Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114481 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadya Pornada
"Persentase siswa sekolah menengah di Amerika Serikat yang menggunakan rokok elektrik pada tahun 2023 sebanyak 4,6%. Berdasarkan laporan Riskesdas tahun 2018 prevalensi perokok elektrik di Indonesia usia 10-18 tahun sebanyak 10,9%. Perilaku merokok remaja jika tidak dicegah dapat berdampak terganggunya konsentrasi belajar, menurunnya prestasi, dan gangguan kesehatan. Salah satu faktor penyebab remaja merokok elektrik adalah peran teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran teman sebaya dengan perilaku merokok elektrik pada remaja SMA di Jakarta Pusat. Sampel penelitian ini berjumlah 398 remaja SMA di Jakarta Pusat dengan teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Penelitian ini menggunakan instrument dari Global Youth Tobacco Survey (r=0,730-1) untuk mengukur peran teman sebaya dan National Youth Tobacco Survei (r=0,365-0,942) untuk mengukur perilaku merokok elektrik. Analisis bivariat menggunakan Chi-square. Hasil analisis Odds Ratio (OR) menunjukkan nilai 0,192 (95% CI: 0,123-0,300), yang mengindikasikan bahwa individu yang memiliki teman sebaya yang lebih banyak merokok elektrik cenderung lebih berisiko untuk terlibat dalam perilaku merokok elektrik. Penelitian lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi perilaku merokok dan efektivitas strategi pencegahan melibatkan teman sebaya dalam mengurangi prevalensi merokok elektrik pada remaja.

In the United States, 4.6% of high school students reported using e-cigarettes in 2023. According to the 2018 Riskesdas report, the prevalence of e-cigarette use among Indonesian adolescents aged 10-18 years was 10.9%. Adolescent smoking behavior, if not prevented, can affect concentration, academic performance, and health. One of the factors contributing to adolescent e-cigarette use is peer influence. This study aims to determine the relationship between peer influence and e-cigarette smoking behavior among high school students in Central Jakarta. The study involved 398 high school students in Central Jakarta, using simple random sampling. Instruments from the Global Youth Tobacco Survey (r=0.730-1) were used to measure peer influence, and the National Youth Tobacco Survey (r=0.365- 0.942) to assess e-cigarette smoking behavior. Bivariate analysis was conducted using Chi-square. The results showed a significant relationship between peer influence and e-cigarette smoking behavior, with adolescents who had less peer influence being 0.19 times less likely to smoke compared to those with more peer influence. Further research is needed to identify other factors affecting smoking behavior and the effectiveness of peer-based prevention strategies in reducing e- cigarette use among adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Pristiana Dewi
"Remaja dalam pertumbuhan dan perkembangannya merupakan kelompok berisiko terhadap masalah kesehatan, salah satunya perilaku seksual. Adanya pengaruh negatif teman sebaya dan paparan pornografi meningkatkan risiko terjadinya perilaku seksual remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan karakteristik remaja, peran teman sebaya dan paparan pornografi terhadap perilaku seksual remaja. Desain penelitian ini deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, dan jumlah sampel 280 remaja.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara: jenis kelamin, tingkat pendidikan, umur pertama pacaran, frekuensi pacaran, norma agama, norma keluarga, pengaruh teman sebaya, dan media massa internet dengan perilaku seksual remaja (ρ<0.05). Selain jenis kelamin yang paling dominan, faktor lain yang berhubungan adalah norma agama, pengaruh teman sebaya, sumber informasi dan media massa. Disarankan untuk Pemerintah dan Dinas Informasi Komunikasi untuk memperketat dan mengawasi penayangan pornografi di media massa; pihak Kelurahan dapat memfasilitasi aktivitas fisik remaja; Keluarga dan Masyarakat menepis pengaruh buruk pergaulan remaja dengan teman sebaya; serta pihak Guru di Sekolah meningkatkan pendidikan agama dengan lebih aplikatif.

