Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Masruroh
"Beberapa alternatif sumber pendanaan baik dari internal maupun dari eksternal (internal & external funds) yang bisa digunakan oleh perusahaan untuk mendanai berbagai peluang investasi yang diharapkan menguntungkan dalam arti NPV positif. Sumber pendanaan melalui pasar modal menjadi fenomena yang makin popular saat ini sebagai sumber yang patut dipertimbangkan dalam keputusan pendanaan. Manajer keuangan dalam mengambil keputusan berpegang pada tujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan yang akhimya akan dapat meningkatkan kemakmuran pemilik perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana dampak pengumuman peristiwa right issue terhadap terjadinya abnormal return yang selanjutnya akan mempengaruhi kemakmuran para pemegang saham. Pada BEJ. Selain itu juga penelitian ini meneliti lebih jauh lagi tentang faktor-faktor apa yang mempengaruhi terjadinya abnormal return. Penelitian yang sama pernah dilakukan oleh Tsangarakis (1996) di ASE, Yunani. Akan tetapi dalam penelitian ini ada modifikasi model yang digunakan (market model) dan variabel tambahan yakni tujuan penggunaan dana hasil right issue.
Emiten yang melakukan right issue selama periode semester 1 tahun 1993 s/d semester 1 tahun 1997 di BEJ ada sebanyak 128 emiten setelah diseleksi berdasarkan tujuan penggunaan dana maka tinggal 34 emiten yang dipilih sebagai sampel. Penentuan to adalah tanggal pengumuman RULBPS dan tanggal pelaksanaan hak (Elex-right).
Hasil penelitian ini temyata membuktikan bahwa jika to adalah tanggal pengumuman RULBPS dan tujuan penggunaan dana untuk akuisisi ekstemal terbukti hipotesa dengan terjadinya abnormal return posistif selama periode event window. Jika tujuan penggunaan dana untuk akuisisi internal tidak terbukti hipotesa karena ternyata terjadi abnormal return negatif dan positif
yang signifikan: Sedangkan faktor yang signifikan berpengaruh terhadap terjadinya CAR (-10.0) adalah variabel OFFER dan LIQUID.
Jika to adalah tanggal pelaksanaan hak (ex-right) serta tujuan penggunaan dana untuk akuisisi ekstemal tidak terbukti hipotesa karena terjadi abnormal return negatif yang signifikan. Untuk tujuan penggunaan dana untuk akuisisi internal juga tidak terbukti hipotesa karena terjadi abnormal return negatif yang signifikan. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya CAR (-10,0) adalah variabel INVEST, OFFER, LIQUID, MARKET.
"
2000
T20575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masruroh
"Selama ini yang menjadi masalah di Subdit Inspeksi Produk II, Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Obat Tradisiona1, Kosmetik dan Produk Komplemen unt-uk kegiatan pengawasan kosmetik yang ada di peredaran adalah tidak adanya basis data kosmetik terdaftar yang lengkap dan cepat bila diperlukan sewaktu-waktu untuk proses tindak lanjut atau pemberian sanksi kepada produser distributor importir yang melanggar. Juga belum adanya basis data kosmetik yang diuji sehingga tidak ada data kosmetik yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat baik tidak memenuhi syarat mutu maupun tidak memenuhi syarat penandaan.
Kegiatan pengawasan kosmetik sangat didukung oleh sistem informasi yang 1engkap, cepat dan tepat. Dengan adanya prototype sistem informasi pengawasan kosmetik di Subdit Inspeksi Produk II ini diharapkan sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan yang terjadi selama ini.
Prototype ini selain menghasilkan basis data kosmetik terdaftar, basis data kosmetik yang memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat, data monitoring juga dapat menghasilkan output berupa laporan hasil pengawasan kosmetik berupa indikator pengawasan untuk laporan bulanan, triwulan atau tahunan. Manfaat dari prototype sistem informasi pengawasan kosmetik ini diharapkan dapat mendukung keiancaran dalam proses pengawasan kosmetik yang ada di peredaran, yaitu di Subdit Inspeksi Produk II.

During the time becoming the problem in Sub Directorate of Inspection Product II, Directorate Inspection and Certification of Traditional Medicine, Cosmetic and Product Complement for cosmetic control on the market is the cosmetic registration of data bases inexistence, complete and quickly when needed at any times in process of follow-up action or give of sanction to the company/distributor/importer which not complying. Also there is no the cosmetic analyze data bases, so that there is no the cosmetic data for cosmetic is compliance and the cosmetic data for cosmetic is not compliance for quality requirements and also labeling requirements.
