Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kusuma Minayati
"Perilaku antisosial dan kriminalitas pada anak dan remaja merupakan permasalahan penting yang terjadi di Indonesia dan berbagai negara. Dalam menghadapi permasalahan ini, negara menyelenggarakan suatu program pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Masalah perilaku sering lebih menjadi perhatian, meskipun depresi merupakan masalah yang juga signifikan pada populasi ini. Depresi pada anak dan remaja memiliki perbedaan gambaran dengan dewasa, dapat menjadi hal yang melatarbelakangi munculnya masalah perilaku, dan bila tidak segera dikenali dan ditangani dapat mempengaruhi perkembangan anak dan remaja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran gejala depresi serta faktor-faktor yang berhubungan pada anak didik pemasyarakatan di LPKA. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan studi potong lintang, dan dilaksanakan di LPKA Kelas I Tangerang pada bulan Juni-September 2018. Sebanyak 86 responden berpartisipasi dalam penelitian ini, dan pada penilaian dengan Child Depression Inventory (CDI), dijumpai 44,2% responden mengalami gejala depresi. Pada penilaian lanjutan dengan Mini-International Neuropsychiatric Interview for Children and Adolescent (MINI-KID) didapatkan sebagian besar responden memenuhi kriteria diagnosis distimia, dan komorbiditas paling banyak adalah distimia dan gangguan penggunaan zat psikoaktif non alkohol. Dari penilaian terhadap faktor yang berhubungan, didapatkan anak didik yang menjalani masa penahanan kurang dari 1 tahun dan tidak dikunjungi keluarga memiliki risiko lebih besar mengalami depresi. Pada analisis multivariat didapatkan perundungan adalah faktor perancu, dan konsultasi ke layanan kesehatan selama masa penahanan tidak berhubungan dengan adanya depresi. Setelah mendapatkan hasil tersebut dapat disarankan penapisan gejala depresi pada anak didik pemasyarakatan dan penanganan yang sesuai. Penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mempelajari faktor lain yang memengaruhi depresi pada anak didik pemasyarakatan.

Antisocial behavior and crime in children and adolescents are crucial problems which occur in Indonesia and various countries. In dealing with this problem, the state organizes a coaching program at the Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA). Behavioral problems are often more of a concern, although depression is also a significant problem in this population. Depression in children and adolescents which has different symptoms in adults could be the background of the emergence of behavior problems, and if not immediately recognized and handled can affect the development of children and adolescents themselves. This study aims to describe depressive symptoms and related factors in juvenile offenders in LPKA. This study was an observational study with cross sectional study design, and was conducted in LPKA Kelas I Tangerang in June-September 2018. A total of 86 respondents participated in this study, and the assessment with Child Depression Inventory (CDI), 44,2% of respondents encountered depression symptoms. In the follow-up assessment with the Mini-International Neuropsychiatric Interview for Children and Adolescent (MINI-KID) instrument, it was found that most respondents met the diagnosis criteria fr dystimia, and the most comorbidities were dysthimia and disruption of the use of non-alcoholic psychoactive substances. From the assessment of related factors, it was found that juvenile offenders who underwent a detention period of less than 1 year and were not visited by their families had a greater risk of depression. In the multivariate analysis it was found that bullying was a confounding factor, and consultation to health services during the detention period was not associated with depression. After getting these results, it can be suggested screening depressive symptoms in correctional and adequate treatment. Further research is also needed to study other factors that correlated with depression in juvenile offenders."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kusuma Minayati
"Latar Belakang: Gangguan kesehatan jiwa pada anak dan remaja dapat berdampak negatif pada perkembangan anak. Kesehatan mental pada bayi, sebagai masa awal kehidupan, sangat penting karena masa ini merupakan periode kritis untuk perkembangan otak dan perilaku. Salah satu yang dapat mempengaruhi perkembangan tersebut adalah depresi antenatal, namun penelitian mengenai topik ini di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dampak dari gejala depresi antenatal terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada bayi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kohort prospektif yang mengobservasi perkembangan kognitif dan bahasa bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Data dikumpulkan dari ibu hamil dengan gejala depresi antenatal yang diskrining menggunakan instrumen Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS), dan perkembangan bayi dipantau selama enam bulan pada tiga waktu pemantauan, yaitu 1 bulan, 3 bulan, dan 6 bulan setelah kelahiran menggunakan instrumen Capute Scales. Penelitian dilakukan di puskesmas wilayah Jakarta.
Hasil: Pemantauan dilakukan pada 13 bayi yang lahir dari ibu dengan gejala depresi antenatal. Hasil pengukuran menunjukkan kecenderungan penurunan pada rerata skor Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), dan Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Analisis repeated measures menunjukkan penurunan tersebut signifikan pada rerata skor CLAMS (p=0,006). Perbandingan antar waktu pengukuran juga menunjukkan adanya beda rerata yang signifikan antara bulan ke-1 dan bulan ke-6 pada skor CLAMS (p=0,011).
Simpulan: Penelitian ini menunjukkan bahwa depresi antenatal pada ibu dapat berdampak pada perkembangan kognitif dan bahasa bayi dalam 6 bulan pertama kehidupan, terutama pada perkembangan bahasa. Temuan ini menekankan pentingnya deteksi dini dan intervensi pada ibu hamil dengan gejala depresi untuk mencegah dampak negatif pada perkembangan otak bayi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi untuk pengembangan program kesehatan mental perinatal dan bayi di Indonesia.

Background: Mental health disorders in children and adolescents could negatively impact their development. Infant mental health is crucial as it represents a critical period for brain and behavioral development. One factor that can influence this development is antenatal depression, yet research on this topic in Indonesia is still limited. This study aims to observe the impact of antenatal depressive symptoms on the cognitive and language development of infants.
Methods: This study employed a prospective cohort design to observe the cognitive and language development of infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. Data were collected from pregnant mothers screened for antenatal depressive symptoms using the Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Infant development was monitored over six months at three time points: 1 month, 3 months, and 6 months after birth using the Capute Scales. The study was conducted at community health centers in Jakarta.
Results: The study monitored 13 infants born to mothers with antenatal depressive symptoms. The results indicated a decreasing trend in the mean scores of the Cognitive Adaptive Test (CAT), Clinical Linguistic and Auditory Milestone Scale (CLAMS), and Frequently Seen Developmental Questionnaire (FSDQ). Repeated measures analysis showed a significant decrease in the mean CLAMS score (p=0,006). Comparison between measurement times also showed a significant difference in mean CLAMS scores between the 1st and 6th month (p=0,011).
Conclusion: This study indicates that antenatal depression in mothers can impact the cognitive and language development of infants within the first six months of life, particularly in language development. These findings highlight the importance of early detection and intervention for pregnant mothers with depressive symptoms to prevent negative impacts on infant brain development. The results of this study are also expected to contribute to the development of perinatal and infant mental health programs in Indonesia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library