering menghasilkan koinfeksi TB-HIV. Koinfeksi TB-HIV sering underdiagnosis karena gejala infeksi TB pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) tidak spesifik. Pemeriksaan awal meliputi pemeriksaan sputum dahak, pemeriksaan cepat, dan pemeriksaan rontgen dada. Pasien yang telah didiagnosis TB dan HIV harus segera mendapatkan pengobatan dengan mendahulukan obat antituberkulosis (OAT) dan dilanjutkan dengan terapi antiretroviral (ARV). Tujuan laporan ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan OAT dan ARV pada pasien dengan koinfeksi TB-HIV periode bulan Mei-Oktober tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Metode yang digunakan adalah metode non-eksperimental yang dilakukan secara observasional berdasarkan data kunjungan pasien koinfeksi TB-HIV periode bulan Mei-Oktober tahun 2022 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng. Hasil yang diperoleh dari lima pasien menggunakan OAT, yaitu rifampisin, isoniazid, pirazinamid, etambutol (2HRZE + 4HR) ARV, yaitu tenofovir, lamivudin, dolutegravir (TLD + DTG) sesuai dengan acuan yang dikeluarkan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Tahun 2021, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2019, dan World Health Organization (WHO) Tahun 2019.Kesimpulan yang didapatkan adalah terapi OAT yang digunakan untuk pasien koinfeksi TB-HIV di Puskesmas Kecamatan Cengkareng pada periode Mei-Oktober 2022 adalah OAT kategori 1 dosis harian 2HRZE + 4HR serta untuk terapi ARV berupa TLD + DTG

---

Tuberculosis (TB) and human immunodeficiency virus (HIV) are interrelated and often result in TB-HIV co-infection. TB-HIV co-infection is often underdiagnosed because the symptoms of TB infection in people living with HIV/AIDS (PLWHA) are not specific. Initial investigations include sputum smear examination, rapid examination, and chest X-ray examination. Patients who have been diagnosed with TB and HIV should be treated immediately by prioritizing antituberculosis drugs (OAT) and continued with antiretroviral therapy (ARV). The purpose of this report is to evaluate the use of OAT and ARVs in patients with TB-HIV co-infection for the period May-October 2022 at the Cengkareng District Health Center. The method used is a non-experimental method carried out observational based on data on visits of patients with TB-HIV co-infection for the period May-October 2022 at the Cengkareng District Health Center. The results obtained from five patients using OAT, namely rifampicin, isoniazid, pyrazinamide, ethambutol (2HRZE + 4HR) and ARVs, namely tenofovir, lamivudin, dolutegravir (TLD + DTG) in accordance with the references issued by the Indonesian Lung Doctors Association in 2021, the Minister of Health of the Republic of Indonesia in 2019, and the World Health Organization (WHO) in 2019. The conclusion obtained is that the OAT therapy used for TB-HIV co-infection patients at the Cengkareng District Health Center in the May-October 2022 period is OAT category 1 daily dose of 2HRZE + 4HR and for ARV therapy in the form of TLD."

"Praktik Kerja di PT Aventis Pharma bertujuan untuk mengetahui peran dan tanggung jawab Apoteker di Industri Farmasi. Praktik kerja ini juga memberikan gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di Industri Farmasi dan bagaimana menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE merupakan salah satu metode pengukuran kinerja dan efektivitas mesin yang terdiri atas tiga faktor utama yang saling berhubungan, yaitu kinerja, ketersediaan, dan kualitas. Jika nilai OEE meningkat maka produktivitas akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Tujuan penulisan laporan ini adalah untuk meningkatkan nilai OEE pada mesin blistering, tableting, dan filling suppositoria sesuai standar target yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan identifikasi OEE losses. Metode yang digunakan adalah menganalisis data OEE pada mesin blistering (Marchesini MB421, UPS300, dan UhlmanB1240), tableting (Fette dan Korsch), filling suppositoria (Dott Bonapache) tahun 2022 serta melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada operator yang bertugas. Hasil yang didapatkan adalah peningkatan nilai OEE dengan mengganti actual speed mesin sehingga rerata OEE vs target pada mesin blistering dan filling suppositoria sebesar 89,67% sedangkan pada mesin tableting sebesar 82,40%. Kesimpulan yang diperoleh adalah penggunaan actual speed dapat meningkatkan nilai OEE vs target tahun 2022 di PT Aventis Pharma mencapai 89,67%. Berdasarkan diagram pareto dan selisih kerugian terhadap OEE losses adalah change over sebesar 12,75%.

---

Internship program at PT Aventis Pharma aims to understand the role and responsibilities of a pharmacist in the pharmaceutical industry. This internship program also provides a real picture of pharmaceutical working problems in the pharmaceutical industry and how to solve these problems, one of which is Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE is a method of measuring the performance and effectiveness of machinery, which consists of three main interrelated factors, namely performance, availability and quality. As OEE increases, productivity increases and vice versa. The purpose of this report is to increase the OEE of the blister, tablet and suppository filling machines according to the target standards set by the company and to identify OEE losses. The method used is to analyse the OEE data of the blistering machines (Marchesini MB421, UPS300 and UhlmanB1240), tabletting machines (Fette and Korsch), suppository filling machines (Dott Bonapache) in 2022 and to carry out direct observations and interviews with the operator on duty. The results obtained are an increase in the OEE value by replacing the actual speed of the machine, so that the average OEE vs. target on the blister machine and filling suppositories is 89.67%, while on the tableting machine it is 82.40%. The conclusion obtained is that the use of actual speed can increase the value of OEE vs. target in 2022 at PT Aventis Pharma to reach 89.67%. Based on the Pareto chart and the difference between losses and OEE losses, the change is 12.75%."

