Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan seluruh pihak yang terlibat dalam rantai distribusi obat wajib menerapkan Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) di setiap aspek distribusi. CDOB terdiri dari 9 (sembilan) aspek dan diantara aspek-aspek tersebut, CDOB memiliki aspek Fasilitas Distribusi berdasarkan Kontrak dan aspek Dokumentasi. Aspek Fasilitas Distribusi berdasarkan Kontrak membahas tentang penggunaan pihak penyedia jasa oleh PBF selama proses penyaluran. Sedangkan aspek Dokumentasi membahas tentang dokumen-dokumen yang terkait dengan proses penyaluran atau distribusi. Laporan tugas khusus ini dibuat untuk mengetahui implementasi aspek CDOB Fasilitas Distribusi berdasarkan Kontrak dan aspek Dokumentasi yang ada di PBF PT Masiva Guna. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan melakukan diskusi serta tanya jawab terkait aspek CDOB untuk memperjelas implementasi aspek CDOB di PT Masiva Guna. Pengamatan juga dilakukan pada dokumen-dokumen yang berkaitan dengan aspek CDOB pada tugas khusus. Berdasarkan hasil pengamatan, PT Masiva Guna memiliki kontrak kerja sama dengan pihak penyedia jasa transportasi atau ekspedisi yang digunakan untuk mengirimkan kebutuhan produk obat ke masing-masing Apotek Roxy. PT Masiva Guna juga memiliki dokumentasi baik dalam bentuk manual maupun elektronik. PT Masiva Guna telah menerapkan aspek CDOB Fasilitas Distribusi Berdasarkan Kontrak dan aspek Dokumentasi dengan baik pada kegiatan distribusi. Penerapan aspek-aspek CDOB membantu tercapainya tujuan CDOB dalam mempertahankan mutu dan integritas obat selama berada dalam kegiatan penyaluran.

Distributor (PBF) and all parties involved in the drug distribution chain are required to implement Good Distribution Practices (CDOB) in every aspect of distribution. CDOB consists of 9 (nine) aspects and among these aspects, CDOB has the Distribution Facility aspect based on Contract and the Documentation aspect. The Distribution Facilities aspect based on the Contract discusses the use of service providers by PBF during the distribution process. Meanwhile, the Documentation aspect discusses documents related to the distribution or distribution process. This special assignment report was created to determine the implementation of the CDOB aspects of Distribution Facilities based on Contracts and Documentation aspects in PT Masiva Guna. Implementation of special tasks begins with discussions and questions and answers regarding CDOB aspects to clarify the implementation of CDOB aspects at PT Masiva Guna. Observations were also made on documents relating to CDOB aspects of special assignments. Based on observations, PT Masiva Guna has a cooperation contract with the transportation or expedition service provider which is used to send medicinal product needs to each Roxy Pharmacy. PT Masiva Guna also has documentation in both manual and electronic form. PT Masiva Guna has implemented the CDOB aspects of Contract Based Distribution Facilities and Documentation aspects well in distribution activities. Implementation of CDOB aspects helps achieve CDOB goals in maintaining the quality and integrity of medicines while in distribution activities.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Rumah sakit menjadi salah satu tempat diselenggarakannya pelayanan kefarmasian. Pelayanan kefarmasian di rumah sakit salah satunya dilakukan di Instalasi Gawat Darurat (IGD). IGD menjadi unit pelayanan yang menangani pasien dengan kondisi darurat sehingga dibutuhkan pelayanan yang cepat dan tepat. Akan tetapi, ramainya pasien yang berkunjung ke rumah sakit menyebabkan beberapa pasien tertahan lebih lama di IGD karena tidak memperoleh akses tempat tidur sampai batas yang wajar setelah diputuskan untuk rawat inap atau disebut dengan stagnan. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian terapi pasien IGD kondisi stagnan berdasarkan guideline klinis serta mengidentifikasi masalah terkait obat pada terapi pasien. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan melakukan pengumpulan data tiga pasien stagnan dari formulir penggunaan obat dan S-O-A-P pasien selama berada di IGD. Analisis terapi dilakukan dengan menganalisis penggunaan obat (pemilihan obat, indikasi, dan dosis) berdasarkan guideline klinis serta memaparkan masalah terkait obat. Semua pasien telah menerima terapi yang sesuai dengan guideline klinis secara teoritis. Terdapat masalah terkait obat dalam pengobatan pasien, antara lain pemberian obat tanpa indikasi, ada indikasi tanpa obat, dan interaksi obat. Namun, adanya masalah terkait obat pada terapi pasien dapat dipengaruhi oleh kondisi pasien, ketersediaan obat, respon pasien terhadap obat, dan tindakan-tindakan yang dilakukan kepada pasien oleh tenaga kesehatan selama masa perawatan.
