Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutia
"Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui daya saing produk Indonesia terhadap produk Cina di pasar dalam negeri dan luar negeri dalam menghadapi CAFTA (China ASEAN Free Trade Area). Produk-produk yang menjadi objek studi adalah pakaian anak perempuan, sepatu kulit asli dan boneka isi. Variabel-variabel yang digunakan sebagai analisis pembanding daya saing tersebut adalah struktur biaya, harga dan kualitas.
Analisis dilanjutkan dengan melihat kemampuan ketiga produk lokal dalam menghasilkan devisa atau yang biasa kita kenal dengan efisiensi perusahaan dalam menghemat atau menghasilkan devisa melalui domestic resource cost dengan yaitu dengan melihat proporsi biaya sumber daya lokal dan biaya sumber daya luar negeri dalam menghasilkan nilai tambah.

The pupose of this research is to see the competitiveness of some Indonesian products against Chinese products in local market and foreign market facing CAFTA (China ASEAN Free Trade Area) agreement. The products under the study are girls clothing, leather shoes and stuffed toys. Variables used for the competitive analysis are cost structure, price and quality.
The analysis is followed by looking at the ability of the three local products in producing or saving foreign exchange through the calculation of what is known as the domestic resource cost, that is the proportion of the cost of local resources and the foreign resources in producing added value.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52061
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia
"Pada tahun 2012, pengguna internet di Indonesia diperkirakan akan mencapai angka 50 juta pengguna. Seiring dengan peningkatan jumlah pengguna internet, jumlah pebisnis yang menggunakan sistem online juga semakin meningkat. Peningkatan jumlah bisnis online terutama dalam bidang fashion tentu meningkatkan persaingan di pasar. Para pemilik bisnis berlomba untuk memenangkan pasar sehingga produk mereka dapat diterima oleh konsumen. Heterogenitas pasar, yang di dalamnya termasuk perilaku konsumen menjadi kendala utama dalam memenangkan pasar. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap perilaku konsumen.
Tujuan analisis perilaku konsumen ini adalah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan. Penelitian ini menggunakan analisis faktor untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan, khususnya keputusan untuk membeli produk fashion secara online. Dalam analisis ini, dapat terlihat pengaruh dari karakteristik konsumen, yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat ekonomi, pendidikan, dan pendapatan, pengaruh dari bauran pemasaran yang meliputi harga, produk, distribusi, dan promosi, serta pengaruh dari web experience terhadap keputusan yang akan dibuat oleh konsumen. Dalam analisis faktor, variabel-variabel asli yang jumlahnya banyak direduksi menjadi beberapa faktor, sehingga didapatkan faktor yang lebih sedikit dibandingkan dengan variabel asli tanpa mengurangi infomasi yang terkandung dalam variabel asli.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli produk fashion secara online adalah faktor Web, faktor produk, faktor promosi, dan faktor pelayanan (service). Hasil analisis ini pada akhirnya dapat digunakan sebagai dasar dalam pemilihan atau penetapan strategi pemasaran yang akan dilakukan terutama untuk mengetahui segmentasi pasar yang ada.

In 2012, Internet users in Indonesia is expected to reach 50 million users. Along with the increasing number of Internet users, the number of businesses that use online system also increased. An increasing number of online businesses, especially in the field of fashion would increase competition in the market. The business owners are competing to win the market so their products can be accepted by consumers. Heterogeneity market, which includes consumer behavior becomes a major obstacle in winning the market. Therefore, there should be an analysis of consumer behavior.
Objective analysis of consumer behavior is to know the factors that influence consumer decisions. This study uses factor analysis to determine the factors that influence consumers in making decisions, particularly the decision to buy the fashion products online. In this analysis, it can be seen the influence of consumer characteristics, which include age, gender, economic level, education, and income, the effect of the marketing mix including price, product, distribution, and promotion, as well as the influence of the web experience to the decision to be made by consumers. In a factor analysis, the original variables of the polynomial reduced to a few factors, so we get a factor of less than the original variables without reducing the information that is contained in the original variables.
