Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 88 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fernando
"Pada dasarnya makanan tidak tahan lama untuk disimpan terlebih makanan yang mengandung kadar air tinggi. Penggunaan pengawet makanan untuk mencegah fermentasi, pengasaman dan menghambat fermentasi, pengasaman atau peruraian lain terhadap makanan yang disebabkan oleh mikroorganisme, misalnya formalin. Masyarakat sangat sukar membedakan pangan segar dengan pangan yang telah dibubuhi formalin karena para produsen atau pedagang biasa menggunakan formalin dalam kadar minimal.
Penelitian ini membahas tentang perancangan sistem pengenalan identifikasi konsentrasi formalin pada makanan dengan metode HMM. Sistem ini terbagi menjadi dua proses utama, yaitu pembentukan database dan identifikasi konsentrasi formalin. Kedua proses ini dilakukan dengan cara yang hampir sama, yaitu tiap sampel akan mengalami proses pelabelan, pembuatan codebook dan pembentukan parameter HMM. Dimulai dengan pembentukan vektor-vektor data dengan teknik kuantisasi vektor (VQ), yang kemudian dicari suatu nilai centroid yang presisi untuk dijadikan state HMM dalam menentukan nilai-nilai parameter yang dibutuhkan.
Berdasarkan parameter-parameter inilah, dapat dihitung suatu nilai probabilitas (Log of Probability) maksimum yang akan menunjukkan hasil keluarannya. Dari hasil perancangan sistem ini, akan dibandingkan akurasi sistem terhadap variasi nilai durasi sampel, jumlah sampel, dan ukuran codebook. Pada penelitian, Secara keseluruhan sistem ini memiliki tingkat akurasi yang dicapai antara 61% sampai 87%. Hasil akurasi yang paling tinggi sebesar 87,03% untuk ukuran codebook 64 dengan jumlah 7 data training, sedangkan hasil akurasi yang paling rendah sebesar 61,11% untuk ukuran codebook 64 dengan jumlah 7 data training.

Basically perishable foods to be stored especially foods that contain high water content. The use of food preservatives to prevent fermentation, acidification and inhibit fermentation, acidification or other deterioration of food caused by microorganisms. One example of the misuse of food products is the use of synthetic preservatives as food additives, such as formalin. Society is very difficult to distinguish between fresh food and food that has been laced with formaldehyde because of the manufacturers or traders usually use the minimal levels of formaldehyde.
This scientific research discusses about the design of formaldehyde recognition system in food with HMM method. The system consists of two main processes: database construction and formaldehyde recognition. Both of this processes is done with almost exact ways. Each samples will be processed through labelling, codebook construction, and HMM parameter making. The whole process is started with the establishment of data vectors with Vector Quantization techniques (VQ), which can be used to analyze precise centroid positions for state HMM used and the values of parameters.
Based on these parameters, can be calculated the maximum Log of Probability as output of the system. Output of each samples are compared to get system accuracy based on variation of sample duration, sample amount, and codebook size. In the scientific research, the system has the level of accuracy between 61% to 87%. The result of the highest accuracy of 87.03% for codebook size of 64 with the 7 training data, while results in the lowest accuracy of 61.11% for codebook size of 64 with the 7 training data.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51313
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando
"Selulosa kristalin merupakan material penguat alami dengan sifat mekanik dan termal yang baik serta terdapat melimpah pada tumbuhan. Salah satu metode isolasi serat selulosa adalah metode kimiawi. Metode kimiawi yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi alkalinisasi menggunakan larutan NaOH 10% selama 2 jam dengan suhu 70oC, metode pemutihan menggunakan larutan NaClO2 1,7% dalam kondisi asam dengan variasi waktu 3, 4, 5 jam dan temperatur 50, 70 dan 90oC dan metode hidrolisis asam menggunakan larutan H2SO4 25% selama 1 jam pada suhu ruangan.
