Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jansen, A.
Amsterdam: G. Kolff & Co., 1938
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jansen, A.
"Meer dan 10 jaar geleden werd de doorvoering van de bestuurshervorming in de Buitengewesten, omvattend de instelling van gewesten grooter dan de tegenwoordige, gepaard met staatkundige en administratieve decentralisatie, voor het eerst aan de orde gesteld. De staatkundige hervorming zal daarbij eerst op beperkte schaal worden doorgevoerd. Het was daarom een goede gedachte van schrijver en uitgevers om de tot deze staatkundige hervorming ontworpen nieuwe wetgeving
in een verzameling, en voor zoover noodig voorzien van de officieele toelichting, uit te geven. Bij deze nieuwe wetgeving was de Indische wetgever gebonden aan de uniforme eischen welke Indische staatsregeling aan de staatkundige decentralisatie stelt.
"
Amsterdam: Kolff, 1938
K 34209 JAN g
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Jansen
"Pendekatan diagnostik untuk gangguan tendon supraspinatus melalui tes klinis sering kali gagal mengidentifikasi penyebab patologis spesifik dari nyeri bahu. Tes klinis saja tidak dapat memberikan diagnosis patoanatomi yang akurat, dan mengandalkan pencitraan juga terbatas karena tingginya kejadian patologi tanpa gejala. Penelitian ini mengevaluasi efektivitas pemeriksaan fisik yang dikombinasikan dengan injeksi lidokain untuk mendeteksi robekan penuh pada tendon supraspinatus, dengan MRI sebagai pembanding. Pasien dengan dugaan nyeri bahu yang terkait dengan tendon supraspinatus ikut serta dalam penelitian ini. Data dikumpulkan melalui tes klinis, diikuti dengan injeksi lidokain subakromial dan evaluasi ulang, yang hasilnya dikonfirmasi melalui MRI. Dari 78 pasien, dengan usia rata-rata 58 tahun, sebagian besar adalah wanita normoweight (76,9%) yang melaporkan nyeri sedang, terutama di sisi kanan yang dominan. Tes Hawkins-Kennedy dan empty can memiliki sensitivitas terbaik (0,76), sementara tes drop arm menunjukkan spesifisitas tertinggi (0,82) untuk mendeteksi robekan. Injeksi lidokain menurunkan sensitivitas namun meningkatkan spesifisitas pada semua tes fisik. Injeksi lidokain yang dipandu ultrasound meningkatkan akurasi pemeriksaan fisik dibandingkan dengan MRI dalam mengevaluasi robekan penuh tendon supraspinatus, sehingga meningkatkan ketepatan diagnostik untuk gangguan bahu yang umum ini.

The diagnostic approach for supraspinatus tendon disorders through clinical tests often fails to pinpoint specific pathological causes of shoulder pain. Clinical tests alone cannot provide an accurate pathoanatomic diagnosis, and relying solely on imaging is limited by the high occurrence of asymptomatic pathology. This study evaluates the effectiveness of physical examination combined with lidocaine injection for detecting full-thickness tears in the supraspinatus tendon, using MRI as a comparison. Patients with suspected supraspinatus tendon-related shoulder pain participated. Data was gathered via clinical tests, followed by a subacromial lidocaine injection and subsequent reevaluation, with findings confirmed through MRI. Among the 78 patients, with an average age of 58, most were normoweight women (76.9%) reporting moderate pain, mainly on the right, dominant side. The Hawkins-Kennedy and empty can tests had the best sensitivity (0.76), while the drop arm test showed the highest specificity (0.82) for detecting tears. Lidocaine injection lowered sensitivity but raised specificity in all physical tests. Ultrasound-guided lidocaine injection improved the accuracy of physical examinations compared to MRI in evaluating full-thickness supraspinatus tendon tears, enhancing diagnostic precision for this common shoulder disorder."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitindaon, Jansen
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37082
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Jansen
"ABSTRAK
