Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Pratama Ibdani Agritian
"Penelitian ini membahas tentang pemilihan pemasok yang dilakukan di sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di industri pupuk. Penelitian dilakukan pada satu jenis pupuk yakni pupuk NPK yang memiliki 3 bahan baku utama yakni, KCL, Clay, dan DAP. Ketiga bahan baku utama ini didapatkan perusahaan melalui pihak ketiga atau pemasok. Pemilihan pemasok dilakukan melalui evaluasi kriteria dan pemeringkatan pemasok menggunakan metode Analytical Hierarchy Process AHP dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluasi kriteria dilakukan dengan penilaian para ahli pada divisi yang berhubungan dengan pengadaan bahan baku pupuk NPK di perusahaan tersebut.
Hasil pengolahan data AHP menghasilkan 4 kriteria utama pemilihan pemasok yakni biaya, kualitas, pengiriman, dan fleksibilitas dengan total 10 subkriteria. Hasil pemeringkatan pemasok menghasilkan peringkat kinerja pemasok masing-masing bahan baku utama yakni Pemasok bahan baku KCL dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Khong Han PTE LTD, Pemasok bahan baku Clay dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Inti Barokah Utama, Pemasok bahan baku DAP dengan peringkat kinerja tertinggi adalah PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. Dengan hasil penelitian tersebut diharapkan perusahaan dapat memaksimalkan pemilihan pemasok yang tepat agar kelancaran proses produksi dapat terlaksana dengan baik.
This study discusses the selection of suppliers conducted in a state owned company engaged in the fertilizer industry. The research was conducted on one type of fertilizer namely NPK fertilizer which has 3 main raw materials namely, KCL, Clay, and DAP. These three main raw materials are obtained through third party companies or suppliers. Supplier selection is done through evaluation criteria and supplier rating using Analytical Hierarchy Process AHP method and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS. Evaluation of criteria is done by expert assessment on the division relating to the procurement of raw material of NPK fertilizer in the company. The result of AHP data processing yield 4 main criteria of supplier selection ie cost, quality, delivery, and flexibility with total 10 subcriteria. The results of supplier ratings resulted in the rank of supplier performance of each of the main raw materials ie KCL Raw Material Supplier with the highest performance rating is PT Khong Han PTE LTD, Clay raw material supplier with the highest performance rating is PT Inti Barokah Utama, DAP raw material supplier with performance rating highest is PT Pukati Pelangi Bahana Agropolitan. With the results of the study is expected to maximize the company 39 s selection of the right supplier to smooth the production process can be done well. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Pratama Ibdani Agritian
"Penelitian ini membahas tentang dampak praktik pemberian makan terhadap status gizi anak dalam konteks malnutrisi yakni stunting anak di Indonesia. Penelitian dilakukan menggunakan data yang diambil dari Indonesia Family Life Survey (IFLS). Metode Ordinary Least Square (OLS) digunakan untuk menjelaskan tingkat signifikansi dari setiap variabel independen terhadap variabel dependen melalui parameter koefisien. Berdasarkan hasil penelitian pada model dengan metode Ordinary Least Square, ditemukan bahwa karakteristik praktik pemberian makan berupa pengetahuan ASI eksklusif ibu dan usia anak pertama kali diberi air putih secara signifikan menaikkan status gizi anak dan berpotensi dalam mengurangi resiko terkena malnutrisi, khususnya stunting. Durasi menyusui ditemukan secara signifikan menurunkan status gizi anak dan berpotensi dalam menaikkan resiko stunting. dalam konteks durasi menyusui, meskipun pada dasarnya bersifat counterintuitive, terdapat beberapa alasan mengapa lamanya durasi menyusui dapat menurunkan status gizi anak; keterlambatan atau tertundanya pemberian makanan tambahan pada pola makan bayi atau karena kurangnya sumber daya di rumah tangga untuk menyediakan makanan pendamping bagi bayi mengakibatkan anak tidak dapat mengembangkan nafsu makan yang sehat terhadap makanan pendamping sehingga membuat anak terlalu bergantung pada ASI sebagai sumber makanan utama. Meskipun ASI memiliki nilai gizi yang tinggi, tetapi memiliki nilai kalori yang rendah sehingga tidak cocok sebagai makanan tunggal setelah usia tertentu. Durasi menyusui harus disesuaikan dengan pengetahuan ibu dalam memberikan ASI eksklusif dan juga memperhatikan kapan umur yang tepat untuk memperkenalkan makanan pendamping ASI sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya malnutrisi gizi pada anak. Penelitian ini menujukkan betapa kompleksnya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak. Praktik pemberian makan merupakan salah satu pondasi utama dalam mencegah stunting pada anak sehingga diperlukan desain kebijakan yang tepat agar praktik pemberian makan yang tepat dapat diterapkan sehingga hasilnya dapat meningkatkan status gizi anak Indonesia.
This study discusses the impact of feeding practices on children's nutritional status in the context of malnutrition, namely child stunting in Indonesia. The study was conducted using data taken from the Indonesia Family Life Survey (IFLS). The Ordinary Least Square (OLS) method was used to explain the level of significance of each independent variable to the dependent variable through the coefficient parameter. Based on the results of the study on the Ordinary Least Square method model, it was found that the characteristics of feeding practices in the form of knowledge of exclusive breastfeeding of mothers and the age of children first given water significantly increased children's nutritional status and had the potential to reduce the risk of malnutrition, especially stunting. The duration of breastfeeding was found to significantly reduce children's nutritional status and had the potential to increase the risk of stunting. In the context of breastfeeding duration, although basically counterintuitive, there are several reasons why the length of breastfeeding duration can reduce children's nutritional status; delay or postponement of supplementary feeding in infant diet or due to lack of resources in household to provide complementary feeding for infants results in children not being able to develop a healthy appetite for complementary feeding, making children too dependent on breast milk as the main food source. Although breast milk has high nutritional value, it has low calorie value, so it is not suitable as a single food after a certain age. The duration of breastfeeding must be adjusted to the mother's knowledge in providing exclusive breastfeeding and paying attention to when is the right age to introduce complementary feeding to reduce the possibility of malnutrition in children. This study shows how complex the factors that can affect a child's nutritional status are. Feeding practices are one of the main foundations in preventing stunting in children, so appropriate policy design is needed so that appropriate feeding practices can be implemented so that the results can improve the nutritional status of Indonesian children."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library