Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157685 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Rayhan Addawa
"Penelitian ini membahas religi Jawa pada representasi sosial masyarakat Jawa dalam film pendek Nyumbang karya dari Montase Production yang disutradarai oleh Rahma Nurlinda Sari (2016). Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi pesan yang terdapat pada film Nyumbang, (2) menganalisis nilai religi Jawa dalam film Nyumbang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang mengutamakan penyelidikan karya sastra berdasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri (Hasanudin dalam Abidin, 2010:75). Data penelitian menggunakan studi kepustakaan serta transkripsi teks dari film Nyumbang. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis isi teks kualitatif dengan teori representasi, serta diperkuat dengan teori prososial dan dikaitkan dengan beberapa proposisi Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Nyumbang diciptakan sebagai bentuk pengingat bahwa sejatinya proposisi Jawa yang terdapat di dalam keseharian masyarakat Jawa adalah sebagai pedoman hidup yang harus dipegang dalam hidup sehari-hari. Film pendek Nyumbang turut berperan dalam menjaga serta mengingatkan tradisi atau budaya dari para leluhur kepada masyarakat Jawa khususnya.

This study discusses Javanese religion on the social representation of Javanese society in the short film Nyumbang by Montase Production directed by Rahma Nurlinda Sari (2016). This study aims to (1) identify the message contained in the film Nyumbang, (2) analyze the value of Javanese religion in the film Nyumbang. This study uses a descriptive qualitative method with an objective approach. An objective approach is an approach that prioritizes the investigation of literary works based on the reality of the literary text itself (Hasanudin in Abidin, 2010: 75). The research data use literature study and text transcription from the film Nyumbang. The analysis in this study uses qualitative text content analysis theory with representation theory, and is strengthened by prosocial theory, and is associated with several Javanese propositions. The results showed that the film Nyumbang was created as a form of a reminder that the true Javanese proposition contained in the daily life of the Javanese people is a way of life that must be adhered to in everyday life. The short film Nyumbang plays a role in maintaining and reminding the traditions or culture of the ancestors to the Javanese people in particular."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rayhan Addawa
"Penelitian ini membahas religi Jawa pada representasi sosial masyarakat Jawa dalam film pendek Nyumbang karya dari Montase Production yang disutradarai oleh Rahma Nurlinda Sari (2016). Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi pesan yang terdapat pada film Nyumbang, (2) menganalisis nilai religi Jawa dalam film Nyumbang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dengan pendekatan objektif. Pendekatan objektif merupakan pendekatan yang mengutamakan penyelidikan karya sastra berdasarkan kenyataan teks sastra itu sendiri (Hasanudin dalam Abidin, 2010:75). Data penelitian menggunakan studi kepustakaan serta transkripsi teks dari film Nyumbang. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori analisis isi teks kualitatif dengan teori representasi, serta diperkuat dengan teori prososial dan dikaitkan dengan beberapa proposisi Jawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film Nyumbang diciptakan sebagai bentuk pengingat bahwa sejatinya proposisi Jawa yang terdapat di dalam keseharian masyarakat Jawa adalah sebagai pedoman hidup yang harus dipegang dalam hidup sehari-hari. Film pendek Nyumbang turut berperan dalam menjaga serta mengingatkan tradisi atau budaya dari para leluhur kepada masyarakat Jawa khususnya.

