Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ricky Pradita Rikardi
"Kecemasan pra operasi merupakan kondisi yang lazim dialami oleh pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan. Tingkat kecemasan pra operasi yang tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pra operasi pada pasien-pasien yang menjalani operasi di Instalasi Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional dengan 393 responden yang diseleksi melalui metode consecutive sampling. Skala kecemasan menggunakan The Amsterdam Preoperative and Anxiety Scale (APAIS). Data dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Gambaran tingkat kecemasan pra operasi sebesar 54.2%. Tidak ada hubungan signifikan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pernikahan, jenis operasi, dan pembiusan terhadap tingkat kecemasan pra operasi (p > 0.05). Jenis operasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pra operasi (OR = 3.501;CI = 95%). Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi faktor yang secara spesifik berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pra operasi.

Preoperative anxiety is a common condition experienced by patients who will undergo a surgery. High levels of preoperative anxiety can cause negative impacts on patients. This study aims to analyze the factors that influence the level of preoperative anxiety in patients undergoing surgery at the Integrated Surgical Service of Cipto Mangunkusumo National Center Hospital. This study used a cross-sectional design with 393 respondents selected through consecutive sampling method. The anxiety scale are measured by The Amsterdam Preoperative and Anxiety Scale (APAIS). Data were analyzed using bivariate and multivariate analysis. The description of the level of preoperative anxiety was 54.2%. There was no significant relationship between age, gender, education level, employment status, marriage, type of surgery, and anesthesia on the level of preoperative anxiety (p > 0.05). Types of surgery is the variable that mostly influenced the level of preoperative anxiety (OR = 3.501; CI = 95%). Further studies are needed to identify factors that specifically influence the level of preoperative anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihan Vanessa
"Kecemasan preoperasi pada pasien bedah anak merupakan komponen penting dalam operasi bedah anak. Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien anak yang menjalani perawatan preoperasi sebelum dan setelah diberikan intervensi edukasi preoperasi dengan media audiovisual. Penerapan intervensi diberikan dengan memperlihatkan video edukasi preoperasi pada pasien anak dan orangtua yang menjelaskan prosedur preoperasi, teknik relaksasi tarik nafas dalam, dan batuk efektif. Tingkat kecemasan pada pasien anak diukur dengan Revised Children Manifest Anxiety Scale. Hasil penelitian didapatkan terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada pasien bedah anak sebelum dan sesudah diberikan edukasi preoperasi dengan media audiovisual yang dimana skor RCMAS sebelum dilakukan intervensi mencapai 22 yang menunjukkan adanya kecemasan klinis. Setelah pasien bedah anak diberikan intervensi skor RCMAS turun menjadi 12 sampai dengan 19 yang menunjukkan kecemasan normal. Kesimpulannya yaitu pemberian edukasi preoperasi dengan media audiovisual dapat diberikan kepada pasien bedah anak untuk menurunkan kecemasan. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya dapat dikaji lebih lanjut perbedaan secara signifikan tingkat kecemasan pada pasien bedah anak dengan media audiovisual, dengan jumlah sampel yang lebih besar.