Adolescents in their growth and development are aggregate that is risky to health problem, including adolescents sexual behavior. Negative influence from peers and exposure to pornography increasing risk of occurence of adolescents sexual behavior. The purpose of this study was to identify relationships between characteristics of adolescents, the role of peers, and exposure to pornography on adolescents. This study design was a descriptive correlation using cross sectional approach, and total samples was 280 adolescents.
The results of this study showed there were significant relationships between: gender, educational level, age of first dating, dating frequency, religious norms, family norms, peer influence, and internet media with the adolescent sexual behavior (ρ<0.05). Beside dominant gender, the others factor were religious norms, peer influence, source of information of pornography and mass media. It is recommended for Government and Information Communication Department to tighten and monitor the delivery of pornography in mass media; the Village officer physic activity of adolescent; family and community can to ward off negative influence of adolescent association with the peers; and the teacher improve religious education more applicable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aisyah Wulandewi
"Remaja yang sehat merupakan remaja yang dapat membedakan mana perilaku yang menyimpang dan mana yang tidak. Namun kenyataannya, pada tahun 2017 di Indonesia terdapat 70% pria dan 58% wanita usia 15-24 tahun mulai minum alkohol pada umur 15-19 tahun. Faktor yang paling berpengaruh pada perilaku remaja mengonsumsi alkohol adalah faktor sosial. Remaja akan berusaha untuk diakui dan diterima oleh teman sebaya dengan mengikuti perilaku mereka termasuk perilaku yang menyimpang. Melalui penelitian ini diteliti hubungan penerimaan teman sebaya dan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 111. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Peneliti menggunakan kuesioner karakteristik, PAS (Perceived Acceptance Scale), dan CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, Eye-opener). Hasil analisis bivariat menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan signifikan antara penerimaan teman sebaya dan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja (p = 0,162; a = 0,1). Dengan diketahuinya hasil penelitian ini, maka penelitian selanjutnya diharapkan dapat lebih berfokus pada aspek lain yang berakitan dengan perilaku konsumsi minuman beralkohol pada remaja.

Healthy adolescents are adolescents who can distinguish between deviant and non-deviant behavior. But in reality, in 2017 in Indonesia there were 70% of men and 58% of women aged 15-24 years starting to drink alcohol at the age of 15-19 years. The most influential factor on the behavior of adolescents consuming alcohol is social factors. Teenagers will try to be recognized and accepted by their peers by following their behavior, including deviant behavior. This study examined the relationship between peer acceptance and consumption behavior of alcoholic beverages in adolescents. The number of samples in this study was 111. The sampling technique used snowball sampling. Researchers used a characteristic, PAS (Perceived Acceptance Scale), and CAGE (Cut down, Annoyed, Guilty, Eye-opener) questionnaire. The results of the bivariate analysis showed that there was no significant relationship between peer acceptance and consumption behavior of alcoholic beverages in adolescents (p = 0.162; a = 0.1). By knowing the results of this study, further research can focus more on other aspects related to the behavior of consuming alcoholic beverages in adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Norma Liana Sari
"Perilaku berisiko pada remaja disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Keluarga dan teman sebaya merupakan salah satu faktor eksternal penyebab perilaku berisiko. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran dan arah hubungan antara pengawasan orang tua dan pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian model cross sectional dan menggunakan teknik cluster sampling sebagai teknik dalam pengambilan sampel. Jumlah sampel yang digunakan yaitu 107 remaja yang berusia 13-19 tahun dan tinggal di kelurahan Bukit Duri, Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil uji chi square, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengawasan orang tua dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=0,002, OR=3,535 dan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku berisiko pada remaja Pvalue=?0,001, OR=4,962 . Adanya hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak puskesmas, PKPR, perawat komunitas, dan masyarakat terutama untuk keluarga yang memiliki anak remaja.

The risky behavior adolescents is caused by internal and external factors. Family and peers are one of the external factors that may cause risky behavior. The purpose of this study was to identify the relationships between parental monitoring, peer influences, and risky behavior in adolescents. This research was a quantitative research using cross sectional method. The sampling technique was cluster sampling. Total sample of this study was 107 teenagers aged 13 19 years and lived with their parents in the village of Bukit Duri, South Jakarta. It was found that there was a significant relationship between parental monitoring and risky behavior in adolescents Pvalue 0,002, OR 3,535 and between peer influences and risky behavior in adolescent Pvalue "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghea Farassania
"ABSTRAK
Prevalensi perilaku merokok pada remaja di Indonesia ditemukan meningkat dari 11,2% di tahun 2013 menjadi 12,7% di tahun 2018. Kemunculan perilaku merokok banyak ditemukan pada masa remaja dan dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan pertemanan. Penelitian ini ingin melihat peran lingkungan pertemanan, yaitu sense of community dan penerimaan teman sebaya terhadap perubahan perilaku merokok pada remaja. Penelitian ini menggunakan data follow-up dari 119 partisipan yang diambil pada tahun 2019 dan 2020. Perilaku merokok diukur menggunakan Youth Risk Behavior Surveillance System (YRBSS). Faktor lingkungan pertemanan diukur menggunakan Sense of Community Index-2 (SCI-2) dan Perceived Acceptance Scale (PAS). Penelitian ini menghitung incidence rate atau jumlah kasus baru perilaku merokok serta melihat peran faktor lingkungan pertemanan menggunakan teknik analisis t-test. Incidence rate yang ditemukan sebesar 15 per 100 orang per tahun. Hasil analisis menemukan adanya peningkatan sense of community yang signifikan pada remaja yang tetap tidak merokok di tahun 2020. Walaupun jumlah kasus baru perilaku merokok ditemukan, namun sense of community dan penerimaan teman sebaya tidak berperan secara signifikan terhadap perubahan perilaku merokok.