Terdapat beberapa variasi rangkaian perlakuan kimia yang bertujuan untuk melihat pengaruh perlakuan kimia terhadap serat selulosa yang dihasilkan. Pengaruh yang diamati antara lain rendahnya kadar pengotor, indeks kristalinitas, morfologi serat dan temperatur degradasi. Serat yang belum diberi perlakuan memiliki kadar pengotor berupa lignin, hemiselulosa dan zat lilin yang relatif tinggi, indeks kristalinitas sebesar 41,25%, morfologi serat yang kasar dan menyatu, dan temperatur degradasi 290°C. Hasil yang paling optimum ditunjukkan oleh serat dengan perlakuan kimia alkalinisasi dilanjutkan pemutihan dan hidrolisis asam dengan kadar pengotor rendah, indeks kristalinitas sebesar 80,25%, morfologi serat yang terurai dan temperatur degradasi sekitar 310°C.

Crystalline cellulose is a natural reinforcing materials with a proper mechanical and thermal properties and abundantly found in plants structure. One of the common method of cellulose isolation is chemical method. The chemical methods that are conducted in this research are alkalinization using NaOH 10% wt. for 4 hours at 70oC, bleaching using NaClO2 1,7% wt in acidic condition with variation of time 3,4, and 5 hours and variation of temperature 50, 70, and 90oC and acid hydrolysis using H2SO4 25% wt. for 1 hour and at room temperature.
There are several variation of step of chemical methods that are conducted in this research to observate the effect of each chemical method on isolating cellulose. The parameters that are observed are the amount of impurities constituent, crystallinity index, fiber morphology and degradation temperature. Untreated fiber containing high amount of impurities such as lignin, hemicellulose, and wax, crystallinity index as high as 41.25%, ravel fiber morphology and degradation temperature as high as 290°C. The optimum result is obtained by alkalinization, bleaching and acid hydrolysis which has the lowest amount of impurities constituent, high crystallinity as high as 80.25%, unravel fiber morphology, and high degradation temperature as high as 310°C.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63465
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fernando
"Skripsi ini membahas mengenai praktik tying agreement yang terdapat pada perjanjian kredit bank dalam memasarkan syarat keberadaan produk asuransi. Praktik tying agreement pada perjanjian kredit bank dapat dikatakan terjadi jika pihak bank meniadakan asas kebebasan memilih perusahaan asuransi, sebagaimana lebih lanjut diatur dalam SEOJK No. 32/SEOJK. 05/2016, selain juga diatur pada SEOJK No. 33/SEOJK.03/2016.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa meskipun suatu perjanjian kredit bank mempraktikkan tying agreement dalam memasarkan persyaratan keberadaan produk asuransi, penegak hukum, dalam hal ini KPPU ataupun Pengadilan di tingkat Banding dan Kasasi seyogyianya menerapkan pendekatan rule of reason.

This thesis discusses the practice of tying agreement contained in bank credit accord in marketing of the requirement of existence of insurance product. The practice of tying agreement on bank credit accord can be said to occur if the bank negates the principle of choice of insurance company, as further stipulated in SEOJK No. 32 SEOJK. 05 2016, as well set on SEOJK No. 33 SEOJK. 03 2016.
The result of this research reveals although the bank credit accord practicing tying agreement in marketing the requirement of the existence of insurance product, law enforcers, which in this case KPPU or Court at appeal level and Cassation should apply the approach of rule of reason.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manaek Fernando
"Tesis ini meneliti tentang Pemberdayaan masyarakat nelayan melalui Program Kelompok Usaha Bersama (KUB) dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan di Desa Bantal Kabupaten Bengkulu Utara. Perhatian kepada nelayan di desa ini sangat penting dilakukan karena Bantal adalah sentra produksi laut yang memiliki potensi yang besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah Pertama, memahami kebijakan tentang nelayan, kebijakan Program Kelompok Usaha Bersama dan kebijakan lainnya yang terkait dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan. Kedua, mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kelembagaan ekonomi di desa dan Ketiga, mempelajari upaya peningkatan kesejahteraan nelayan di Desa Bantal.