Preoperative anxiety in pediatric surgical patients is an important component of pediatric surgery. The purpose of the study was to identify the level of anxiety of pediatric patients who underwent preoperative treatment before and after being given preoperative education interventions with audiovisual media. Implementation of the intervention was given by showing preoperative educational videos to pediatric patients and parents explaining preoperative procedures, deep breathing relaxation techniques, and effective coughing. The level of anxiety in pediatric patients was measured by the Revised Children Manifest Anxiety Scale. The results showed that there were differences in the level of anxiety in pediatric surgical patients before and after being given preoperative education with audiovisual media where the RCMAS score before the intervention reached 22 which indicated the presence of clinical anxiety. After pediatric surgery patients were given intervention the RCMAS score dropped to 12 to 19 which indicates normal anxiety. The conclusion is that preoperative education with audiovisual media can be given to pediatric surgery patients to reduce anxiety. Recommendations for further research can be further studied the significant difference in anxiety levels in pediatric surgery patients with audiovisual media, with a larger sample size"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Pada klien yang akan dilakukan operasi, keadaan keluarga disisi klien merupakan sumber
pendukung utama. RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo sebagai rumah sakit rujukan
nasional dan rumah sakit pendidikan telah berusaha melihatkan keluarga dalam
perawatan klien, namun keterlibatannya hanya sebatas pengurusan administrasi, dengan
alasan untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini bertentangan dengan lima
fungsi keluarga menurut Friedman 1998, Salah satunya adalah fungsi perawatan keluarga.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan penurunan
tingkat kecemasan klien preopefasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif
korelasi cross secrional. Pengumpulan data dengan dan memberikan kuesioner pada 30
responden didapat secara total sampling dari tanggal 13 - 23 Mei 2008. Kuesioner terbagi
altas 3 yaitu: Knesioner A mengkaji tentang data demografi klien, kuesioner B mengkaji
tentang dukungan keluarga dan kuesioner C mengkaji tentang tingkat kecemasan klien.
Analisa data diakukan secara Univariat dan Bivariat, untuk melihat hubungan antara
variabel bebas dan terikat manggunakan uji chi square. Hasil uji stalistik diperoleh nilai p
= 0,01, dengan n= 0,05, unka Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kecemasan. Dari
hasil analisis juga diperoleh OR = 0,31 artinya responden/pasien yang akan menjalani
operasi dengan dukungan yang kurang dari keluarganya mempunyai peluang 0,31 kali
mengalami kecemasan dibandingkan dengan pasien yang mendapat dukungan penuh dari
keluarganya. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara dukungan
keluarga dengan penurunan tingkat kecemasan klien preoperasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5644
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lita Nurlita
"[ABSTRAK
Kecemasan merupakan hal yang sering dilaporkan ketika anak dihadapkan pada proses
operasi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dampak penggunaan buku cerita
bergambar terhadap kecemasan sebelum operasi. Design Penelitian adalah quasi
eksperiment:Post test-only non equivalen control group. Sampel penelitian adalah 34
anak usia sekolah yang akan menjalani operasi, dipilih dengan teknik Consecutive
sampling. Kelompok intervensi diberikan informasi dengan buku cerita bergambar dan
kelompok kontrol mendapatkan informasi rutin rumah sakit. Hasil penelitian
menunjukan anak yang mendapatkan persiapan dengan buku cerita bergambar
mengalami kecemasan sebelum operasi lebih rendah (p=0,003). Penelitian ini
merekomendasikan pemberian informasi dengan buku cerita bergambar sebagai salah
satu intervensi persiapan operasi

ABSTRACT
Anxiety is often reported among preoperative children. This study aimed to identify the
impact of story book on preoperative anxiety among school-age children. Research
design was quasi experiment: Post test -only non equivalent control group toward 34
which were selected with consecutive sampling technique. Children on intervention
group were prepared with pictured story book, while children on control group were
prepared with hospital routine information. The result showed that children whose
prepared with pictured story book experienced less preoperative anxiety (p=0,003). This
research recommends pictured story book as one of interventions for preoperative
preparation;Anxiety is often reported among preoperative children. This study aimed to identify the
impact of story book on preoperative anxiety among school-age children. Research
design was quasi experiment: Post test -only non equivalent control group toward 34
which were selected with consecutive sampling technique. Children on intervention
group were prepared with pictured story book, while children on control group were
prepared with hospital routine information. The result showed that children whose
prepared with pictured story book experienced less preoperative anxiety (p=0,003). This
research recommends pictured story book as one of interventions for preoperative
preparation., Anxiety is often reported among preoperative children. This study aimed to identify the
impact of story book on preoperative anxiety among school-age children. Research
design was quasi experiment: Post test -only non equivalent control group toward 34
which were selected with consecutive sampling technique. Children on intervention
group were prepared with pictured story book, while children on control group were
prepared with hospital routine information. The result showed that children whose
prepared with pictured story book experienced less preoperative anxiety (p=0,003). This
research recommends pictured story book as one of interventions for preoperative
preparation.]"
