Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Dewi Komalasari
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S33069
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Dewi Komalasari
"
ABSTRAKThe representation of womens interest through women Members of Parliament (MPs) is achieved if there is a connection between constituents and parliamentarians. In order to be able to establish cooperation, it requires a deep understanding of their behavior. This study reveals the variety of relationships and political economic affiliations that surround women MPs. The relationship has been built since the nomination period to become a member of parliament, which in turn raises various interests and pressures that women parliamentarians must respond to. By understanding the various interests and pressures faced by women MPs, civil society can design action plans that trigger positive responses so as to minimize the potential risks."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dewi Komalasari
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
S10071
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dewi Komalasari
"
ABSTRAKPerwakilan kepentingan perempuan melalui anggota parlemen perempuan tercapai jika terdapat keterhubungan antara konstituen dengan anggota parlemen. Agar dapat menjalin kerjasama maka dibutuhkan pemahaman mendalam mengenai perilaku mereka. Artikel ini mengungkapkan ragam jalinan relasi dan afiliasi ekonomi politik yang melingkupi anggota parlemen perempuan. Jalinan relasi yang terbangun sejak masa pencalonan hingga menjadi anggota parlemen tersebut pada gilirannya memunculkan berbagai kepentingan dan tekanan yang harus direspins oleh anggota parlemen perempuan. dengan memahami berbagai kepentingan dan tekanan yang dihadapi anggota parlemen perempuan, masyarakat sipil dapat merancang rencana aksi yang memicu respons positif mereka sehingga meminimalkan potensi risiko."
Jakarta: Yayasan Jurnal Perempuan, 2019
305 JP 24:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Dewi Komalasari
"Pengalaman mcngikuti program DIR(M), diperoleh dengan mewawancarai empat keluarga dari empat anak SA yang telah mengikuti program tersebut lcbih dari enam bulan. Wawancara, menunjukkan bahwa keluarga yang cocok untuk mengikuti program DIR(M) adalah keluarga yang sepakat untuk mengikuti program dan dapat mengalokasikan waktu untuk mengerjakan program rumah yang tercakup dalam program. Menerapkan Floortime yang merupakan bagian intl dari pendekatan DIR, dilaporkan sebagai bagian tersulit. Keberhasilan melakukan Floorrime lebih didukung oleh kemampuan berempati pada anak dari pada kemampuan memahami teorinya.
Pembahan pertama yang diperlihatkan semua anak dalam penelitian ini adalah perbaikan atensi dan konlak mata, timbulnya pcrilaku lebih akrab dan hangat dcngan caregiver Serta minat untuk rnemulai interaksi sosial. Semua responden mcngekspresikan kegembiraan mereka atas perubahan perilaku anak-anak terscbut. Mereka menyatakan bahwa hubungan dengan anak SA menjadi lebih akrab, mcrcka lebih memahami anak SA ini dan mcngasuhnya menjadi lebih mcnyenangkan.
Kcbutuhan keluarga, yang bclum dapat dipenuhi oleh program DIR(M), adalah pcnjelasan teori dan praktek dari DIR secara rutin dan herulang, juga kunjungan rumah secara rutin oleh salah seorang anggota lim DIR(M). Teori dan praktek DTR pcrlu disebarluaskan pada profesi lain yang bekerja dengan anak dan kcluarga untuk memperbaiki pelayanan pada keluarga yang ingin mengikuti program DTR(`M).
Experiences of parents with DlR(M) program was obtained by interviewing families with children on the Autism Spectrum (AS) who have been with the DIR(M) program. Analysis showed that the program was suitable for families who were in agreement about doing the program and were able to allocate their time to do the home programs. Applying the Floorrime which is an important part of the DIR approach was reported as the most difficult part ofthe program. Behavior changes showed by children in the study were: improvements in attention and eye contacts, wanner attachment with their caregivers, and initiating social interactions. All parents expressed their happiness about changes in their children’s behavior. They also said that their relations with their AS child became more intimate, they could understand their children better and caring for them became more enjoyable. The interviews revealed some needs which had not been met by the DIR(M) program. These are: routinely repeated explanations ofthe DIR theories and the home program, also routine home visits by someone from the DIR(M) team. DIR theories and practices should be spread out to other professionals who work with children and families to improve servicw for families who want to take the DIR(M) program."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34051
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library