Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Munawar
"Dengan berkembangnya komunikasi wireless sekarang ini kualitas dari sarana penyaluran informasi akan terus-menerus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pengiriman dan penerimaan dari beragam informasi. Aplikasi antena mikrostrip dalam komunikasi wireless seperti komunikasi satelit sangat dibutuhkan karena ukurannya yang kecil dan bisa menghasilkan polarisasi lingkaran.
Antena yang dalam penelitian ini adalah antena segitiga tunggal. Antena ini direncanakan untuk aplikasi komunikasi satelit quasi-zenith yang bekerja pada bandwidth frekuensi 2605MHz - 2630 MHz. Komunikasi satelit dibutuhkan antena polarisasi lingkaran, dengan polarisasi lingkaran tidak diperlukan penyesuaian polarisasi antara antena pengirim dan penerima. Sebingga pada antena ini digunakan teknik pencatuan hybrid untuk menghasilkan polarisasi lingkaran. Dari hasil simulasi dengan ukuran patch antena 49.5 mm diperoleh bandwidth impedansi 140 MHz (2560 MHz - 2695 MHz) dan bandwith Axial ratio (polarisasi lingkaran) 15 MHz (2615 MHZ - 2625 MHz).
Karena direncanakan untuk aplikasi komunikasi satelit quasi-zenith dengan bandwidth yang butuhkan 25 MHz, maka bandwidth axial ratio belum cukup lebar. Sehingga perlu ditambahkan tuning stub antara sisi patch dan saluran catu untuk meningkatkan bandwidth axial ratio. Dengan memodelkan antena seperti ini dalam meningkatkan axial ratio, sehingga antena tidak perlu di array, jadi ukuran tidak bertambah. Selain meningkatkan axial ratio juga dapat dilakukan pengaturan frekuensi resonansi yang diinginkan dengan mengatur posisi tuning stub ke atas atau ke bawah.
Hasil simulasi dengan menambahkan tuning stub diperoleh bandwidth axial ratio 55 MHz (2600 MHz - 2650 MHz) dan bandwidth impedansi 195 MHz (2510 MHz - 2705 MHz). Sedangkan hasil pengukuran bandwidth axial ratio 60 MHz (2605 MHz - 2660 MHz). Jadi kebutuhan bandwidth untuk komunikasi tersebut telah tercapai.

With the development of wireless communication system nowadays, many researches have been done to improve any problems as the subject of many kinds of information delivery services. Microstrip antennas application for satellite communication systems are demanding because the compactness of its structure, while this antenna can give circular polarization as one of its important characteristics.
Antenna designed in this thesis is in the form of equillateral triangular shape. The antenna was planned for Quasi-Zenith satellite application that works on frequency band of 2,605 MHz - 2,630 MHz. Polarization needed for satellite communication is of circular type, where in this kind of polarization there is no need to readjust the position between receiver and transmitter. In order to reach the demand, the design here uses hybrid feeder so that circular polarization characteristics is achieved. From simulation results, the triangular patch has the length of 49.5 mm with its impedance bandwidth of 140 MHz (2,560 - 2,695), while the axial ratio bandwidth is about 15 MHz that span from 2,615 MHz up to 2,625 MHz.
Because axial ratio bandwidth for quasy-zenith satellite communication needs to span for 25 MHz, the design has to be remndify again by adding a tuning stub that acts as a stub between the patch and the feeder line. Adding tuning stub in the design gives very bright achievement because improvement in extending bandwidth axial ratio is done without any needs to do some array, that the size ofthe antenna is still the same. Other advantages of this tuning stub is to do some arrangement of resonance frequency by shifting the stub in upper or lower direction.