2015
T46560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Corry Quando Yahya
"Latar Belakang: Pembedahan merupakan peristiwa yang menimbulkan kecemasan besar bagi sebagian besar pasien. Hingga saat ini, studi antara kecemasan dan nyeri pascaoperasi masih kurang memadai. Maka, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara ambang nyeri dan toleransi nyeri praoperasi terhadap derajat nyeri pascaoperasi pada pasien yang cemas dan tidak cemas.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort prospektif di RSCM yang berlangsung pada periode 25 April 2019 hingga 10 Maret 2020 dan melibatkan 63 pasien sesuai dengan kriteria inklusi yang telah dijadwalkan untuk menjalani operasi tulang panjang elektif. Semua peserta menyelesaikan kuesioner skala kecemasan praoperasi (APAIS) Amsterdam Preoperative and Information Scale dan menjalani evaluasi penilaian sensitivitas nyeri praoperatif dengan penilaian ambang nyeri dan toleransi nyeri menggunakan algometer. Evaluasi nyeri pascaoperasi menggunakan penggaris Visual analog scale (VAS) pada jam ke 4, 6 dan 24 pascaoperasi.
Hasil: Studi ini melibatkan 63 pasien dengan usia rerata 37,68 ± 15,67 tahun (17-68 tahun); terdiri atas 42 laki-laki (67%) dan 21 perempuan (33%). Mayoritas dari subyek tidak cemas 45 (71,4%), sedangkan 18 (28,6%) adalah kelompok cemas. Studi ini menemukan pengurangan signifikan nilai rerata ambang nyeri maupun toleransi nyeri pada kelompok cemas. Kelompok cemas memiliki ambang nyeri dan toleransi nyeri rerata 3,43 ± 1,04 kgf /cm2 dan 4,96 ± 1,11 kgf /cm2 dibandingkan dengan kelompok tidak cemas yaitu 4,63 ± 1,25 kgf /cm2 dan 7,14 ± 2,23 kgf /cm2. Individu yang cemas cenderung memiliki ambang nyeri yang rendah (p 0,0001) dan toleransi nyeri yang rendah (p 0,0002) dengan skor VAS yang lebih tinggi, pascaoperasi.
Simpulan: Kecemasan mengurangi ambang nyeri dan toleransi nyeri praoperasi dan memiliki korelasi signifikan dengan skor VAS pascaoperasi pada jam ke-4. Oleh sebab itu, penilaian kecemasan praoperasi dapat berguna untuk mengidentifikasi individu yang rentan terhadap rasa sakit berlebihan pascaoperasi.

Background: Hospitalization and surgery are critical life events that bring about considerable anxiety to most patients. There is paucity of information on anxiety and its relation to postoperative pain. The goal of this study was to evaluate whether anxiety influences preoperative pain threshold and pain tolerance values and its correlation to postoperative surgical pain. Methods: A hospital-based prospective cohort study from April 25, 2019 to March 10, 2020 involving sixty-three patients who matched the inclusion criteria and scheduled for elective long bone surgery were enrolled into the study. All participants completed the Amsterdam preoperative anxiety and information scale (APAIS) questionnaire and underwent evaluation of their pre-operative pain sensitivity assessment: pain threshold and tolerance with an algometer. Visual analog scale (VAS) ruler was used to assess pain at 4th, 6th and 24th hour postoperative. Results: A total of 63 patients with mean age 37.68 ± 15.67 years (range 17 to 68 years), consisting of 42 males (67%) and 21 females (33%) were included in this study. Majority of the subjects were not anxious 45 (71.4%), while the remainder 18 (28.6%) were anxious. This study found significant reduction in mean pressure pain threshold and pain tolerance amongst anxious individuals compared to non-anxious individual. Anxious individuals had a mean pain threshold and tolerance of 3.43 ± 1.04 kgf /cm2 and 4.96 ± 1.11 kgf /cm2 compared to non-anxious individuals at 4.63 ± 1.25 kgf /cm2 and 7.14 ± 2.23 kgf /cm2. Anxious individuals were likely to have low pain threshold (p 0.0001) and low pain tolerance (p 0.0002) with higher VAS scores, postoperatively.
