Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bunaiya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana kesesuaian Nilai-Nilai Individu-Organisasi (P-O Fit) di kelompok perusahaan EAGLE dapat memprediksi sikap dan intensi perilaku individual, dalam hal ini kepuasan kerja dan kebanggaan manajer untuk merekomendasikan organisasi kepada orang lain, (2) Apakah para manajer kelompok perusahaan EAGLE menunjukkan kecenderungan sikap dan intensi perilaku positif terhadap (grup) perusahaan, dan (3) Mengetahui nilai-nilai individu dan budaya organisasi apa sajakah yang scat ini terdapat pada para manajer di kelompok perusahaan ini.
Dari 141 orang populasi manajer di kelompok perusahaan EAGLE, diperoleh 85 kuesioner yang diisi baik untuk dianalisa menggunakan pendekatan statistik deskriptif, uji korelasi dan uji regresi. Didapati budaya organisasi adalah nyata sebagai suatu unit analisis yang valid.
Penelitian berhasil memberikan informasi mengenai beragam nilai-nilai yang ada pada kelompok perusahaan EAGLE, pengukuran Person-Organization (P-O) Fit, dan sejauh mana. variabel tersebut dapat memprediksi sikap dan intensi perilaku. Terdapat perbedaan signifikan antara Budaya Organisasi (Perceived Values) dengan Nilai-Nilai Individu (Preferred Values).
Didapati bahwa dimensi budaya orientasi tim dan orientasi hasil merupakan dimensi budaya organisasi yang dominan, sedang budaya untuk mengambil resiko, berani melakukan percobaan, inovasi, menekankan pada detail dan kreatifitas menempati nilai-nilai budaya lemah, dan karenanya berkemungkinan untuk bersifat disfungsional tehadap rencana bisnis ekspansif pemilik. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk memahami pengaruh dari budaya orientasi inovasi terhadap rencana ekspansi grup EAGLE, sehingga dapat diputuskan untuk menunda atau melanjutkan rencana ekspansif tersebut.
Mengacu kepada kuatnya pengaruh budaya, maka adalah lebih baik bila pemilik meneliti terlebih dahulu pengaruh budaya inovasi terhadap rencana ekspansinya, dan melakukan program perubahan budaya, dalam hal ini perubahan Budaya Organisasi dan Nilai-Nilai Individu. Bila pemilik tetap merencanakan untuk meneruskan rencana ekspansinya tanpa melakukan penelitian terhadap pengaruh budaya inovasi terhadap rencana bisnis ekspansifnya terlebih dahulu, peneliti menyarankan pemilik untuk menugaskan sosok direksi yang kuat (dominan) sebagai pemimpin para manajer dalam proyek ekspansi, khususnya dalam konteks pilot project, atau merekrut manajer dengan profil individual yang sesuai dengan budaya ekspansionis dan memisahkannya dari manajer lain dalam mengemban tugas ekspansi bisnis.
Pada kelampok perusahaan EAGLE diketahui bahwa hanya P-O Fit dan bukan pengaruh budaya organisasi atau pengaruh perbedaan nilai individu yang merupakan faktor signifikan dalam menjelaskan sikap kepuasan kerja dan intensi perilaku merekomendasikan perusahaan kepada orang lain para manajer. Ditemukan bahwa untuk organisasi kelompok perusahaan EAGLE, besarnya pengaruh P-O Fit dan metode pengukurannya yang tepat merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi pengambil keputusan di grup EAGLE. Berdasarkan temuan ini, para pengambil keputusan di grup EAGLE dapat memulai program sosialisasi dan perubahan budaya guna meningkatkan budaya yang dikehendaki serta peningkatan P-O Fit, serta mengakomodasikan temuan P-O Fit ini kedalam metode seleksi karyawan Baru.
PeneIitian ini tidak menganalisa kemungkinan adanya faktor dimensi dari budaya organisasi di grup EAGLE, tidak menganalisa kemungkinan adanya Causal Reverse, pengaruh terbalik antara Fit dan hasil akhir karyawan (Employee Outcomes), serta bahwa sampel bersifat homogen, dalam arti berasal dari satu kelompok perusahaan konglomerasi dengan lama kerja yang cukup lama, sehingga temuan mungkin dapat diterapkan bagi perusahaan atau kasus lainnya yang berkarakteristik sampel atau situasi sejenis. Direkomendasikan untuk melaksanakan penelitian dalam konteks Indonesia mengenai P-O Fit dengan lebih mendalam.

The purposes of this research is (1) To find out how the congruence of organization and individual values (Person-Organization Fit or P-O Fit) can predict attitude and behavioral intention of managers in a group of companies (for academic purpose is to be named as EAGLE group), which are specified by the job satisfaction and the proud to recommend the organization to others, (2) To find out whether the managers in the group show positive attitude and behavioral intention, and (3) To find out what individual and organizational values available and truly exist for the managers.
Out of 141 managers qualified to become respondent, 85 questionnaires are filled and analyzed using descriptive statistics, correlation and regression testing. The research showed that organizational culture is existing and a valid unit of analysis. This research had produced information on the values that available at many companies under EAGLE group, the measurement of Person-Organization (P-O) Fit, and up to what level those variables could predict attitude and behavioral intentions. There is a significant difference between organization cultures (perceived values) against individual values (preferred values). It was found that the cultural dimensions of team and result orientations are the most dominant organization culture
Dimensions, while the culture of risk taking. A willingness to experiment, creativity, innovation, and attention to details are weak cultures. Therefore it might have dysfunctional effects on owners? expansive business plan. Research is required to understand the effect of the weak culture dimensions of innovation orientation against group expansion business plan, so as the decision of whether to go a head with expansion plan or delay it until the cultures are ready could be taken.
