Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Imas Tri Setyadewi
"Mikrokontroller H8/3069F digunakan untuk pengukuran konsentrasi Gas CBM dengan sensor gas TGS 2611 sebagai detektor gas metana. Sensor ditempatkan dalam chamber bervolume 500 ml yang dilengkapi dengan sensor digital DS18B20 yang digunakan untuk pengukuran temperatur dan sensor MPXAZ4115A untuk pengukuran tekanan udara, serta informasi waktu, untuk pengukuran secara real time. Perangkat lunak yang digunakan dibuat dengan menggunakan bahasa C yang dikategorikan sebagai bahasa mid-level yang mudah diimplementasikan pada mikrokontroler. Komunikasi sensor TGS 2611, DS18B20 dan MPXAZ4115A masing-masing menggunakan 1-wire, ADC, dan RS-232. Selanjutnya, hasil akuisisi ditampilkan dalam bentuk Graphical User Interface (GUI) dan penyimpanan data dengan menggunakan database berbasis SQLite yang dibuat dengan bahasa pemrograman Python. Sensitivitas sensor yang diperoleh adalah sebesar 0.54 ± 0.05.
Microcontroller H8/3069F is used for the measurement concentration of Gas CBM with the gas sensor TGS 2611 as a detector gas methane. Sensors are placed in a chamber volume of 500 ml equipped with digital sensor DS18B20 used for temperature sensor and MPXAZ4115A for pressure air sensor. The system is also equipped with timing information for measurements in real time. The software used is made by using the C language which is categorized as mid-level language and easy to implement on a microcontroller. TGS 2611, DS18B20 and MPXAZ4115A sensors communication each using 1-wire, ADC, and RS-232. Furthermore, the acquisition is displayed in the form of Graphical User Interface (GUI) and database based on SQLite created with Python programming language. Sensor calibration results obtained from a sensitivity of 0.54 ± 0.05."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43049
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Imas Tri Setyadewi
"Perkembangan aplikasi UAV (Unmanned Aircraft Vehicle) saat ini meningkatkan kompleksitas sistem sesuai dengan misi operasionalnya. Akibatnya, potensi terjadinya gangguan sistem karena efek interferensi elektromagnetik dapat terjadi yang mengganggu jalannya operasional UAV. Berdasarkan penelitian, 60% EMI (Electromagnetic Interferences) terjadi pada jalur pengkabelan UAV, oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap reduksi EMI yang terjadi pada sistem pengkabelan UAV, dan prediksi terhadap besaran induksi tegangan dan daya yang diterima akibat dari interferensi yang terjadi antar kabel juga yang disebabkan karena adanya radiasi dari sistem radio frekuensi UAV. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu, radiasi coupling dengan menggunakan kabel sebagai sumber EMI dan yang kedua adalah radiasi dengan sumber menggunakan antena dipole linear dengan frekuensi operasi 900 MHz. Adapun beberapa variasi parameter dilakukan untuk melihat hubungan antara besarnya induksi yang diterima terhadap variasi seperti jarak kabel dengan sumber EMI, jenis kabel, besaran daya yang dipancarkan, pengaruh sudut polarisasi antena, panjang kabel, shielding, dan pengaruh terminasi pada kabel. keluaran besaran induksi tegangan dan daya yang diterima kemudian dibandingkan dengan simulasi yang telah dilakukan. Diharapkan pada penelitian ini, dapat menjadi acuan atau referensi dalam mendesain pengkabelan dan konfigurasi peletakan antena sehingga dapat meminimalisir efek gangguan akibat radiasi elektromagnetik yang tidak diinginkan.
The development of UAV (Unmanned Aerial Vehicle) application is currently increasing the complexity of the system in accordance with its operasional mission. As a result, the potential for system interference due to the effects of electromagnetic interference may occur that interfere with the operation of the UAV. Based on the study, 60% of EMI (Electromagnetic Interference) occurs in the wiring path, therefore in this study an analysis of the reduction of EMI in the UAV wiring system will be carried out, and prediction of the amount of induction of the voltage and power received due to the interference occurs between wires also caused by radiation from the UAV frequency radio system. Measurement are carried out using two methods, first method by coupling radiation using a cable as an EMI source and the second is radiation using linear dipole antennas with an operating frequency of 900 MHz. Several parameter variation were carrried out to see the relationship between the amount of induction EMI to variation such as the distance of the cable with the EMI source, cable types, the amount of power emitted, antenna polarization angle, cable length, shielding and the termination of cables. Output of the amount of induction voltage and power received is then compared to the simulation that have been carried out. It is supposed that this research can be a reference in designing the wiring configuration of antenna path with the smallest effect of EMI radiation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library