Conclusion: Anxiety reduces both preoperative pain threshold and tolerance and has significant correlation to postoperative VAS score during the 4th hour. Hence, assessment of anxiety is a simple and useful tool in identifying those susceptible to exaggerated postoperative pain.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rieke Cahyo Budi Utami
"Pelayanan pre operatif anestesi merupakan tahap pertama dari seluruh tindakan anestesi. Dikatakan bahwa 40% risiko kematian atau komplikasi akibat tindakan anestesi yang berkaitan dengan masalah gangguan jalan nafas dapat dicegah dengan pengkajian pre operatif anestesi. Namun hingga saat ini pelaksanaan pre operatif anestesi yang tidak pernah mencapai 100% menjadi masalah yang dihadapi hampir semua rumah sakit tidak terkecuali Rumah Sakit Myria Palembang. Sebuah kerangka berpikir keselamatan pasien “swiss cheese model” yang lebih mengutamakan pendekatan sistem digunakan untuk analisis pre operatif anestesi. Identifikasi celah dalam setiap proses pelayanan pre operatif anestesi digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis pelayanan pre operatif anestesi dengan pendekatan mixed method. Analisis deskriptif dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada 106 responden. Data kualitatif didapatkan melalui wawancara mendalam, fokus group discussion, telaah literatur dan dokumen terkait untuk mendapatkan analisis yang lebih komprehensif terhadap pengaruh organisasi, supervisi, teknologi, prekondisi dan perilaku individu pada pre operatif anestesi. Hasil analisis deskriptif didapatkan capaian pre operatif anestesi sebesar 61.3%; keseluruhan pre operatif anestesi dilakukan di hari yang sama dengan hari operasi; terdapat ketidaksesuaian regulasi yang ditetapkan manajemen rumah sakit; lemahnya supervisi pelaksanaan pre operatif anestesi; kurangnya pemanfaatan teknologi; sikap pasif pasien terhadap pelaksanaan pre operatif anestesi tergambar dari tanggapan responden terhadap variabel prekondisi termasuk dalam kategori rendah; operasi tetap berjalan meskipun tidak dilakukan pre operatif anestesi; budaya keselamatan pasien yang rendah pada perawat dan penata anestesi; proses admisi dan pelaporan pasien yang terlalu malam; perilaku individu tidak aman dokter spesialis anestesi dengan tidak melakukan pre operatif anestesi. Strategi rumah sakit sebagai pemecahan masalah rendahnya pelaksanaan pre operatif anestesi antara lain perbaikan regulasi; peningkatan supervisi; optimalisasi pemanfaatan sistem informasi rumah sakit; memperbaiki proses admisi pasien dan pelaporan pasien; meningkatkan kerja sama dengan operator bedah untuk kemudahan pelaksanaan pre operatif anestesi serta meningkatkan komitmen dokter spesialis anestesi untuk melakukan pre operatif anestesi.

