Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Morina
"Mineral kaolin merupakan salah satu bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan penyangga (support) katalis alumina (y-alumina). Untuk mendapatkan y-alumina dari mineral kaolin diperlukan perlakuan awal yaitu dengan proses pengaktifan menjadi metakaolin pada suhu550°C. Senyawa aluminium yang terkandung dalam meta kaolin dapat diekstraksi dengan menggunakan pengekstrak HCl-dietil eter, setelah direfluks dengan HCl selama 2 jam. Senyawa aluminium dalam bentuk kristal diendapkan menjadi Al(OH)3 dengan penambahan larutan amonia pada pH 9,24. Setelah pengendapan, dibiarkan atau dituakan dengan variasi waktu yaitu 0, 10, 48, 96 jam. Endapan yang diperoleh, setelah dituakan, dikeringkan pada temperatur 120°C selama 24 jam. Kemudian dikalsinasi pada suhu 550°C selama 13 jam. Hasil dari kalsinasi (oksida alumina) ini dikarakterisasi yaitu dengan alat XRD dan luas permukaannya. Luas permukaan yang diperoleh bertambah dari penuaan 0 sampai dengan 10 jam yaitu sebesar 240,9 dan 250,7 m2/g, tetapi menurun pada penuaan selanjutnya yaitu sebesar 238 dan 168,6 m2/g. Oksida alumina yang diperoleh merupakan penyangga katalis dan dipreparasi untuk katalis konverter dengan menambahkan logam aktif tembaga, Cu (5% berat), dengan metoda impregnasi basah dan diikuti dengan pengeringan dan kalsinasi. Katalis tersebut dikarakterisasi yaitu luas permukaan dengan hasil 221 m2/g . Uji aktivitas dilakukan dengan umpan model gas huang CO pada suhu 100° sampai dengan 400°C. Pada suhu 400°C katalis mampu mengkonversi gas huang sebesar 81,7%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T40309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Morina
"Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang laju pertumbuhan penduduknya terus meningkat dengan kepadatan penduduk yang kurang merata di Setiap kecamatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepadatan penduduk kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang berdasarkan teori urbanisasi model Todaro Serta menganalisis sensitivitas jenis pekerjaan kepala rumah tangga disektor jasa, industri dan pertanian terhadap kepadatan penduduk kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tamiang. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model ekonometrika data panel OLS model Pooled/Common dan Fixed Eh?ect untuk melihat pengaruh antara variabel-variabel bebas (jumlah rumah tangga yang bekerja di sektor jasa, industri dan pertanian) terhadap variabel terikatnya (kepadatan penduduk secara absolut dan kepadatan penduduk secara relatif) pada 8 (delapan) kecamatan dalam Kabupaten Aceh Tamiang dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2004. Selanjutnya dipllih model yang terbaik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan model terbaik Fixed Effect pada taraf uji 95% jumlah kepala rumah tangga yang bekerja disektor industri berpengaruh positif terhadap kepadatan penduduk dan jumlah kepala rumah tangga yang bekerja disektor pertanian berpengaruh negatif terhadap kepadatan penduduk, Sedangkan jenis pekerjaan kepala rumah tangga disektor jasa tidak berpengaruh secara signiflkan terhadap kepadatan penduduk. Setiap peningkatan 1 persen jumlah keoala rumah tangga yang bekerja dl sektor industri, maka kepadatan penduduk akan naik sebesar 0,080 persen dibandingkan rata-rata kepadatan penduduk kecamatan lainnya dalam Kabupaten Aceh Tamiang. Setiap peningkatan 1 persen jumlah kepala rumah tangga yang bekerja disektor pertanian, maka kepadatan penduduk akan turun sebesar 0,081 persen dibandingkan rata-rata kepadatan penduduk kecamatan lainnya dalam Kabupaten Aceh Tamiang. Elastisitas jenls pekerjaan kepala rumah tangga disektor pertanian Ieblh besar daripada elastisitas jenls pekerjaan rumah tangga disektor industri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T34464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Ester Morina
"Latar Belakang: Fibroblast Growth Factor-23 (FGF-23) merupakan penanda proses gangguan mineral tulang pada penyakit ginjal kronik dialisis. Peningkatan FGF-23 menyebabkan proses remodelling yang berkontribusi pada perkembangan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) dan penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF) secara langsung pada pasien hemodialisis masih kontroversi.
Tujuan: Mengetahui hubungan kadar FGF-23 dalam serum dengan hipertrofi
ventrikel kiri dan fraksi ventrikel kiri pada pasien hemodialisis regular.
Metode: Studi potong lintang terhadap 111 pasien hemodialisis regular dua kali seminggu di Rumah sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta selama periode Juli sampai September 2023. Dilakukan Uji Mann Whitney dan Chi Square untuk menilai perbedaan serta hubungan kadar FGF-23 dengan hipertrofi ventrikel kiri (LVH) dan fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF).