Hospitals are one of the places where pharmaceutical services are held. One of the pharmaceutical services in hospitals is carried out in the Emergency Room (IGD). The ER is a service unit that handles patients with emergency conditions so fast and precise service is needed. However, the large number of patients visiting the hospital caused some patients to be held longer in the ER because they did not have access to a bed to a reasonable extent after deciding to be hospitalized or what was called stagnant. This special assignment report aims to analyze the suitability of therapy for emergency room patients with stagnant conditions based on clinical guidelines and identify drug-related problems in patient therapy. Implementation of the special task began by collecting data on three stagnant patients from the patient's medication use form and S-O-A-P while in the ER. Therapy analysis is carried out by analyzing drug use (drug selection, indications and dosage) based on clinical guidelines and explaining drug-related problems. All patients had received therapy in accordance with theoretical clinical guidelines. There are drug-related problems in patient treatment, including administering drugs without indications, indications without drugs, and drug interactions. However, the presence of drug-related problems in patient therapy can be influenced by the patient's condition, the availability of the drug, the patient's response to the drug, and the actions taken on the patient by health workers during the treatment period."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Insiden keselamatan pasien saat ini masih menjadi perhatian khusus di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan, salah satunya di puskesmas. Puskesmas harus memiliki upaya pencegahan serta penanganan insiden untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, khususnya keselamatan pasien. Pembuatan laporan insiden keselamatan pasien adalah salah satu prosedur yang dilakukan oleh puskesmas jika terjadi insiden keselamatan pasien. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk mengidentifikasi prosedur, menganalisis kesesuaian antara penanganan insiden dengan SOP, serta menganalisis jenis insiden pelayanan kefarmasian yang paling banyak terjadi selama Januari 2023 – Juni 2023 di Puskesmas Kecamatan Ciracas. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan mengumpulkan data terkait laporan insiden dilanjutkan dengan Pengisian form laporan insiden keselamatan pasien serta analisis. Berdasarkan hal tersebut, Prosedur penanganan insiden pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Ciracas dilakukan sesuai dengan jenis insiden yang terjadi, yaitu KPC, KNC, KTC, KTD, dan Sentinel. Semua insiden didokumentasikan pada form laporan insiden keselamatan pasien. Semua insiden yang terjadi selama bulan Januari 2023 – Juni 2023 termasuk dalam Kejadian Nyaris Cedera (KNC) yang terdiri dari salah pasien dan salah jenis obat. Insiden salah pasien ditemukan paling banyak dari 10 insiden selama periode tersebut.

Patient safety incidents are currently still a special concern in various health service facilities, one of which is the community health center. Community health centers must have efforts to prevent and handle incidents to improve the quality of health services, especially patient safety. Making a patient safety incident report is one of the procedures carried out by the health center if a patient safety incident occurs. This special task report aims to identify procedures, analyze the suitability of incident handling with SOPs, and analyze the types of pharmaceutical service incidents that most often occur during January 2023 – June 2023 at the Ciracas District Health Center. Implementation of special tasks begins with collecting data related to incident reports, followed by filling in the patient safety incident report form and analysis. Based on this, procedures for handling pharmaceutical service incidents at the Ciracas District Health Center are carried out according to the type of incident that occurred, namely KPC, KNC, KTC, KTD, and Sentinel. All incidents are documented on the patient safety incident report form. All incidents that occurred during January 2023 – June 2023 are included in Near-Injury Events (KNC) which consist of the wrong patient and the wrong type of drug. The highest number of wrong-patient incidents was found out of 10 incidents during that period.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Salah satu pelayanan farmasi klinis adalah pelayanan informasi obat (PIO). PIO dapat bersifat aktif maupun pasif. PIO secara pasif salah satunya berupa pembuatan informasi pada pricetag obat-obat Over the Counter (OTC). Obat maag termasuk obat OTC yang sering dikonsumsi oleh pasien. Walaupun begitu, tidak semua pasien telah mengetahui bagaimana cara mengkonsumsi dan aturan pakai obat yang benar. Laporan tugas khusus ini bertujuan untuk menyediakan informasi obat pada pricetag sediaan padat obat maag serta mengetahui efektivitas dari informasi obat pada pricetag saat kegiatan swamedikasi. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan membuat brosur informasi obat. Pengumpulan data pasien serta evaluasi dilakukan saat pelayanan swamedikasi kepada pasien. Berdasarkan hasil evaluasi, terdapat pasien yang belum mengetahui aturan dan cara pakai obat maag. Pemberian edukasi saat swamedikasi berlangsung dilakukan dengan bantuan informasi obat yang tertera pada pricetag sehingga dapat dilihat langsung oleh pasien dan memastikan pasien telah memahami aturan pemakaian obat yang benar. Pelayanan informasi obat dengan media brosur informasi pada pricetag obat maag memberikan manfaat dalam hal kemudahan memperoleh informasi obat dengan lebih cepat bagi pasien. Selain itu, pembuatan informasi obat pada pricetag juga mempermudah apoteker dalam melakukan swamedikasi atau pemberian informasi terkait obat kepada pasien.

