Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Arifai Arrieta
"Perilaku makan menyimpang merupakan penyimpangan psikologis yang melibatkan perilaku dan komplikasi yang berhubungan dengan gizi dan atlet putri memiliki resiko untuk mengalaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku makan menyimpang yang meliputi faktor internal yaitu citra tubuh, rasa percaya diri, riwayat diet, dan tingkat stress serta faktor eksternal yaitu pengaruh dari pelatih, teman, keluarga, durasi olahraga dan tuntutan sebagai atlet. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan total responden sebanyak 97 atlet putri DKI Jakarta cabang olahraga estetik, ketahanan, dan bela diri. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014. Pengumpulan data menggunakan kuesioner termasuk EDDS untuk melihat perilaku makan menyimpang serta pengukuran tinggi dan berat badan responden. Analisis data menggunakan uji chi square dan uji t independen. Hasil penelitian menunjukkan 37,1% responden memiliki perilaku makan menyimpang dengan spesifikasi anoreksia nervosa 0%, bulimia nervosa 12,4%, binge eating disorder 10,3% dan EDNOS 14.4%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara citra tubuh (p=0.000), riwayat diet (p=0.034), tingkat stress (p=0.019) sebagai faktor internal dan pengaruh pelatih (p=0.001), teman (p=0.047), keluarga (p=0.005), durasi olahraga (p=0.005), tuntutan sebagai atlet (p=0.000) sebagai faktor eksternal dengan perilaku makan menyimpang. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan KONI DKI Jakarta dapat memberikan intervensi terhadap atlet dan pelatih mengenai citra tubuh dan gizi untuk mencegah atlet memiliki perilaku makan menyimpang.
Eating disorders is psychological aberrations that involve behavior and complications associated with nutrition and female athletes have a high risk to have it. The purpose of this study is to know the factors related to eating disorders that include internal factors namely, body image, self-esteem, diet history and level of stress as well as the external factors that include influence from coaches, friends, family, duration of excercise and presssure as athletes. The study design used was cross sectional with total respondents as much as 97 DKI Jakarta aesthetic, endurance, and martial art female athletes. This study conducted in April-May 2014. Data collected using the questionnaire including EDDS to see distorted eating behavior as well as measurement of height and weight of the respondents. Data analysis using the chi square test and t-test. The results showed 37,1% of respondents have distorted eating behavior with specification of anorexia nervosa 0%, bulimia nervosa 12.4%, binge eating disorder 10.3% and EDNOS 14.4%. Results of bivariate analysis showed there were significance relationship between body image (p=0.000), diet history (p=0.034), stress level (p=0.019) as internal factors and the influence of coaches (p=0.001), friends (p=0.047), family (p=0.005), duration of exercise (p=0.043), and pressure as athletes (p=0.000) as external factors with eating disorders. Based on those results, KONI Jakarta is expected can provide interventions for athletes and coaches about body image and nutrition to prevent athlete develop eating disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S55968
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Arifai Arrieta
"Bahasa seperti yang kita ketahui merupakan alat untuk berkomunikasi bagi manusia. Selama ini kita sering menggunakan istilah dalam bahasa asing untuk menunjukkan suatu konsep. Kita sendiri pun memahami bahwa suatu istilah bahasa asing tidak dapat diterjemahkan begitu saja karena adanya pergeseran konsep jika diartikan secara sembarangan. Di dalam denah rumah Perancis terdapat dua istilah yang memiliki makna setara, yaitu la salle dan le salon. Kedua ruangan tersebut dapat disetarakan dengan ruang keluarga dalam denah rumah di Indonesia. Dari kedua istilah tersebut, Le Corbusier memilih menggunakan istilah la salle dalam denah rumahnya yang dinamakan "Ma Maison". Dengan menggunakan ilmu bahasa sebagai dasar kajian, skripsi ini mencoba menelaah perbedaan konsep yang dimiliki oleh la salle dan le salon, dan juga pemilihan penggunaan kata la salle oleh Le Corbusier.

Language, as we know, is a tool to communicate among humans. We often use the term in a foreign language to denote a concept. We also understand that a foreign language terms can not be translated casually due to a friction concept if interpreted at random. In the French house plans there are two terms that have a similar meaning, namely la salle and le salon. Those terms are equivalent to ruang keluarga in Indonesian houses. From both terms, Le Corbusier house plan named "Ma Maison" that were designed in the modern era, preferred to use ?la salle? than le salon. Using linguistic as the base of this study, this paper attempts to examine different concepts owned by la salle and le salon, as well as use of the term la salle preferred by Le Corbusier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library