Kapasitas TPA Bantar Gebang yang semakin terbatas, membutuhkan pengelolaan yang baik. Penambangan timbunan sampah di TPA, atau landfill mining merupakan salah satu alternatif untuk pemanfaatan material yang tertimbun, dan menambah usia TPA. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan potensi dari material dari sampah yang telah ditimbun di Zona IVB dan zona V TPA Bantar Gebang sebagai bahan baku RDF dan sebagai kompos atau material cover soil. Karakteristik sampah yang diperiksa adalah kadar air dan kadar abu yang didapat melalui uji laboratorium. Nilai kalor sampah didapatkan dengan metode pengukuran dan penghitungan menggunakan data hasil pengukuran ultimate analysis. Potensi material organik sebagai kompos diketahui dengan mengolah sampah organik dengan metode open windrow selama 30 hari, dan parameter yang di periksa adalah rasio C/N dan temperatur dan potensi sebagai cover soil di lakukan analisis butiran dan kadar air dari material organik. Hasil penelitian menunjukkan komposisinya zona IVB terdiri atas 34,80% organik, 27,44% plastik film, 14,99% kayu, 14,58% kain, karet/kulit 2,24%, dense plastik 1,97% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Sedangkan pada zona V terdiri atas 36,53% organik, 30,99% plastik film, 15,73% kayu, 8,56% kain, karet/kulit 1,44%, dense plastik 1,50% dan sisanya komponen dengan persentase yang lebih kecil. Hasil potensi energi sebesar 3.280, dan 3.620 kCal/kg untuk zona IVB dan zona V. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio C/N sampah 4,42-6,23. Sampah organik potensial dijadikan tanah penutup dibandingkan kompos. Potensi energi pada zona IVB sebesar 771,264 GWh dan 1.334,337 GWh. Hasil penelitian juga menunjukkan nilai kadar air sebesar 33%, ini masih terlalu tinggi sehingga perlu dilakukan pre-treatment untuk mengurangi kandungan air dalam sampah untuk meningkatkan kualitas sampah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku RDF

ABSTRACT
Bantar Gebang landfill capacity is more limited, requiring proper management. Landfill mining is one of the alternatives for the utilization of the accumulated material, and increase the use of the landfill. The purpose of this study was to determine the potential of the material from waste that has been dumped in zone IVB and V zones Bantar Gebang RDF as a raw material and as compost or cover soil material. Calorific value of garbage obtained by the method of measurement and calculation using measurement data ultimate analysis. The potential of organic material known as compost by processing organic waste with open windrow method for 30 days, and the parameters examined is the C / N ratio and temperature and its potential as a cover soil, examined characteristic was sieve analysis and moisture content of organic material. The results showed IVB zone composition consist of 34.80% organic, plastic films 27.44%, 14.99% wood, 14.58% linen, rubber / leather 2,24%, 1,97% dense plastic and the remaining components with a smaller percentage. While in zone V consists of 36.53% organic, plastic films 30.99%, 15.73% wood, 8.56% linen, rubber / leather 1.44%, 1.50% and the dense plastic component with the remaining percentage smaller. The results of the energy potential of 3,280, and 3,620 kCal / kg for IVB zone and zone V. The results also showed water content of 33%, this is still too high so we need a pre-treatment to reduce the moisture content of litter bins to improve the quality and can be used as raw material for RDF. The results showed that the C / N ratio from 4.42 to 6.23. Organic waste potentially be used as soil cover than compost. Calorific value of zone IVB was 3,620 kCal / kg and zone V of 3.280 kCal / kg, however, the results also showed that the water content of waste is quite high at 51.18%, so it is necessary pre-treatment to reduce the water content in the waste to improve quality and can be used as raw material for RDF. Potential energy in zone IVB amounted to 771.264 GWh and 1334.337 GWh"
2016
T45856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Halomoan, Panusur Jansen
"Beton sebagai salah satu material yang paling sering digunakan untuk struktur bangunan, memiliki andil yang sangat besar dalam pembangunan di zaman modern. Ini terlihat pada banyaknya bangunan-bangunan yang terbuat dari beton, mulai dari gedung-gedung pencakar langit, bendungan, jalan, perkantoran, dll. Hal ini dapat terjadi karena beberapa kelebihan yang dimiliki oleh beton itu sendiri, seperti kekuatannya, banyaknya variasi bentuk yang bisa dibuat, ketahanannya terhadap api (sekitar 1 hingga 3 jam tanpa bahan kedap api tambahan), regiditas tinggi, mudah didapatnya material untuk campuran beton, biaya pemeliharaan yang rendah dan kemudahan dalam pelaksanaan. Namun seperti yang kita ketahui dalam suatu struktur yang menggunakan beton, beton tidak berdiri sendiri namun bekerja bersama dengan tulangan baja didalam satu kesatuan menjadi suatu struktur beton bertulang. Kekuatan tulangan baja sebagai material yang menahan tarik dapat berkurang dengan adanya korosi. Korosi dapat terjadi akibat lingkungan yang korosif maupun akibat sifat permiabilitas beton itu sendiri. Inhibitor diketahui memiliki kemampuan untuk mengurangi laju korosi.