The results of this study indicate that the factors that influence consumers in making the decision to buy the fashion products by online is the factor of web, factor of product, factor of promotion, and factors of service. The results of this analysis could eventually be used as a basis in the selection or determination of a marketing strategy that will be conducted primarily to determine the existing market segmentation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Mutia
"Menurut MacFarlane dan Radforth (1965), gambut Bereng Bengkel masuk katagori fibrous peat karena kandungan seratnya lebih besar dari 20%. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa kurva hubungan antara angka pori dan log tegangan mempunyai tiga garis lurus yang patah, dengan angka pori awal diatas 5. Menurut Hellis dan Brawner (1961) angka pori untuk fibrous peat berkisar antara 5 sampai 15, sedangkan amorphous granular peat mempunyai angka pori yang kecil yaitu sebesar 2. Menurut Dhowian clan F,dil (1980) kurva antara angka pori dan log tegangan untuk fibrous peat mempunyai perbedaan yang sangat menyolok dengan kurva dari amorphous granular peat. Perbedaannya yaitu indeks kompresi dan angka pori awal untuk amorphous granular peat adalah sangat kecil jika dibandingkan dengan fibrous peal. Selain itu virgin kurva dari amorphous granular peat hanya terdiri dari satu garis lurus seperti pada tanah lempung (non organic soil) sedang fibrous peat mempunyai dua garis lurus yang patah.
Model reologi Gibson dan Lo yang sebenarnya pertama kali diciptakan oleh f oynthing Thomson, dapat digunakan untuk menggambarkan deformasi akibat pemampatan primer dan pemampatan sekunder tanah gambut apabila dikenai pembebanan secara terus menerus (tanpa ada unloading).
Pemampatan primer 'a' gambut Bereng Bengkel berperilaku nilainya makin mengecil dengan bertambahnya beban , namun pada beban yang kecil yaitu 10 kPa sampai 100 kPa, harga a membesar dengan bertambahnya beban Hal ini berlaku untuk pembebanan dengan OCR=4 dan 0CR=6. Sedangkan pada pembebanan dengan OCR=8, pada saat pemberian beban 400 kPa, ternyata harga a naik kembali. Dapat disimpulkan bahwasannya kecepatan keluarnya air dari makropori sangat tergantung pada besarnya beban yang diberikan.
Pada pembebanan dengan OCR=4 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar Ae=1.10566 (terjadi pengurangan 25.4% dari angka pori awal), sedangkan pada proses siklik didapat nilai e=1.07294 (terjadi pengurangan 24.9% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap pengurangan angka pori.
Pada pembebanan dengan OCR=6 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar e=2.23719 (terjadi pengurangan 56.1% dari angka pori awal) , sedangkan pada proses siklik didapat nilai 6e=2.23018 (terjadi pengurangan 55.9% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik juga tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pengurangan angka pori.
Pada pembebanan dengan OCR=8 didapat selisih angka pori pada saat menerima beban kompresi sebesar 50 kPa dengan angka pori pada saat menerima beban rekompresi sebesar 50 kPa adalah sebesar e=3.81107 (terjadi pengurangan 81.94% dari angka pori awal). sedangkan pada proses siklik didapat nilai e=3.80946 (terjadi pengurangan S1.91% dari angka pori awal). Dalam hal ini proses siklik juga tidak memberikan pengaruh yang berarti dalam pengurangan angka pori.
Dengan memberikan preloading hingga 200 kPa dapat memnpercepat penurunan dengan nilai penurunan sisa (residual settlement) sebesar 53.76mm. dengan memberikan preloading Icing a 300 kPa memberikan sisa penurunan sebesar 49.42 mm dan bila diberikan preloading hingga 400 kPa menghasilkan sisa penurunan sebesar 9.74 min , untuk ketebalan gambut 11 meter."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T4552
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Mutia
"Tesis ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang manfaat program pelayanan kesehatan (P2K) yang diperoleh pekerja wanita pada PT.Mandom Indonesia Tbk. Hal yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini adalah semakin meningkatnya angkatan kerja wanita yang masuk dalam dunia kerja sehingga diperlukan perlindungan terhadap resiko terhentinya sementara penghasilan mereka misalnya yang disebabkan oleh keadaan sakit. Disamping itu, hanya program pelayanan kesehatan (P2K) atau jaminan pemeliharaan kesehatan (dari empat jenis program Jamsostek) yang dapat diselenggarakan sendiri oleh suatu perusahan sehingga perlu dikaji sejauhmana manfaatnya bagi tenaga kerja wanita.
