Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mugiarsih CH., Widodo
"Penelitian ini diawali melalui suatu pemikiran penulis dengan memperhatikan jenis kelainan anak luar biasa khususnya anak tunarungu. Anak tunarungu ini memiliki kelainan penden­garan yang harus mendapat pelayanan pendidikan secara khusus di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Anak tunarungu menga­lami kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan tata ba­hasa yang baik dan benar dilingkungan kaum tunarungu, keluarga maupun masyarakat secara luas. Bagi anak tunarungu yang duduk di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu secara dini perlu mandapat pelayanan pendidikan denqan mengqunakan media komunikasi.
Adapun sebagai sarana untuk berkomunikasi bagi anak tuna­ rungu adalah menggunakan media komunikasi total dan oral Media komunikasi tota1 dan oral ini dapat digunakan apabila anak tunarunqu dapat mengetahui kosa kata bahasa secara jelas dan konkrit. Maksudnya bahwa perbendaharaan kosa kata yang dimiliki anak tunarungu melalui beberapa pengalaman berbahasa pada masa-masa lalu denqan menunjukkan bendajgambar tiruan yang akhirnya terjadi proses penambahan kata-kata. Sebagai upaya untuk meninqkatkan perbendaharaan kosa kata pada anak tunaru­ ngu sesuai dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang tujuannya antara lain agar anak dapat berbahasa dengan baik dan benar.
Analisis data dengan rumus t tes menunjukan hasil penelitian bahwa keterampilan membaca dan menulis yang menggunakan media komunikasi total dan yang menggunakan media komunikasi oral secara rinci dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Denqan mengqunakan media komunikasi total, hasil keteram­ pilan membaca siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang menggunakan media komunikasi oral.
2. Dengan mengqunakan media komunikasi total hasil keterampi­ lan menulis siswa di kelad I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Karya Mulya Idan II surabaya ternyata tidak menunjukan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II Jakarta yang menqgunakan media komunikasi oral.
Berdasarkan basil temuan seperti tersebut di atas penulis menyarankan agar guru dalam mangajar membaca dan menulis permulaan siswa di kelas I dipilih guru yang senior sudah berpenga1aman dalam menghadapi masing-masing individu. Mak­sudnya pada kelas-kelas rendah/tingkat dasar dalam pendekatan terhadap anak memerlukan ketekunan, ketelatenan dan kesabaran guru."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T37975
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mugiarsih CH., Widodo
"ABSTRAK< b>
Penelitian ini diawali melalui suatu pemikiran penulis dengan ineinperhatikan jenis kelainan anak luar biasa khususnya anak tunarungu. Anak tunarungu mi meiniliki kelainan pendengaran yang harus mendapat pelayanan pendidikan secara khusus di Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu. Anak tunarungu luengalaiui kesulitan dalam berkomunikasi dengan menggunakan tatabahasa yang balk dan benar dilingkungan kaum tunarungu, keluarga maupun masyarakat secara luas. Bagi anak tunarungu yang duduk di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu secara dini perlu inandapat pelayanan pendidikan dengan inenggunakan media koinunikasi
Adapun sebagai sarana untuk berkoinunikasi bagi anak tunarungu adalah menggunakan media komunikasi total dan oral.
Media komunikasi total dan oral mi dapat digunakan apabila
anak tunarungu dapat mengetahui kosa kata bahasa secara jelas
dan konkrit. Maksudnya bahwa perbendaharaan kosa kata yang
diiuiliki anak tunarungu iuelalui beberapa pengalaman berbahasa
pada masa-masa lalu dengan menunjukan benda gambar tiruan yang
akhirnya terjadi proses penainbahan kata-kata. Sebagai upaya
untuk meningkatkan perbendaharaan kosa kata pada anak tunarungu sesuai dengan kurikulum di Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu adalah melalui mata pelajaran Bahasa Indonesia, yang
tujuannya antara lain agar anak dapat berbahasa dengan baik
dan benar. Keterainpilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah
biasanya meliputi keterainpilan inenyimak mendengarkan, berbicara, meinbaca dan inenulis.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, penulis tiinbul
minat untuk mengadakan penelitian tentang kemampuan keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah
Luar Biasa bagian tunarungu. Penelitian mi bertujuan untuk
mengetahui perbedaan keterampilan membaca dan keterampilan
menulis permulaan siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu dengan inenggunakan media komunikasi total dan media
koinunikasi oral.
Berdasarkan kajian teori, diajukan 2 hipotesis untuk
dibuktikan kebenarannya. Subyek yang diteliti adalah siswa
tunarungu di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu yang
meiniliki IQ rata-rata normal dan memiliki sisa pendengaran
antara 85-90 db keatas (tuli total), di Sekolah Luar Biasa
bagian tunarungu Santi Rama I dan II, jalan R.S. Fatinawati,
1]].
Cipete Jakarta Selatan dan Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu
Karya Mulya I dan II, jalan A. Yani 6-8, Surabaya pada tahun
pelajaran 1994 1995.
Analisis data dengan rumus t tes inenunjukan hasil penelitian
bahwa keterampilan meinbaca dan inenulis yang menggunakan media
komunikasi total dan yang menggunakan media koinunikasi oral
secara rinci dapat dikeinukakan sebagai berikut
1. Dengan menggunakan media komunikasi total, hasil keterampilan membaca siswa di kelas I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak
menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas
I Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II
Jakarta yang menggunakan media komunikasi oral.
2. Dengan iuenggunakan media komunikasi total hasil keteraiupilan inenulis siswa di kelad I Sekolah Luar Biasa bagian
tunarungu Karya Mulya I dan II Surabaya ternyata tidak
iuenunjukan hasil yang lebih baik dari pada siswa di kelas I
Sekolah Luar Biasa bagian tunarungu Santi Rama I dan II
Jakarta yang inenggunakan media komunikasi oral.
Berdasarkan hasil temuan seperti tersebut di atas penulis
menyarankan agar guru dalain mengajar meiubaca dan menulis
perinulaan siswa di kelas I dipilih guru yang senior, sudah
berpengalainan dalam menghadapi inasing-inasing individu. Maksudnya pada kelas-kelas rendah tingkat dasar dalam pendekatan
terhadap anak inemerlukan ketekunan, ketelatenan dan kesabaran
guru.
Guru di kelas I tidak hanya bertugas untuk mengajar,
tetapi sekaligus niempunyai peran ganda yaitu bisa sebagai
peinbimbing dan yang lebih penting adalah bisa sebagai pengganti orang tua bagi siswa-siswanya. Dengan suasana yang nyaman
tidak jauh berbeda situasi di sekolah maupun di rumah, tentunya dengan perasaan yang aman dan menggeinbirakan, sehingga
siswa dapat berkomunikasi secara luwes, yang keinungkinan besar
dapat menyerap materi pelajaran dengan lancar.
Kemudian bagi siswa yang menggunakan media komunikasi
total perlu diperhatikan dalam mengekpresikan komunikasi
secara terpadu, misal bukan hanya isyarat yang inenjadi pokok
perhatian nainun sekaligus kekompakan baca bibir ucapan lisan
yang jelas untuk inengikuti isyarat baku yang dilakukan.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library