Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhi Azfar Tamin
"Gasolin atau yang Iebih dikenal masyarakat sebagai bensin selalu menjadi pusat perhatian yang menarik untuk dicermati. Sebagai salah satu bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan bermotor, gasolin dapat bermanfaat secara optimal bagi kehidupan masyarakat, atau sebaliknya, bisa meresahkan masyarakat akibat polusi yang ditimbulkan terhadap lingkungan, keadaan tidak layak pakai yang dapat merusak mesin kendaraan bennotor dan sebagainya. Gasolin akan memiliki mutu yang tinggi sebagai bahan bakar kendaraan bermotor, bila gasolin dapat memberikan tenaga yang maksimum pada mesin kendaraan, menghemat pemakaian bahan bakar serta memiliki sifat ketukan pada mesin yang rendah.
Sementara itu, naphthalena atau yang Iebih dikenal masyarakat sebagai kapur barus merupakan salah satu komponen hidrokarbon aromatik yang tidak jenuh. Naphthalena ini memiliki teknologi proses yang mudah dan banyak. Naphthalena juga tidak termasuk kelompok senyawa karsinogenik, sehingga tidak berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Singkatnya, naphthalena memiliki banyak kelebihan dan keunggulan yang menyebabkan naphthalena dapat dimanfaatkan sebagai bahan pencampur pada bensin.
Campuran naphthalena dalam bensin inilah yang kemudian diteliti secara kuantitas dan kualitas. Pengujian dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik campuran serta pengaruh pencampuran naphthalena dalam bensin terhadap kuantitas dan kualitas pemakaian kendaraan bermotor.
Campuran gasolin dan naphthalena padat ternyata dapat memberikan performa yang Iebih baik pada kendaraan bermotor. Nilai panas penguapan naphthalena yang tinggi menyebabkan campuran naphthalena dalam bensin memberikan tenaga yang maksimum pada mesin kendaraan bermotor. Nilai kalor pembakarannya pun sangat besar, sehingga campuran bensin dan naphthalena dapat terbakar dengan sempurna, yang akhimya dapat menghemat pemakaian bahan bakar. Akan tetapi, tidak seluruh naphthalena larut dalam bensin, sehingga sisa-sisa endapan naphthalena tersebut menyebabkan terjadinya endapan pada karburator dan timbulnya jelaga pada ruang bakar, yang akhimya menimbulkan ketukan pada mesin kendaraan bermotor."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S50817
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Azfar Tamin
"Sejak pemerintah memberlakukan kebijakan subsidi tetap untuk bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, harga eceran solar bergerak secara cepat dan fluktuatif. Peraturan Presiden No.191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran BBM telah memberi kewenangan kepada Menteri ESDM untuk menetapkan harga dasar dan harga jual eceran BBM, sehingga hampir sebulan sekali terjadi perubahan harga eceran solar.
Tujuan tesis ini adalah untuk menganalisis dampak kebijakan subsidi tetap harga BBM jenis solar terhadap perubahan harga sembako di Indonesia, dan menganalisis terjadinya transmisi harga antara harga solar dan harga sembako.
Berdasarkan pengujian dengan pendekatan teori Asymmetric Vertical Price Transmission dan model Error Correction (ECM), didapatkan bahwa hubungan antara harga solar dan harga sembako bersifat tidak simetris, yaitu ketika harga solar naik, maka harga telur, beras dan daging ayam naik, namun ketika harga solar turun, harga telur, beras dan daging ayam tidak ikut turun. Harga telur, beras dan daging ayam terkoreksi kembali kepada keseimbangan jangka panjangnya dalam jangka waktu 2 sampai 4 bulan. Sedangkan untuk komoditi jenis gula, susu, minyak goreng dan daging sapi, pergerakan harga keempat komoditi tersebut tidak memiliki hubungan kointegrasi dengan harga solar.
Faktor yang menyebabkan transmisi harga tidak simetris ini adalah kekakuan harga jasa transportasi dan perilaku spekulan yang memiliki market power dalam struktur pasar oligopoli, baik dalam rantai supply telur, beras dan daging ayam, dimana pedagang besar memiliki bargaining yang kuat dalam penentuan harga.

Ever since the government formally issued fixed subsidy policy for diesel fuel, the price of diesel fuel has been very dynamic and volatile. Presidential Decree No.191/2014 has given authority to the Minister of Energy and Mineral Resources for setting a basic price and selling price of diesel fuel. By the policy, the retail price of diesel fuel changes every month.
The purposes of this study are (1) to analyze the impact of fixed subsidy policy for diesel fuel on basic commodities price in Indonesia, and (2) to analyze price transmission between diesel fuel price and basic commodities price.
By using theory of asymmetric vertical price transmission and Error Correction Model (ECM), it can be shown that relations between diesel fuel price and basic commodities price is asymmetrical. It means when diesel fuel price increased, the price of eggs, rice and chicken meat increased accordingly, however, when diesel fuel price decreased, the price of egg, rice and chicken meat did not decrease. The price of egg, rice and chicken meat will be corrected to its long-term equilibrium with the diesel price for 2 to 4 months. Meanwhile, the price of other basic commodities such as sugar, milk, cooking oil and beef have not cointegrated with the diesel fuel price.
The asymmetric price transmission between diesel price and some of basic commodities is caused by price rigidity of transportation, and behavior of speculators which have market power in an oligopoly market structure in the supply chain of eggs, rice and chicken meat. In this case, big traders have a strong bargaining power for pricing.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library