ABSTRACT
The prevalence of smoking behavior in Indonesian adolescents has increased from 11.2% in 2013 to 12.7% in 2018. Previous studies indicated that initial age of smoking was predominantly during adolescence and was heavily influenced by their peers and environment. This study explored the role of changes in sense of community and peer acceptance in toward changes in smoking behavior among adolescents. Follow-up data of 119 participants from 2019 and 2020 were collected. Smoking behavior was assessed with the Youth Risk Behavior Surveillance Scale (YRBSS). Peer and environment factors were measured with Sense of Community Index-2 (SCI-2) and Perceived Acceptance Scale (PAS). Incidence rate was calculated and the scores of aforementioned instruments were analyzed by t-test. Incidence rate of smoking behavior in adolescents was 15 per 100 persons per year. A significant increase in sense of community was found in participants that did not turn into smokers in the second year. Even though new cases of smoking behavior were found, there was no significant role from changes in sense of community and peer acceptance toward changes in smoking behavior."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koernia Nanda Pratama
"Remaja Kecamatan Cilacap Tengah cenderung rnengkonsumsi rninuman keras. Tujuan penelitian mengetahui hubungan peran keluarga dengan konsumsi minuman keras pada rernaja. Penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah responden 87 responden dengan total sampling. Data diambil dengan kuesioner dan analisis regresi linier. Hasil penelitian rnenjelaskan bahwa konsumsi rninuman keras pada rernaja akan berkurang apabila peran keluarganya baik. Hasil analisa regresi linier berganda dengan uji Anova (uji f) dengan p value = 0,001 (a < 0,05). Disimpulkan kecilnya peran keluarga dapat rneningkatkan konsumsi rninuman keras rernaja.

Adolescents in Cilacap Tengah district tend to consume alcohol. This research aimed to determine the relationships between the role of family and peers and consumption of alcohol among adolescents. The research design was analytic correlation with cross-sectional approach. A total sample of 87 respondents were participated in this study. The data was collected using questionnaire and analyzed using regression linier test. The results showed that the amount of alcohol consumption in adolescents reduced when the role of family improved. Multiple regression linear analysis or ANOVA test (F test) showed p value= 0.001 (p value < 0.05). This research concludes that when family could not demonstrate the roles properly, it will likely to result in higher alcohol consumption among adolescent.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42553
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Afifah Asmin Sandagang
"Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS), prevalensi perokok elektronik di Indonesia meningkat hingga 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Hasil Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan bahwa remaja adalah kelompok umur tertinggi pada angka perokok elektronik dengan SMA menjadi  penyumbang kedua teratas dalam penggunaan rokok elektronik. Provinsi Jawa Barat menunjukkan proporsi konsumen rokok elektronik terbesar kedua di Indonesia. Tingginya penggunaan rokok elektronik di kalangan remaja SMA dan juga menjadi masalah bagi Provinsi Jawa Barat, serta Kota Depok dengan pelaporan tingginya remaja yang merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap remaja SMA “X” Kota Depok dengan Praktik Merokok Elektronik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling yang diikuti sebanyak 154 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran pengetahuan responden mengenai rokok elektronik termasuk kategori kurang sebesar 82.5% , sikap positif terhadap rokok elektronik sebesar 62.3%  dan sebesar 39% responden menggunakan rokok elektronik. Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p-value 1.000) dengan praktik merokok elektronik. Namun, ada hubungan yang signifikan antara sikap (p-value 0.0001) dengan praktik merokok elektronik. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan, dan puskesmas untuk memperkuat kegiatan penyuluhan terkait bahaya rokok elektronik secara intensif sehingga timbul kesadaran terutama kepada remaja agar memandang bahwa rokok elektronik sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Disarankan juga bagi SMA “X” Kota Depok mengadakan program peer educator dalam upaya pencegahan penggunaan rokok elektronik.