The result from this novel design is 55 MHz axial ratio bandwith (2,600 MHz up to 2,650 MHz) and 195 MHz impedance bandwidth (2,510 MHz up to 2,705 MHz. From the measttrerncnt in experimental Study, the antenna has its axial ratio bandwidth of 60 MHz (2,605 MHz up to 2,660 MHz). As a conclusion, the bandwidth demand for the communication system is achieved."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16961
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar
"ABSTRAK
Pada pembuatan tablet secara cetak langsung, akan timbul masalah-masalah yang disebabkan oleh parameter fisik partikel, misalnya sifat kohesif partikel yang akan mempengaruhi kemampuan partikel untuk dapat membentuk massa yang kompak dan sifat aliran dari partikel. Skripsi ini akan membahas masalah parameter fisik partikel yang perlu diperhatikan, agar dapat dihasilkan tablet yang baik dengan cara pencetakan secara langsung khususnya dengan mesin. cetak "single punch". Dari hasil analisa dapat disimpulkan parameter-parameter yang tepat khususnya kecepatan aliran (diatas 1 g/dtk), sudut istirahat (dibawah 400), dan kompresibilitas (dibawah 34%) agar suatu campuran bahan obat dan bahan tambahan lainnya dapat dicetak secara cetak langsung. Dengan demikian, dari parameter fisik partikel massa siap cetak sudah dapat diduga hasil pencetakan tabletnya. Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi industri farmasi yang memproduksi tablet secara cetak langsung."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munawar
"Penelitian isolasi bertahap telah dilakukan untuk mendapatkan bakteri pendegradasi fraksi jenuh, aromatik, resin, dan aspal. Isolasi dilakukan terhadap lima sampel tanah terkontaminasi minyak dari Sumatera Selatan. Medium isolasi menggunakan soil extract diperkaya oil recovery atau oil recovery sisa degradasi (OSD) sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi sesuai tahapan isolasi. OSD setiap akhir tahap isolasi difraksinasi menggunakan analisis SARA untuk mengetahui fraksi jenuh, aromatik, resin dan aspal. Hasil penelitian mendapatkan enam isolat bakteri terpilih berdasarkan kecepatan degradasi tertinggi pada setiap tahap, satu isolat bakteri pendegradasi fraksi jenuh yaitu Mycobacterium sp. T1H2D4-7 dengan laju degradasi 0,0199 mg/jam dan kepadatan 8,4x10 6cfu/g dari tahap I. Isolat T2H1D2-4 teridentifikasi sebagai Pseudomonas sp. merupakan bakteri pendegradasi fraksi aromatik dengan laju degradasi 0,0141 mg/jam dan kepadatan 5,1x10 6cfu/g diperoleh pada tahap II. Dua isolat yaitu Micrococcus sp. T3H2D4-2 dan Pseudomonas sp. T1H1D5-5 merupakan bakteri pendegradasi fraksi resin yang masing-masing mempunyai laju degradasi 0,0088 mg/jam dengan kepadatan 5,6x10 6cfu/g, dan 0,0089 mg/jam dengan kepadatan 5,7x10 6cfu/g diperoleh dari tahap III. Isolasi tahap IV diperoleh dua isolat yaitu Pseudomonas sp. T4H1D3-1 dan Pseudomonas sp. T4H3D5-4 yang merupakan bakteri pendegradasi fraksi aspal, masing-masing mempunyai kecepatan degradasi 0,0057 mg /jam dengan kerapatan 5,6x10 6cfu/g, dan 0,0058 mg/jam dengan kerapatan 5,7x10 6cfu/g.

