Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Paulus Mandiara
"Kasus pasien yang terkonfirmasi COVID 19 di Indonesia terus mengalami peningkatan hingga saat ini. Coronavirus Disease (COVID-19) adalah Penyakit menular yang disebabkan  oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV,  jenis virus baru yang belum perna terdeteksi sebelumnya pada manusia. Ada dua jenis Coronavirus yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Penularan dari manusi ke manusia saat ini menjadi agresif sehingga tingkat kasus terkonfirmasi menjadi tinggi, penularan dari orang yang terkonfimasi dan memiliki gejala terjadi saat batuk atau bersin. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap keluarga pasien yang terkonfrimasi COVID 19 yang sedang dirawat disalah satu rumah sakit pemerintah.  Penelitian ini adalah penelitian dengan metode deskriptif, mendistribusikan pertanyaan tertutup dalam kuesioner.Responden dalam penelitian ini berjumlah 90. hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang pencegahan dan penularan COVID 19 hampir seluruhnya memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi yaitu sebanyak 78 responden  (86,7%). Sikap atau perilaku responden dalam pencegahan dan penularan virus COVID 19 menunjukan sebagian besar menunjukan sikap yang baik yakni 50 responden (55,6%). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa peningkatan pengetahuan keluarga pasien sangat diperlukan untuk meningkatkan sikap dan perilaku dalam mencegah terjadinya penularan dalam rumah tangga.

The number of confirmed cases of COVID-19 in Indonesia continues to increase until today. Coronavirus Disease (COVID-19) is an infectious disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). SARS-CoV is a new type of virus that has never been detected in humans before. There are two types of coronaviruses that can cause severe symptoms, such as Middle East Respiratory Syndrome (MERS) and Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Human-to-human transmission is now becoming aggressive so that confirmed cases are high. Transmission from a confirmed person who has symptoms occurs when coughing or sneezing. This study aims to describe the knowledge and attitudes of confirmed COVID-19 families who are being treated at a government hospital. This study uses a descriptive method and distributes closed questions in a questionnaire.  Respondents in this study were 90 people.  The results showed that almost all the respondents had a high level of knowledge of the prevention and transmission of COVID-19, namely 78 respondents (86.7%). The attitude or behavior of respondents in preventing and transmitting the COVID-19 virus showed that most of them have a good attitude, namely 50 respondents (55.6%). From these results, it can be concluded that increasing family knowledge is needed to improve attitudes and behavior in preventing transmission in the household. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rossalyn Andromeda
"Latar Belakang: Pandemi COVID-19 telah menjadi ancaman kesehatan global dengan tingginya kasus dan kematian di seluruh dunia. Untuk membantu dokter dan pasien dalam mengambil keputusan terkait perawatan dan tindak lanjut, skor prognosis telah digunakan untuk memprediksi risiko kematian pasien dengan COVID-19. Saat ini terdapat beberapa skor prognostik dan mortalitas yang digunakan untuk COVID-19 yang bervariasi dalam pengaturan, ukuran hasil yang diprediksi dan parameter klinis yang disertakan. Penelitian membandingkan akurasi aplikasi prediksi luaran Clinical Assessment Tool (CAT) COVID dan Coronavirus Clinical Characterisation Consortium (4C) Mortality Score Pada Pasien COVID-19 Terkonfirmasi Pada Perawatan Di Rumah Sakit Universitas Indonesia: Tinjauan Hubungan Status Vaksinasi. Metode: Penelitian ini adalah suatu penelitian observasional dengan metode potong lintang menggunakan data rekam medis pasien COVID-19 di RS Universitas Indonesia Depok. Proses pengumpulan data dimulai sejak Oktober 2023. Pasien dengan status vaksin COVID-19 yang datang ke RSUI dengan keluhan mengarah ke COVID-19 pada periode Januari - Desember 2022 dengan kriteria subjek berusia >18 tahun diambil secara consecutive sampling sebanyak 344 subjek. Hasil: Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 91. Aplikasi prediksi 4C lebih baik yaitu dengan nilai AUC 73.5% (sensitivitas 78.9% dan spesifisitas 68%) dibandingkan CAT COVID dengan AUC 52.1% (sensitivitas 74% dan spesifisitas 30%). Nilai kesesuaian antara aplikasi CAT COVID dengan aplikasi 4C mortality score dengan uji kappa adalah sebesar 0.094. Bila dinilai dari jumlah subjek, kedua aplikasi prediksi memiliki penilaian prediksi dengan hasil yang sama pada 47 subjek dan terdapat perbedaan prediksi pada 44 subjek. Kesimpulan: Aplikasi prediksi kematian 4C mortality score terjangkau dan mudah untuk digunakan pada fasilitas kesehatan dalam memprediksi kematian sehingga tenaga kesehatan bisa menentukan perawatan dan tindak lanjut untuk pasien serta edukasi mengenai prognosis kepada pasien dan keluarga pasien. Aplikasi 4C mortality score memiliki variabel yang sederhana dengan hasil berupa tingkatan kelompok prediksi risiko kematian ringan, sedang, berat dan sangat berat.

