Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faza Fat-Han Fadhilah
"Esai ini membandingkan Pondok Pesantren Darussalam Darussalam Banyu dan Pondok Pesantren Darussalam Tanjung Rema. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode kualitatif dengan wawancara, observasi atau observasi lapangan langsung, dan studi literatur. Dalam esai ini, penulis menggunakan teori Mujammil Qomar tentang unsur-unsur pesantren yang membedakan antara Salafiah dan Khalafiah. Hasil penelitian menemukan bahwa Pondok Pesantren Darussalam Martapura Martapura memiliki dua konsep yang berbeda, yang terletak di pinggiran Banyu, mereka memiliki konsep Salafiah dan yang di Tanjung Rema memiliki konsep Khalafiah. Awalnya Pondok Pesantren Darussalam yang terletak di pinggiran Banyu hanya memberikan pelajaran awal, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya minat masyarakat terhadap ilmu agama, KH. Badruddin sebagai pemimpin VII mengambil inisiatif untuk mengembangkan Pondok Pesantren Darussalam dengan menambahkan pembelajaran umum ke dalam kurikulum mereka. Namun, karena mandat pendiri untuk memisahkan antara pendidikan umum dan diniyah, Pondok Pesantren Darussalam, yang awalnya hanya di pinggiran Banyu, sekarang memiliki Pondok Pesantren lain di Tanjung Rema untuk pendidikan umum. Pondok Pesantren Darussalam di Tanjung Rema tidak hanya untuk pendidikan umum tetapi juga masih menyediakan pendidikan diniyah.

This essay compares the Darussalam Darussalam Banyu Islamic Boarding School and Darussalam Tanjung Rema Islamic Boarding School. The method used in this essay is a qualitative method with interviews, observations or direct field observations, and literature studies. In this essay, the author uses Mujammil Qomar's theory about the pesantren elements that distinguish between Salafiah and Khalafiah. The results of the study found that Darussalam Martapura Islamic Boarding School Martapura has two different concepts, the one that is located in the periphery of Banyu, they have a Salafiah concept and those in Tanjung Rema have a concept of Khalafiah. Initially the Darussalam Islamic Boarding School is located in the periphery of Banyu only providing early lessons, along with the development of the age and increasing public interest in the science of religion, KH. Badruddin as leader of VII took the initiative to develop Darussalam Islamic Boarding School by adding general learning into their curriculum. However, because of the mandate of the founder to separate between general and diniyah education, The Darussalam Islamic Boarding School, which originally was only in the periphery of Banyu, now has another Boarding School in Tanjung Rema for general education. Darussalam Islamic Boarding School in Tanjung Rema is not only for general education but also still provides diniyah education."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faza Fat han Fadhilah
"Unsur humor merupakan daya tarik emosional yang sering digunakan di dalam iklan. Iklan humor seringkali digunakan karena dianggap dapat meningkatkan perhatian, ingatan, dan sikap terhadap merek. Selain itu, humor pada iklan harus dapat dipahami oleh konsumen sedangkan budaya dapat mempengaruhi persepsi pada humor. Penelitian ini membahas bagaimana pandangan konsumen dalam melihat iklan humor. Metodologi yang digunakan adalah studi kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui focus group discussion. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya humor yang diminati pada para konsumen adalah jenis humor afiliasi, karena humor afiliasi adalah humor yang tidak menyinggung dan dapat diterapkan di dalam iklan humor. Keberhasilan dalam memahami humor pada Iklan humor dapat menghasilkan perhatian dari audiens yang tinggi terhadap iklan dan keberhasilan iklan humor ini perlu memperhatikan budaya humor dari target pasar, tokoh, dan intensitas unsur humor.

The element of humor is an emotional appeal that is often used in advertisements. Humorous advertising is often used because it is thought to increase attention, memory, and attitudes toward the brand. Other than that, the humor in advertisements must be understood by consumers, while culture can influence the perception of humor. This study examined how consumers view humorous advertisements. The methodology used is a descriptive qualitative study with data collection techniques through focus group discussions. The results of the study show that the culture of humor that consumers are most interested in is affiliation humor, because affiliation humor is humor that is not offensive and can be applied in humor advertisements. Therefore, success in understanding humor in humor advertisements can generate great attention from the audience to the advertisement. The success of this humor advertisement likewise needs to pay attention to the humor culture of the target audience, characters, and the intensity of the humor elements."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library