According to Global Adult Tobacco Survey (GATS), the prevalence of electronic smoking (e-smoking) in Indonesia had escalated tenfold in the past 10 years. The 2018 Riskesdas results also show that adolescents are among the highest age group in the number of e-cigarette smokers, with high school seniors being the second highest contributor of e-cigarette smoking. Research shows that West Java Province itself had contributed as the second-largest proportion of electronic cigarette consumers in Indonesia. The high use of e-cigarettes among high school adolescents is also a problem for West Java Province and Depok City, with reports of high levels of adolescent smoking. The main reason of this study consists of determining the relationship between the knowledge and attitudes of adolescents at SMA "X" in Depok City in the practice of e-smoking. This research uses quantitative methods with a cross-sectional study. Sampling was carried out using a stratified random sampling technique involving 154 respondents. The data analysis used a chi-square test to determine the relationship between categorical variables. Research results showed that the majority of respondents' knowledge regarding e-cigarettes lies in the poor category at 82.5%, proving that many still possess minimum knowledge on this part. Other results include positive attitudes towards e-cigarettes with a number of 62.3%, where around 39% of them smoked e-cigarettes. Apart from that, there was no significant relationship between knowledge (p-value 1.000) and the practice of e-smoking. However, there is a significant relationship between attitude (p-value 0.0001) and the practice of e-smoking. Therefore, cooperation is needed between schools, the Education Department's High School Development Division, and community health centers to intensively strengthen outreach activities related to the dangers of electronic cigarettes in order to raise  awareness; especially among adolescents. Electronic cigarettes brings perils just as much as conventional cigarettes do, and it is highly recommended that SMA "X" Depok City hold a peer educator program to prevent the use of e-cigarettes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amallia Ashari
"Fenomena perilaku merokok pada remaja di Indonesia semakin meningkat. Perokok percaya bahwa merokok dapat mengurangi stres. Tekanan dan lingkungan pertemanan maupun akademik dapat memicu timbulnya stres yang dialami oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dan perilaku merokok pada remaja SMA/K Kabupaten Tangerang. Sampel penelitian ini berjumlah 111 remaja pelajar SMA/K Kabupaten Tangerang dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrument DASS-42 (r = > 0,6) untuk mengukur tingkat stres dan instrument perilaku merokok (r = >0,6) untuk mengukur perilaku merokok pada remaja. Analisis bivariat menggunakan Chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stress sedang tidak mempengaruhi terjadinya perilaku merokok pada remaja sehingga hasil yang di dapat perilaku merokok dapat terjadi karena pengaruh dari faktor lain. Penelitian selanjutnya dapat menggali secara kualitatif kemampuan individu dalam menghindari pengaruh teman untuk merokok atau dilakukan penelitian tentang upaya menghindari rokok dari pengaruh teman. Peneliti juga dapat menggali faktor-faktor remaja yang dapat mempengaruhu stress dan dampak yang bisa terjadi pada remaja.

The phenomenon of smoking behavior in adolescents in Indonesia is increasing. Smokers believe that smoking can reduce stress. Pressure and the social and academic environment can trigger the stress experienced by adolescents. This study aims to determine the relationship between stress levels and smoking behavior in high school adolescents in Tangerang Regency. The sample of this study amounted to 111 adolescent high school students / K Tangerang Regency with purposive sampling technique. This study used the DASS-42 instrument (r = > 0.6) to measure stress levels and the smoking behavior instrument (r = > 0.6) to measure smoking behavior in adolescents. Bivariate analysis using Chi-square. The results showed that moderate stress levels did not affect the occurrence of smoking behavior in adolescents so that the results obtained smoking behavior could occur due to the influence of other factors. Further research can explore qualitatively the individual's ability to avoid the influence of friends to smoke or conduct research on efforts to avoid smoking from the influence of friends. Researchers can also explore adolescent factors that can influence stress and the impact that can occur on adolescents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Wawomeo
"Perilaku kekerasan merupakan salah satu masalah kesehatan remaja yang pada dekade terakhir ini menjadi perhatian pemerintah karena menimbulkan dampak meningkatnya angka kecatatan dan kematian remaja. Intensitas kejadian meningkat bersamaan dengan bertambahnya populasi remaja. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola asuh keluarga, perilaku teman sebaya, dan karakteristik remaja dengan perilaku kekerasan di Kelurahan Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2009. Desain penelitian adalah deskripsi korelasi menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel beijumlah 183 remaja usia 10 - 19 tahun yang dipilih secara multistage random sampling. Analisis hasil penelitian menggunakan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian menemukan adanya hubungan yang bermakna antara umur remaja, jenis kelamin remaja, dan perilaku negatif teman sebaya dengan perilaku kekerasan (p < 0,05). Sedangkan variabel pola asuh keluarga dan tingkat pendidikan remaja tidak ditemukan hubungan yang bermakna dengan perilaku kekerasan remaja (p > 0.05). Berdasarkan analisis, variabel yang mempunyai hubungan paling dominan dengan perilaku kekerasan remaja adalah perilaku negatif teman sebaya. Remaja yang sering menerima perlakuan negatif teman sebaya mempunyai peluang 5,5 kali lebih tinggi untuk sering melakukan kekerasan dari pada remaja yang jarang menerima perlakuan negatif. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa perilaku kekerasan remaja mempunyai dampak negatif pada remaja, keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Disarankan perawat perlu meningkatkan partisipasi remaja, keluarga, dan masyarakat untuk mencegah perilaku kekerasan remaja.

