Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herman Saputra
"Salah satu bentuk inovasi untuk mengurangi waktu pengerjaan produksi kapal dan biayaproduksi kapal yakni membuat lambung kapal dengan bentuk sambungan pelatpelat baja tampa adanya proses bending atau pembentukan lengkungan pada lambung kapal untuk mendapatkan bentuk lambung yang streamline. Secara teknis inovasi pembuatan lambung kapal dengan metode pelat datar memiliki pengaruh dalam perubahan stabilitas dan kekuatan transversal kapal. Maka dari itu perlu dilakukan perhitungan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perubahan tersebut terhadap keselamatan kapal.
Pada penelitian ini analisa stabilitas kapal dilakukan dengan pendekatan software maxsurf. Untuk perhitungan stabilitas standar yang dipakai adalah IMO . Untuk perhitungan kekuatan transversal kapal dipakai standar dari biro klasifikasi Indonesia (BKI) dan dilakukan pendekatan pemodelan analisis kekuatan transversal mengunakan Software CATIA.
Dari hasil analisa diperoleh stabilitas kapal yang baik dan telah memenuhi kriteria IMO. Ditinjau dari dari kekuatan transversal dengan pemodelan midship kapal sebesar minimal 0.4L. Pada kondisi pertama midship ini memiliki tegangan maksimum yang bekerja pada dasar bulkhead sebesar 1.59 x 1011 N/m2. Pada kondisi kedua dasar bulkhead midship kapal dibuat lengkungan setinggi 384 mm dan memiliki tegangan maxsimum yang bekerja sebesar 1.0757 x 1011 N/m2. Pada kondisi ketiga dasar bulkhead midship kapal dibuat lengkungan setinggi 150 mm dan memiliki tegangan maxsimum yang bekerja sebesar 1.08 x 1011 N/m2. Faktor keamanan pada kondisi pertama sebesar 1.25, kondisi kedua sebesar 1.85 dan kondisi ketiga sebesar 1.85.

One form of innovation to reduce the time spent on the production of ships and ship production costs is make a connection to the shape steel plates in the hull without bending or forming process on the curvature the hull to get a streamline hull shape. Technically innovation method of make the ship's hull with a flat plate have an influence in change the stability and strength of the transverse vessels. Thus it is necessary for the calculation to determine how much influence these changes to the safety of the ship.
In this research the stability of ship use Maxsurf Software approach. For the calculation of Ship stability use standard IMO. For the calculation of the transverse strength of ships use standard Bureau Classification Indonesia (BKI) and modeling approaches transverse strength analysis use CATIA Software.
From the results is obtained analysis of ship stability is good and has fulfilled criteria IMO. Review from the modeling of the transverse strength at least ship midship 0.4L. On the first condition in midship has maximum working stress on the base bulkhead is 1.59 x 1011 N/m2. On the second condition in midship bulkhead have arch as high as 384 mm and maximum working stress is 1.0757 x 1011 N/m2. On the third condition in midship bulkhead has arch as high as 150 mm and maximum working stress is 1.08 x 1011 N/m2. Safety factor in the first condition is 1.25, second condition is 1.85, and third condition is 1.85.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1948
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Saputra
"Pembangunan fasilitas pemprosesan migas terapung di Indonesia ini dapat meningkatkan pasokan gas dalam negri dan meningkatkan target lifting gas bumi. Proyek ini secara nasional sudah tercatat dan diakui telah melakukan percepatan pengiriman FPU (Floathing Production Unit) untuk sail away 6 bulan lebih awal dari target 4 tahun menjadi 3.5 tahun dan penghematan biaya yang cukup besar. Strategi untuk melakukan percepatan tersebut dengan melakukan fabrikasi dan Engineering Hull, LQ dan Topside Module secara bersamaan di lokasi yang berbeda. Engineering dan Fabrikasi Hull dan LQ dilakukan di Korea Selatan dan Topside Module dilakukan di Karimum Yard, Kepulauan Riau.
Dalam laporan Praktik Keinsinyuran ini, Penulis akan mengambil sebagian kecil dari analisa yang telah dilakukan yaitu proses loadout ITM (Integrated Topside Module) ke atas Hull. Analisa pada Praktik Keinsinyuran ini adalah perhitungan maksimum kekuatan memanjang Hull, kondisi SWSF dan SWBM yang terjadi pada saat ITM load ditrasfer ke Hull dengan mempertimbangan 2 ketinggian pasang surut air laut.
Hasil perhitungan SWBM dan SWSF menunjukan nilai yang terjadi ketika load transfer dibawah dari allowable maksimum nilai yang diizinkan oleh DNV Class dan internal standard perusahaan.
1. Maksimum SWBM yang terjadi adalah +119968 Ton.m (Hogging) dan nilai ini dibawah toleransi yang diizinkan +299000 Ton.m.
2. Maksimum SWSF yang terjadi pada saat loadout adalah -6179.6 Ton (negatif) yang terjadi di Frame 23. Nilai tersebut masih dibawah toleransi yang diizinkan -7000 Ton

The new construction offshore floating oil and gas processing facilities in Indonesia could increase domestic gas supplies and increase natural gas lifting targets. This completed project recorded and recognized nationally as one of accelerated project which ready to sail away and delivered FPU (Floating Production Unit) 6 months earlier from the target of 4 years to 3.5 years, hence reduced significantly cost.The strategic plan to accelerate is by performing fabrication and engineering the Hull, LQ and Topside Module simultaneously in different locations. Engineering and Fabrication Hull and LQ performed in South Korea and Complete Topside Module performed at Karimum Yard, Riau Islands.
In this part of “Praktik Keinsinyuran” report, the Author only will take a small part of several analysis that performed previously and focus on Loadout process ITM (Integrated Topside Module) from the jetty to Hull. The analysis will explain and check the maximum longitudinal strength of the Hull SWSF and SWBM conditions that occurred during transfer vertical load ITM to the Hull by considering 2 tidal heights.
The summary result shows SWBM and SWSF values within the acceptance criteria by DNV rules and Company internal standard.
1. The maximum calculated SWBM during loadout is +119968 Ton.m (Hogging) at Frame 17 and this maximum value is below the maximum allowable value in +299000 Ton.m.
2. The maximum calculated SWSF during loadout is -6179.6 Tons (negative) at Frame 23 and this value is below the maximum allowable value inof -7000 Tons.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Dokumentasi  Universitas Indonesia Library