"Praktik Kerja di PT Enseval Putera Megatrading bertujuan untuk mengetahui peran dan tanggung jawab Apoteker di Pedagang Besar Farmasi (PBF). PBF merupakan perusahaan yang memiliki izin untuk melakukan kegiatan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan dan setiap PBF wajib menerapkan pedoman tekni Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB memastikan mutu di sepanjang jalur distribusi sesuai persyaratan, salah satunya adalah pemetaan suhu yang bertujuan untuk memastikan distribusi suhu penyimpanan memenuhi kaidah CDOB dan mengetahui lokasi titik terpanas sebagai acuan titik pemantauan suhu. Tujuan laporan ini adalah perancangan protokol pemetaan suhu pada gudang cool room di PT Enseval Putera Megatrading. Metode yang digunakan adalah penyusunan protokol yang rinci dan komprehensif berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) pemetaan suhu yang berlaku di PT Enseval Putera Megatrading. Hasil yang didapatkan adalah perancangan protokol pemetaan suhu meliputi lembar pengesahan, riwayat perubahan, tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab, peralatan yang digunakan, prosedur pelaksanaan, kriteria penerimaan, pengujian, rekualifikasi, dan referensi sesuai dengan ketentuan yang telah diatur pada SOP. Kesimpulan yang diperoleh adalah perancangan protokol pemetahaan suhu telah disusun berdasarkan SOP pemetaan suhu di PT Enseval Putera Megatrading dan sesuai dengan pedoman CDOB. Oleh karena itu, rancangan protokol ini dapat digunakan untuk melakukan pemetaan suhu di gudang cool room PT Enseval Putera Megatrading Cabang Jakarta 1.

---

Internship program at PT Enseval Putera Megatrading aims to understand the role and responsibilities of a pharmacist in the major pharmaceutical supplier. This is a company licensed to procure, store and distribute medicines and/or medical supplies in large quantities in accordance with legal requirements and each PBF is required to implement the Technical Guidelines for Good Pharmaceutical Distribution Practice (CDOB). The CDOB ensures that the quality along the distribution channel meets the requirements, one of which is temperature mapping, which aims to ensure that the distribution of storage temperature meets the CDOB rules and knows the location of the hottest point as a reference point for temperature monitoring. The purpose of this report is to design a temperature mapping protocol for the cold store at PT Enseval Putera Megatrading. The method used is to prepare a detailed and comprehensive protocol based on the standard operating procedure (SOP) for temperature mapping that is used at PT Enseval Putera Megatrading. The results obtained are the design of temperature mapping protocols including endorsement sheets, change history, objectives, scope, responsibilities, equipment used, implementation procedures, acceptance criteria, testing, recertification and references in accordance with the provisions set out in the SOP. The conclusion is that the design of the temperature monitoring protocol has been prepared based on the temperature mapping SOP at PT Enseval Putera Megatrading and in accordance with CDOB guidelines. Therefore, this protocol design can be used to perform temperature mapping in the cold store of PT Enseval Putera Megatrading Jakarta Branch 1."

"Apoteker di apotek memiliki peran salah satunya untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien, berupa pemberian informasi obat dalam kegiatan upaya pelayanan diri sendiri (UPDS). Apoteker menggunakan kompetensi yang dimiliki agar dapat memberikan pilihan obat yang tepat untuk pasien dalam waktu yang telah ditetapkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2016. Laporan ini bertujuan untuk menganalisis waktu pelayanan UPDS di Apotek Kimia Farma Taman Harapan Indah pada periode Maret 2023 serta penggunaan metode who, what, how, action, medicine (WWHAM) untuk menggali informasi dari pasien UPDS. Metode yang digunakan adalah pengamatan langsung dan menghitung waktu pelayanan UPDS menggunakan stopwatch. Hasil pengamatan yang didapatkan selama 10 hari kerja pada waktu shift penulis sebanyak 110 kasus UPDS dengan rerata waktu pelayanan 2 menit 26 detik serta penggunaan metode WWHAM sebesar 23,64%. Kesimpulan yang diperoleh adalah waktu pelayanan UPDS selama 10 hari kerja pada shift penulis di Apotek Kimia Farma Taman Harapan Indah telah sesuai dan memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia serta SOP yang berlaku dengan rerata 2 menit 26 detik. Penerapan metode WWHAM dengan persentase 23,64% kasus UPDS yang dilakukan penggalian informasi pada pasien.

---

Pharmacists have a role, one of which is to improve knowledge, skills and behavior in order to carry out direct interactions with patients, in the form of providing drug information in self-service efforts (UPDS). Pharmacists use their competencies to provide the right drug choices for patients within the time specified by the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Year 2016. This report aims to analyze the UPDS service time at Kimia Farma Taman Harapan Indah Pharmacy in the March 2023 period and the use of the who, what, how, action, medicine (WWHAM) method to extract information from UPDS patients. The method used is direct observation and calculating UPDS service time using a stopwatch. The results of observations obtained during 10 working days during the author's shift were 110 UPDS cases with an average service time of 2 minutes 26 seconds and the use of the WWHAM method of 23.64%. The conclusion obtained is that the UPDS service time for 10 working days on the author's shift at the Kimia Farma Taman Harapan Indah Pharmacy is in accordance with and fulfills the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia and the applicable SOP with an average of 2 minutes 26 seconds. Application of the WWHAM method with a percentage of 23.64% of UPDS cases carried out extracting information from patients."