Activity of the cosmetic control is very supported by complete information system, quickly and correct. With existence of information system prototype of the cosmetic control in Sub Directorate of Inspection Product II that hoped as solution for the solving of problems that happened during the time.
This prototype unless produces the cosmetic registration data basis, cosmetic data basis of compliance and not compliance, monitoring data but also it can produce output the result of cosmetic control of control indicator for report every month, three months or year. Benefit of information system prototype of this cosmetic control is expected can support fluency in process of cosmetic control to the market in Sub Directorate of Inspection Product II.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34604
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masruroh
"[Latar Belakang : Jumlah usia lanjut (Usila) makin meningkat dan tumbuh cepat, yang membawa konsekuensi meningkatnya gangguan terkait usia, termasuk penurunan fungsi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian aktivitas berjalan kaki terstruktur, yaitu minimal 6000 langkah/hari, terintegrasi dalam aktivitas sehari-hari dengan kecepatan yang nyaman selama 12 minggu, dalam memelihara fungsi kognitif pada usia lanjut dengan fungsi kognitif normal di komunitas.
Metode : Desain penelitian ini adalah studi ekperimental, berupa uji klinis acak tersamar tunggal. Subyek terdiri dari 20 orang Usila pada kelompok perlakuan yang diberikan aktivitas berjalan kaki terstruktur, dan 19 orang Usila pada kelompok kontrol yang beraktivitas sebagaimana biasanya, selama 12 minggu. Subyek dinilai fungsi kognitifnya menggunakan MoCA Ina pada awal dan akhir perlakuan. Aktivitas berjalan kaki diukur menggunakan pedometer.
Hasil : Aktivitas berjalan kaki terstruktur yang mampu dilakukan oleh kelompok perlakuan adalah 7531 langkah/hari, dan kelompok kontrol adalah 3527 langkah/hari (p=0,000). Pada akhir penelitian, skor total MoCA pada kelompok perlakuan (median=29) adalah lebih tinggi (p=0,022) dibandingkan kelompok kontrol (median=27), dan begitu pula untuk selisih skor MoCA antara awal dan akhir penelitian (rerata selisih pada kelompok perlakuan adalah 3,35; kelompok kontrol adalah 1,47; p=0,003). Efek perlakuan pada domain fungsi kognitif menunjukkan skor Visuospasial/Fungsi Eksekusi secara siknifikan (p=0,08) lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol. Selisih skor domain MoCA pada awal dan akhir penelitian ditemukan lebih besar pada kelompok perlakuan pada domain Visuospasial/Fungsi Eksekusi, Bahasa, dan Abstraksi.
Kesimpulan : Aktivitas berjalan kaki terstruktur 7500 langkah/hari memiliki efek positif dalam memelihara fungsi kognitif usia lanjut secara umum, dengan domain yang paling dipengaruhi adalah Visuospasial/Fungsi Eksekusi. Aktivitas ini juga memberikan peningkatan yang lebih besar pada fungsi kognitif secara umum dan pada domain Visuospasial/Fungsi Eksekusi, Bahasa, dan Abstraksi.;Background : Fast growing of elderly population increases disorders related to aging, including decreasing of cognitive function. The objective of this study is to evaluate the effect of structured walking activity, that characterized by minimally 6000 steps/day, integrated to daily activities, with comfortable pace, for 12 week, in maintaining cognitive function in elderly with normal cognitive function in community.
Method : This study design was experimental, single-blind randomized controlled trial. The subjects were 39 elderly, consist of 20 subjects in intervention group and 19 subject in control group. Intervention group were given structured walking activity, and control group did their usual activity, for 12 weeks. Cognitive function were assessed using MoCA Ina in the beginning and end of the study. Walking activity was measured using pedometer.
Results : Amount of walking activity that was able to do was 7531 steps/day in intervention group, and 3527 steps/day in control group (p=0,000). In the end of study, total MoCA score in intervention group (median=29) is significantly better (p=0,022) than control group (median=27), and so did the improvement of MoCA score in the end of study (mean of increasing score in intervention group was 3,35, and in control group was 1,47, p=0,003). Effect on domain of cognitive function showed Visuospatial/Executive function score in intervention group was signifantly better than control group. Improvement in Visuospatial/Excecutive function, Language, and Abstraction domains‟ score was also found larger in intervention group.
