Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gatot Eka Pramono
"ABSTRAK
Kekasaran permukaan merupakan salah satu parameter penting dari sebuah produk hasil pemesinan. Parameter ini sering dijadikan standar kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Metoda yang paling umum untuk mengukur nilai kekasaran permukaan ini adalah dengan metode kontak mekanik antara pergerakan jarum (stylus) dengan permukaan produk. Metode ini memiliki banyak kelemahan karena bisa merusak permukaan produk dan prosesnya cenderung lama sehingga tidak mungkin semua produk dapat diperiksa. Oleh karena itu dikembangkanlah metoda metoda baru untuk mengukur kekasaran permukaan, salah satunya adalah metoda pengukuran berbasis vision. Metoda ini memakai alat optik-elektronik sebagai alat ukurnya. Alat yang digunakan berupa mikroskop dan kamera digital untukmengambil gambar permukaan sampel yang akan dianalisis. Penelitian ini bertujuanuntuk mengidentifikasi feature permukaan produk hasil pemesinan turning danmelakukan analisa korelasi dengan nilai kekasaran rata-ratanya (Ra). Material yangdiuji adalah carbonsteel dengan diameter 20 mm dan panjang 100 mm sejumlah 10
sampel. Pengukuran kekasaran rata-rata (Ra) memakai stylus-profile meter.Identifikasi profil permukaan menggunakan kamera digital Canon EOS 350D yang terhubung pada mikroskop dengan perbesaran 100 kali. Pencahayaan yang digunakan adalah 13 buah LED warna putih berkekuatan 1,5 Watt dengan sudut pencahayaan
sebesar 45°. Software yang digunakan untuk melakukan image processing adalahMatlab. Hasil pengolahan image dapat menunjukan adanya fitur-fitur kekasaran permukaan yang dapat dikenali baik secara 2D maupun 3D. Lembah dan puncak dari permukaan sampel dapat terlihat dengan jelas dan dapat dianalisis lebih lanjut.

ABSTRACT
Surface roughness is an important parameter on the machining process. This parameter has become standard for product quality.The common method to measure surface roughness is mechanial contact between stylus and product surface. This methode has some weakness because it can make the product damage and consume time and it's impossible to check all of product. Because of that, new methods has
been developed to evaluate surface rougness, one of the methode is measuring by vision. This methode using optic-electonic equipment as a aparatus. Using microscope and digital camera to take an image of sample surface to be analyze. This research aims to identify surface feature of turned part and to assess correlation with Roughness average (Ra) of stylus-profile meter. Identify of surface profil use digital camera Canon EOS 350D and microscope with magnification 100 times. Surface lighting use 13 white LED with 1.5 Watt power and lighting angle is 45 degrees. Matlab software applied to process the sample image. Result of image processing is indicate the features of surface roughness as seen at 2D and 3D. Valley and peak of
sample surface can see clearly and it can be analyze in advance.
Keyword"
2009
T 26210
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Eka Pramono
"Refrijeran chloroflourocarbon (CFC), hydrochloroflourocarbon (HCFC), dan hydroflourocarbon (HFC) merupakan refrijeran yang sering dipakai dalam mesin-mesin pendingin ataupun heat pump, namun ketiga jenis refrijeran tersebut ternyata mempunyai dampak buruk kepada lapisan ozon dan sebagai penyebab pemanasan global. Oleh karena itu penggunaan ketiga jenis refrijeran ini sudah mulai dibatasi dan suatu saat mungkin akan dihilangkan. Refrijeran hidrokarbon ternyata bisa dipakai untuk menggantikan ketiga jenis refrijeran diatas tanpa menimbulkan banyak masalah (retrofitting). Refrijeran R290 (propana) ternyata bisa dipakai untuk pengganti R22 secara langsung, tidak perlu ada perubahan yang berarti didalam sistem tersebut dengan jumlah refrijeran tinggal 40-50% dari jumlah refrijeran R22 dan lebih hemat energi sekitar 10-20% bila dibandingkan dengan R22. Meskipun mudah terbakar, refrijeran hidrokarbon ternyata aman digunakan asalkan kita mematuhi aturan-aturan yang berlaku dalam penanganan refrijeran ini. Refrijeran hidrokarbon merupakan bahan refrijeran masa depan yang aman bagi manusia, aman bagi lingkungan, dan hemat energi.

Chloroflourocarbon (CFC), hydrochloroflourocarbon (HCFC), and hydroflourocarbon (HFC) refrigerant is common relrigerant use in cooling machine or heat pump but they have a bad impact for the ozone layer and causing global warming on earth surface. Because of that bad impact, some of developed countries begin to limiting production this three kind of refrigerants and try to stop the production step by step. Hydrocarbon refrigerants can be use to replace that three kind of refrigerants above without generating many problem. R290 refrigerants (Propane) can be use to replace R22 without changing the component of the air conditioning system (retrofitting process) with the refrigerants charge only 40%-50% from R22 and saving energy about 10%-20%. Eventhough hydrocarbon highly Flammable, this kind of refrigerant is safe to use as long as we follow the rules for handling this kind of refrigerant. Hydrocarbon refrigerants have a good future because they are harmless to human being, harmless to the environment and saving energy."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37457
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library