Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andy Setiawan
"Pengawasan dan pembinaan dalam industri asuransi bertujuan untuk mempertahankan serta mengembangkan industri asuransi. Peraturan-peraturan tertentu menyebabkan setiap perusahaan asuransi dapat berusaha dalam iklim bersaing yang sehat dan tidak saling mematikan, serta pembinaan tersebut mengakibatkan meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi. Salah satu cara pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Asuransi adalah dengan melihat tingkat kesehatan dari masing-masing perusahaan. Ukuran utama yang dipakai di Indonesia, dalam menentukan tingkat kesehatan perusahaan asuransi adalah Solvency Margin atau Batas Tingkat Solvabilitas. Perusahaan yang solven, atau memenuhi persyaratan minimum dari Solvency Margin akan dapat dikatakan perusahaan yang sehat. Cara lain yang sudah digunakan oleh beberapa negara dalam menentukan tingkat kesehatan perusahaan asuransi kerugian adalah dengan menggunakan satu seri rasio keuangan khusus yang dinamakan dengan Early Warning System. Dengan metode ini akan diperoleh lebih banyak informasi mengenai kondisi suatu perusahaan asuransi kerugian. PT. Asuransi Wahana Tata adalah salah satu perusahaan asuransi kerugian yang beroperasi di Indonesia, sehingga dalam kegiatannya tidak luput dari pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Asuransi . Berdasarkan perhitungan Solvency Margin untuk tahun 1991 - 1993, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan sehat . Dengan memakai metode Early Warning System, diketahui bahwa likuiditas PT. Asuransi Wahana Tata cukup besar untuk memenuhi kewa ibannya. Profitabititas perusahaan juga cukup balk, dan perusahaan mampu memperoleh laba. Tetapi terlihat bahwa perusahaan juga menggantungkan penerimaannya dari komisi reasuransi yang diterima. Hal lain yang tertihat adalah perusahaan mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung operasi perusahaan serta mengantisipasi kemungkinan timbulnya kewajiban di masa yang akan datang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andy Setiawan
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan praktik manajemen laba terhadap borrowing capacity perusahaan melalui reputasi perusahaan. Praktik manajemen laba diukur dengan discretionary accruals berdasarkan model jones yang dimodifikasi. Reputasi perusahaan diukur dengan corporate image award yang diterbitkan oleh Frontier Consulting Group. Borrowing capacity perusahaan diukur dengan perubahan utang bank terhadap total aset. Hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda dan melalui two staged ordinary least square dengan 65 observasi dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012 dan 2013. Hasil penelitian memberikan bukti empiris bahwa praktik manajemen laba memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan reputasi perusahaan, sedangkan reputasi perusahaan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan borrowing capacity perusahaan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan positif antara praktek manajemen laba dan borrowing capacity sementara ada hubungan yangl signifikan positif antara reputasi perusahaan diestimasi dengan praktik manajemen laba terhadap borrowing capacity.

This research is conducted to determine the association of the earnings management practice with corporate borrowing capacity through the corporate reputation. The earnings management practice is measured by discretionary accruals based on modified jones model. The corporate reputation is measured by corporate image award published by Frontier Consulting Group. The corporate borrowing capacity is measured by the change of bank debt to total assets. Hypotheses are tested using multiple regression analysis and two staged ordinary least square with 65 observations of listed companies in Indonesia Stock Exchange in 2012 and 2013. The results of the research give empiric evidence that earnings management practice have a significant negative association with corporate reputation, while corporate reputation have a significant positive association with corporate borrowing capacity. The result of this research also shows that there is a positive significant association between earnings management practice and borrowing capacity while there is a positive significant association between corporate reputation estimated by earnings management practice towards borrowing capacity."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library