Hasil: Dari 111 subjek yang diikutsertakan pada analisis didapatkan median usia subjek yaitu 51 (37-61) tahun, kadar rerata iFGF-23 536,2 pg/ml (min-max 1358-2180,1). Didapatkan hasil echocardiography gambaran LVH sebesar 84,68% dan LVEF yang turun 10,81% . Didapatkan perbedaan (terbalik) kadar FGF-23 antara LVH dengan Tidak LVH (p value 0,003). Didapatkan hubungan (terbalik) kadar FGF-23 dengan LVH p value 0,010 PR (95%IK) 0,792 (0,663-0946). Tidak didapatkan perbedaan kadar FGF-23 antara yang mengalami penurunan LVEF dengan LVEF normal.
Kesimpulan: Terdapat perbedaan (terbalik) kadar FGF-23 antara hipertrofi ventrikel kiri dengan tidak hipertrofi ventrikel kiri namun tidak terdapat perbedaan kadar FGF-23 antara yang mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri dengan yang tidak mengalami penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri.

Background: Fibroblast Growth Factor-23 (FGF-23) is a marker that indicate the process of bone mineral disorders in chronic kidney disease dialysis. An elevated FGF-23 causes a remodeling process that contributes to the development of left ventricle hypertrophy (LVH) and the still controversial direct decline of left ventricle ejection fraction (LVEF) among hemodialysis patients.
Objective: To seek out the connection between FGF-23 levels in serum with left ventricle hypertrophy and left ventricle ejection fraction among regular hemodialysis patients.
Methods: It is a cross-sectional study conducted to 111 regular hemodialysis patients for twice a week in Cipto Mangunkusumo Hospital in Jakarta from July to September 2023. The Mann Whitney and Chi Square tests were subsequently used to evaluate the difference as well as the connection between FGF-23 levels with left ventricle hypertrophy (LVH) and left ventricle ejection fraction (LVEF).
Results: Of the 111 subjects included in the analysis, the median age of the subject was 51 (37-61) years, show an average level of iFGF-23 value at 536.2 pg/ml (min-max 1358-2180.1). Results obtained from the echocardiography images show that 84,68% had LVH Meanwhile, LVEF results of decline was 10,81%. There is a difference (reverse) in FGF-23 levels between patients with LVH and patients without LVH (p value 0.003). Furthermore, there is a correlation (reverse) between FGF-23 levels with LVH p value 0.010 PR (CI 95%) 0.792 (0.663-0.946). Nonetheless, there is no difference between the levels of FGF-23 between subjects who experienced LVEF decline and those who did not experience LVEF normal.
Conclusion: There is a difference (reverse) in FGF-23 levels between subjects with LVH and those without LVH. However, there is no difference in FGF-23 levels among those who experienced left ventricle ejection fraction (LVEF) decline and those who did not experience LVEF decline.
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library
cover
Josa Morina
"Sebagai penyair simbolis, Rimbaud menggunakan gaya bahasa dan perlambangan untuk membangkitkan imajinasi pada puisinya. Hal itu hadir pada puisi Voyelles (1871). Terdapat berbagai penelitian terdahulu yang mengkaji puisi itu. Luasnya ruang interpretasi makna dalam puisi itu adalah salah satu alasannya. Untuk melanjutkan diskusi ilmiah terkait puisi Voyelles, penelitian ini menawarkan kebaruan dengan topik konstruksi utopia. Tujuan penelitian ini adalah memaparkan bagaimana utopia dibangun pada puisi itu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan struktural-semiotika. Penelitian ini menemukan bahwa puisi itu menyampaikan keinginan atas suatu keadaan ideal yang sulit dicapai. Ditemukan pula unsur pesimisme terhadap realitas serta kompleksitas dalam pembentukan utopia pada puisi itu. Utopia pada puisi itu diwakili oleh warna putih dan dibangun melalui simbolisasi warna spektral primer sebagai elemen pembentuk. Puisi itu menekankan peran keseimbangan dan keselarasan antara manusia, alam, ilmu pengetahuan, dan transformasi dalam pembentukan utopia. Utopia yang hadir pada puisi itu digambarkan sebagai akhir dari berbagai permasalahan yang dialami oleh masyarakat Prancis pada abad ke-19.

As a symbolist poet, Rimbaud used figurative languages and imagery to evoke imagination through his poetry, as found in Voyelles (1871). Various research had been conducted to examine said poem due to its wide scope of interpretation regarding its meaning. In order to continue the discussion about Voyelles, this study offers a novelty by carrying out the construction of utopia as its topic. This study aims to explain how utopia is constructed in the poem, as well as to describe said utopia. The method used in this study is a qualitative method with a structural-semiotic approach. This study shows that the poem conveys the desire for an ideal state that is difficult to achieve. Pessimism and complexity are also found in the formation of utopia in the poem. The utopia in the poem is represented by the colour white and is constructed through symbolization of the primary spectral colours as its forming element. The poem emphasizes the role of balance and harmony between humans, nature, science, and transformation in the formation of utopia. The utopia constructed in the poem is described as the end of the various problems experienced by the French society throughout the 19th century."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library