Conclusion : Structured walking activity, about 7500 steps/day had a positive effect in maintaining general cognitive function in elderly, and Visuospatial/Executive function was the most influenced domain. The effect of this activity also showed larger improvements in general cognitive function and Visuospatial/Excecutive function, Language, and Abstraction domains., Background : Fast growing of elderly population increases disorders related to aging, including decreasing of cognitive function. The objective of this study is to evaluate the effect of structured walking activity, that characterized by minimally 6000 steps/day, integrated to daily activities, with comfortable pace, for 12 week, in maintaining cognitive function in elderly with normal cognitive function in community.
Method : This study design was experimental, single-blind randomized controlled trial. The subjects were 39 elderly, consist of 20 subjects in intervention group and 19 subject in control group. Intervention group were given structured walking activity, and control group did their usual activity, for 12 weeks. Cognitive function were assessed using MoCA Ina in the beginning and end of the study. Walking activity was measured using pedometer.
Results : Amount of walking activity that was able to do was 7531 steps/day in intervention group, and 3527 steps/day in control group (p=0,000). In the end of study, total MoCA score in intervention group (median=29) is significantly better (p=0,022) than control group (median=27), and so did the improvement of MoCA score in the end of study (mean of increasing score in intervention group was 3,35, and in control group was 1,47, p=0,003). Effect on domain of cognitive function showed Visuospatial/Executive function score in intervention group was signifantly better than control group. Improvement in Visuospatial/Excecutive function, Language, and Abstraction domains‟ score was also found larger in intervention group.
Conclusion : Structured walking activity, about 7500 steps/day had a positive effect in maintaining general cognitive function in elderly, and Visuospatial/Executive function was the most influenced domain. The effect of this activity also showed larger improvements in general cognitive function and Visuospatial/Excecutive function, Language, and Abstraction domains.]"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Masruroh
"Ibadah haji merupakan ibadah fisik, sehingga jemaah haji dituntut untuk mampu secara jasmani dan rohani agar dapat melaksanakan seluruh rangkaian ibadah haji dengan baik dan lancar. Hasil pemeriksaan kesehatan pada calon Jemaah haji Kabupaten Cirebon tahun 2022 menunjukkan bahwa hipertensi merupakan diagnosa penyakit tertinggi. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko hipertensi yang ditandai dengan kadar LDL yang tinggi, HDL yang rendah dan/atau trigliserida yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dislipidemia dengan kejadian hipertensi derajat 1. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data sekunder hasil pemeriksaan kesehatan tahap kedua pada calon Jemaah haji yang diunggah pada Siskohatkes. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Cox Regression. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi derajat 1 sebesar 24,28%, sedangkan prevalensi dislipidemia sebesar 43,9%. Calon Jemaah haji sebagian besar berusia kurang dari 60 tahun, berjenis kelamin perempuan, memiliki pendidikan tinggi dan bekerja, tidak merokok dan tidak minum alkohol, mengalami obesitas sentral dan tidak menderita DM. Hasil penelitian diperoleh bahwa calon Jemaah haji yang mengalami dislipidemia berisiko 1,5 kali (95%CI: 1,2-1,8) lebih tinggi untuk menderita hipertensi derajat 1 dibandingkan dengan calon Jemaah haji yang tidak mengalami dislipidemia setelah dikontrol obesitas sentral. Penelitian ini menyarankan kepada Jemaah haji untuk membatasi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, melakukan senam aerobik, tidak merokok, dan menerapkan pola makan rendah karbohidrat untuk mencegah dislipidemia serta rutin cek kesehatan untuk deteksi dini PTM. Diharapkan Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan dapat memperbaharui Siskohatkes dan mewajibkan pemeriksaan kesehatan tahap pertama. Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon diharapkan melakukan sosialisasi terkait petunjuk teknis pemeriksaan kesehatan kepada petugas pengelola haji di Puskesmas.