In reference to the strong effect of cultures to organization, it is then better that the owner should assess the influence of innovation culture upon the group's expansive business plan, and to conduct a group-wide cultural change programs, hence an organizational and individual cultures change programs. Should the owner continue with the implementation of the expansive plan without conducting proper research to understand the effect of innovation cultures condition against its expansive business plan. the researcher suggests the owner to assign a dominant director's figure to lead the managers on the expansion project initiatives, especially in pilot projects model, or to recruit managers with individual profiles that fit with expansion's requirement and separate it from other managers in conducting business expansion tasks.
Within the EAGLE business group, it was found that only P-0 Fit and not organizational cultures nor individual values, that serve as a significant factor in explaining the attitude of job satisfaction and the behavioral intention of managers to recommend EAGLE business group as a good place to work to other people. It was found that for EAGLE business group. The effects of P-0 Fit and the choosing of right method to measure P-O Fit are the significant issues necessary to considered before making related decisions. Based on the findings, the decision makers in EAGLE group should start a socialization programs and a cultural change program to foster a management's preferred culture and improving P-O Fit, and to accommodate this P-0 Fit findings to new employee selection's methods.
This research did not conduct factor analysis of cultural dimensions in EAGLE group, it did not address the possibility of reverse causality between P-O Fit and employee outcomes, and that the use of a relatively homogenous sample, in a sense that the samples are taken from a conglomeration business group where managers has long working engagements. So as the findings might be better applied to similar setting. Therefore, it is recommended to continue conducting more research in Indonesian context for P-O Fit.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunaiya
"Loyalitas konsumen merupakan salah satu alat ukur dari keberhasilan pemasaran perusahaan. Loyalitas konsumen terutama menjelaskan bentuk hubungan dan kedekatan konsumen dengan perusahaan. Pada berbagai industri dimana tingkat persaingan sangat tinggi, seperti industri kartu kredit di indonesia, menumbuhkan loyalitas konsumen merupakan pilihan terbaik untuk mempertahankan konsumen yang ada. Citibank Card Center, sebagai unit bisnis strategik dari Citibank Indonesia yang menerbitkan kartu kredit Citibank, selama ini dipandang berhasil sebagai pemimpin pasar kartu kredit di Indonesia. Melalui skripsi ini, penulis bermaksud menganalisa seberapa efektif strategi pemasaran membangun loyalitas konsumen Citibank Card Center dalam memenangkan persaingan industri kartu kredit di Indonesia. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode kualitatif berguna untuk memahami karakteristik variabel-variabel yang tercakup, seperti definisi pasar produk, analisa pembeli, serta analisa situasi dan persaingan strategik. Selanjutnya dengan metode ini dibahas strategi pemasaran yang telah dilakukan perusahaan, meliputi strategi akuisisi dan loyalitas konsumennya, serta strategi investasi sumber daya manusia yang telah dilakukan. Penggunaan metode penelitian di atas memperjelas gambaran tentang kondisi ekstemal dan internal yang dihadapi perusahaan serta strategi-strategi pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Citibank Card Center memilih disiplin nilai operational exellence, dan menerapkan strategi differentiated marketing. Pada mulanya, penekanan pasar adalah pada kelas menengah Indonesia, yang sebelumnya kurang disentuh pesaing yang telah ada, serta penekanan pada strategi pemasaran akuisisi. Setelah berhasil menjadi pemimpin pasar, Citibank Card Center berusaha untuk meningkatkan loyalitas konsumen konsumennya melalui peningkatan kualitas pelayanan dan pembangunan ikatan dengan konsumen. Untuk itu, penekanan adalah dengan menjadikan service exellent sebagai dasar penciptaan kepuasan dan loyalitas konsumen, berfolus pada operasi Citiphone Banking dimana sebagian besar aktivitas Moment Of Truth terjadi, dan pada saat yang sama membangun hubungan dengan konsumen, sebagai syarat terjadinya loyalitas konsumen. Demi mencapai hal tersebut, investasi terbesar adalah pada peningkatan kualitas bagian pelayanan konsumen (Customer Service). Terlepas dari segala usaha yang telah dilakukan, terlihat bahwa usaha Citibank Card Center pada saat ini atInlah berfokus pada upaya meningkatkan kepuasan konsumen. Untuk itu, perusahaan harus mulai lebih memperhatikan kondisi loyalitas konsumennya, dan meningkatkan ldnerja retensi konsumen. Namun demikian, perusahaan harus terus-menerus mewaspadai perangkap dari atribut pelayanan yang diprioritaskan konsumen, yang senantiasa berubah-ubah. Semakin beragamnya produk-produk yang menawarkan manfaat dan atribut jasa yang sama dengan kartu kredit Citibank juga perlu mendapat perhatian. Dan yang lebih penting lagi adalah inovasi produk yang selama ini menjadi salah satu kekuatan produk-produk Citibank harus dipertahankan terus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19171
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library