Background: The corona virus disease 19 (COVID-19) pandemic has become a significant global health threat, with cases and deaths increasing in the worldwide. To assist doctors and patients in making decisions regarding treatment and follow-up, prognosis scores have been used to predict the risk of death in patients with COVID-19. Currently, there are several prognostic and mortality scores used for COVID-19 that vary in setting, predicted outcome measures, and included clinical parameters. Research comparing the accuracy of outcome prediction applications, such as the Clinical Assessment Tool (CAT) COVID, and the Coronavirus Clinical Characterisation Consortium (4C) Mortality Score in Confirmed COVID-19 Patients Under Treatment at Universitas Indonesia Hospital: A Review on Vaccination Status Relationship. Method: This study is an observational research employing a cross-sectional method utilizing medical record data of COVID-19 patients at Universitas Indonesia Hospital in Jakarta. The data collection process commenced in October 2023. Patients with COVID-19 vaccine status presenting to RSUI with complaints suggestive of COVID-19 during the period of January to December 2022, with the criteria of subjects aged > 18 years, were consecutively sampled, totalling 344 subjects. Results: The total number of subjects in this study was 91. The 4C mortality score application performed better, with an accuracy of 73.5% (sensitivity 78.9% and specificity 68%) compared to CAT COVID with an AUC of 52.1% (sensitivity 74% and specificity 30%). The concordance value between CAT COVID application and 4C mortality score application with kappa test was 0.094. When assessed by the number of subjects, both prediction applications had the same prediction outcome in 47 subjects, and there was a difference in prediction in 44 subjects. Conclusion: The 4C mortality score prediction applications are accessible and affordable in healthcare facilities for predicting mortality, allowing healthcare professionals to determine treatment and follow-up for patients as well as provide prognosis education to patients and their families. The 4C mortality score application has simple variables with prediction results in the form of risk group prediction levels low, intermediate, high and very high."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika
"Tuberkulosis merupakan salah satu penyumbang kematian tertinggi di beberapa negara-negara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Selain berdampak kepada kesehatan, penyakit tuberkulosis juga menjadi penyakit yang mengakibatkan kerugian ekonomi cukup tinggi di tanah air. Upaya yang saat ini banyak dilakukan meliputi promosi edukasi pencegahan penularan tuberkulosis dengan berbagai media berbasis paper dan audiovisual yang terbukti efektif namun masih perlu adanya inovasi yang lebih kompleks lagi dari media sebelumnya. Media video explainer merupakan jenis video promosi yang memadukan gambar, animasi, serta audio narasi dengan sajian materi yang singkat namun informatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi video explainer terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam pencegahan penularan tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen jenis pre test dan post test dengan kelompok kontrol, pada pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah responden pada masing-masing kelompok kontrol dan intervensi sebanyak 39 responden. Analisis data menggunakan paired t test dan pooled t test. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan antara pemberian edukasi video explainer terhadap pengetahuan (p value < 0,05), Sikap (p value < 0,05), dan keterampilan (p value < 0,05). Media video explainer disarankan dapat digunakan menjadi media edukasi alternatif di puskesmas pada awal pengobatan dan kunjungan rumah untuk dapat memaksimalkan asuhan keperawatan melalui edukasi kesehatan dalam pencegahan penularan tuberkulosis.