Skripsi ini akan membahas mangenai pengaruh inhibitor terhadap campuran beton dalam andilnya mengurangi laju korosi pada baja tulangan sekaligus mengetahui pengaruhnya terhadap kekuatan tekan beton. Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar, agregat halus dan air. Mutu beton dipengaruhi oleh rasio air semen, pemadatan dan daya kerja. Korosi merupakan kerusakan secara perlahan-lahan dari suatu material atau substansi yang merupakan simbol dari proses kimia atau dapat diartikan sebagai proses reaksi elektrokimia dari logam yang beraksi dengan lingkungannya. Inhibitor adalah suatu bahan kimia yang ketika ditambahkan dalam jumlah konsentrasi yang tertentu pada suatu lingkungan, dapat secara efektif mengurangi laju korosi. Inhibitor yang digunakan adalah asam askorbat. Inhibitor asam askorbat bekerja dengan cara bereaksi dengan logam membentuk lapisan pada permukaan logam sehingga membatasi serangan ion-ion korosif pada permukaan logam dan reaksi korosi dapat dikurangi. Penelitian akan dimulai dengan membuat sampel kubus beton dengan ukuran 10.5x10.5x10.5 cm_ untuk beton dengan tulangan dan sampel beton tanpa tulangan dengan ukuran 15x15x15 cm, sampel beton yang ada divariasikan dengan ada tidaknya penambahan inhibitor asam askorbat dan berbedanga media penyimpanan yaitu pH 3 dan pH 7. Pengujian akan dilakukan dengan menggunakan uji tekan beton untuk mengetahui kekuatan tekan beton dan uji laju korosi untuk mengetahui laju korosi pada baja tulangan.
Dari penelitian yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut : 1. Lingkungan yang asam (pH 3) dapat menyebabkan penurunan kuat tekan beton mutu K350 2. Penambahan inhibitor pada beton menyebabkan penurunan kuat tekan pada beton mutu K350 3. Pada kondisi lingkungan yang asam (pH 3) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,17 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,3 MPy; K90ppm= 0,3 MPy dan K120ppm= 0,20 MPy) 4. Pada kondisi lingkungan yang netral (pH 3 ) beton standar K350 yang tidak diberi tambahan inhibitor memiliki laju korosi yang lebih kecil (0,09 MPy) dibandingkan dengan beton yang diberi tambahan inhibitor (K60ppm= 0,25 MPy; K90ppm= 0,22 MPy dan K120ppm= 0,10 MPy) 5. Pada kondisi lingkungan yang asam, inhibitor dengan konsentrasi 120 ppm paling efektif digunakan karena menghasilkan kuat tekan yang cukup tinggi (468 kg/cm) dibandingkan dengan beton tanpa penambahan inhibitor (395,56 kg/cm) serta menghasikan laju korosi yang cukup rendah (0,20 MPy) 6. Pada kondisi lingkungan yang netral, sebaiknya tidak diberikan penambahan inhibitor pada suatu campuran beton mutu K350 sebab pada kondisi ini beton menghasilkan kuat tekan yang terbesar (482 kg/cm) dan laju korosi yang terkecil (0,09 MPy)"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35437
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Jansen
"Dalam masa sekarang ini penambahan beban Ketenagalistrikan berkembang sangat pesat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara, maka dalam hal ini PT PLN (Persero) perlu lebih mengkonsentrasikan diri dan memperkuat posisinya sebagai pelaku usaha yang ditunjang dengan mempertahankan atau melakukan perluasan jaringan Transmisi maupun jaringan Distribusi 20 kV, dimana keandalan sistem tenaga listrik dari Pembangkitan sampai dengan Beban harus terjamin dan jika ada gangguan pada jaringan Transmisi maupun Distribusi maka jaringan yang terganggu saja yang padam, tidak meluas kejaringan lain. Jaringan Distribusi 20 kV di Gardu Induk Cengkareng, sebagian besar mempergunakan Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) yang dapat mengakibatkan gangguan-gangguan seperti gangguan akibat petir, gangguan akibat binatang, atau gangguan akibat pepohonan, dimana gangguan-gangguan ini tidak dapat dihilangkan sama sekali tetapi hanya dapat memperkecil daerah pemadamannya. Salah satu parameter untuk menentukan kehandalan suplai sistem tenaga listrik adalah dengan memasang peralatan Sistem proteksi pada jaringan Distribusi (PMT 20 kV) yang ditangani dengan keahlian khusus dalam pemilihan peralatan proteksi maupun cara melakukan setting relay sehingga pemadaman akibat gangguan tidak meluas ke daerah atau jaringan lain, untuk menjaga kontinuitas pelayanan kepada pengguna dan membangun efisiensi perusahaan.