Sequential isolation has been conducted to obtain isolates of saturated, aromatic, resin, and asphaltene fractions degrading bacteria from oil contaminated sites. Five soil samples were collected from South Sumatera. These bacterial isolates were obtained using soil extract medium enriched with oil recovery or remaining-oil recovery degradated (ROD) as sole carbon and energy sources according to the isolation stage as the isolation medium. ROD at the end of every isolation stage analyzed oil fractions by use of the SARA analysis method. Six isolates of bacteria have been selected, one isolate was fraction satu rates degrading bacteria that are Mycobacterium sp. T1H2D4-7 at degradation rate 0.0199 mgs/h with density 8.4x10 6cfu/g from stage I. The isolate T2H1D2-4, identified as Pseudomonas sp. was fraction aromatics degrading bacteria at accelerate 0.0141 mgs/h with density 5.1x10 6cfu/g are obtained at stage II. Two isolates namely Micrococcus sp. T3H2D4-2 and Pseudomonas sp. T1H1D5-5 were fraction resins degrading bacteria by accelerate 0.00 88 mgs/h at density 5.6x10 6cfu/g and 0.0089 mgs/h at density 5.7x10 6 cfu/g are obtained at stage III. Isolation of stage IV has been obtained two isolates Pseudomonas sp. T4H1D3-1 and Pseudomonas sp. T4H3D5-4 were fraction asphaltenes degrading bacteria by accelerate 0.0057 mgs/h at density 5.6x10 6cfu/g and accelerate 0.0058 mgs/h at density 5.7x10 6cfu/g."
Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI; Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sriwijaya, 2012
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Sofyan Munawar
"Mekanisme restitusi PPN mengalami perubahan mendasar, karena mulai tahun 2001 Wajib Pajak (Pengusaha Kena Pajak) boleh mengajukan permohonan restitusi pada setiap Masa Pajak yang sebelumnya hanya dapat dilakukan pada akhir tahun buku, kemudian Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor: Kep-523/PJ/2000 tanggal 6 Desember 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Januan 2001, dan diganti dengan Kep-160/PJ/2001 tanggal 19 Februari 2001, dimana restitusi tidak lagi dibatasi 7% dari total nilai ekspor dan/atau nilai penyerahan kepada Pemungut PPN pada Masa Pajak tersebut, sebagaimana diatur dalam Kep-28/PJ/1996 tanggal 17 April 1996.
Dengan demikian dampak perubahan penghitungan dan tata cara pengembalian kelebihan Pajak Masukan (restitusi) akan mempunyai dampak terhadap penerimaan Pajak Pertambahan Nilai.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terjadi perbedaan penerimaan Pajak Pertambahan Nilai secara signifikan sebelum dan setelah diberlakukannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 160/PJ/200I tanggal 19 Pebruari 2001?
Metode penelitian yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata dengan menggunakan t-test. Uji perbedaan dua populasi digunakan untuk mengukur apakah terdapat perbedaan nilai rata-rata dari dua populasi yang diukur dengan menggunakan dua sampel dari kedua populasi tersebut. Populasi yang digunakan adalah data penerimaan PPN, sedangkan sampel yang diambil merupakan data penerimaan bulan Pebruari 1999 sampai bulan Desember 2000 sebagai sampel pertama dan data bulan Januari 2001 sampai bulan Nopember 2002 merupakan sampel data kedua.
Dari uji hipotesis diperoleh hasil bahwa uji beda dua rata-rata menghasilkan perbedaan sebesar-7,40, dengan nilai absolut dari t-hitung adalah 7,40 dengan tingkat signifikan 0,000 dan bila dibandingkan dengan t-tabel dengan taraf ά= 0,05 dan df = 44 sebesar 2,015, sehingga dapat diketahui bahwa nilai t-hitung lebih besar dari t-tabel. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara penerimaan PPN setelah restitusi pada periode Pebruari 1999 sampai dengan Desember 2000 dengan periode Januari 2001 sampai dengan Nopember 2002. Adapun perbedaan secara rata-rata penerimaan sebesar Rp 1.858.299 juta. Tanda negatif yang berada pada nilai t-hitung (-7,40) menunjukan bahwa kelompok data yang diletakkan di awal (periode Pebruari 1999-Desember 2000) memiliki nilai yang lebih kecil dari kelompok data yang diletakkan di akhir (periode Januari 2001-Nopember 2002), dengan demikian dapat pula disimpulkan bahwa setelah diberlakukannya Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 160/PJ/2001 penerimaan PPN setelah restitusi mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan sebelum diberlakukannya keputusan tersebut.