Tuberculosis is one of the third highest contributors of death in several developed and developing countries including Indonesia. In addition, tuberculosis impacted on health, it was also a disease caused high economic losses in the country. Efforts that are currently being carried out including the promotion of tuberculosis transmission prevention by various education media such as paper-based and audiovisual media. Explainer video as a media education typed promotional video that combines images, animations, and audio narration with a short presentation of material. This study aimed to see the influence of explainer video education on the level of knowledge, attitudes and skills of families in preventing tuberculosis transmission. This study used a quasi-experimental design with pre-test and post-test with a control group. The selection of respondents were done by simple random sampling. The number of respondents in the intervention group and the control group were similar to 39 people. The data analysis used paired t test and pooled t test. The results showed that there was a significant effect between giving explainer video education on knowledge (p value < 0.05), attitudes (p value < 0.05), and skills (p value < 0.05). The explainer video media is recommended as alternative media for using in public health center at the beginning of treatment and at home to maximaze the nursing care by health education in preventing tuberculosis transmission.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Parawangsa
"Provinsi Jambi adalah salah satu provinsi dengan pencatatan kasus terinfeksi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) terendah di Indonesia. Namun, pernyataan tersebut belum valid untuk mengatakan rendahnya kasus ini merupakan hasil dari usaha pemerintah untuk mengedukasi pemberlakuan protokol kesehatan. Hal ini disebabkan test and tracing yang belum mencapai standar dari World Health Organization (WHO). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti mengenai tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat terhadap COVID-19.
Studi ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tervalidasi secara daring kepada Penduduk Provinsi Jambi. Hasil kuesioner direkapitulasi dan dianalisis dengan analisis univariat dan bivariat untuk melihat hubungan antara pengetahuan terhadap sikap dan perilaku terhadap COVID-19 di Provinsi Jambi. Dari 398 responden, didapatkan skor rata-rata untuk pengetahuan adalah 9,98 dari maksimal 12 (SD = 1,54, Range = 0-12), skor rata-rata sikap adalah 6.46 dari maksimal 8 (SD = 1,40, Range = 0-8), dan skor rata-rata perilaku adalah 6,54 dari maksimal 8 (SD = 1,56, Range = 0-8).
Secara umum lebih dari separuh responden yang mencatatkan nilai diatas rata-rata untuk masing-masing pengetahuan (70%), sikap (55%), dan perilaku (59%). Terdapat hubungan yang signifikan secara statistik (p<0,05) antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku di Provinsi Jambi cukup baik dan saling mendukung satu sama lain. Pemerintah Provinsi Jambi perlu meningkatkan kemampuan test & tracing sembari menggencarkan edukasi terkait COVID-19 hingga tingkat komunitas terkeci.

Jambi Province is one of the provinces with the lowest recorded Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) cases in Indonesia. However, we cannot say that the low cases are because of the government's efforts to implement the health protocols due to test & tracing rates having not met the World Health Organization standards. Therefore, researchers are interested in researching the level of knowledge, attitudes, and behavior towards COVID-19.
This study uses an observational cross-sectional design. We researched by distributing validated questionnaires online to the residents of Jambi Province. The questionnaire results were analyzed using univariate and bivariate analysis to see the relationship between knowledge and attitudes and behavior towards COVID-19 in Jambi Province. From 398 respondents, the average score for knowledge, attitude, and practice respectively was 9.98 out of a maximum of 12 (SD = 1.54, Range = 0-12), 6.46 out of a maximum of 8 (SD = 1.40, Range = 1.40), and 6.54 out of a maximum of 8 (SD = 1.56, Range = 0-8).
In general, more than half of the respondents scored above the average for each knowledge (70%), attitude (55%), and behavior (59%). There is a statistically significant relationship (p<0.05) between the level of knowledge, attitudes, and behavior. The results of this study show that the level of knowledge, attitudes, and behavior in Jambi Province is good and supports each other. The Jambi Provincial Government needs to improve test & tracing capabilities while intensifying education related to COVID-19 to the smallest community level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Amalia
"Kota Depok menjadi kota dengan jumlah kasus konfirmasi COVID-19 (49.567 kasus) dan kematian kumulatif (920 kematian) tertinggi di Jawa Barat. Para penderita hipertensi harus lebih disiplin menjalankan perilaku pencegahan COVID-19 karena memiliki kemungkinan untuk mengalami perkembangan penyakit COVID-19 yang parah. Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku pencegahan COVID-19 pada penderita hipertensi di Kota Depok Tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional pada penderita hipertensi di Kota Depok, Jawa Barat bulan Agustus-September 2021. Pengumpulan data secara online menggunakan google form. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa dalam skala 100, rata-rata skor untuk tiap variabel adalah pengetahuan sebesar 85,2, sikap sebesar 77,7, dan perilaku pencegahan COVID-19 sebesar 82,4. Separuh dari responden memiliki pengetahuan baik (52,5%), sikap positif (63,9%), dan perilaku pencegahan baik (58,5%). Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,681). Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dan perilaku pencegahan COVID-19 (p-value 0,011) dengan nilai OR: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Separuh responden memiliki pengetahuan yang baik, sikap positif, dan perilaku pencegahan yang baik. Tidak ditemukan adanya hubungan pengetahuan dengan perilaku pencegahan dan terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku pencegahan.