Hajj is a physical worship, so pilgrims are required to be able physically and spiritually so that they can carry out the whole series of pilgrimage properly. The results of medical examinations for prospective haj pilgrims in Cirebon district in 2022 show that hypertension is the highest disease diagnosis. Dyslipidemia is a risk factor for hypertension which is characterized by high levels of LDL, low HDL and/or high triglycerides. The purpose of this study was to determine the assocaition between dyslipidemia and the incidence of grade 1 hypertension. The research design used was Cross Sectional, using secondary data from the results of the second stage of health examinations on prospective hajj pilgrims uploaded on Siskohatkes. Data analysis used the Chi-Square and Cox Regression tests. The results showed that the prevalence of grade 1 hypertension was 24.28%, while the prevalence of dyslipidemia was 43.9%. Prospective pilgrims are mostly aged less than 60 years, female, have higher education and work, do not smoke and do not drink alcohol, have central obesity and do not suffer from DM. The results of the study showed that pilgrims who had dyslipidemia had a risk of 1.5 times (95% CI: 1.2-1.8) to suffer from grade 1 hypertension compared to pilgrims who did not dyslipidemia after controlling for central obesity. This study advises pilgrims to limit their consumption of foods high in saturated fat and trans fat, do aerobic exercise, not smoke, and adopt a low-carbohydrate diet to prevent dyslipidemia and routine health checks for early detection of NCDs. It is hoped that the Hajj Health Center, Ministry of Health can renew Siskohatkes and mandatory first stage of health examination. The Cirebon District Health Office can inform technical guidelines for health examination to haj management staff at the Puskesmas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masruroh
"The performance of a quartz crystal microbalance (QCM) biosensor can be enhanced by patterning the surface of the SiO2 substrate. In this study, the patterning was realized by a plasma etching process. The etching of the SiO2 was carried out using a tetrafluoroethane (CH2FCF3) plasma. The plasma was generated by applying power from a generator. The generator used in this research was a low frequency 40 kHz plasma generator. The generator was equipped with automatic matching circuits, which ensured the stability of plasma power during the experiments. The specimens were produced with a power ranging from 40 watts to 120 watts for 1 hour. The pressure of the chamber was fixed at 1 Torr. The processing gas for this study was a commercial CH2FCF3 gas. The flow rate of the gas was 20 ml/min. The purpose of this research was to study the effect of plasma power on the etching rate and the anisotropy of the etched SiO¬2 surface. The etching rate and the anisotropy strongly correlate with the quality of patterning. Measurement and observation of the etched SiO2 surface were carried out using an optical microscope and a TMS-1200 (Topography Measurement System). The optical microscope was used to determine the etched area from the unetched one, while the TMS was utilized to obtain the thickness and the surface profile. The results show the highest etching rate, i.e., 17.90 nm/min, was obtained by applying a plasma power of 100 watts. The rate demonstrated a relatively slow etching process due to a complex mixture of fluorine (F) and the CH2FCF2 compound. This slow etching rate is preferable for controlling nano-profiles of the pattern. Furthermore, the applied power also had an effect on the anisotropy of the etched profile, and the results of this research show that the best anisotropic coefficient, i.e., 4.8×10-2, occurred in the process with an optimized 110-watt power. The anisotropy was defined as the ratio of the vertical etching rate and the horizontal etching rate. This ratio is important in determining the quality of the profile of the patterned QCM."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2017
UI-IJTECH 8:8 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Chamidah Masruroh
"ABSTRACT
Kabupaten Kebumen merupakan wilayah yang mengalami kekeringan terparah kedua di seluruh Jawa Tengah pada tahun 2015. Berdasarkan nilai Southern Oscillation Index (SOI) pada tahun 2015 terjadi fenomena El Nino yang mengakibatkan berkurangnya curah hujan di Indonesia tanpa terkecuali Kabupaten Kebumen. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan El Nino dengan kekeringan meteorologis di Kabupaten Kebumen dan kaitannya dengan kondisi fisik wilayah Kabupaten Kebumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai SOI dari Australian Bureau of Meteology dan data curah hujan bulanan yang di peroleh dari stasiun pengamat curah hujan di Kabupaten Kebumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif regresi linier dan formula Standardized Preciptation Index (SPI). Analisis spasial temporal juga digunakan untuk menjelaskan pola kekeringan wilayah Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pola kekeringan yang terbentuk di Kabupaten Kebumen pada tahun 2015 berkaitan dengan kondisi fisik wilayah. Pola kekeringan pada bulan Maret berkaitan dengan wilayah ketinggian, pola kekeringan bulan April dan Agustus berkaitan dengan arah angin, dan pola kekeringan bulan Mei berkaitan dengan arah hadapan lereng.El Nino yang diwakili oleh nilai SOI memiliki hubungan positif terhadap kekeringan yang diwakili oleh SPI. Nilai korelasi terkuat adalah 0,60 di Tersobo dan terendah 0,42 di Stasiun Ayah.