This study discusses Javanese religion on the social representation of Javanese society in the short film Nyumbang by Montase Production directed by Rahma Nurlinda Sari (2016). This study aims to (1) identify the message contained in the film Nyumbang, (2) analyze the value of Javanese religion in the film Nyumbang. This study uses a descriptive qualitative method with an objective approach. An objective approach is an approach that prioritizes the investigation of literary works based on the reality of the literary text itself (Hasanudin in Abidin, 2010: 75). The research data use literature study and text transcription from the film Nyumbang. The analysis in this study uses qualitative text content analysis theory with representation theory, and is strengthened by prosocial theory, and is associated with several Javanese propositions. The results showed that the film Nyumbang was created as a form of a reminder that the true Javanese proposition contained in the daily life of the Javanese people is a way of life that must be adhered to in everyday life. The short film Nyumbang plays a role in maintaining and reminding the traditions or culture of the ancestors to the Javanese people in particular.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rismawati
"Tulisan ini mengkaji tentang mitos dan realitas yang tergambar dalam film pendek Lamun Sumelang karya Ludy Oji Prastama tahun 2019. Film ini telah mendapat beberapa penghargaan dari Piala Maya 2019. Mitos dan realitas sosial yang digambarkan dalam film ini berlatar belakang masyarakat Gunung Kidul yang masih percaya kepada mitos antara lain pulung gantung, memberi tumbal manusia, dan arwah orang yang bunuh diri akan gentayangan, namun dilandasi dengan suatu argumentasi bahwa kepercayaan terhadap mitos bukan semata-mata dikarenakan masyarakat Gunung Kidul masih percaya terhadap mitos-mitos itu, melainkan dikarenakan kondisi sosial ekonomi yang memprihatinkan hingga situasi kesehatan menjadi terdampak karena ketidakmampuan finansial. Jadi, permasalahan yang perlu dikaji adalah bagaimana representasi mitos dan realitas sosial masyarakat Gunung Kidul yang terkandung dalam film pendek Lamun Sumelang. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan refleksi pada masyarakat tentang mitos dan realitas sosial masyarakat Gunung Kidul. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra dari Sapardi Djoko Damono dan pendekatan representasi Stuart Hall untuk menganalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga mitos, yaitu dan dua realitas sosial, yaitu kesehatan dan ekonomi yang terdapat dalam film pendek Lamun Sumelang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa kepercayaan mistis yang digambarkan dalam film ini sangat berkaitan erat dengan kondisi dan situasi persoalan masyarakatnya.

This paper study about myths and realities reflected in the Lamun Sumelang short movie created by Ludy Oji Prastama in 2019. This movie has received several awards from Piala Maya 2019. The myths and social realities reflected in this movie are set in the background of the Gunung Kidul people who still believe in myths, including pulung gantung, giving human sacrifices, and the spirits of people who commit suicide will be overwhelmed, however, it is based on an argument that belief in myths is not solely because the people of Gunung Kidul still believe in these myths, but because of poor socioeconomic conditions until the health situation becomes affected due to financial incompetence. Thus, the problem that needs to be studied is how the representation of the myths and social realities of the Gunung Kidul community contained in the short movie Lamun Sumelang. This study aims to provide insight and reflection on the community about the myths and social realities of the Gunung Kidul community. This research is a qualitative research using the literary sociology approach from Sapardi Djoko Damono and the Stuart Hall representation approach to analyze. The results showed that there are three myths, namely and two social realities, namely health and economics contained in the short film Lamun Sumelang. Based on the results of this research, it can be stated that the mystical beliefs depicted in this film are closely related to the conditions and situation of the problems of the community."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Restu Kusuma Setyaninggalih
"

Lonjakan pengungsi yang kemudian disebut sebagai ‘vluchtelingencrisis’ turut memicu perdebatan masyarakat di Belanda. Berbagai media massa, mulai dari berita, karya sastra hingga film turut menyoroti situasi dan respon Belanda terhadap masalah pengungsi. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana film pendek Valt een Man uit de Lucht (2018) merepresentasikan perbedaan respon masyarakat Belanda terhadap arus kedatangan pengungsi ke Belanda pasca terjadinya lonjakan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan. Dalam menganalisis masalah penelitian menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam film pengungsi digambarkan sebagai orang lemah, tidak berdaya, terluka, dan membutuhkan pertolongan. Pada analisis tokoh, ditemukan dua respon berbeda yaitu negatif dan positif. Tokoh Ton merepresentasikan respon negatif. Sedangkan respon positif direpresentasikan oleh tokoh Ineke. Kedua tokoh ini merupakan representasi dari masyarakat Belanda. Secara konteks, terdapat kemiripan sifat tokoh Ton dengan interpretasi lukisan Landschap met de val van Icarus (c. 1555) karya Pieter Bruegel de Oude.


The surge in refugees, later referred to as the 'refugee crisis', also sparked a public debate in the Netherlands. Various mass media, ranging from news, literature, to films, also highlighted the situation and the Dutch respone to the refugee problem. This research will examine how the short film Valt een Man uit de Lucht (2018) represents the difference in the respone of the Dutch community to the flow of refugee arrivals to the Netherlands after the surge. This research is qualitative research using the literature study method and using the semiotic approach of Roland Barthes in analyzing research problems. The results showed that refugees are depicted as weak, helpless, injured, and in need of help in the films. In the character analysis, two different respones were found, namely negative and positive. The character Ton represented a negative respone. Meanwhile, the positive respone is represented by the character Ineke. Both of these figures is a representation of Dutch society. In context, there are similarities between Ton's character with the interpretation of Pieter Bruegel de Oude's painting Landschap met de val van Icarus (c. 1555).