Jenis penelitian yang dipergunakan untuk dapat memperoleh gambaran yang berkaitan dengan tujuan penelitian ini adalah deskriptif dan pendekatannya kualitatif. Untuk teknik pemilihan informan, dipergunakan teknik purposive dengan informan sebanyak 13 orang. Sedangkan teknik pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, observasi dan in depth interview. Adapun pertanyaan dalam penelitian ini berkaitan dengan pemahaman tenaga kerja wanita tentang program pelayanan kesehatan (P2K), pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita dan faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita. Dalam penelitian ini konsep yang dipergunakan untuk menambah wawasan peneliti adalah konsep tentang jaminan sosial. Selain itu, dikemukakan juga teori yang dipergunakan untuk menganalisa data, antara lain konsep tentang kebutuhan, jaminan sosial tenaga kerja, kesehatan kerja dan konsep tentang tenaga kerja wanita.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat digambarkan bahwa pemahaman karyawan tentang program P2K cukup baik karena disosialisasikan dengan berbagai cara yaitu melalui ketua regu, kepala bagian dan buku KKB. Meskipun ada karyawan yang mengatakan prosedur untuk mendapatkan pelayanan P2K ini cukup mudah namun ada pula yang mengatakan agak sulit. Namun demikian semua karyawan memahami bahwa kesehatan sangat penting untuk menciptakan produktivitas kerja yang optimal.
Mengenai tanggapan karyawan terhadap pelaksanaan program P2K ada yang mengatakan cukup baik dan mudah diperoleh namun ada pula yang mengatakan agak sulit. Umumnya karyawan langsung berobat ke poliklinik meskipun hanya sakit influenza ringan, namun ada pula yang mencoba untuk berobat sendiri dengan obat flu biasa atau dengan menggunakan obat tradisional baru kemudian bila tidak kunjung sembuh ia akan berobat ke poliklinik. Adapun tindakan yang diambil karyawan wanita apabila perusahaan tidak mampu memberikan pelayanan yg dibutuhkan antara lain meminta resep obat lain dan dokter poliklinik atau berobat ke dokter luar. Meskipun terdapat kesulitan, karyawan merasa senang, bersyukur dan merasa terbantu, setelah mendapatkan pelayanan dad poliklinik perusahaan.
Hambatan yang paling dirasakan oleh karyawan wanita adalah dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang bersifat spesifik berkaitan dengan kondisi fisik kewanitaannya serta permasalahan perbedaan santunan pelayanan kesehatan antara karyawan wanita dengan karyawan laki-laki yang berstatus menikah. Selain itu ada pula karyawan wanita yang merasakan hambatan untuk mendapatkan ijin bila sudah sakit dari rumah, proses rujukan dan obat yang diberikan dokter yg tidak cocok, dokter tidak datang tepat waktu, terbatasnya dana untuk pelayanan kesehatan dan terbatasnya fasilitas serta waktu yang tersedia bagi pelaksana pelayanan untuk memberikan pelayanan. Namun demikian, disamping ada karyawan yang mengalami hambatan untuk mendapatkan pelayanan poliklinik ini, ada pula karyawan lainnya yang merasa tidak mengalami hambatan yang berarti.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan guna perbaikan program di masa mendatang. Bagi pihak pelaksana program P2K, perlu mensosialisasikan prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan perlu mendiagnosis penyakit karyawan secara tepat sehingga proses rujukan dan obat yang diberikan juga sesuai dengan penyakit yang dirasakan oleh karyawan. Bagi pihak perusahaan, perlu mengupayakan agar tersedia dokter poliklinik perusahaan yang dapat bekerja secara tetap di PT.Mandom, meningkatkan dana yang dialokasikan ke bagian kesehatan serta perlu mengembangkan fasilitas pelayanan yang lengkap dan waktu pelayanan yang lebih intensif. Disamping itu perusahaan juga harus menyesuaikan beberapa program P2K dengan standar dari jamsostek sehingga pelayanan yang diperlukan karyawan wanita berkaitan dengan kondisi fisiknya yang khas, dapat dilaksanakan.
