Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indira Rizkyana
"Upacara persembahan teh atau disebut dengan istilah Teh Pai (茶拜Chá bài), telah menjadi salah satu bagian dari rangkaian acara pernikahan orang Tiongkok sejak Dinasti Tang (唐朝 Táng cháo) (618-906 SM). Upacara persembahan teh ini juga dilakukan dalam acara pernikahan orang Indonesia keturunan Tionghoa hingga sekarang. Penelitian ini bertujuan menjelaskan mengapa Teh Pai dalam pernikahan orang Indonesia keturunan Tionghoa masih bertahan hingga sekarang. Penjelasan mengenai masih dipertahankannya Teh Pai di Indonesia hingga saat ini akan dipaparkan melalui teori semiotika Peirce. Selain itu, dalam penelitian ini juga dibahas rangkaian acara Teh Pai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif melalui wawancara dan ditunjang studi kepustakaan berupa buku, artikel, jurnal, dan kamus. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rangkaian prosesi Teh Pai masih terus dilaksanakan karena meyimbolkan ajaran bakti. Ajaran bakti atau 孝 xiào dari Konfusius (孔夫子 Kǒng Fūzǐ) akan membentuk moral baik seseorang melalui perilaku bakti kepada orang tua. Selama masyarakat Indonesia keturunan Tionghoa masih memegang teguh ajaran bakti, maka Teh Pai masih tetap dilaksanakan.

Tea ceremony, also known as Teh Pai (茶拜 Chá bài), has been a part of the Chinese wedding ceremony since the Tang Dynasty (唐朝 Táng cháo) (618-906 BC). Teh Pai has also been a part of Chinese-Indonesian wedding ceremony until now. The purpose of this study is to explain why Teh Pai in Chinese-Indonesian wedding still persists to the present day. An explanation of the ongoing existence of Teh Pai will be presented through Peirce's semiotic theory. In addition, this paper also explains the processions of Teh Pai ceremony. This study uses qualitative research methods through interviews and is supported by literary works in the form of books, articles, journals, and dictionary. The conclusion of this research shows that the ceremony of Teh Pai processions symbolize the teachings of fillial piety. Filial piety or xiao 孝 Xiào taught by Confucius (孔夫子 Kǒng fūzǐ), will shape someone's good moral character through filial behavior towards their parents. As long as Chinese-Indonesian people still adhere to values of filial piety, Teh Pai will still continue to be practiced."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library