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand
"ABSTRAK
Penelitian ini mengeksplorasi representasi sosial tentang agama melalui dua studi. studi 1 menggunakan pendekatan struktural dan studi 2 menggunakan pendekatan dialogis. studi 1 tahap pertama menemukan core representasi sosial tentang agama melalui perbandingan antara "orang beragama" dan " orang tiak beragama", baik secara eksplisit maupun implisit. sedangkan studi 1 tahap kedua mengidentifikasi tiga atribut termasuk central core dan empat atribut termasuk peripheral, disertai tiga prinsip organisasinya. studi 2 menunjukkan diskusi memunculkan antinomi pada representasi sosial tantang agama melalui empat aspek, yaitu: konseptualisasi agama, aspek transendental agama, perbandingan aspek transendental antaragama, dan toleransi antaragama. sebagai hasil tambahan studi 2, ekspresi linguistik "saya sejujurnya..." ditengarai mengidentifikasikan konflik nilai antara individu dan masyarakat.

ABSTRACT
This study explores social representation of religion through two studies. Study 1 uses a structural approach and Study 2 uses a dialogical approach. the first phase 1 study found the core social representation of religion through a comparison between "religious people" and "non-religious people", both explicitly and implicitly. while the second stage study identifies three attributes including central core and four attributes including peripherals, along with three organizational principles. Study 2 shows that discussion raises antinomies on social representation against religion through four aspects, namely: conceptualization of religion, transcendental aspects of religion, comparison of interreligious transcendental aspects, and interreligious tolerance. as a result of additional study 2, the linguistic expression "I honestly ..." was suspected of identifying the conflict of values ​​between individuals and society."
2010
T38229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Nur Arifah Yaza
"Karya sastra merupakan representasi kenyataan sosial yang di dalamnya mengandung nilai-nilai kehidupan. Salah satu bentuk karya sastra adalah film. Penelitian ini membahas apa nilai-nilai etika Jawa yang terkandung dalam film pendek Tanah Kalurahan karya Paniradya Kaistimewan. Tujuan penelitian adalah untuk memahami etika Jawa melalui analisis struktur logis dan representasi budaya Jawa mendasarkan pada konsep etika Jawa sebagaimana disampaikan oleh Magnis-Suseno (1984), serta bagaimana etika tersebut direpresentasikan melalui bahasa, tanda, dan gambar. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif melalui analisis dialog dan tangkapan layar dari adegan film. Data dianalisis menggunakan metode Miles dan Huberman (1992) yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini berfokus pada empat topik etika Jawa yaitu: sikap batin yang tepat, tindakan yang tepat dalam dunia, tempat yang tepat, dan pengertian yang tepat. Hasil penelitian menemukan representasi nilai etika Jawa melalui dua unen-unen bahasa Jawa yaitu sepi ing pamrih rame ing gawe dan andhap asor serta sikap ngapurancang. Penelitian ini memberikan pemahaman tentang bagaimana etika Jawa mempengaruhi interaksi sosial, hubungan antarindividu, dan keselarasan sosial dalam masyarakat.

Literary works are representations of social reality which contain life values. One form of literary work is film. This research discusses the Javanese ethical values contained in the short film Tanah Kalurahan by Paniradya Kaistimewan. The aim of the research is to understad Javanese ethics through analysis of the logical structure and representation of Javanese culture based on the concept of Javanese ethics as presented by Magnis-Suseno (1984), along with how these ethics are represented through language, signs, and images. The research method used is dercriptive qualitative with an objective approach through analysis of dialogue and screen captures from film scenes. Data were analyzed using the Miles and Huberman (1992) method which including data reduction, data display, and conclution drawing. This research focuses on four topics of Javanese ethics, namely: the right inner attitude, the right action in the world, the right place, and the right understanding. The results of the research found a representation of Javanese ethical values through two Javanese language adages, namely sepi ing pamrih rame ing gawe and andhap asor as well as the ngapurancang attitude. This research provides an understanding of how Javanese ethics influences social interactions, relationships between individuals, and social harmony in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annida Puspa Rini Fasah
"Penelitian ini membahas representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan pada film pendek Project: Library. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi representasi profesionalisme pustakawan dalam mengelola perpustakaan dalam film berdasarkan makna sintagmatik dan paradigmatik. Analisis sintagmatik dan paradigmatik dilakukan pada alur, tokoh dan latar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi profesionalisme pustakawan yang didasarkan etika profesi mampu mencegah pustakawan dari sikap negative. Selain itu, adanya kode etik mampu mendorong pustakawan mengelola perpustakaan menjadi lebih baik.

