Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Tumonglo
"Apoteker memegang peran penting dalam fasilitas kefarmasian seperti Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, dan Apotek. Apoteker perlu memastikan dan menjaga mutu, keamanan, serta khasiat obat mulai dari proses produksi obat, distribusi obat, sampai obat diterima oleh pasien. Maka dari itu, apoteker harus memiliki kompetensi yang baik sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker. Praktik Kerja Profesi Apoteker merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi agar apoteker dapat mengetahui perannya dan meningkatkan kompetensinya. Praktik Kerja Profesi Apoteker dilaksanakan di PT Kalbe Farma Tbk pada periode 3 Januari-25 Februari 2022, Apotek Roxy Telajung pada periode 2-26 Maret 2022, dan PT Anugerah Pharmindo Lestari pada periode 1-14 April 2022. Praktik Kerja Profesi Apoteker ini diharapkan dapat membantu apoteker dalam mengembangkan kemampuannya dan memperoleh pengetahuan baru terkait profesinya di Industri Farmasi, Pedagang Besar Farmasi, dan Apotek.

Pharmacists play a vital role in pharmaceutical facilities, such as pharmaceutical industry, pharmaceutical distributor, and pharmacy. Pharmacists need to ensure and maintain the quality, safety, and the efficacy of drugs starting from the drug production process, drug distribution, until drugs are received by patients. Therefore, pharmacists are required to have good competencies in accordance with the pharmacist competency standards. The Professional Practices of Pharmacist is one of the requirements that have to be carried out so that prospective pharmacists can understand their role and improve their competencies. The Professional Practices of Pharmacist are carried out at PT Kalbe Farma Tbk for the period 3 January-25 February 2022, Apotek Roxy Telajung for the period 2-26 March 2022, and PT Anugerah Pharmindo Lestari for the period 1-14 April 2022. The Professional Practices of Pharmacist is expected to help pharmacists in expanding their skills and gaining new knowledge related to their profession in pharmaceutical industry, pharmaceutical distributor, and pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Tumonglo
"Pasien diabetes melitus tipe 2 berisiko tinggi mengalami penurunan fungsi kognitif yang dapat berkembang menjadi penyakit Alzheimer dan memperburuk manajemen mandiri pasien, termasuk manajemen pengobatan mandiri. Akan tetapi, tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan primer tidak rutin melakukan pemeriksaan fungsi kognitif. Selain itu, belum diketahui faktor lain yang memengaruhi penurunan fungsi kognitif. Maka dari itu, diperlukan analisis faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 agar menjadi dasar dalam pengambilan langkah tindak lanjut yang tepat. Penelitian potong lintang ini dilakukan untuk menilai prevalensi penurunan fungsi kognitif pada pasien diabetes melitus tipe 2 dan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Sebanyak 101 subjek penelitian diperoleh menggunakan metode consecutive sampling. Data diperoleh melalui observasi rekam medis, wawancara, dan pengukuran langsung. Instrumen asesmen fungsi kognitif yang digunakan adalah The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia atau MoCA-INA. Subjek penelitian dengan skor MoCA-INA di bawah 26 dinyatakan mengalami penurunan fungsi kognitif. Prevalensi tinggi (81,2%) penurunan fungsi kognitif ditemukan pada pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan. Pasien diabetes melitus tipe 2 memiliki penurunan subdomain fungsi eksekutif atau visuospasial, bahasa, dan memori tunda. Faktor-faktor yang memengaruhi fungsi kognitif pasien diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Pasar Minggu Jakarta Selatan adalah usia (r=-0,351, p=0,001), waktu tempuh pendidikan (r=0,320, p=0,001), durasi menderita diabetes melitus (r=-0,374, p<0,001), durasi konsumsi metformin (r=-0,405, p<0,001), aktivitas fisik (p=0,005), dan diet (p=0,039).

Diabetes mellitus type 2 patients are at high risks of developing cognitive function impairment that can progress to Alzheimer’s disease and impair patients’ self-management, including self-medication management. However, primary care physicians do not routinely assess cognitive function. On the other hand, the other factors affecting cognitive function impairment have not been known. Therefore, analysis of factors affecting cognitive function is needed to take appropriate follow-up steps. This cross-sectional study aimed to assess prevalence of cognitive function impairment among diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta and analyze the affecting factors. A total of 101 study subjects were selected by the consecutive sampling method. Data were obtained by medical record observation, interview, and direct assessment. The instrument used to assess cognitive function was The Montreal Cognitive Assessment (MoCA) which was translated to Bahasa Indonesia or MoCA-INA. Study subjects with MoCA-INA score below 26 were stated as having cognitive function impairment. A high prevalence (81,2%) of cognitive function impairment was found in diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta. Diabetes mellitus type 2 patients was found to have impairments in executive or visuospatial function, language, and delayed recall subdomains. Factors affecting cognitive function of diabetes mellitus type 2 patients at Pasar Minggu Community Health Center, South Jakarta were age (r=-0,351, p=0,001), years of education (r=0,320, p=0,001) duration of diabetes mellitus (r=-0,374, p<0,001), duration of metformin consumption (p<0,001), physical activity (r=-0,405, p=0,005), and diet (p=0,039)."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S70499
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library