Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadhilah Reyseliani
"ABSTRAK
Proses produksi kukus untuk steam flooding umumnya menggunakan gas alam sebesar 1,7 Tcf/tahun. Sementara itu, proyek steamflood umumnya merupakan proyek jangka panjang dan gas alam sudah mulai langka serta harganya mahal diseluruh plosok dunia. Untuk itu perlu dilakukan penelitian skema produksi kukus alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penelitian skema produksi dilakukan menggunakan perangkat lunak ASPEN HYSYS dan kemudian kualitas kukus yang diproduksi akan dievaluasi dalam penerapannya pada operasi steamflood menggunakan perangkat lunak COMSOL dan CMG. Skema pemanfaatan panas bumi mampu meningkatkan rekoveri hingga 60% dengan biaya produksi kukus yang lebih hemat 12% dengan jarak terjauh lapangan minyak dan lapangan panas bumi 30 km untuk kemungkinan penerapan skema ini. Selain itu, pada penelitian ini dilakukan tinjauan singkat untuk sistem lapangan panas bumi yang terdedikasi untuk proyek steamflood dimana terdapat 1 lapangan minyak yang 100% prosesnya menggunakan skema ini dan 1 lapangan minyak 70% prosesnya menggunakan skema ini.

ABSTRACT
The steam roduction process for steam flooding generally use natural gas at 1.7 Tcf/year. Meanwhile, steamflood project is generally a long-term project and natural gas is already scarce and expensive throughout the world. Therefore, it is necessary to find alternatives steam production process scheme to overcome these problems. Research conducted using ASPEN HYSYS to simulate steam production process and furthermore it will be evaluated in its steamflood operations application using software COMSOL and CMG. Geothermal energy utilization schemes can improve recovery by up to 60% to the cost of steam production more efficient by 12% with the furthest distance the field of oil and geothermal field 30 km to the possibility of applying this scheme. Additionally, in this study conducted a brief review of the system of geothermal field fully dedicated to steamflood projects where there are one oil field to 100% process using this scheme and one 70% oil field process using this scheme."
2016
S64828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Reyseliani
"ABSTRAK
Perjanjian Paris tahun 2015 mengenai penjagaan suhu kenaikan bumi dibawah 2oC telah mendorong negara-negara di dunia, termasuk Indonesia yang meratifikasi perjanjian tersebut, untuk melakukan transisi energi menuju sistem yang berkelanjutan dengan fokus utama pemanfaatan energi terbarukan dan peningkatan efisiensi energi pada berbagai sektor termasuk sektor listrik. Transisi sistem energi nantinya akan mampu menunjukkan perubahan penggunaan teknologi yang semakin ramah lingkungan, namun tetap mempertimbangkan aspek keekonomian yang keduanya ditunjukkan sebagai tujuan atau objektif dari transisi sistem energi. Pemodelan Teknologi ramah lingkungan yang didominasi oleh variable renewable energy seperti tenaga bayu dan tenaga matahari akan menyebabkan terjadinya fluktuasi pada pasokan listrik setiap jamnya, sehingga sangat penting membangun perencanaan kelistrikan yang mempertimbangkan secara detail variasi tersebut melalui pemodelan high time resolution yang meninjau neraca pemenuhan permintaan setiap jamnya dan melibatkan peran penyimpanan energi. Untuk itu, dalam penelitian ini dibangun model high time resolution pada sistem kelistrikan Indonesia dengan meninjau memasukan faktor lingkungan kedalam skenario pajak karbon menggunakan VEDA-TIMES dengan solver CPLEX. Hasil yang diperoleh adalah pada skenario dasar tanpa faktor lingkungan bauran energi terbarukan pada tahun 2050 sudah mencapai 80%. Tingginya bauran ini karena model meninjau penurunan investasi pada teknologi energi terbarukan. Selain itu, penambahan pajak karbon tidak memberikan dampak yang signifikan karena menyebabkan kompetisi antar pembangkit energi terbarukan. Meningkatkan resolusi waktu pemodelan menjadi jam dalam satu hari yang merepresentasikan seluruh hari setiap tahunnya menyebabkan penetrasi energi terbarukan turun menjadi 47%. Selain itu, seiring dengan meningkatnya kapasitas PLTS, maka kapasitas pumped hydro storage (PHS) menjadi meningkat.

