Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutia Sari Wardana
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian dan tempat apoteker bekerja. Pelayanan kefarmasian telah bergeser dari orientasi obat ke orientasi pasien yang mengacu kepada pharmaceutical care dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilakukan pada tanggal 4 Agustus - 30 Agustus 2014 di Apotek Nine - Eighteen (9-18) bertujuan untuk mengetahui peran dan tanggung jawab apoteker, mengetahui alur pengelolaan obat, kegiatan manajerial dan kegiatan pelayanan kefarmasian.

Pharmacy is pharmaceutical service facilities and pharmacist’s place to work. Pharmaceutical care have been shifted from drug oriented to patient oriented that refer to pharmaceutical care as a purpose to increasing quality life of patients. Pharmacists Internship Program held on August 4th to August 30th, 2014 at Pharmacy of Nine - Eighteen (9-18) with aims to determine roles and responsibilities of pharmacist and to knowing flow of drugs management, managerial activities and pharmaceutical services activities.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sari Wardana
"Salah satu kewajiban rumah sakit adalah memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. Pelayanan farmasi rumah sakit menjadi salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Apoteker di rumah sakit memiliki peran dalam farmasi klinis dan farmasi non klinis. Dalam menjalankan peran tersebut, apoteker memerlukan ilmu pengetahuan farmasi, keterampilan manajemen dan kemampuan komunikasi yang baik. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilakukan pada tanggal 8 September hingga 17 Oktober 2014 di Rumah Sakit Marinir Cilandak bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang kegiatan kefarmasian di rumah sakit dan memberikan pemahaman serta pengalaman kepada mahasiswa apoteker tentang tugas pokok seorang apoteker di rumah sakit dalam peran manajemen perbekalan farmasi dan pelayanan farmasi klinik. Sedangkan tujuan tugas khusus adalah mengidentifikasi interaksi obat dan evaluasi kesesuaian dosis pada pasien Intensive Care Unit (ICU) di Rumah Sakit Marinir Cilandak.

One of obligations hospital is to provide health care that safe, high quality and effective with the interests of patient accordance standard hospital care. Hospital pharmaceutical services is one of activities that support hospital quality health services. Pharmacists in hospital have a role in clinical pharmacy an non clinical pharmacy. In carrying out this role, pharmacist requires pharmaceutical science, management skills and good communication. Pharmacist Internship Program held on Sptember 8th to October 17th, 2014 at Marine Cilandak Hospital aims to provide knowledge about activities of pharmacy in hospital and to provide insight and experience to the students about the basic tasks of a pharmacist at hospital in the management role of pharmaceuticals and pharmaceutical care clinic. While the purpose of specific assignment is to identification drug interaction and evaluation adjusting dose of patient Intensive Care Unit (ICU) at Marine Cilandak Hospital.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Sari Wardana
"Stunting adalah kondisi tinggi badan anak yang terlalu pendek berdasarkan usia karena kekurangan gizi kronis dan atrofi usus. Daun kelor direkomendasikan sebagai makanan pendamping untuk menekan stunting karena mengandung protein dan zat besi yang tinggi. Namun, zat besi dalam ekstrak daun kelor dapat membentuk kompleks dengan zat anti nutrisi dan polifenol yang menyebabkan ukuran molekul lebih besar sehingga sulit diabsorpsi. Fitosom adalah teknologi untuk meningkatkan absorpsi fitokonstituen. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan fitosom yang mengandung ekstrak daun kelor untuk meningkatkan absorpsi pada saluran cerna. Tiga formula fitosom dikembangkan yaitu F1, F2, F3 dengan rasio bobot ekstrak dan fosfatidilkolin masing-masing 1:1; 1:1,5; 1:2, kemudian fitosom dikarakterisasi meliputi morfologi, distribusi ukuran partikel, potensial zeta, efisiensi penjerapan, dan FTIR. Formula tebaik digunakan pada formulsi serbuk instan. Serbuk instan dibuat dua formula, yaitu serbuk instan fitosom (SF) dan serbuk instan non fitosom (SNF), kemudian dilakukan uji absorpsi in vitro menggunakan metode kantong usus terbalik. Hasil karakterisasi menunjukkan F1 adalah formula fitosom terbaik dengan ukuran partikel 93,20 ± 4,84 nm, indeks polidispersitas 0,230 ± 0,03, potensial zeta -30,93 ± 0,67 mV, dan efisiensi penjerapan tertinggi. Spektrum IR menunjukkan terjadi pembentukan fitosom karena adanya ikatan hidrogen antara fitokonstituen dan fosfatidilkolin dengan adanya puncak baru pada bilangan gelombang 1600,71 cm-1 dan 1377,11 cm-1. Berdasarkan hasil uji absorpsi in vitro SF memiliki jumlah kumulatif zat besi terabsorpsi tertinggi yaitu 6,5 ± 0,05 μg. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa SF dapat meningkatkan absorpsi zat besi melewati usus.

Stunting is a condition height of child is too short for age due chronic malnutrition and intestinal atrophy. Moringa leaves are a complementary food to suppress stunting because high content of protein and iron. However, iron in Moringa leaf extract can be formed complexes with anti-nutritional substances and polyphenols causes larger molecular size that is difficult to absorb. Phytosomes are technology to enhance the absorption of phytoconstituents. The purpose of this study was developed phytosomes containing Moringa leaf extract to increase absorption in gastrointestinal tract. Three phytosome formulas were developed F1, F2, F3 with a weight ratio extract and phosphatidylcholine 1:1; 1:1.5; 1:2, then characterized including morphology, particle size distribution, zeta potential, entrapment efficiency, and FTIR. The best formula used in instant powder formulations. The instant powder was made into two formulas instant phytosome powder (SF) and instant non-phytosome powder (SNF), an in vitro absorption test was carried out using everted gut sac method. The characterization results showed that F1 was the best phytosome formula with a particle size 93.20 ± 4.84 nm, polydispersity index 0.230 ± 0.03, zeta potential -30.93 ± 0.67 mV, and the highest entrapment efficiency. The IR phytosome spectrum showed formation due hydrogen bonding between phytoconstituents and phosphatidylcholine with new peaks at wave numbers of 1600.71 cm-1 and 1377.11 cm-1. Based on in vitro absorption test, SF had the highest cumulative amount of absorbed iron was 6.5 ± 0.05 mg. Based on these results, it concluded that SF increase iron absorption through the intestine."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library