Kemudian juga perlu mempertimbangkan agar pelayanan kesehatan dapat diberikan kepada anggota keluarga karyawan wanita yang berstatus menikah, sehingga ia memperoleh hak yang sama dengan karyawan laki-laki. Bagi SPSI unit kerja PT.Mandom sebaiknya dapat membantu perusahaan untuk mendata kondisi kehidupan karyawan wanita sehingga SPSI dapat menjadi social control yang baik bagi perusahaan. Begitu pula dengan pihak pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan yang menyelenggarakan sendiri kegiatan pelayanan kesehatan, sehingga pekerja tidak dirugikan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tia Mutia
"Pelayanan kesehatan yang bermutu sudah merupakan kebutuhan bagi masyarakat pada saat ini, rumah sakit sebagai bagian dari mata rantai pelayanan kesehatan dituntut untuk terus mengembangkan diri. Salah satu cermin pelayanan rumah sakit adalah pelayanan keperawatan, karena berhubungan langsung dengan pasien. Untuk itulah sebagai tenaga pelaksana terbanyak di rumah sakit kiranya perawat perlu mendapat perhatian mengenai faktor-faktor apa yang dapat meningkatkan motivasi kerja mereka sehingga dapat melaksanakan tugasnya seperti yang diharapkan.
Saat ini hampir setengah jumlah perawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur adalah perawat dengan status honorer rumah sakit, khususnya di Instalasi Rawat inap ada sebanyak 53,7% perawat honorer yang penggajiannya dianggarkan dari dana operasional rumah sakit, sehingga jumlah gajinyapun belum dapat memadai.
Pihak manajemen berusaha untuk dapat menambah kesejahteraan pegawainya termasuk perawat, baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil maupun honorer rumah sakit, salah satunya dengan pemberian uang Insentif yang dimaksudkan untuk dapat meningkatkan motivasi kerja mereka, adapun sumber biayanya didapat dari penghasilan rumah sakit sendiri dengan pengaturan pembagiannya diatur oleh Surat Keputusan Direktur.
Dilakukan penelitian mengenai adakah hubungan pemberian insentif terhadap motivasi kerja perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilanjutkan dengan analisis hubungan antar variabel, dilakukan secara cross sectional, dengan pengumpulan data melalui kuesioner terhadap 96 orang responden yang terdiri dari perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat dan multivariat.
Kesimpulan dari hasil penelitian, ternyata terdapat hubungan yang bermakna antara pemberian insentif dengan motivasi kerja perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur pada tahun 2004, sementara itu pada beberapa variabel imbalan non finansial justru didapatkan hasil yang sangat bermakna hubungannya dengan motivasi kerja.
Daftar bacaan: 30 buku (1988-2004)

The Relationships between the Incentive Program and the Work Motivations of Nurses in the Inpatient Facility of Cianjur Residency General Hospital Year 2004A good healthcare system undoubtedly has become a significant factor to create better societies. Consequently, a hospital as a part of the system is demanded to improve its quality of services to the community surroundings. One of the services that has direct contact to patients is nursing facility. Since nurses play a key role in every hospital operations, it is extremely important for the management to comprehend factors that are able to boost nurses morale and motivations that in turn will create a high performance organization in a hospital.
Nowadays, it is known that almost a half of the total numbers of nurse in Cianjur Residency General Hospital is in the status of honorary employees. Even in its Inpatient Facilities, 53.7% of the honorary employees are paid from the hospital's operational expenses. As a result, their wages are far below the standard.
Considering there is a direct relationship between reward system and employees' motivations, the management is committed to raise the employees' welfares (including both -the permanent and honorary nurses) by implementing an incentive program. Such a program allows the organization to give the eligible employees a certain amount of money as an incentive to increase the employees' performance in conducting their duties. The source of money is taken from the hospital's earnings which is based on and arranged in a decree released by the director.
In connection with the aforementioned matter, this paper analyzed the relationships between the ongoing incentive program and the nurses' motivations and work performances in the inpatient facilities of Cianjur Residency General Hospital. This paper includes descriptive research and followed by inter-variables analysis. The inter-variables analysis was conducted in cross sectional method; undertaking questioners and collecting data from 96 respondents. The respondents are nurses who work at the inpatient facility in Cianjur Residency General Hospital. Data analysis was calculated by using univariate and multivariate analyses.
Interestingly, based on the study of this paper, it is concluded that there is significant relationship between incentives and nurses' work motivations in the Inpatient Facility of Cianjur Residency General Hospital throughout year 2004. Meanwhile, it is known that several variables of non-financial rewards have made significant relationships to the motivation of the workers.