ABSTRACT
Kebumen Regency is the second worst drought region of Central Java in 2015. Based on the value of the Southern Oscillation Index (SOI) in 2015 El Nino phenomena resulted in reduced rainfall in Indonesia,like Kebumen Regency. This study aims to analyze the El Nino relationship with meteorological drought in Kebumen Regency and its relation to the physical condition of the Kebumen Regency. The data is used the SOI derived from Australian Bureau of Meteorology and the monthly rainfall data obtained from 30 rainfall observation stations in Kebumen Regency. Metodologyis used quantitative analysis of linear regression and the Standardized Preciptation Index (SPI) formula. Temporal spatial analysis is also used to explain the pattern of drought in Kebumen Regency. The results isthe pattern of drought in March is related to altitude, the patterns of drought in April and August are related to wind direction, and the pattern of drought in May is related to the direction of the slope.El Nino represented by the SOI value has a positive relationship to the drought represented by SPI. The strongest correlation value is 0.60 at Tersobo and the lowest is 0.42 at Ayah Station. The drought pattern that was formed in Kebumen Regency in 2015 was related to the physical condition of the region."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masruroh
"Obesitas yang merupakan masalah kesehatan dan prevalensinya cenderung meningkat setiap tahun berdampak pada terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, konsumsi minuman manis, aktivitas fisik dan durasi tidur pada PNS. Populasi penelitian adalah orang dewasa yang terdaftar sebagai PNS di Ditjen Kesehatan Masyarakat Kemenkes. Disain penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 108 yang dipilih dengan systematic random sampling. Data dikumpulkan pada bulan Mei 2016, meliputi status obesitas, asupan gizi yang terdiri dari energi, lemak, karbohidrat dan protein, serat, kebiasaan konsumsi minuman manis aktivitas fisik dan durasi tidur. Status obesitas dinilai dari IMT yang diperoleh dari pengukuran berat badan dan tinggi badan, aktivitas fisik diperoleh dari GPAQ, durasi tidur dihitung berdasarkan kebiasaan tidur malam pada hari kerja dan hari libur yang diperoleh dari kuesioner, konsumsi minuman manis menggunakan FFQ dan asupan zat gizi menggunakan metode food recall 2x24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 44,4 % responden mengalami obesitas. Terdapat perbedaan status obesitas berdasarkan durasi tidur. Orang yang tidur ≤6 jam/hari berpeluang mengalami obesitas 2,8 kali lebih tinggi dari yang tidur >6 jam/hari. Perbedaan tersebut bermakna pada usia <40 tahun dan pada pangkat/golongan III. Tidak ada perbedaan status obesitas berdasarkan asupan gizi, aktivitas fisik dan konsumsi minuman manis. Disarankan kepada PNS untuk mengatur pola tidur dan durasi tidur malam tidak kurang dari 6 jam sehari agar terhindar dari risiko obesitas.