Preoperative anesthesia is the first stage of any anesthetic procedure. It is said that the 40% risk of death or complications from anesthesia related to airway obstruction can be prevented by recovering from preoperative anesthesia. However, until now the implementation of preoperative anesthesia which has never reached 100% is a problem faced by almost all hospitals, Myria Palembang Hospital is no exception. A “Swiss cheese model” patient safety framework supporting the systems approach was used to analyze preoperative anesthesia. Identification of gaps in each process of preoperative anesthesia services is used as a basis for making improvements. This study aims to analyze preoperative anesthesia services using a mixed methods approach. Statistical tests were carried out using a questionnaire which was distributed to 106 respondents. Qualitative data were obtained through in-depth interviews, focus group discussions, literature review and related documents to obtain a more comprehensive analysis of the influence of organization, supervision, technology, conditions and individual behavior on preoperative anesthesia. The results showed that the preoperative anesthetic performance was 61.3%; Overall preoperative anesthesia was carried out on the same day as the day of surgery; there is a non-compliance with the regulations set by the hospital management; weak supervision of the implementation of preoperative anesthesia; lack of utilization of technology; the patient's passive attitude towards the implementation of preoperative anesthesia is reflected in the respondents' responses to the precondition variables included in the low category; the operation continues even though preoperative anesthesia is not performed; low patient safety culture among nurses and anesthesiologists; late admission process and patient reporting; Unsafe individual behavior of anesthesiologists by not performing preoperative anesthesia. The hospital's strategy as a solution to the problem of low implementation of preoperative anesthesia includes regulatory improvements; increased supervision; optimizing the utilization of hospital information systems; improve admission and patient reporting processes; increase cooperation with surgical operators to facilitate the implementation of preoperative anesthesia and increase the commitment of anesthesiologists to perform preoperative anesthesia."
Depok: 2023
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Kecemasan merupakan fenomena yang sering dilaporkan dan terjadi pada anak sebelum anak menjalani tindakan operasi di rumah sakit. Kecemasan pada anak berdampak pada psikologis anak sampai pada penolakan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebelum operasi pada anak di kamar operasi urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Desain cross sectional, dengan sampel 86 responden dengan masing-masing sampel terdiri dari 43 responden anak usia sekolah dan 43 responden remaja melalui proporsional stratified random sampling. Analisa menggunakan Chi-Square dan Independen T-test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan sedang dialami oleh 54,7% responden. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami anak usia sekolah dan remaja di kamar operasi urologi cukup tinggi dengan cemas sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia, pengalaman dioperasi sebelumnya, kehadiran keluarga, waktu tunggu pasien sebelum operasi dengan tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kecemasan sebelum operasi pada anak. Penelitian ini merekomendasikan penurunan lama waktu tunggu pasien sebagai salah satu intervensi persiapan operasi.


Anxiety is a phenomenon that is often reported and occurs in children before the child underwent surgery in the hospital. Anxiety in children has psychological effects on children to the refusal of surgery. This study aims to analyze the factors associated with preoperative anxiety in school-age children and adolescents in the urology operating room of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta. Cross sectional design, with a sample of 86 respondents with each sample consisting of 43 respondents of school age children and 43 teenage respondents through proportional stratified random sampling. Analysis using Chi square and Independent T-test. The results show that anxiety level is being experienced by 54.7% of respondents. The conclusion that the level of anxiety experienced by school-age children and adolescents in the urology operating room is quite high with moderate anxiety. There is a significant relationship between the characteristics of children in this study, namely age, previous surgery experience, family presence, patient waiting time before surgery with anxiety levels before surgery. While not found a significant relationship between the sex of the child with child anxiety before surgery. This study recommends reduction in patient waiting time as an operative preparation intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Melahirkan