On recent years, additional electric power load improves rapidly along with the country's economic development. Therefore PT PLN (Persero) needs to concentrate and fortified its position as a business perpetrator reinforced by stabilizing or diversifying both transmission and distribution network of 20 kV, where electric power system's reliability from generator to the load should be guaranteed. If disturbances occurred on a transmission or distribution network, should the only appropriate network shut down, not the others. Twenty kilovolts distribution network of Main Station Cengkareng utilizes mostly Mid-Voltage Airduct that may causes disturbances such as lightning, animals or trees where they can't be fully eliminated but reduced on the shutdown area. One of parameters used to determine electric power system's supply is the installation of protection system devices on distribution networks (20 kV CB) being held with special skills in both choosing protection devices and proper setting relays in order to prevent shutdown spreading into another area or network, to maintain continuity of service to customers and to develop the company's efficiency."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Jansen
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1972
S16345
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arnoldus Jansen
"Atribut mutu yang melekat pada suatu produk digunakan konsumen untuk menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Keputusan untuk membeli ulang dipengaruhi oleh nilai atribut produk yang dievaluasi setelah melakukan pembelian pertama. Penelitian ini membahas pengaruh atribut produk terhadap minat beli ulang keripik maicih serta membahas dimensi pada atribut mutu produk tersebut yang terdiri dari mutu intrinsik dan mutu ekstrinsik yang mempunyai pengaruh terhadap minat beli ulang keripik maicih. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan tujuan menjelaskan hubungan dua variabel. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner kepada 100 mahasiswa FISIP UI dengan menggunakan teknik purposive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut mutu produk memiliki pengaruh terhadap minat beli ulang sebesar 42,8% dan sisanya sebesar 57,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

The existence of the inherent quality attributes of a product is used by consumers to assess and measure the suitability of the product characteristics to their needs and desires. Yet, the decision to repurchase is affected by the value of the product attributes after being evaluated. This research examine the influence of product quality attributes on the repurchase intention of keripik maicih also discuss the dimensions of the product quality attributes that has the most impact on repurchase intention of keripik maicih which consist of intrinsic quality and extrinsic quality. This research uses a quantitive approach with the aim of explaining the relationship between two variables. Data collected using a self administered questionnaires to the 100 students at FISIP University of Indonesia using purposive technique. The result of this research indicate that product quality attributes has an influence on repurchase intention of 42,8%, and the balance of 57,2% influenced by other factor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>