Violence behavior is an adolescent health problem which becomes attention of govemment because it makes the impact of improving documentation number and adolescent mortality. The occurance intensity increased the same as the increase og adolescent population. This study purpose to find the relationship between family care design, match friend behavior, and adolescent characteristic with violence behavior among adolescent at Pancoran Mas Depok in 2009. This study used a cross sectional approach with correlation description design. The samples were 183 adolescent with the age between 10-19 years old which were choosed by multistage random sampling methods. Analysis study result used statistic test with multiple logistic regression. Study result found that there was meaning relationship between adolescent age, adolescent sex, and negative behavior of match friend with violence behavior (p<0,05). While the variable of family care design and education level of adolescent was not found meaning relationship with adolescent violence behavior (p>0,05). Based on analysis, the variable which has most dominant relationship with adolescent violence behavior was negative behavior of match friend. Adolescent who was often receive negative behavior of match friend had an opportunity 4,39 times to do violence higher than adolescent who was seldom receive negative behavior. Based on study was concluded that adolescent violence behavior had the negative effects to adolescent, family, society and govemment. It was suggested that nurse need improve adolescent participation, family, and society to prevent adolescent violence behavior."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26558
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Rizqiana
"Kementerian Kesehatan RI melaporkan bahwa prevalensi merokok pada usia 10-18 tahun pada tahun 2023 di Indonesia mencapai 7,4%. Tingkat merokok pada remaja dapat dikurangi dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa SMA DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan data Survei Perilaku Remaja Siswa Sekolah Menengah di DKI Jakarta dengan menggunakan desain studi cross-sectional yang dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan lingkungan keluarga merokok (p=0,0001), pola asuh negatif (p=0,0001), dan tekanan teman sebaya (p= 0,0001) dengan perilaku merokok pada siswa, sedangkan pada self-esteem tidak terdapat hubungan dengan perilaku merokok pada siswa (p=0,582). Analisis stratifikasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan self-esteem, lingkungan keluarga merokok, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok siswa perempuan, sedangkan pada laki-laki terdapat hubungan lingkungan keluarga merokok, pola asuh negatif, dan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok. Selain itu, terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan tekanan teman sebaya dengan perilaku merokok pada siswa. Sementara itu, tidak terdapat pengaruh pola asuh negatif pada hubungan self-esteem dengan perilaku merokok pada siswa. Oleh karena itu, disarankan untuk mengadakan layanan konseling dan program peer educator/peer counselor pada siswa.

The prevalence of smoking among 10-18 years old in Indonesia reach 7,4% in 2023. Understanding the factors associated with smoking behavior can reduce smoking rates in adolescents. The purpose of this study is to determine the relationship between self-esteem, smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior among high school students in DKI Jakarta in 2023. This study uses data from the Adolescent Behavior Survey of High School Students in DKI Jakarta using a cross-sectional study design that was analyzed univariate, bivariate, and stratified. The results of the study showed a relationship between smoking family environment (p=0,0001), negative parenting (p=0,0001), and peer pressure (p=0,0001) with smoking behavior among students. Meanwhile, self-esteem (p=0,582) is not related to smoking behavior among students. Stratified analysis shows a relationship between self-esteem, smoking family environment, and peer pressure with smoking behavior among female students, while among male students, there is a relationship between smoking family environment, negative parenting, and peer pressure with smoking behavior. Apart from that, negative parenting influences the relationship between peer pressure and smoking behavior among students. Meanwhile, there was no influence of negative parenting on the relationship between self-esteem and smoking behavior among students. Therefore, it is recommended to provide counseling services and peer educator/peer counselor programs for students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>