Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Azlaini Yus
"Nifedipin mempunyai indeks terapi sempit, sehingga penting untuk memantau kadar obat dalam plasma. Metode kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dapat digunakan untuk menetapkan kadar nifedipin dalam plasma dan metode ini harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh kondisi analisis nifedipin yang optimum dan memperoleh hasil validasi metode analisis nifedipin dalam plasma in vitro secara KCKT. Metode KCKT yang dilakukan menggunakan kolom C18, fase gerak air-asetonitril-metanol (55:22,5:22,5;v/v), laju alir 1,0 ml/menit, sensitivitas alat 0,01 aufs, dan deteksi dengan panjang gelombang uv pada 240 nm. Kurva kalibrasi nifedipin dalam plasma dengan penambahan diazepam sebagai baku dalam mempunyai rentang 20-100 ng/ml dengan harga koefisien korelasi (r) 0,9983. Nilai limit deteksi dan limit kuantitasi sebesar 4,97 dan 16,56 ng/ml. Nilai akurasi antara 97,75 sampai 102,01% dan nilai presisi antara 3,19 sampai 4,09%. Hasil validasi metode menunjukkan bahwa metode analisis nifedipin dalam plasma in vitro yang dilakukan sudah valid.

Nifedipin has a narrow index of therapeutic, so it was important to monitor the drug concentration in human plasma. HPLC method can be used to determine nifedipine in human plasma and this method must be validated before it was used. The aims of this research were getting an optimum condition to analyze nifedipine and getting a result of validation method analysis of nifedipine in human plasma in vitro with HPLC method. HPLC method using C18 column, mobile phase consisted of water-acetonitril-methanol (55:22,5:22,5;v/v), flow rate 1,0 ml/minutes, sensitivity 0,01 aufs, and detection using UV wave length at 240 nm. The calibration graphs of nifedipine in plasma by using diazepam as an internal standard has a range concentration at 20-100 ng/ml with coefficient of correlation (r) 0,9983. A limit of detection and a limit of quantitation were 4,97 and 16,56 ng/ml. Accuracy ranged from 97,75 to 102,01% and precision ranged from 3,19 to 4,09%. The result of validation data show that the analysis of nifedipine in plasma in vitro has validated."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
S32812
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azlaini Yus
"ABSTRAK Gelatin yang ada di pasaran mayoritas berasal dari babi dan sapi. Bahan baku pembuatan gelatin dari sumber lain terus diteliti karena erat kaitannya dengan kehalalan produk. Saat ini gelatin dari ikan merupakan salah satu alternatif pada pembuatan gelatin. Pangasius hypophthalmus adalah jenis ikan patin yang dikembangkan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan kulit ikan patin ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pada pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gelatin hasil ekstraksi dari kulit ikan patin, memperoleh hasil karakterisasi gelatin tersebut, mengidentifikasi marker pada gelatin, dan membuat serta melakukan pengujian lapisan film dari gelatin ikan patin. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah proses asam dan basa. Karakterisasi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai rendemen, uji organoleptis, kadar air, pH, kadar abu, viskositas, kekuatan gel, dan analisis profil tekstur menggunakan texture analyzer. Kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl dan kadar asam amino menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Identifikasi marker menggunakan metode LC-QTOF-MS/MS dan pembuatan lapisan film dengan cara casting basah. Karakterisasi gelatin ikan patin dengan proses asam memberikan hasil sebagai berikut: rendemen 14,94 , kadar air 9,80 , pH 5,14 , kadar abu 0,19 , viskositas 3,12 cP , kadar protein 97,71 , dan kadar asam amino tertinggi yaitu glisin = 16,90 , prolin = 11,08 , asam glutamat = 9,10 . Hasil karakterisasi gelatin dengan proses basa: rendemen 14,30 , kadar air 7,25 , pH 5,35 , kadar abu 1,54 , viskositas 5,35 cP , kekuatan gel 141,5 g , kadar protein 91,92 , kadar asam amino paling banyak yaitu glisin = 18,15 , prolin = 12,30 , asam glutamat = 10,73 . Gelatin ikan patin melalui proses basa menunjukkan sifat yang lebih baik daripada proses asam, karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan proses asam. Marker gelatin ikan patin adalah fragmen dengan nilai m/z 494,5669, marker gelatin sapi yaitu fragmen dengan m/z 232,1410, dan marker gelatin babi adalah fragmen dengan m/z 244,1303. Gelatin dari kulit ikan patin dapat membentuk lapisan film.

ABSTRACT Gelatin in the majority market comes from pigs and cows. The raw material of gelatin manufacture from other sources continue to be studied because it closely related with halal product. Currently gelatin from fish is an alternative to gelatin production. Pangasius hypophthalmus is a catfish species developed in Kampar Regency of Riau Province and the skin can be used as raw material source in gelatin production. This study aims to obtain gelatin from catfish skin and characterized that gelatin, identification of marker of gelatin, casting and to evaluate film from catfish gelatin. Extraction using acid and alkaline pretreatment. Characterization includes calculation of rendement value, organoleptic test, moisture content, pH, ash content, viscosity, gel strength, and texture profile analysis using texture analyzer. Protein content with Kjeldahl method and analysis amino acid using High Performance Liquid Chromatography HPLC . Identification of marker using LC QTOF MS MS and film with wet casting. Characterization of catfish gelatin with acid process gives the following results rendement 14.94 , water content 9.80 , pH 5.14 , ash 0.19 , viscosity 3.12 cP , protein content 97.71 , and highest amino acids, glycine 16.90 , proline 11.08 , glutamic acid 9.10 . The result of gelatin characterization with alkaline process rendement 14.30 , water content 7.25 , pH 5.35 , ash content 1.54 , viscosity 5.35 cP , gel strength 141.5 g , protein content 91.92 , the highest amino acid content is glycine 18.15 , proline 12.30 , glutamic acid 10.73 . Catfish gelatin through alkaline pretreatment exhibits better properties than acid pretreatment, because it has a greater gel strength. Marker of catfish gelatin have m z 494.5669, marker of bovine gelatin have m z 232.1410, and marker of porcine gelatin have m z 244.1303. Catfish gelatin formed a film."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library