Tax Refund mechanism in value added tax has changes since 2001 the taxpayer can apply for a tax refund in value added tax at the end of the month as previously could only be done at the end of the year. Furthermore Kep Dirjen Kep-523/PJ/2000 dated 6 December 2000 applied since 1 January 2001 where the taxpayer can only refund their value added tax 7% only from their export or sales to withholding tax organization at each period is change by Kep-160/PJ/2001 dated 19 February 2001 as it is being regulated by Kep-28/PJ/1996 dated 17 April 1996.
Because of that changes in the calculation and the ways of value added tax refund will have an effect on our Value Added Tax income.
This thesis is going to analyze whether there are differences in our value added tax income before and after Kep - I6O/PJ/2001 dated 19 February 2001 is being applied.
The research method that is used in this research is the average of two type differences using the t-test. The test of the differences in two populations is used to measure whether there are differences in nominal averages from the two populations. Population is used Value Added Tax income, but sampling take income list month February 1999 until December 2000 as first sample and list month January 2001 until November 2002 second sampling.
From Hypothesis test the result are -7,40 differences, with absolute number from the calculation t is 7, 40 with significance point 0,000 and comparing with the t-table ά= 0,05 and df= 44 is 2,015. So can be known that the t calculation is bigger than the t-table. So it can be concluded there are differences between Value Added Tax Income after tax refund in February 1999 until December 2000 with January 2001 until November 2002. The differences in income averages Rp 1.858.299,- million. The negative sign in t-calculation (-7,40) showed the groups of data at the beginning ( period February 1999 - December 2000) is smaller than the groups of data (period January 2001 - November 2002), so it can be concluded that after Kep Dirjen 1601PJ12001 is applied Value Added Tax after tax refund income increased.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T14752
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmat Munawar
"Tingkat fertilitas di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan sejak dimulainya program Keluarga Berencana (KB) secara nasional. Pada periode tahun 1994-1997 terjadi penurunan angka fertilitas yang relatif kecil. Besar kecilnya penurunan fertilitas tergantung dari besar kecilnya perubahan faktor-faktor penentu fertilitas. Penelitian terhadap faktor-faktor penentu fertilitas ini cukup strategis untuk membahas masalah fertilitas di Indonesia.
Faktor penentu fertilitas secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor penentu tidak langsung dan faktor penentu langsung. Faktor penentu tidak langsung dalam mempengaruhi fertilitas melalui faktor penentu langsung. Hal ini berarti secara substansi terdapat hubungan yang erat antara kedua kelompok faktor penentu fertilitas tersebut. Faktor penentu fertilitas -baik langsung maupun tidak langsung-- yang menjadi penyebab naik turunnya fertilitas dapat dijadikan sebagai dasar pembinaan. Pembinaan fertilitas yang dilakukan rnelalui program KB, sejak pelita I dilakukan secara bertahap mulai wilayah Jawa dan Bali, wilayah Luar Jawa dan Bali I, dan wilayah Luar Jawa Bali II. Pengelompokan wilayah pembinaan ini tetap dipertahankan, padahal perkembangan jaman telah mampu merubah factor-faktor penentu fertilitas.
Tujuan penulisan tesis ini adalah: pertama, mengukur tingkat keeratan hubungan antara kelompok faktor penentu tidak lansung dan faktor penentu langsung secara simultan tahun 1994 dan 1997; kedua, mencari faktor-faktor penentu fertilitas yang dominan baik untuk tahun 1994 maupun tahun 1997; ketiga memeriksa ketepatan pengelompokan wilayah pembinaan program KB di Indonesia berdasarkan faktor-faktor penentu fertilitas tahun 1994 dan 1997; keempat, membuat pengelompokan wilayah altematif berdasarkan faktor-faktor dominan penentu fertilitas tahun 1997.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data publikasi SDKI 1994 dan 1997 dengan unit pengamatan/sarnpel adalah propinsi. Variabel-variabel yang dilibatkan dalam Analisis adalah variabel yang secara substansi merupakan faktor penentu fertilitas baik tidak langsung maupun langsung. Agar tujuan tercapai perlu didukung metade analisis statistik yang memadai yaitu Analisis Korelasi Kanonik, Analisis Diskriminan, Analisis Komponen Utama, Analisis Faktor dan Analisis KelompoklCluster.