References: 30 (1988-2004).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12846
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Leila Mutia
"ABSTRAK
Menarche adalah haid pertama yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana fungsi sistem reproduksi dalam keadaan sehat dan tidak hamil. Umur menarche cenderung menurun jika tidak disertai dengan pemenuhan gizi yang sesuai kebutuhan dan dapat mempengaruhi perkembangan fungsi organ tubuh sehingga menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi yang berdampak pada gangguan haid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi dengan status menarche dengan disain cross sectional yang dianalisis menggunakan uji chi-square dan t-test. Sampel penelitian sebanyak 113 responden yang dilakukan di SDN Pancoran Mas 2 Depok pada Maret 2011.
Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 87% responden belum menarche dan 23% responden sudah menarche. Rata-rata usia menarche adalah 133.69 ± 7.002 bulan. Dengan usia termuda 121 bulan dan usia tertua 145 bulan. Analisis bivariat menunjukkan hubungan signifikan antara status gizi dengan status menarche dengan nilai p=0.007. Terdapat juga hubungan yang signifikan antara usia menarche ibu dengan status menarche responden dengan nilai p=0.001. Perlu diadakan penyuluhan dan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) di sekolah tentang kesehatan reproduksi terutama menarche dan gizi pada remaja, khususnya melibatkan ibu dalam kegiatan ini.

ABSTRACT
Menarche is the first menstruation which is a sign of maturity of a woman, in which the function of reproductive system in good health and did not pregnant. Age of menarche tends to decrease if have not accompanied by adequate intake of nutrients which could caused reproductive dysfunction and menstrual disorders.
The purpose of this study is to identify the relationship between nutritional status and the status of menarche with cross-sectional design and statistical analysis used was chi-square and t-test. The study have been done with 113 respondents conducted in SDN Pancoran Mas Depok 2 in March 2011.
Results showed 87% of respondents have not menarche and 23% of respondents have menarche. The average age of menarche was 133.69 ± 7.002 months. The youngest age was 121 months and the oldest age was 145 months. Bivariate analysis showed a significant relationship between nutritional status with the status of menarche and p=0.007, there was also significant relationship between mother?s age of menarche with status of menarche and p=0,001. Need to establish a counseling and communitation, information and education (CIE) programs at school about reproductive health particularly menarche and nutritions in adolescents, especially those involving mothers in these activity.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Mole Mutia
"Kedatangan PM Jepang Junichiro Koizumi ke Korea Utara pada tahun 2002 ialah untuk bertemu dengan presiden. Kim Jong II dan mencoba membuka jalan normalisasi hubungan diplomatik di antara kedua negara. Pertemuan tersebut juga membicarakan mengenai masalah penculikan warga negara Jepang oleh Korea Utara sekitar tahun 1970 dan 1980-an serta khususnya mengenai keberadaan nuklir Korea Utara di kawasan semenanjung Korea. Hal ini pun terjadi karena rasa kecewa Korea Utara terhadap Amerika Serikat yang mengingkari janjinya untuk memberi bantuan bagi Korea Utara dan menyebutnya sebagai bagian dari "poros setan". Jepang sebagai sebuah negara yang berada di sekitar kawasan semenanjung Korea turut merasakan ancaman dari keberadaan nuklir Korea Utara yang menyangkut kepentingan nasional negaranya khususnya mengenai keamanan dan kedaulatan negara Jepang.
Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan mengenai Kebijakan luar negeri yang ditempuh Jepang yang berlangsung sejak tahun 2001 sampai dengan tahun 2003 ditandai dengan beberapa peristiwa penting yang terjadi dalam hubungan kedua negara dilakukan dengan cara damai dan berdiplomasi dalam bentuk proses CBM / Confidence Building Measures yakni berupa terbentuknya Deklarasi Pyongyang sebagai usaha bilateral Jepang dengan Korea Utara serta Sunshine Policy sebagai bagian dari usaha pembicaraan multilateral dengan negara-negara lain berdasarkan Konstitusi, kebijakan pertahanan dan tiga prinsip nonnuklir dalam negeri Jepang, beserta keberhasilan dan kegagalannya di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini berangkat dari keyakinan kaum Realis bahwa topik-topik yang berhubungan dengan kebijakan luar negeri suatu negara memiliki peran yang sangat penting guna melindungi kepentingan nasional suatu bangsa."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T21656
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Mutia
"ABSTRAK
Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan dalam bidang ketenagakerjaan. Pengangguran sarjana yang telah meningkat di tahun 2019, diprediksi semakin meningkat akibat adanya pandemi Covid-19 di tahun 2020. Kondisi tersebut memicu kekhawatiran mahasiswa terhadap masa depan yang disebut sebagai kecemasan menghadapi masa depan. Dalam hal ini, resiliensi berperan sebagai salah satu faktor protektif yang berperan dalam menginterpretasikan kecemasan pada seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara resiliensi dengan kecemasan menghadapi masa depan. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional kepada mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (n=238) Universitas Ibn Khaldun Bogor. Penelitian menggunakan kuesioner Connor-Davidson Resilience Scale 10 untuk mengukur resiliensi dan Future Anxiety Scale untuk mengukur kecemasan menghadapi masa depan. Analisis data bivariat antara resiliensi dengan kecemasan menghadapi masa depan menggunakan Pearson product-moment correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara resiliensi dengan kecemasan menghadapi masa depan (-0,379). Penelitian ini merekomendasikan asuhan keperawatan jiwa yang mengacu pada peningkatan resiliensi mahasiswa sehingga diharapkan dapat mengurangi kecemasan mahasiswa dalam menghadapi masa depan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Mutia A.