Metode penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan kualitatif yang menghasilkan data deskriptif, dengan teknik pengumpulan data berupa observasi langsung dimana peneliti langsung berada di lapangan, mengadakan wawancara tidak berstruktur dan studi dokumentasi. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa kebijakan Program KUB Perikanan di Kabupaten Bengkulu Utara adalah satu bentuk pemberdayaan terhadap institusi komunitas masyarakat yang ditujukan terhadap pengembangan sumber daya masyarakat di Desa Bantal, dan telah berjalan selama 4 tahun. Sedangkan kebijakan lain yang terkait dengan pengembangan masyarakat adalah Proyek Peningkatan Rakyat Terpadu (P2RT), dalam bentuk pemberian bantuan fisik berupa sarana prasarana terhadap masyarakat nelayan, yang dalam hal ini telah diwujudkan melalui pemberian bantuan 7 unit alat tangkap dan jaring penangkap kepada kelompok nelayan setempat.
Berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kelembagaan ekonomi masyarakat nelayan antara lain didorong aleh tumbuhnya kesadaran dari masyarakat nelayan itu sendiri akan pentingnya sebuah bentuk lembaga perekonomian yang berpihak kepada komunitas nelayan dan juga karena adanya harapan untuk meningkatkan kehidupan perekonomian yang lebih baik, mengingat selama ini mereka selalu mengalami kesulitan modal sebagai akibat monopoli yang dilakukan oleh toke. Selanjutnya dalam rangka upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan di masa mendatang, lembaga koperasi dipandang dapat membawa peningkatan kemampuan nelayan dalam berusaha. Sejak pembentukan koperasi nelayan 'Tuna Segar? pada Juli 1998, ternyata lembaga tersebut telah mampu menyaingi para pemilik modal (toke), yang memonopoli harga ikan di pasar. Ini berarti, koperasi mampu sebagai salah satu lembaga untuk mengembangkan perekonomian nelayan di Desa Bantal Kabupaten Bengkulu Utara.
Namun demikian, dalam pelaksanaannya terdapat bias berupa terputusnya proses perubahan kelompok-kelompok nelayan dalam KUB menuju tahap kemandirian, sebagai akibat lemahnya fungsi fasilitasi dari petugas pendamping. Dalam perspektif inilah Lewin (1955) menvatakan proses perubahan dalam kelompok melalui tiga fase yaitu unfreezing (tahap kebutuhan akan perubahan), moving (bergerak ke arah perubahan) dan freezing (generalisasi dan stabilisasi perubahan), dan dalam hal ini, tahap bergerak ke arah perubahan tidak dapat dilalui kelompok dengan baik, akibatnya transformasi kearah perubahan yang aktual tidak dapat terwujud.
Beberapa hal penyebabnya antara lain, kurangnya fasilitasi dari petugas lapangan terhadap program yang sedang berjalan, dan rendahnya tanggungjawab anggota kelompok dalam bentuk kerjasama terhadap sesama anggota kelompok nelayan lainnnya sehingga tingkat keberhasilan program pun menjadi rendah.
Oleh karena itu, di masa mendatang peningkatan fungsi fasilitasi dari petugas pendamping sekaligus dengan tingkat kehadiran yang tinggi dilapangan bersama masyarakat dapat menjadi pendorong (enabler) dan motivator dari kelompok untuk bekerja sama lebih baik lagi. Disamping itu, melalui keterlibatan anggota kelompok dalam setiap program, diharapkan menciptakan rasa memiliki yang besar terhadap program KUB dan program lainnya yang ditujukan untuk masyarakat nelayan."