Hasil-hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa :
pertama, terdapat korelasi yang sangat kuat antara faktor penentu fertilitas tidak langsung dengan faktor penentu langsung. Hal ini terjadi pada tahun 1994 dan tahun 1997.
kedua, diperoleh lima faktor dominan penentu fertilitas di Indonesia yaitu pada tahun 1994 adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kemampuan Ekonomi. (4)Pekerjaan dan (5) Kematian Bayi. Pada tahun 1997 juga diperoleh lima faktor dominan,diantaranya adalah (1) Program KB, (2) Pendidikan dan Perkawinan, (3) Kesehatan lbu danAnak, (4) Kemampuan Ekonomi dan (5) Pekerjaan.
ketiga, terjadi ketidaktepatan klasifikasi pengelompokan wilayah pembinaan program KB sebesar 33,3% pada tahun 1994 dan 18,5% pada tahun 1997 jika diperiksa dengan faktor-faktor penentu fertilitas.
keempat, pengelompokan wilayah yang dibuat berdasarkan faktor dominan penentu fertilitas menghasilkan lima kelompok wilayah. Hal yang menarik adalah propinsi Timor Timur berdiri sendiri dalarn kelompok 5 yang terpisah dengan propinsi-propinsi lain."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
Yogyakarta: Beta Ofset, 2005
629.04 AHM d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
Yogyakarta: Beta Ofset, 2004
005.37 AHM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
Yogyakarta: Beta Ofset, 2004
005AHMP001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Herwindo Patiunus Munawar
"Indonesia merupakan pasar sepeda motor no. 3 didunia setelah China dan Amerika. Pertumbuhan kendaraan roda dua bermesin atau lebih dikenal dengan sepeda motor di Indonesia menunjukkan grafik menanjak setiap tahunnya. Tercatat kenaikan penjualan pertahunnya 1 juta unit sejak tahun 2000 sampai dengan 2005. Tingginya angka penjualan produk kendaraan bermotor juga berimbas pada tingginya angka kecelakaan. Tercatat kenaikan angka kecelakaan sebesar 1000 pertahunnya dan itu terjadi di Jakarta. Untuk meminimalisir angka kecelakaan yang ada penulis berkeinginan untuk mengadakan sebuah penelitian dengan menggunakan bantuan metoda Quality function Deployment atau QFD, Adapun cara yang dipakai untuk meminimalisir aspek kecelakaan adalah dengan menjabarkan stabilitas dinamik yang dimiliki sepeda motor tersebut dengan menggunakan rumus-rumus yang berkaitan dengan perhitungan stabilitas sebagai acuan untuk mendapatkan keinginan pelanggan. Hasil dari penjabaran rumus yang berkaitan dengan stabilitas dinamik tersebut nantinya di jadikan acuan dalam pengujian dengan menyertakan para responden dan dilakukan survey untuk mendapatkan hasil perhitungan. Hasil perhitungan dari seluruh survey yang diadakan tersebut nanti nya akan digunakan dalam pengisian House of Quality, sehingga hasil yang dicapai adalah perlu ditingkatkan kapasitas dari silinder motor tersebut, dan juga pengembangan Shocbreaker yang lebih baik sehingga dapat meminimalisir angka kecelakaan pada masa yang akan datang.