ABSTRACT
The Paris Agreement in 2015 which has been maintained the temperature of the earth's rise below 2oC has encouraged countries in the world, including Indonesia who ratified the agreement, to make the energy transition towards a sustainable system with a main focus on the use of renewable energy and improving energy efficiency in various sectors including the electricity sector. The energy system transition will be able to show changes in the use of green technology but still considering the economic aspects, both of which are shown as the objective of the energy system transition. Modeling technologies that are dominated by variable renewable energy such as wind power and solar power will cause fluctuations in electricity supply every hour, so it is important to build electricity planning that considers in detail regarding these variations through modeling high time resolution that reviews the balance sheet to meet demand every hour and involves the role of energy storage. For this reason, this research builds a high time resolution model on the Indonesian electricity system by reviewing the inclusion of environmental factors as carbon tax scenario using VEDA-TIMES with the CPLEX solver. The results obtained in the basic scenario without environmental factors the renewable energy mix in 2050 has reached 80%. The high mix is ​​due to the model consider the declining in renewable energy technologies investment. In addition, using carbon tax scenario does not have a significant impact because it causes competition among renewable energy technology. Increasing modeling time resolution to hours in one day that represents all days each year causes the penetration of renewable energy to drop to 47%. In addition, along with the increase in PLTS capacity, the capacity of pumped hydro storage (PHS) as the selected energy storage technology will increase."
2020
T55315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhilah Reyseliani
"Indonesia berkomitmen untuk melakukan upaya dekarbonisasi sistem energi sesuai dengan Perjanjian Paris. Teknologi energi terbarukan diharapkan dapat menjadi solusi. Namun, pasokannya yang bersifat intermittent menyebabkan perlu adanya fleksibilitas sistem kelistrikan. Tantangan lainnya sebagai negara produsen batubara dan kepulauan adalah dampak sosio-ekonomi phase-out batubara dan ketidaksesuaian lokasi pusat permintaan dan potensi energi. Untuk itu, studi ini akan meninjau dekarbonisasi sistem kelistrikan Indonesia 2020-2060 menggunakan VEDA-TIMES yang mempertimbangkan aspek operasional dengan resolusi waktu tinggi. Beberapa skenario yang ditinjau, diantaranya sistem kelistrikan berbasis biaya terendah (BAU), kebijakan saat ini (CP), penetrasi ET tinggi (100%RE), pemenuhan Perjanjian Paris (PA), dan integrasi antar pulau (MR INT). Sistem kelistrikan BAU akan tetap didominasi pembangkit batubara ke depannya. Pada 100% RE, diperlukan nuklir dan PLTS skala utlitas pada kapasitas yang besar dengan konsekuensi kenaikan investasi dan BPP yang signifikan. Pada PA, peran dekarbonisasi tidak hanya terbatas pada teknologi ET tetapi juga teknologi fosil bersih yang meningkatkan investasi sebesar 50% pada BPP yang sama. Perencanaan phase-out batubara dapat menurunkan 71% kebutuhan penyimpanan CO2 pada investasi dan BPP yang relatif sama, namun, menghasilkan kerugian kumulatif sebesar bisnis hulu sebesar 758-799 milyar USD. Integrasi antar pulau meningkatkan penetrasi ET hingga 3 kali lipat dan adanya pemerataan investasi diwilayah selain Jawa.

Indonesia is committed to decarbonize its energy system align with the Paris Agreement. Renewable energy technology is expected to be a solution, but system flexibility is needed to overcome the intermittency. Other challenges as archipelagic and coal-producing country are the socio-economic impact of the coal phase-out and mismatch between demand center and resource location. Thus, this study reviews Indonesia power sector decarbonization 2020-2060 using VEDA-TIMES, considering operational aspects with high time resolution. Several scenarios were reviewed, including least-cost power system (BAU), current policy (CP), high RE penetration (100% RE), fulfillment of the Paris Agreement (PA), and inter-island integration (MR INT). BAU will continue to be dominated by coal plants going forward. In 100% RE, large capacities of nuclear and Solar PV are needed which significantly increase the investment and BPP. In PA, decarbonization is not only limited to RE technology but also clean fossil technology which increases the investment by 50% in the same BPP. Coal phase-out planning can reduce 71% of CO2 storage needs at similar investment and BPP, but, resulting in USD 758-799 billion upstream business loss. Inter-island integration increases RE penetration by 3 times and there is equity in investment in areas other than Java."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library