"Di Indonesia, jumlah kasus HIV-AIDS dari tahun ke tahun melaju cepat dan tidak pernah menunjukkan penurunan. Hingga Maret 2008 silam, jumlah kasus HIVAIDS di Indonesia mencapai 17.998 kasus (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2008). Sementara itu pada tahun 2007 sendiri terdapat 3874 kasus HIV-AIDS, dari jumlah tersebut 80% nya adalah pria dan 90% nya berada di usia produktif antara 20-49 tahun (Ditjen PPM & PL Depkes RI, 2007). Dapat diperkirakan sebagian besar penderita HIV-AIDS dari kelompok usia produktif ini merupakan para pekerja yang berada di tempat-tempat kerja seperti perusahaan, pabrik, pelabuhan, terminal, dsb. Para pekerja yang termasuk ke dalam kategori mobile migrant population merupakan salah satu kelompok pekerja yang berisiko terhadap penularan HIVAIDS.
Karena tuntutan pekerjaan, mereka biasanya sering berpindah-pindah, menetap di suatu tempat dalam waktu yang relatif singkat, serta jauh dari pasangan atau keluarga. Buruh bangunan merupakan salah satu sektor pekerjaan yang termasuk ke dalam kategori mobile migrant population ini, dimana biasanya buruh bangunan berasal dari luar daerah, jauh dari pasangan atau keluarga, serta pada umumnya kurang informasi mengenai HIV-AIDS.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perilaku seksual berisiko terkait HIV-AIDS dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada buruh bangunan di proyek P perusahaan konstruksi K, Jakarta tahun 2008. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan jenis penelitian kuantitatif, rancangan penelitian yang digunakan yaitu Cross Sectional.
Penelitian dilakukan terhadap buruh bangunan di proyek P perusahaan konstruksi K, Jakarta yang diambil secara acak dengan metode simple random sampling (SRS) pada Mei 2008. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer menggunakan alat bantu kuesioner. Data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan program statistik komputer (EpiData dan SPSS) serta dianalisis secara univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapat bahwa 18% buruh bangunan yang menjadi responden melakukan perilaku seksual berisiko. Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square belum menunjukkan hubungan yang signifikan antara informasi, motivasi, ketrampilan berperilaku, umur, pendidikan, status pernikahan, frekuensi pulang ke daerah asal, dan keterpaparan terhadap penyuluhan dengan perilaku seksual responden. Hal ini mungkin disebabkan karena jumlah sampel penelitian tidak terlalu besar, walaupun begitu sudah terlihat kecendrungan hubungan diantara beberapa variabel tersebut.
Perilaku seksual berisiko pada para pekerja, terutama buruh bangunan, ini perlu mendapat perhatian yang serius karena dapat menjadi jembatan penyebrangan HIV dari kelompok yang berisiko tinggi (PSK) ke kelompok yang berisiko rendah (ibu rumah tangga dan anak-anak). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya penyebarluasan informasi yang benar dan jelas mengenai HIV-AIDS secara luas dan berkesinambungan dengan melibatkan semua pihak yang terkait. Selain itu penyuluhan akan pentingnya penggunaan kondom dan ketrampilan untuk menggunakannya juga dapat dilakukan untuk mengurangi perilaku seksual berisiko yang memungkinkan penyebaran HIV."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S5300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Mutia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26179
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>