Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adrieanta
"Latar belakang. Pasien thalassemia mengalami anemia kronis akibat tidak terbentuk atau berkurangnya produksi rantai globin-α atau -β yang diturunkan secara genetik, menyebabkan terjadinya eritropoiesis inefektif dan hemolisis. Kondisi tersebut menyebabkan pasien thalassemia memerlukan transfusi rutin seumur hidupnya. Transfusi rutin akan menyebabkan stimulasi antigen berulang dan iron overload. Stimulasi antigen berulang dan stres oksidatif akibat iron overload akan menyebabkan terjadinya gangguan imunitas dan membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi, termasuk infeksi tuberkulosis. Tujuan. Mengetahui prevalensi infeksi tuberkulosis laten pasien thalassemia mayor anak, dan mengetahui hubungan antara lama sakit dan kadar feritin serum dengan kejadian infeksi tuberkulosis laten pada anak dengan thalassemia mayor. Metode. Desain penelitian ini adalah studi potong lintang. Subjek merupakan pasien thalassemia mayor anak usia 1 hingga 18 tahun yang kontrol rutin di RS Anna Medika Kota Bekasi. Uji interferon gamma release assay (IGRA) dilakukan pada semua subjek untuk mendeteksi adanya infeksi tuberkulosis. Hasil. Penelitian dilakukan pada 127 subjek thalassemia mayor anak, usia 1-18 tahun, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Prevalensi infeksi TB laten pada populasi pasien thalassemia mayor anak adalah sebesar 8,7%. Tidak ada hubungan antara variabel lama sakit dan kadar feritin serum dengan terjadinya infeksi TB laten pada pasien thalassemia mayor anak. Kesimpulan. Prevalensi infeksi TB laten pada populasi thalassemia mayor anak lebih tinggi dibanding populasi anak nonthalassemia.

Background. Thalassemia patient suffers chronic anemia due to no or lack of production of the α- or β-globin chain that causes ineffective erythropoiesis and hemolysis. This typical condition causes thalassemia patients to need routine blood transfusions for the rest of their life. Routine transfusion causes repeated antigen stimulation and iron overload. Repeated antigen stimulation and oxidative stress due to iron overload can cause immunity problems that make thalassemia major patients more prone to infection, including tuberculosis (TB) infection. Objectives. To identify the prevalence of latent tuberculosis infection in pediatric patients with thalassemia major and to evaluate the correlation between the length of illness and serum ferritin level with the occurrence of tuberculosis infection latent in pediatric patients with thalassemia major. Methods. This research is a cross-sectional study. The subjects were pediatric patients aged 1 to 18 years old who were diagnosed with thalassemia major, who routinely visited and were treated in Anna Medika Hospital in Bekasi. IGRA test had been done to all of the subjects to detect the existence of tuberculosis infection. Results. The research is done to 127 thalassemia major pediatric patients,range ages 1to 18 years old, that are suitable with inclusive and exclusive criteria. The prevalence of latent TB infection in thalassemia major pediatric patients population is 8,7%. There is no correlation variable between the length of illness and serum ferritin level with the occurrence of latent TB infection in thalassemia major pediatric patients. Conclusions. The prevalence of latent TB infection in thalassemia major children population is higher than that in the population of children without thalassemia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adrieanta
"Pasien anak dengan keganasan dapat mengalami episode demam neutropenia. Etiologi bakterimia pada demam neutropenia berbeda-beda pada tiap pusat pelayan kesehatan dan berubah secara periodik. Antibiotik empiris diberikan pada pasien demam neutropenia berdasarkan klasifikasinya. Skor Rondinelli mengklasifikasikan pasien demam neutropenia menjadi risiko rendah dan risiko tinggi. Luaran dengan menggunakan skor Rondinelli belum pernah dilaporkan.
Tujuan : Mengetahui karakteristik etiologi dan perjalanan klinis demam neutropenia pada anak dengan keganasan yang dirawat inap di Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSCM.
Metode : Penelitian ini adalah deskriptif retrospektif. Sampel diambil dari data sekunder berupa rekam medis pasien anak dengan keganasan yang mengalami demam neutropenia yang menjalani rawat inap di bangsal Departemen IKA FKUI/RSCM mulai bulan Januari 2010 hingga bulan September 2013.
Hasil : Penelitian dilakukan pada 86 pasien anak yang mengalami 96 episode demam neutropenia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Prevalensi bakterimia pada episode demam neutropenia pada anak dengan keganasan adalah 17%. Proporsi kuman penyebab terbanyak bakterimia pada demam neutropenia adalah Staphylococcus sp (25%), Pseudomonas aeruginosa (25%), Klebsiella pneumonia (19%) dan Escherichia coli (13%). Penelitian ini mendapatkan luaran episode demam neutropenia pada anak dengan keganasan adalah 40% memiliki luaran sembuh, 49% memiliki luaran tidak sembuh dan 6% meninggal dunia. Berdasarkan skor Rondinelli didapatkan 30 (61%) episode demam neutropenia risiko rendah memiliki luaran sembuh dan hanya 13 (28%) episode demam neutropenia risiko tinggi yang memiliki luaran sembuh.
Simpulan : Sebagian besar hasil kultur darah pada demam neutropenia adalah steril. Kuman gram negatif penyebab terbanyak bakterimia pada demam neutropenia. Demam neutropenia memiliki morbiditas yang tinggi. Skor Rondinelli dapat digunakan untuk mengklasifikasikan demam neutropenia pada anak dengan keganasan.

Cancer children could have febrile neutropenia (FN) episodes. The bacteremia etiology of FN from each health center was different and periodically changed. Empirical antibiotic was given to the patient according to the classification. Rondinelli’s score classify FN patient to low risk and high risk. Outcome of Rondinelli’s score is not yet reported.
Purpose: To know the clinical pathway and characteristic of etiology FN in cancer children in Department of Child Health RSCM ward.
Methods: The retrospective descriptive study. Samples were taken from secondary data in medical report of a cancer child with FN in ward in Department of Child Health FKUI/RSCM from January 2010 to September 2013.
Results: There were 86 children with 96 FN episodes that fulfill the inclusion and exclusion criteria. Bacteremia prevalence in cancer child with FN episodes was 17%. The most frequent proportion bacteria as FN etiology were Staphylococcus sp (25%), Pseudomonas aeruginosa (25%), Klebsiella pneumoniae (19%), and Escherichia coli (13%). The outcome of cancer children with FN were 40% recover, 49% not recover, and 6% pass away. Rondinelli's score outcome showed 30 (61%) episodes of low risk FN recover and only 13 (28%) episodes of high risk FN recover.
Conclusions: Most of blood culture result of FN was sterile. Gram negative bacteria were the most frequent etiology for FN. FN has high morbidity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library