Indonesia's motorcycle market leading is no. 3 world ranking data after China and the United States. The growth of motorcycle sales in Indonesia are shows increase on graph each year. The increase of sales is 1 million units peryear since 2000 until 2005. The high number of motorcycle sales also effect on the high number of accidents. For in case, in Jakarta, there are more than 1.000 accidents occur each year. This paper describes the way that is used to minimize the accident trough defining the dynamic stability of the motorcycle using some equation which is related with the topic as a reference for the customer desires. Results From the explanation of dynamic calculations will create in the future as an anchor reference and it will tested with survey include the respondents to obtain the calculation results. The result of the calculation of the entire survey, which was held used to fill the House of Quality. The result from the whole suvey is to achived better condition that it will be used to fulfill the House Of Quality. Which mean position and shape of the saddle on the motorcycle must be enhanced and also the shocbeaker in order to reduce the accident that will be happen on next future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26354
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Munawar
"Perbankan memiliki peranan yang vital sebagai perantara (intermediaries) sektor keuangan. Untuk sektor perbankan mikro (microbanking), maka BPR (Bank Perkreditan Rakyat) memiliki posisi yang strategis. Sejak awal keberadaannya BPR telah memiliki misi membantu masyarakat miskin, terutama di wilayah pedesaan, yakni memberikan akses terhadap pelayanan keuangan. Namun agar tetap dapat berkelanjutan, BPR juga harus mampu menghasilkan keuntungan yang memadai. Untuk itu BPR juga harus memiliki kinerja keuangan yang baik. Dengan data-data utama bersumber dari laporan keuangan BPR di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Banten, penelitian ini bermaksud mengeksplorasi faktor-faktor yang dianggap berhubungan erat dan signifikan pengaruhnya terhadap kinerja keuangan BPR. Kemudian, analisis lebih lanjut juga dilakukan untuk melihat kinerja keuangan dan jangkauan (outreach) dari BPR. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode Anova dan Regresi Linier Berganda, namun didukung dengan informasi kualitatif deskriptif.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa faktor-faktor efisiensi operasional dan pengelolaan kualitas aktiva yang baik merupakan faktor utama peningkatan kinerja keuangan. Selanjutnya peningkatan kinerja keuangan BPR tetap dapat sejalan dengan pencapaian misi sosial yaitu menjangkau masyarakat miskin. Namun seiring pertumbuhannya BPR juga ternyata mulai mengalami gejala pergeseran misi. BPR juga masih terkendala struktur biaya yang tinggi yang berakibat pada tingginya suku bunga pinjaman diberikan. Kemudian ditemukan hasil bahwa BPR yang dimiliki oleh pemerintah daerah dan BPR yang berlokasi di pedesaan masih mengedepankan misi sosial yakni pelayanan kepada nasabah miskin.

Bank plays a vital role as intermediaries in the financial sector, as well as microbanking sector, in which BPR (people credit bank) has strategic position. BPR has, in the first place, been setting up mission to assist the poor, particularly those in the rural areas; through providing access to financial services. However, to be sustainable, BPR must also be able to produce reasonable amount of profits. Therefore, BPR should be having a good financial performance as well. With main data from BPR?s financial statements, BPRs in Jabodetabek, West Java and Banten, this research endeavors to explore determinants that highly and significantly correlate with BPR?s financial performance. A further analysis then conducted to explain financial performance and BPR?s outreach. This is a quantitative research which contains Anova method and Multiple Regression Analysis, supported with descriptive qualitative information.
Results show that operational efficiency and sound asset quality management are principal factors in improving financial performance. Thus, improving financial performance could also go hand in hand with attaining social mission i.e. reaching the poor. But, along with its growth it turns out that BPR begins to experience mission drift phenomenon. BPR is still also facing high cost structure that has impact on the high interest rate charged on loan given. Moreover, it was found that BPR owned by local government as well as BPR located in rural setting is still stay true to social mission that is serving poor clients."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T27647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>