One of the clinical pharmacy services is drug information services (PIO). PIO can be active or passive. One of the passive ways of PIO is creating information on price tags for Over the Counter (OTC) medicines. Ulcer medication is an OTC drug that is often consumed by patients. However, not all patients know how to consume and the correct rules for using medication. This special task report aims to provide drug information on the pricetag of solid dosage forms of ulcer medicine and to determine the effectiveness of drug information on the pricetag during selfmedication activities. Implementation of special tasks begins with creating drug information brochures. Patient data collection and evaluation are carried out during self-medication services to patients. Based on the evaluation results, there were patients who did not know the rules and how to use ulcer medication. Providing education during self-medication is carried out with the help of drug information listed on the price tag so that it can be seen directly by the patient and ensures that the patient understands the correct rules for using the drug. Drug information services using information brochures on price tags for ulcer drugs provide benefits in terms of making it easier for patients to obtain drug information more quickly. Apart from that, creating drug information on price tags also makes it easier for pharmacists to carry out self-medication or provide drug-related information to patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah Putri Hadiani
"Berbagai upaya dilakukan oleh industri farmasi untuk meningkatkan penanganan produk Look Alike Sound Alike (LASA) dan meminimalisir kejadian mixed up. PT Kimia Farma Tbk. Plant Jakarta menerapkan penggunaan kode warna dan kode nama obat pada produk-produk LASA. namun dibutuhkan improvement untuk memperkecil kesalahan yang berkaitan dengan produk LASA. Laporan tugas khusus ini dibuat bertujuan untuk membuat prosedur penanganan produk LASA untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempertegas identitas obat sehingga dapat memperkecil kesalahan terkait produk LASA. Pelaksanaan tugas khusus dimulai dengan melakukan pengamatan langsung ke Gudang Bahan Kemas, Penandaan, dan Pengemasan untuk mengumpulkan informasi terkait penanganan produk LASA. Penanganan produk LASA diterapkan dalam bentuk prosedur penanganan dan infografis produk LASA. Berdasarkan hal tersebut, prosedur penanganan dibuat menjadi sebelum, saat, dan setelah penanganan produk. Kemudian diwujudkan dalam bentuk SOP (Standar Operasional Prosedur) di PT Kimia Farma Tbk. Plant Jakarta. Infografis dibuat untuk produk-produk LASA narkotika, psikotropika, dan non-beta laktam. Infografis dibuat agar informasi produk LASA lebih mudah dimengerti.

Various efforts have been made by the pharmaceutical industry to improve handling of Look Alike Sound Alike (LASA) products and minimize mix up incidents. PT Kimia Farma Tbk. Plant Jakarta applies color codes and drug name codes to LASA products. However, improvements are needed to reduce errors related to LASA products. This special task report was created with the aim of creating procedures for handling LASA products to increase awareness and emphasize the identity of drugs so as to minimize errors related to LASA products. Implementation of special tasks begins with direct observation of the Packaging, Marking and Packaging Material Warehouse to collect information related to the handling of LASA products. LASA product handling is implemented in the form of LASA product handling procedures and infographics. Based on this, handling procedures are created before, during and after product handling. Then it was realized in the form of SOP (Standard Operating Procedure) at PT Kimia Farma Tbk. Plant Jakarta. Infographic created for narcotic, psychotropic and non-beta lactam LASA products. Infographics were created to make LASA product information easier to understand.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library