Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ika Wahyuni
"Metode bebas pelarut saat in! dapat dilakukan dengan radiasi
gelombang mikro. Reaktan murni diserapkan ke atas padatan pendukung
seperti alumina lalu dipanaskan dengan menggunakan gelombang mikro.
Metode ini dapat memperbaiki proses sintesis organik yang semula
menggunakan pelarut sehingga lebih ramah lingkungan, cara kerjanya lebih
mudah, dan waktu reaksi lebih singkat.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa reaksi asetilasi
anilin, m-toluidin, p-toluidin, o-anisidin dengan agen asetilasi anhidrida asetat,
katalis piridin, dan padatan pendukung alumina dapat dilakukan tanpa pelarut
di bawah radiasi gelombang mikro. Selain itu juga untuk membandingkan kereaktifan dari substrat yang terdiri dari anilin, m-toluidin, p-toluidin, dan oanisidin
dalam menjalani reaksi asetilasi.
Untuk mengetahui kereaktifan masing-masing substrat, dilakukan
variasi waktu pemanasan 1, 2, 3, dan 4 menit Dari percobaan diketahui
bahwa reaksi asetilasi bebas pelarut dapat dilakukan dengan gelombang
mikro. Waktu reaksi yang dibutuhkan oleh masing-masing substrat untuk
mendapatkan rendemen yang optimum adalah p-toluidin t = 2 menit,
rendemen 78,82%; m-toluidin t = 3 menit, rendemen 62,05%; anilin t = 3
menit, rendemen 58,6%; dan o-anisidin t = 4 menit, rendemen 75,23%.
Urutan kereaktifan substrat sebagai nukleofil dalam reaksi astilasi adalah ptoluidin
> anilin > m-toluidin > o-anisidin."
Depok: Fakultas Matematika dan Metode bebas pelarut untuk n-asetilasi anulin dan turunannya dengan Ac2O-Py/alumina di bawah radiasi gelombang mikroIlmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Wahyuni
"ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai proses pemisahan dua jenis campuran
alkohol, yaitu campuran etanol-air dan isopropil alkohol-air (IPA-air), melalui
proses pervaporasi dengan menggunakan membran Thin Film Composite (TFC)
komersial. Pengaruh temperatur umpan, konsentrasi umpan, dan tekanan pada sisi
permeat diinvestigasi berkaitan dengan kinerja membran TFC komersial dalam
proses pervaporasi tersebut. Untuk penentuan kondisi operasi, percobaan
pervaporasi dilakukan pada temperatur umpan 35, 39, 44 °C dan tekanan pada sisi
permeat sebesar 660, 510, 260 mmHg-a. Hasil studi menunjukkan bahwa untuk
proses pervaporasi campuran etanol-air, kondisi operasi yang terbaik adalah pada
temperatur umpan dan tekanan sisi permeat masing-masing 39°C dan 510 mmHg,
dengan nilai fluks dan selektivitas masing-masing 0,085 kg/m2.mnt dan 1,075.
Sedangkan untuk proses pervaporasi campuran IPA-air, kondisi operasi yang
terbaik adalah pada temperatur umpan dan tekanan sisi permeat masing-masing 39
°C dan 260 mmHg, dengan nilai fluks dan selektivitas masing-masing 0,0098
kg/m2.mnt dan 1,361. Lebih lanjut, dilakukan percobaan PV campuran azeotrop
etanol-air dan IPA-air pada kondisi operasi optimum yang telah diperoleh
sebelumnya. Hasil percobaan menunjukkan bahwa membran TFC hanya dapat
menurunkan konsentrasi etanol di permeat dari 95,5 menjadi 94,3 %-b dan
konsentrasi IPA dari 85,7 menjadi 83,5 %-b. Berdasarkan hasil tersebut, agar
dapat dimanfaatkan sebagai membran pervaporasi, maka membran TFC harus
direkayasa secara khusus dalam proses pembuatannya.

ABSTRACT
The separation of two alcohol mixtures, which are ethanol-water and
isopropyl alcohol-water (IPA-water) mixtures, through pervaporation process by
commercial Thin Film Composite (TFC) membrane is discussed in this thesis.
Effect of feed temperature, downstream pressure, and feed composition are
investigated regarding the performance of TFC membrane in the pervaporation
process. A preliminary study was performed at various feed temperatures (35 ? 44
°C) and downstream pressures (660, 510, 260 mmHg-a), to determine the
optimum operational condition. The result showed that the optimum operating
condition for the pervaporation of ethanol-water mixture was at 39 °C and 510
mmHg-a, with the value of permeate flux and selectivity, which were about 0.085
kg/m2.min and 1.075. While the optimum operating condition for the
pervaporation IPA-water mixture was at 39 °C and 260 mmHg-a, with the value
of permeate flux and selectivity, which were about 0.0098 kg/m2.min and 1.361.
Furthermore, the pervaporation of ethanol-water and IPA-water azeotrope
mixtures were done by utilizing the optimum operational condition from the
previous study. The ethanol and IPA concentration in permeate obtained
decreased from 95.5 and 85.7 % to 94.3 and 83.5 %-b, respectively. While, their
concentration in retentate increased to 96.3 and 87.9 %-b."
2012
T30639
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library