adalah proses alamiah yang terjadi pada wanita. Selain perubahan fisik reaksi psikososial terhadap proses persalinan dialami oleh wanita dan pasangannya. Respon psikososial yang umumnya terjadi pada pasangan wanita yang rnelahirkan adalah kecemasan selama menunggui proses persalinan. Respon tersebut di pengaruhi oleh pengalaman, usia, social budaya, kekhawatiran tcrhadap keselamatan istri dan bayi Penelitian ini berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan suami yang menunnggui proses pcrsalinan istri primipara di IRNA A RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan suami yang menunggui proses persalinan istri primipara dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di IRNA A Lt. II kanan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskripsi sederhana dengan teknik pengambilan sample convenience sampling, jumlah sample sebanyak 20 orang, Data dianalisa dengan statistik deskriptif mengglmakan tendensi sentral. Penelitian ini telah menemukan rata-rata suami yang menunggui istri primipara melahirkan mengalami kecemasan sedang dengan nilai mean 41,5 dan SD 7,6. Falctor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan tersebut rata-rata karena kurang pengalaman dengan mean 7 dan SD 1,34, social budaya kurang mendukung dengan mean 14,95 dan SD 3,35, kekhawatiran terhadap keselamatan istri dan bayi dengan mean 22,4 dan SD 3,58. Sementara itu faktor pengetahuan responden didapatkan hasil rata-rata cukup dengan mean 19,5 dan SD 3.35. Dalam penelitian ini belum menemukan kekuatan hubungan antara faktor-faktor tersebut"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5216
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bona Akhmad Fithrah
"Latar belakang angka kejadian mual muntah pascaoperasi 20-30% pada pembedahan umum dan pada pembedahan payudara 50-65%. Salah satu cara nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan mual munth pascaoperasi adalah dengan pemberian cairan praoperatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian cairan praoperatif Ringer Laktat 2 cc/kg bb/jam puasa untuk menurunkan angka kejadian mual muntah pascaoperasi pada pasien yang menjalani pembedahan mastektomi.
Metode Dilakukan pembiusan umum pada 109 pasien ASA 1-2 yang menjalani pembedahan mastektomi. Tujuh pasien dikeluarkan, hidrasi 51, kontrol 51 sampel Pada kelompok perlakukan diberikan cairan praoperatif Ringer laktat 2 cc/kg bb/jam puasa sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan. Seluruh sampel tidak diberikan antiemetik. Dilakukan pencatatan angka kejadian mual muntah selama 0-1 jam pascaoperasi di ruang pulih dan 1-24 jam di ruang rawat inap.
Hasil Angka kekerapan mual 0-1 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 19,6% (10), kontrol 39,2% (20) Angka kekerapan muntah 0-1 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 13,7% (7), kontrol 11,8% (6). Angka kekerapan mual 1-24 jam pasca operasi kelompok hidrasi 11,8% (6), kontrol 23,5% (12). Angka kekerapan muntah 1-24 jam pasca operasi kelompok hidrasi 5,9% (3) kontrol 5,9% (3). Angka kekerapan mual 0-24 jam pascaoperasi kelompok hidrasi 21,6% (11) kontrol 41,2% (21). Angka kekerapan muntah 0-24 jam pascaoperasi kelompok hidrasi13,7%(7) kontrol 13,7% (7). Risiko relatif untuk terjadinya mual muntah pascaoperasi adalah 0,52 (0,28-0,97)
Kesimpulan pemberian cairan praoperatif Ringer laktat 2 cc/kg bb/jam puasa efektif untuk menurunkan angka kejadian mual pascaoperasi mastektomi pada 1 jam pertama pasca operasi.

Background: The incidence of postoperative nausea and vomiting 20-30% in all general surgery for breast surgery 50-65%. One of non pharmacology approach using preoperative hydration. This research try to find the effectivity of preoperative ringer lactate hydration 2 cc/kg bw/fasting hour to decrease postoperative nausea and vomiting in mastectomy surgery.
Method: General anesthesia perform for 109 sample ASA1-2 plan to perform mastectomy surgery. Seven samples exclude, hidration 51, kontrol 51 samples Hydration group given preoperative ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour and control group none. None antiemetic given. Monitoring and recording the incidence of nausea and vomiting one hour postoperation in the recovery room and one until 24 hours in the ward.
Result: The nausea incidence 0-1 hour postoperative 19,6% (hydration group) vs 39,2% (control group). The vomiting incidence 0-1 hours postoperative 13,7% (hydration group) vs 11,8% (control group). The nausea incidence 1-24 hour postoperative 11,8% (hydration group) vs 23,5% (control group). The vomiting incidence 1-24 hours post operative 5,9% (hydration group) vs 5,9% (control group) the nausea incidence 0-24 hours post operative 21,6% (hydration group) vs 41,2% (control group). The vomiting incidence 0-24 hours post operative 13,7% (hydration group) vs 13,7%(control group). Relative risk for post operative nausea and vomiting using preoperative hydration ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour 0,52.