This study discusses the representation of librarian professionalism in library management in Short film Project Library. The purpose of this research is to identify librarian professionalism representation in library management in film by showing syntagmatic and paradigmatic meaning. Syntagmatic and paradigmatic analyzes are performed on plot, character and setting.
The results of this study indicate that professionalism of librarians based on professional ethics is able to prevent librarians from negative attitudes as well as with the code of conduct applied to encourage librarians to manage libraries for the better.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S67194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Revikasa
"Artikel dengan judul “Aspek kebohongan dalam Film Pendek Pemean” ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menggunakan metode analisis semiotika model Ferdinand De Saussaur. Artikel ini menggunakan film pendek Pemean yang disutradarai oleh Thomas Kris dan di produksi oleh Paniradya Kaistimewaan sebagai objek penelitian. Dalam tugas akhir ini terdapat dua pertanyaan penelitian yaitu:1) Apa makna film pendek Pemean dalam analisis semiotika Ferdinand De Saussure? 2) Pandangan budaya Jawa dalam fenomena yang terjadi dalam film pendek Pemean. Untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penulis melakukan tahapan penelitian yakni pengumpulan data yang dilakukan dengan mentranskripsi objek penelitian kedalam bentuk naskah dialog dan mengelompokkan data yang mendukung topik penelitian. Selanjutnya dilakukan tahapan analisis data yang sudah dikelompokkan dengan menggunakan teori dan metode penelitian yang digunakan dan mengaitkannya dengan pemikiran budaya Jawa.. Hasil akhir menyimpulkan bahwa dalam film pendek Pemean ditemukan petanda dan penanda sikap Konsumerisme dan Hedonisme, Eksistensi Diri, Kurang Empati, dan Narsistik. Sikap-sikap tersebut merupakan sikap yang tidak sesuai dalam kebudayaan Jawa karena manusia Jawa pada dasarnya sudah diajarkan oleh leluhur untuk selalu memperhatikan moral dan akhlak yang baik, seperti selalu bersikap andhapasor, prasaja, dan tepa salira.

This article with the title "Aspects of lying in the Short Film Pemean" uses a qualitative approach and uses the Ferdinand De Saussaur model of semiotic analysis method. This article uses the short film Pemean, directed by Thomas Kris and produced by Paniradya Kaistimewaan, as a research object. In this final assignment there are two research questions, namely: 1) What is the meaning of the short film Pemean in Ferdinand De Saussure's semiotic analysis? 2) Javanese cultural views in the phenomena that occur in the short film Pemean. To be able to answer these research questions, the author carried out research stages, namely data collection which was carried out by transcribing research objects into dialogue script form and grouping data that supports the research topic. Next, the data analysis stage was carried out which had been grouped using the theories and research methods used and linking them to Javanese cultural thought. The final results concluded that in the short film Pemean, signs and attitudes of consumerism and hedonism, self-existence, lack of empathy and narcissism were found. These attitudes are attitudes that are not appropriate in Javanese culture because Javanese people have basically been taught by their ancestors to always pay attention to good morals and morals, such as always being andhapasor, prasaja, and tepa salira."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deas Tiansya Buditami
"Hadirnya era globalisasi ditandai dengan semakin majunya perkembangan teknologi dan informasi. Dampak tersebut meluas ke berbagai kelompok, termasuk masyarakat paguyuban Jawa yang tradisional. Dengan adanya pertemuan antara pemikiran tradisional dan modern yang diekspresikan melalui teknologi digital menjadi suatu permasalahan pada penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan hasil sintesis dari adanya perpaduan pemikiran tradisional-modern yang terdapat pada film pendek Nyengkuyung berdasarkan teori dialektika. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif dengan metode kualitatif deskriptif dan metode transkripsi dengar-tulis. Lalu, kerangka teori yang digunakan adalah filsafat dan nilai moral yang merujuk pada prinsip rukun dan hormat. Data yang digunakan berasal dari film pendek Nyengkuyung yang dirilis di saluran YouTube. Hasilnya, masyarakat paguyuban yang direpresentasikan sebagai budaya lokal dan bertindak sebagai tesis mampu memanfaatkan teknologi digital untuk melestarikan budaya tradisional. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya proses pemikiran dialektika berupa evolusi, perkembangan, dan kemajuan. Meskipun budaya global yang diwakili oleh teknologi modern telah hadir di tengah-tengah masyarakat paguyuban dan menjadi antitesis bagi nilai-nilai tradisional, mereka tetap teguh memegang kepercayaan leluhur yang mereka yakini mampu menyelesaikan masalah yang ada. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi salah satu bukti terjadinya perpaduan pemikiran tradisional-modern yang digambarkan melalui teknologi modern melalui proses dialektika tesis-antitesis-sintesis.

