Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Yugo Hario Sakti Dua
"Latar Belakang. Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) masih menjadi masalah di Indonesia. Penanganan yang tepat serta identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi lamanya perawatan dapat mengurangi pembiayaan. Di Indonesia belum ada studi secara terkait faktor-faktor yang memengaruhi lamanya perawatan pasien dengan perdarahan SCBA.
Tujuan.Mengetahui faktor-faktor apa saja yang memengaruhi lamanya perawatan pasien dengan perdarahan SCBA.
Metode. Desain penelitian kohort retrospektif dilakukanpada yang datang dengan perdarahan SCBA yang berobat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Pengambilan sampel secara konsekutif dan dilakukan analisis bivariat menggunakan uji Mann Whitney, hasil yang signifikan dilanjutkan analisis multivariat regresi multiple linier.
Hasil. Penelitian melibatkan 133 subjek dengan rerata usia subjek 51 tahun (minimal 20 tahun, maksimal 83 tahun), subyek penelitian 57,1% subjek berjenis kelamin laki-laki. Analisis bivariat Endoskopi kurang dari 24 jam, Hemodinamik subyek, infeksi, gagal jantung, dan keganasan didapatkan memengaruhi lamanya perawatan pada pasien perdarahan SCBA. Analisis multivariat mendapatkan keganasan, hemodinamik, infeksi dan lama tunggu endoskopi merupakan variabel yang paling berpengaruh dengan R square: 0,374.
Kesimpulan. Endoskopi lebih dari 24 jam, hemodinamik subyek, infeksi selama perawatan, gagal jantung dan keganasan merupakan faktor-faktor yang memengaruhi lamanya perawatan pasien dengan perdarhan SCBA.

ABSTRACT
Background. Upper Gastrointestinal bleeding are prevalent cause of hospitalization. Risk factor identification of length of stay can minimize the cost. In Indonesia, there is no specific study about risk factor identification that prolong length of stay in upper Gastrointestinal bleeding patient.
Objectives. To identification factors that influence length of stay patient with upper gastrointestinal bleeding
Methods. This is a retrospective cohort study, analyzing medical record upper gastrointestinal bleeding patient in Cipto Mangunkusumo Hospital. Consecutive sampling was performed with bivariate analysis is performed by using Mann Whitney analysis and Multivariate analysis by Regression linier.
Result. A total of 133 subject enrolled in this study, withmedian age of subject was 51 years (minimal 20 years, maximal 83 years), male (57,1%). In bivariate analysis, late endoscopy (>24 hours), hemodynamic instability, nosocomial infection, heart failure, and malignancy in gastrointestinal tract influence the length of stay patient with upper gastrointestinal bleeding. Multivariate analysis found late endoscopy (>24 hours), hemodynamic instability, nosocomial infection and malignancy has major impact.
Conclusion. Late endoscopy (>24 hours), hemodynamic instability, nosocomial infection, and malignancy in gastrointestinal tract influence the length of stay patient with upper gastrointestinal bleeding."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Yugo Hario Sakti Dua
"Latar Belakang: Akalasia adalah gangguan motilitas esofagus yang jarang terjadi dan memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Peroral Endoscopic Myotomy (POEM) adalah pengobatan baru untuk akalasia dengan tingkat efektivitas dan kepuasan pasien yang tinggi. Indonesia adalah negara Asia Tenggara pertama yang menampilkan POEM pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hasil POEM untuk akalasia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Indonesia.
Metode: Sebuah studi observasional dengan desain kohort retrospektif dilakukan untuk menentukan hasil pasca operasi POEM pada pasien akalasia di Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil yang buruk didefinisikan sebagai memiliki skor Eckardt lebih dari 3 selama periode tindak lanjut. Faktor yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, indeks massa tubuh, jenis akalasia, lama penyakit, pengobatan sebelumnya, penyakit penyerta, riwayat merokok, dan riwayat konsumsi alkohol. Analisis dilakukan dengan menggunakan grafik Kaplan Meier dan analisis regresi cox.
Hasil: Sebanyak 108 subjek dilibatkan dalam penelitian ini dengan masa tindak lanjut 26,1 + 16,9 bulan. Kesuksesan klinis diperoleh pada 99 (91,7%) subjek. Kelangsungan hidup bebas penyakit kumulatif di antara subyek adalah 98,1%, 97,3%, 95,2%, 96,6% dan 90% masing-masing selama 5 tahun pertama. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil POEM yang lebih buruk pada pasien akalasia adalah usia yang lebih tua (RR 6,099, p <0,05), riwayat penyakit sebelumnya (RR 6,004, p <0,05), dan akalasia tipe III (RR 14,4, p <0,05).
Kesimpulan: Luaran baik didapatkan oleh 91,7% pasien akalasia yang menjalani POEM di Indonesia. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil POEM yang lebih buruk di antara pasien akalasia adalah usia yang lebih tua, riwayat penyakit sebelumnya, dan akalasia tipe III.

Background: Achalasia is a rare esophageal motility disorder affecting millions worldwide. Peroral Endoscopic Myotomy (POEM) is a novel treatment for achalasia with a high level of effectiveness and patients’ satisfaction. Indonesia is the first South East Asian country to perform POEM in 2015. This study aims to investigate the outcome of POEM for achalasia and its affecting factors in Indonesia.
Methods: An observational study using retrospective cohort design was performed to determine the postoperative outcome of POEM among achalasia patients in Indonesia and its affecting factors. Poor outcome was defined as having Eckardt score of more than 3 during the follow-up period. The factors analyzed in this study was age, body mass index, achalasia type, disease duration, prior treatment, comorbidities, smoking history, and alcohol consumption history. Analysis was done using Kaplan Meier graph and cox regression analysis.
Results: A total of 108 subjects were included in this study with follow up period of 26,1 + 16.9 months. Clinical success (absence of poor outcome) was obtained by 99 (91.7%) subjects during the follow-up duration. The cumulative disease-free survival among subjects was 98.1%, 97.3%, 95.2%, 96.6%, and 90% for the first 5 year, respectively. Factors affecting the worse outcome of POEM among achalasia patients was older age (RR 6,099, p <0,05), prior history (RR 6,004, p <0,05), and type III (RR 14,4, p <0,05).
Conclusion: Five-year good outcome was obtained by 91.7% of achalasia patients undergoing POEM in Indonesia. Factors affecting worse outcome of POEM among achalasia patients was older age, prior history, and type III achalasia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library