2001
T1797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calvin Fernando
"Power-to-Green Urea adalah konsep produksi urea menggunakan hidrogen hasil PV-elektrolisis; proses yang sangat menjanjikan di daerah terpencil tanpa cadangan gas bumi. Pada penelitian ini dilakukan analisis tekno-ekonomi pabrik hipotetis Power-to-Green Urea. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan efisiensi energi sistem hingga produksi ammonia, konsumsi energi per ton urea, dan harga urea. Analisis ekonomi menggunakan metode cash flow dengan biaya investasi PV, electrolyzer, dan baterai yang diproyeksikan pada tahun 2019, 2030, dan 2050; serta penambahan pemasukan dari clean development mechanism (CDM). Harga urea ditinjau menggunakan 4 skema. Skema 1 tanpa CDM, skema 2 dengan CDM, skema 3 menggunakan biaya investasi 2030 dan 2050, dan skema 4 gabungan skema 3 dan 4. Didapatkan hasil efisiensi sistem sebesar 7.9% dan konsumsi energi sebesar 109 GJ/MT urea; nilai ini lima kali lebih tinggi dibandikan konsumsi energi urea dari gas bumi, yaitu 20.9 GJ/MT urea. Harga urea dengan skema 1,2,3 (2030/2050), dan 4 secara runtut 2342, 2320, 2026 dan 1704, serta 2004 dan 1682 USD2019/MT urea. Power-to-Green Urea dengan kapasitas 13.000 MT/tahun belum dapat bersaing secara ekonomi dengan urea konvensional berskala besar, namun pada daerah remote tanpa cadangan gas bumi, mode produksi ini patut dipertimbangkan.

Power-to-Green Urea is the concept of urea production using hydrogen from PV-electrolysis; a promising option in remote areas without natural gas reserves. In this study techno-economic analysis of the Power-to-Green Urea plant is conducted with the purpose of obtaining energy efficiency of the system, energy consumption of urea production, and the urea price. Economic analysis is done using cash flow method with investment costs for PV, electrolyzer, and battery that are projected in 2019, 2030, and 2050; and additional income from clean development mechanism (CDM). Urea prices were reviewed using 4 schemes. Scheme 1 without CDM, scheme 2 with CDM, scheme 3 uses investment costs 2030 and 2050, and scheme 4 combined schemes 3 and 4. The system efficiency results are 7.9% and energy consumption is 109 GJ / MT urea; this value is five times higher than consumption from natural gas. The price of urea with a scheme of 1,2,3 (2030/2050), and 4 is coherently 2342, 2320, 2026 and 1704, as well as 2004 and 1682 USD2019 / MT urea. Power-to-Green Urea with a capacity of 13,000 MT / year cannot compete economically with conventional large-scale urea, but in remote areas this mode of production is worth considering."
2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanlohy, Jonas Fernando
"Konflik horizontal di Maluku, diduga berrnula dari suatu peristiwa kriminal biasa di terminal bayangan Batu Merah, Kotamadya Ambon. Hari itu, Selasa, 19 Januarl 1999, adalah hari Raya ldul Fitri 1 Syawal 1408 Hijriyah. Hari Kemenangan bagi Umat Islam yang baru melaksanakan Ibadan Puasa selama satu bulan penuh. Seperti Iazimnya, hari itu dirayakan dengan silaturahmi bukan saja diantara sesama Umat Islam, tetapi juga antara saudara-saudara mereka yang beragama Kristen ikut merayakan dengan saling memaafkan dan bercengkrama dalam suasana kekeluargaan yang hangat.
Slang menjelang sore itu, panas cukup menyengat. Jacob Leuheny alias Jopie (27) melarikan angkotnya memasuki terminal bayangan Batu Merah dengan tidak bersemangat, karena tidal( seperti biasanya, hari itu sepi penumpang. Disana ia di hampiri Salim (19) untuk meminta uang sebesar Rp.500,-
Agaknya waktunya tidak tepat. Perlengkaran kecil diantara mereka tak terhindarkan. Buntutnya saling mengancam dengan senjata lajam dan dalam waktu relatif singkat melibatkan massa secara pasif. Pembakaran rumah dan saling bantai tak terhindarkan diantara masse. melahirkan suatu akibat mengenaskan yang sulit diduga sebelumnya.
