Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Diah Anggraini
"Topeng telah digunakan di banyak negara sebagai suatu ornamen dalam ritual. Topeng dianggap sebagai perantara komunikasi antara manusia dan roh nenek moyang. Korea dan Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan topeng dalam setiap ritual yang dilakukan. Topeng dianggap sakral dan dipuja oleh beberapa wilayah di negara tersebut. Oleh karena itu, topeng mempunyai peranan penting dalam ritual religius karena topeng dipercayai memiliki roh-roh di dalamnya. Kepercayaan ini berasal dari shamanisme yang sudah lama berakar di Korea dan budaya animisme di Indonesia. Ritual yang dilakukan di Korea akan melibatkan peranan mudang (dukun) sedangkan di Indonesia akan terlihat bagaimana budaya animistik mempengaruhi ritual-ritual yang menggunakan topeng. Hal ini dapat terlihat dalam hal pendewaan masyarakat Indonesia terhadap topeng.
Mask has been used for over centuries around the world. The word topeng in Indonesian and tal in Korea literally means mask. It is derived from the root word tup meaning cover, hence something pressed against the face. Topeng or tal as a sacred object used extensively in Korea and Indonesia as ritual devices, being a vehicle to leap into hidden dimension. This can be done by merging with the spirit of the mask, animating the mask through conscius intention, thereby transforming the moment for all involved. Numerous are its ritual uses; healing, fertility, harvest and other sacred rituals. Beside that, the influences of shamanism in Korea and animism in Indonesia makes the using of mask in rituals become important cause of believing the presence of spirit inside of the mask."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Ingrid Diah Anggraini
"Dilatarbelakangi oleh meningkatnya defisit fiskal dan utang publik saat ini di tengah meningkatnya peran pasar modal sebagai sumber pembiayaan perekonomian, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara utang publik dan kinerja pasar modal di Indonesia. Kajian ini merinci pasar modal menjadi dua pasar, pasar ekuitas dan pasar obligasi, karena keduanya merupakan pasar terbesar di pasar modal Indonesia. Berdasarkan tinjauan literatur, dihipotesiskan bahwa utang publik akan memiliki hubungan negatif dengan indeks harga saham dan hubungan positif dengan bond yield. Dengan menggunakan model spesifikasi ARDL dan data keuangan Indonesia dari tahun 2010 hingga 2022, penelitian ini menemukan bahwa hasil tersebut mendukung hipotesis yang dikemukakan. Untuk hubungan antara utang publik dan indeks pasar saham ditemukan bahwa defisit fiskal terhadap PDB sebesar 1% mengakibatkan penurunan harga saham sebesar 9,22 unit indeks saham, dengan rasio utang terhadap PDB menunjukkan tidak signifikan. Berbeda dari pasar saham, hubungan antara utang publik dan pasar obligasi menemukan bahwa pertumbuhan utang publik sebesar 1% dikaitkan dengan peningkatan 100 basis poin dalam imbal hasil obligasi 10 tahun, dengan defisit fiskal yang tidak signifikan.
Motivated by the current rise of fiscal deficit and public debt in the midst of increasing role of the capital market as the source for the economy’s financing, this research aims to study the relationship between public debt and capital market performance in Indonesia. This study specifies the capital market into two markets, equity market and bond market, as both are the largest market in Indonesia’s capital market. Based on literature reviews, it is hypothesized that public debt would have a negative relationship with stock price and a positive relationship with bond yield. Using ARDL specification model and Indonesia’s financial data from 2010 to 2022, the study finds that the results support the stated hypotheses. For the relationship between public debt and stock market index it is found that fiscal deficit to GDP by 1% results in decrease in stock price by 9.22 units of stock index, with debt-to-GDP ratio shows to be insignificant. Different than stock market, the relationship between public debt and bond market found that a 1% in public debt growth is associated with an increase of 100 basis points in 10Y bond yield, with fiscal deficit is insignificant. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library