The advent of globalization has been marked by the rapid advancement of technology and information. The impact of this phenomenon has permeated various groups, including the traditional Javanese paguyuban communities. The intersection of traditional and modern thought, expressed through digital technology, forms the crux of this research. This study aims to formulate a synthesis of the traditional-modern thought fusion evident in the short film Nyengkuyung, employing Hegel's dialectical theory. The study adopts an objective approach, utilizing qualitative descriptive and transcription methods. The theoretical framework draws upon philosophy and moral values, adhering to the principles of harmony and respect. Data is derived from the short film Nyengkuyung, released on YouTube. The findings reveal that the paguyuban community, representing local culture and acting as the thesis, effectively harnesses digital technology to preserve traditional practices. This is attributed to the process of dialectical thinking, encompassing evolution, development, and progress. Despite the presence of global culture, represented by modern technology, which serves as the antithesis to traditional values, the paguyuban community remains steadfast in upholding their ancestral beliefs, perceived as capable of resolving prevailing issues. Therefore, this fusion of traditional and modern thought, depicted through modern technology within the thesis-antithesis-synthesis dialectical process, serves as a testament to the adaptability and resilience of traditional cultures in the face of globalization."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Erlindita
"Dinamika masyarakat yang kompleks sangat memungkinkan terjadinya konflik sosial antar individu atau kelompok masyarakat. Konflik sosial tidak terjadi apabila kondisi masyarakatnya harmonis atau memiliki keselarasan sosial (social harmony). Masyarakat Jawa memiliki kaidah sikap-sikap untuk menghindari konflik dan menciptakan keselarasan sosial, salah satunya adalah sikap prasaja. Melalui film pendek berjudul Prasaja karya Paniradya Kaistimewan dapat diketahui realitas kelompok masyarakat di Yogyakarta yang didalamnya terdapat implementasi sikap prasaja. Tujuan penelitian adalah mengungkap adanya implementasi sikap prasaja dalam film pendek Prasaja yang dapat menciptakan keselarasan sosial. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan objektif. Menggunakan kerangka teori filsafat nilai moral atau etika untuk membedah sikap prasaja dalam pandangan Jawa, teori keselarasan atau harmoni sosial Hartoyo serta konsepsi keselarasan sosial Franz Magnis Suseno berupa prinsip rukun dan hormat. Hasilnya, sikap prasaja yang diimplementasikan oleh seorang individu dapat memberikan konstruksi positif untuk menciptakan rasa sungkan, hormat, dan rukun yang menciptakan keselarasan sosial, sebaliknya sikap tidak prasaja akan menimbulkan konflik. Maka sikap prasaja ini dapat digunakan sebagai strategi dalam menciptakan keselarasan sosial atau menghindari adanya konflik sosial dalam kehidupan masyarakat.

The complex dynamics of society make it possible for social conflict to occur between individuals or community groups. Social conflict does not occur if the condition of society is harmonious or has social harmony. Javanese society has rules of attitude to avoid conflict and create social harmony, one of which is the prasaja attitude. Through the short film entitled Prasaja by Paniradya Kaistimewan, the reality of community groups in Yogyakarta can be seen in which the prasaja attitude is implemented. The aim of the research is to reveal the implementation of the prasaja attitude in the short film Prasaja which can create social harmony. This research uses a qualitative descriptive method with an objective approach. Using a philosophical theoretical framework of moral or ethical values ​​to dissect prasaja attitudes in the Javanese view, Hartoyo's theory of social harmony or harmony as well as Franz Magnis Suseno's conception of social harmony in the form of the principles of harmony and respect. As a result, a modest attitude implemented by an individual can provide a positive construction to create a sense of respect, respect and harmony which creates social harmony, whereas an inappropriate attitude will lead to conflict. So this prasaja attitude can be used as a strategy in creating social harmony or avoiding social conflict in people's lives."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>