Konflik merebak dengan cepat dari desa ke desa, dari kota ke Kota dari pulau yang satu ke pulau lainnya. Juga terjadi pergeseran dalam dinamika konflik, dari perkelahian antar pemuda karena pemalakan di terminal bayangan Batumerah bergeser ke isu etnis, penduduk asli versus pendatang (BBM) kemudian berpindah lagi ke track yang paling rawan yaitu ke isu agama. Agaknya ini disebabkan karena konflik itu telah disetting sedemkian rupa. Kini Konflik telah memasuki tahun ke-3. Berbagai upaya rekonsiliasi telah diselenggarakan oleh berbagai pihak pula, baik oleh pemerintah, lembaga-Iembaga kemasyarakatan dan keagawaan, namun belum ada tanda-tanda kapan akan berakhir- Jumlah korban dikedua belah pihak tidak terukurkan dengan nominal. Boleh jadi, ini adalah Konflik terbesar sepanjang sejarah peradaban disana.
Karena itu menjadi masalah dalam penelitian ini adalah mengapa konflik horizontal yang terjadi di Nlaluku ini belum terselsaikan sekalipun berbagai kegiatan rekonsiliasai tlah digelar. Diasumsikan, bahwa sebuah Konflik sedahsyat konflik yang terjadi di Nlaluku tidak bisa Serta merta terjadi tanpa ada potensi-potensi konnik yang laten. Pertanyaannya yang berkaitan adalah adakah yang memobilisasi potensi-potensi konflik ataukah sekedar sebuah fenomena sosiologis dari suatu masyarakat yang tertimpa beratnya tekanan Iingkungan yang pada gilirannya melahirkan kebrigasan sosial. Untuk menjawab pertanyaan diatas, penelitian diarahkan pada penemuan potensi-potensi Konflik.
Dengan menggunakan metodologi deskriptif analitis, penelitian Iapangan untuk sementara menemukan bahwa potensi konflik disana adalah ketidakadilan politik, sosial, ekonomi, pembangunan, kebudayaan, keamanan. Urutan ini tidak menoerminkan suatu derajat hirarkis permasalahan sebab setiap aspek berkorelasi dan berinteraksi satu dengan Iainnya.
Penelitian selanjutnya menemukan bahwa ada faktor-faktor dominan yang ikut melanggengkan Konflik seperli tidak netralnya peran TNI Polri dalam konflik pada satu pihak. Dipihak Iain terlibatnya Laskar Jihad yang semula dimaksudkan mengemban misi kemanusiaan ternyata ikut melanggengkan konfiik, karena punya kepentingan ideologis."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T4931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Fernando
"Dalam persaingan yang semakin ketat, perkembangan teknologi yang sangat cepat dan memasuki era bisnis yang beroerientasi kepada pelanggan maka penyampaian nilai yang superior merupakan syarat yang sangat penting bagi para penyedia jasa dan perusahaan untuk menciptakan kemampuan bersaing secara berkelanjutan.
Disamping itu, menurut Mazundar (1993) pelanggan modern lebih berorientasi pada nilai dan mereka tidak dapat berubah dengan mudah apabila mendapat tawaran dengan hanya kualitas tinggi atau harga yang lebih murah. Dengan demikian setiap nilai yang diterima oleh pelanggan mempunyai kontribusi yang berbeda pula terhadap perilaku konsumen dan juga terhadap kinerja CRM (customer relationship management). Dalam hal ini perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh tingkat kepuasan pelanggan dan kesetiaan merek (Reichheld, et al.,199b; Szymanski dan Hise, 2001; Bolton, 1998; Mittal dan Kamakura, 2001).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh nilai pelanggan terhadap kinerja CRM berbasis perilaku konsumen pada bisnis restoran cepat saji McDonald's. Perilaku relasional tersebut berupa pembelian kembali, brand reccomendation, word of mouth, cross buying dan keinginan untuk menjalin hubungan jangka panjang. Dalam hal ini nilai pelanggan mempunyai pengaruh langsung dan tidak langsung terhadap perilaku relasional pelanggan. Pengaruh langsung ditunjukkan dengan langsung antara nilai pelanggan dengan kinerja CRM berbasis perilaku sedangkan pengaruh tidak langsung mempunyai perantara yaitu kesetiaan merek dan kepuasan pelanggan, dimana keduanya dapat berdiri sendiri dan Baling berinteraksi dalam meningkatkan kinerja CRM berbasis perilaku. Adapun model penelitian yang digunakan merupakan basil replikasi dart jurnal yang dikemukakan oleh Yonngui Wang dan Hing Po LO (2003).