Obesity that its prevalence has increased over the years, is associated with hypertension, diabetes mellitus and cardiovascular diseases. The study aimed to determine the differences between nutrition intake, dietary fiber, consumption sweetened beverages, physical activity and sleep duration among civil servants. The study population is adult who are registered as sivil servant of General of Public Health in Ministry of Health. The design of the study is cross sectional with total sample 108 selected by systematic random sampling. The study was conducted in May 2016. The data colection used instruments including antropometric measurements (obesity status), GPAQ (physical activity), a special questionairre for sleep duration, FFQ (sweetened beverages consumption) and 2x24 hour food recall (nutrition intake). The result showed 44,4% of respondents were obese. There was significant differences in obesity status based on sleep duration (p=0.022). People who slept ≤ 6 hours/day had 2.8 time higher risk of becoming obese than those who slept > 6 hours/day. The significancy only on responden with ages<40 years and level III of occupancy. This finding suggests that civil servants has to manage their sleep time and not have usual sleep duration less than or equal to 6 hours a day in order to avoid the risk of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisaul Masruroh
"Meningitis kriptokokal merupakan infeksi oportunistik yang umum dijumpai pada pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV). Menurunnya sistem kekebalan tubuh mengakibatkan pasien mudah mengalami infeksi patogen, salah satunya jamur Cryptococcus. Peningkatan tekanan intrakranial menjadi salah satu komplikasi dari meningitis kriptokokal yang dapat mengancam keselamatan jiwa. Berbagai intervensi dilakukan untuk mengurangi tekanan intrakranial dan meningkatkan perfusi ke jaringan otak, salah satunya dengan intervensi keperawatan manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Studi kasus ini bertujuan untuk mengalisis asuhan keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan intervensi manajemen peningkatan tekanan intrakranial. Pasien berjenis kelamin perempuan, usia 26 tahun dengan HIV tahap akhir dan infeksi Cryptococcus pada lapisan meninges. Desain penelitian yang digunakan adalah analisis literatur. Intervensi dilakukan selama 5 hari yang terdiri dari tindakan mandiri keperawatan dan kolaborasi. Hasil intervensi memperlihatkan bahwa integrasi antara intervensi mandiri keperawatan dan kolaborasi dapat memberikan dampak yang baik bagi pasien yang ditunjukkan dengan adanya perbaikan prognosis pada pasien. Oleh karena itu, studi kasus ini dapat dijadikan acuan praktik keperawatan pada pasien meningitis kriptokokal dengan masalah peningkatan tekanan intrakranial.

Cryptococcal meningitis is a common opportunistic infection in patient with Human Immunodeficiency Virus (HIV). The decrease in the immune system cause patient susceptible to pathogen infection, such as Cryptococcus. Increased intracranial pressure is one of the complication of cryptococcal meningitis that can be life threatening. Various interventions were carried out to decrease intracranial pressure and increase perfusion to brain tissue, including intracranial pressure management. This study aims to analyze nursing care in patient with cryptococcal meningitis using intracranial pressure management intervention. Patient is 26 years old woman with final stage HIV and meningeal infection by Cryptococcus. This study used literature analysis design. Intervention was carried out for 5 days including independent and collaborative. Result showed that integration between them have a good impact on patients and patient shows a better prognosis. Therefore, this case study can be used as a reference for improving practice in cryptococcal meningitis patients with increased intracranial pressure problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nisaul Masruroh
"Hipertensi merupakan penyebab utama komplikasi kardiovaskular dan kematian dini. Pada situasi pandemi COVID-19, penderita hipertensi merupakan kelompok yang rentan terinfeksi virus SARS-Cov-2 dan berisiko mengalami komplikasi yang serius jika tertular COVID-19. Ketidakpatuhan terhadap perilaku pencegahan COVID-19 merupakan penyebab tingginya kasus positif dan kematian akibat COVID-19. Persepsi kerentanan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran persepsi kerentanan, perilaku pencegahan COVID-19 dan hubungan diantara kedua variabel pada penderita hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan metode analitik pada 108 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu Perceived Vulnerability to Disease Questionnairre (PVDQ) dan kuisioner perilaku pencegahan COVID-19. Uji chi square digunakan untuk menganalisis hubungan persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan 53% responden memiliki persepsi kerentanan yang rendah dan 60% memiliki perilaku pencegahan COVID-19 yang kurang baik. Hasil uji chi square menunjukkan tidak adanya hubungan antara persepsi kerentanan dengan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi (p value = 0.785).


Hypertension is the major cause of cardiovascular complications and premature death. In the COVID-19 pandemic situation, people with hypertension are susceptible to SARA-Cov-2 virus infection and at risk of serious complications if they exposed with COVID-19. Non-compliance behavior towards COVID-19 prevention is the cause of high number positive cases and deaths due to COVID-19. Perceived susceptibility is one of the factors that influence COVID-19 preventive behavior. This study aims to describe the perceived susceptibility, COVID-19 preventive behavior and the relationship between the two variables in patients with hypertension. This study used cross sectional study design with analytical method on 108 respondents. The sample technique used is quota sampling. The instruments used in this study are Perceived Vulnerability to Disease Questionnairre (PVDQ) and COVID-19 preventive behavior questionnaire. The chi square test was used to analyze the relationship between perceived susceptibility and COVID-19 preventive behavior. The results showed that 53% of respondents had a low perceived susceptibility and 60% had poor COVID-19 preventive behavior. The result of chi square test showed that there was no relationship between the perceived suscepitibility and COVID-19 preventive behavior in patients with hypertension (p value = 0.785).

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library