Conclusion: Preoperative ringer lactate 2 cc/kg bw/fasting hour effectively reducing the incidence of post operative nausea one hour post operative.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Satriyo Wibowo
"Pendahuluan: Pembedahan pada anak berbeda dengan orang dewasa, khususnya pada pembedahan tumor malignant muskuloskeletal anak. Kompleksitas kondisi preoperatif, termasuk status nutrisi, kemoterapi neoadjuvant, kondisi klinis umum yang buruk serta jenis pembedahan dapat mempengaruhi kondisi pascaoperatif, dan luaran baik klinis dan onkologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi preoperatif, intraoperatif yang mempengaruhi pascaoperatif, luaran fungsional dan onkologi.
Metode: Penelitian ini secara retrospektif meninjau delapan puluh tiga subjek pasien tumor muskuloskeletal ganas pediatrik yang menjalani operasi baik sebagai salavage atau prosedur amputasi dari 2017-2021. Data perioperatif, hasil fungsional dan onkologis pada tindak lanjut 1 tahun dikumpulkan.     
Hasil: Dari 83 subjek penelitian, osteosarkoma adalah tumor yang paling banyak ditemukan (90,4%), Ewing sarkoma (3,6%), rhabdomyosarcoma (3,6%), Ewing sarkoma ekstraskeletal (1,2%), dan limfoma ganas (1,2%). Tingkat kelangsungan hidup 1 tahun adalah 72,3%, dan 37,3%. Usia, jenis tumor, tormbosit praoperatif, albumin, dan ASA dihubungkan dengan durasi operasi (p<0,01). Faktor-faktor yang terkait dengan jumlah kehilangan darah adalah usia, jenis operasi, dan kadar albumin (p<0,01). Usia dan kehilangan darah memiliki hubungan dengan hasil fungsional (p<0,01).
Kesimpulan: Faktor praoperatif yang mempengaruhi hasil adalah usia. Pada kelompok subjek yang memiliki komplikasi pasca operasi relatif memiliki tingkat metastasis yang lebih tinggi. Kehilangan darah intraoperatif adalah salah satu faktor prognostik untuk komplikasi pasca operasi yang dikaitkan dengan jenis tumor, usia, dan tingkat albumin. 

Introduction: Surgical procedure in children is different from adults, especially in pediatric malignant musculoskeletal surgery. The complexity of preoperative condition, including nutritonal status, neoadjuvant chemoteraphy, anemic, poor general condition and type of surgery that may affect the postoperative and outcome. This study aims to evaluate preoperative, intraoperative parameters that affect the postoperative, functional and oncologic outcome.
Methods: The study retrospectively reviewed eighty-three subjects of pediatric malignant musculoskeletal tumor patients who underwent surgery either as salavage or ablation procedures from 2017-2021. Perinoperative data, functional and oncological outcomes on a 1-year follow-up were collected.           
Results: Of  the 83 study subjects, osteosarcoma was the most common tumor (90.4%), Ewing sarcoma (3.6%), rhabdomyosarcoma (3.6%), extraskeletal Ewing sarcoma (1.2%), and malignant lymphoma (1.2%). The 1-year survival rate was 72.3%, and 37.3%. Usia, tumor type, preoperative tormbocytes, albumin, and ASA were associated with surgical duration (p<0.01). Factors associated with the amount of blood loss are age, type of surgery, and albumin levels (p<0.01). Age and  blood loss have a relationship with functional outcomes (p<0.01).
Conclusion: The preoperative factor influencing outcomes is age. In the group of subjects who had postoperative complications relatively had a higher rate of metastases. Intraoperative blood loss is one of the prognostic factors for postoperative complications associated with tumor type, age, and albumin levels. 
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>