Teknik analisis faktor digunakan untuk mereduksi indikator penelitian kedalam faktor-faktor yang digunakan sebagai konstrilc dalam penelitian. Untuk menguji pengaruh antara masing-masing varibel digunakan teknik analisis regresi dan sebelumnya dilakukan analisa faktor untuk mengetahui indikator penelitian yang paling tepat digunakan untuk mengukur semua variebel. Berdasarkan basil analisa regresi dapat disimpulkan bahwa diantara semua variabel, yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku relasional pelanggan hanya kesetiaan merek, sedangkan yang lainya tidak. Pada akhirnya penelitian ini mencoba menyimpulkan basil penelitian dan memberikan penyaranan yang dapat digunakan pada penelitian selanjutnya.

In the competitive era, rapid technological change and new customer business orientation, delivering superior customer value is very important to the service provider and company as sustainable competitive advantage.
Coinciding with that, Mazundar (1993) argue that modem customer now is value oriented and they're more loyal even got good offerings and price cheaper as well. Therefore customer value has divergent contribution to customer behavior's and CRM (Customer Relationship Management). It means, customer value are affected by customer satisfaction and brand loyalty (Reichheld, et al.,1996; Szymanski and Hise, 2001; Bolton, 1998; Mittal dan Kamakura, 2001.
The research goal is to reveal the impact of customer value to customer relationship behavior in McDonald's fast food restaurant. Relationship customer behavior described as repurchase, brand recommendation, word of mouth, cross buying and desire to long term relationship. Customer value has direct and indirect effect to CRM (Customer Relationship Management)-based on consumer behavior. In the research model shows that direct effect, customer value has straight impact to CRM (Customer Relationship Management)-based on consumer behavior but indirect effect has intermediary, separated by customer satisfaction and brand loyalty that has an impact to customer relationship behavior_ The research model was adopted from journal of Yonngui Wang dan Hing Po Lo (2003).
Factor analysis is used to reduce the research indicator into factors used to determine the construct of customer value, brand loyalty, customer satisfaction and customer relationship behavior. Regression analysis then used to examine the influence of customer value to customer satisfaction, brand loyalty and customer relationship behavior. The results show that regression analysis between the variables and brand loyalty has a significance influence to customer relationship behavior and others variable have no significant influence. At the end, this research is trying to determine the conclusion and suggestion for future research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T18442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamba, Jhon Fernando
"Pasca krisis ekonomi tahun 1998 industri reksadana menunjukkan kemajuan yang signifikan. Dalam lima tahun terakhir (1999-2004) kinerja reksadana mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari meningkatnya Nilai Aktiva Bersih (NAB), jumlah reksadana yang beredar maupun jumlah investornya.
Pada tahun 2005 Reksadana mengalami penurunan yang sangat signifikan akibat redemption besar-besaran sehingga dari total NAB Rp. 120 trilyun di awal tahun menjadi hanya Rp. 23 trilyun di akhir tahun.
Hal menarik pada industri reksadana ini adalah : pada saat terjadi krisis industri reksadana akibat redemption besar-besaran semua pihak baik investor, pengelola reksadana, bank sebagai agent penjualan dan regulator yang mengatur industri ini seakan tersadar bahwa risiko investasi di reksadana diluar kemampuan mereka menanggungnya.
Pemikiran bahwa reksadana dilihat sebagai investasi yang memberikan return yang tinggi dan risiko optimal relatif terhadap investasi tradisional di deposito atau saham namun faktanya menjadi investasi yang menimbulkan kerugian luar biasa bagi semua stakeholder yang terkait dengan industri ini.
Pada umumnya pada setiap penjualan reksadana, prospektus menyajikan risiko berinvestasi dalam reksadana tetapi informasi risiko masih bersifat umum seperti risiko ekonomi, risiko likiditas dan risiko penurunan nilai NAB. Berkaitan dengan hal tersebut pada Karya Akhir ini bertujuan melakukan penelitian risiko secara lebih spesifik pada risiko pasar dengan metode Value at Risk (VaR) pada Manajer Investasi PT. XYZ.
Return NAB diposisikan sebagai risk factor dalam berinvestasi pads reksadana dan volatilitas dari return NAB tersebut menjadi parameter dalam menghitung VaR dengan mengimplementasikan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) I Generalised Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARO-I) ARCHIGARCH.
Dan hasil penelitian terhadap reksadana pendapatan tetap PT. XYZ diperoleh kesimpulan bahwa model ARCHIGARCH untuk menghitung VaR dapat diterapkan dan valid berdasarkan backtesting dan Kupiec test pada retur reksadana pendapatan tetap BOND, TRON dan BUNGA sedangkan pada reksadana pendapatan tetap INDAH yang volatilitas return NAB nya homoskedastic perhitungan VaR menggunakan standard deviasi biasa dan valid.
Sebagaimana dijelaskan di atas volatilitas return merupakan parameter dalam menghitung VaR NAB reksadana pendapatan tetap, berdasarkan penelitian reksadana pendapatan tetap INDAH memiliki volatilitas return tertinggi sedangkan reksadana pendapatan tetap BUNGA volatilitas return nya paling rendah sedangkan reksadana pendapatan tetap BOND dan TRON volatilitas return nya relatif sama dan berada dibawah volatilitas INDAH tetapi di atas volatilitas BUNGA.
Secara keseluruhan portfolio reksadana pendapatan tetap terlihat return NAB bersifat honioskedastic sehingga untuk menghitung VaR total portfolio reksadana pendapatan tetap volatilitas portfolio dihitung dengan standard deviasi biasa.
Perhitungan VaR portfolio menunjukkan adanya korelasi antar return NAB sehingga VaR Diversified portfolio lebih kecil dibanding VaR Undiversifred.

Mutual fund Industry in Indonesia performs significant progress after economy crisis in 1998. Mutual fund growth in 5 years (1999-2004) show that Net Asset Value (NAV), mutual fund product and investors growing fast.
In 2005 mutual fund industry crash after panic redemption by investors that surprised by fast decline in mutual fund NAV in mark to market term, especially fix income mutual fund. Total NAV Rp. 120 trillion in fall 80% in one year.
It's a curiosity that panic redemption brought the mutual fund industry into crisis, the stake holder: investors, fund manager, sales agent and even the regulator just realize that it's a high risk investment to invest in mutual fund.
The mainstream think that Indonesia mutual fund return higher than time deposit return in the same risk level break by the catastrophic loss for all stakeholder during 2005.
The objective of this final research is to measure market risk in mutual fund (BOND, INDAH, TRON and BUNGA) with Value at Risk (VaR) method using ARCH/GARCH model at PT. XYZ.
This research imitate the mutual fund portfolio research for fix income mutual fund only, with argument of limited data resources and fix income mutual fund is the most significant portfolio in PT. XYZ fund management.
The NAV Return plot as risk factor when invest in mutual fund and the return volatility plot as the risk parameter to calculate VaR by implement Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH) I Generalized Autoregressive Conditional Heteroscedastic (GARCH) model.
This, research conclusion can explain that ARCH/GARCH model base on back testing and Kupiec test is valid to calculate VaR of BOND, TRON and BUNGA in the other side INDAH using STDEV to calculate VaR related to homoschedastic term of INDAH volatility.
The statistical test show that INDAH had the highest return volatility, BUNGA return volatility relatively lower and BOND and TRON relatively same in medium level.
Over all the total portfolio NAV return is homoskedastic so by methodology we calculate VaR of Portfolio using STDEV.
Portfolio VaR calculation shows correlation in the portfolio diversified the risk proof by the fact that VaR Diversified portfolio lower than VaR Undiversified.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arie Fernando
"ABSTRAK
Permasalahan sampah di Indonesia tidak hanya berakibat buruk pada lingkungan tapi sudah merenggut korban jiwa. Tahun 2006 di TPA Bantargebang tiga orang meninggal terkubur sampah. Pada tahun 2003 masa pengoperasian TPA Bantar Gebang telah berakhir. Saat itu Pemprop DKI Jakarta melakukan pembuangan sampah ke TPA Cilincing, Jakarta Utara. Pembuangan sampah dilakukan dengan Cara open dumping sehingga menyebabkan petambak menanggung kerugian hingga puluhan juta rupiah. Kabupaten dan Kota Tangerang serta Kabupaten Serang sebagai daerah penyangga Ibukota Jakarta mempunyai masalah yang sama dalam pengelolaan sampah. Penelitian dilakukan untuk menentukan teknologi pengolahan sampan di TPA regional, mengidentifikasi potensi pembiayaan pengolahan sampah, dan mengidentifikasi bentuk kelembagaan pengolahan sampah untuk Kota Jakarta Barat, Kabupaten dan Kota Tangerang serta Kabupaten Serang dengan konsep TPA regional. Metode untuk menjawab tujuan penelitian menggunakan analisis SWOT, metode analisis manfaat biaya dan analisis deskriptif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknologi pengolahan sampah dengan analisis SWOT untuk TPA regional daerah Kota Jakarta Barat, Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kabupaten Serang adalah pengkomposan dan sanitary landfill. Pembiayaan TPA regional membutuhkan dana sekitar Rp 207 milyar. Lembaga pengelola TPA regional berbentuk Badan Layanan Umum (BLU). Untuk mendukung terlaksananya TPA regional daerah Kota Jakarta Barat, Kabupaten dan Kota Tangerang, serta Kabupaten Serang perlu diambil langkah melakukan studi daya dukung sosial pada bakal talon lokasi TPA regional untuk mengetahui potensi penerimaan masyarakat terhadap rencana TPA regional dan memulai proses kerjasama antar daerah di bidang persampahan."
2007
T 20788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricki Fernando
"Lini Quality Gate merupakan sebuah seksi pada Divisi Stamping Production, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia yang memiliki deskripsi pekerjaan untuk memeriksa kualitas komponen dan mereparasi komponen yang cacat yang diproduksi Lini Press. Permasalahan yang terjadi pada Lini Quality Gate adalah rendahnya efisiensi proses akibat kurang baiknya pengaturan beban pekerjaan antar karyawan dan rendahnya kualitas komponen yang diproduksi oleh Lini Press. Selain itu, ketrampilan karyawan Lini Quality Gate belum memadai yang ditandai dengan jumlah jam kerja yang jauh melampaui waktu standar sehingga sering terjadi lembur. Sistem Produksi Toyota diimplementasikan untuk mengatasi permasalahan tersebut sehingga efisiensi proses dan tenaga kerja dapat ditingkatkan.

Quality Gate Line is a section at Stamping Production Division, PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia which responsible for checking components quality and repairing defect components which produced by Press Line. The problems faced by Quality Gate Line were low process efficiency due to improper workload among man powers and low components quality that produced. Also, man power skills at Quality Gate Line were less competent which indicated by high overtime. Toyota Production System was implemented to solve the problems in order to improve process and man power efficiency."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25431
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>