Depok City is the city with the highest number of confirmed cases of COVID-19 (49.567 cases) and cumulative deaths (920 deaths) in West Java. People with hypertension must be more disciplined practice COVID-19 prevention behavior because they are more likely to experience severe COVID-19 disease development. The purpose of this study is to describe knowledge, attitude, and behavior of COVID-19 prevention among hypertension patients in Depok City. This study used a cross-sectional study in patients with hypertension in Depok City, West Java on August-September 2021. Data collected used online survey (google form). The results showed that on a scale of 100, the mean score of knowledge was 85,2, attitude was 77,7, and COVID-19 prevention behavior was 82,4. Half of respondents had a good knowledge (52,5%), positive attitude (63,9%), and good prevention behavior of COVID-19 (58,5%). There was no significant association between knowledge and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,681). There was significant association between attitudes and COVID-19 prevention behavior (p-value 0,011) with OR value: 2,310; 95% CI 1,246-4,281. Half of respondents had a good knowledge, positive attitude, and good preventive behavior. There was no association between knowledge and prevention behavior and there was a association between attitude and preventive behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Dwita Kirana
"Covid-19 merupakan fenomena penyakit menular yang membuat kelompok-kelompok tertentu mengalami kerentanan. Adapun penyakit diabetes yang dikategorikan oleh para ahli kesehatan sebagai komorbid Covid-19, sehingga menjadikannya rentan secara fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan persepsi risiko Covid-19 pada penderita diabetes dalam pencegahan penularan Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data sekunder. Kasus ini menjelaskan bahwa penderita diabetes memiliki pengetahuan Covid-19 mencakup transmisi dan pencegahan penularan. Pengetahuan melalui proses memercayai, yang mana didapat melalui media dan pengalaman. Para penderita diabetes menganggap bahwa Covid-19 sebagai sesuatu yang berbahaya dan berisiko, dalam gejala yang dapat menjadi berat dan risiko kematian. Risiko Covid-19 salah satunya konsekuensi biaya perawatan Covid-19 dan tuntutan isolasi mandiri. Para penderita diabetes menganggap penting mengetahui pencegahan penularan serta risiko yang timbul sehingga tidak mengalami kerugian. Pengetahuan dan persepsi risiko pada penderita diabetes tidak terlepas dari latar belakang sosial budaya dan ekonomi. Pengetahuan menjadi bagian dari pembentukan persepsi dalam melihat risiko.

Covid-19 pandemic is an infectious disease phenomenon that makes some certain communities become vulnerable. Diabetes found of health professionals belongs morbidity group of Covid-19, that makes diabetics physically vulnerable. This research discusses about knowledge and risk perception of Covid-19 among diabetics prevent of Covid-19 transmission. The methods used in this research were in-depth interviews and secondary data collection. This diabetic case explain that diabetics had prevention of transmission knowledge. Knowledge shaped by ways of knowing process which came from media and experience. Covid-19 consider be dangerous and risky by diabetics because the probabilities of getting severe symptoms and death. Some of those risks of Covid-19 is the cost of treatment and self-isolation. It was considered important to have knowledge, transmission, and risks of Covid-19 and diabetes to decrease loss. Knowledge and risk perception are inseparable from socioeconomic background. Knowledge become a part of perceiving risk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Oktavia
"Latar belakang: Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS CoV-2) adalah virus menyebabkan infeksi saluran pernafasan dan memiliki manifestasi klinis ringan sampai berat serta dapat menyebabkan kematian. Tingginya angka morbiditas dan mortalitas akibat infeksi COVID 19 menyebabkan diperlukannya stratifikasi resiko terhadap pasien saat masuk ke rumah sakit serta prediktor terjadinya luaran buruk pada pasien. Tujuan: Mengetahui kemampuan skor mortalitas 4C dan kadar leptin dalam memprediksi luaran buruk pasien COVID 19 terkonfirmasi selama perawatan. Metode: Penelitian ini merupakan kohort prospektif dari 375 pasien COVID-19 yang dirawat di RSUPN Cipto Mangunkusumo sejak November 2020 hingga April 2021. Pasien dilakukan pemeriksaan fisik, CRP, Ureum  serta pemeriksaan kadar leptin saat admisi. Dilakukan analisis multivariat regresi logistik untuk menilai kemampuan skor mortalitas 4C dan leptin untuk memprediksi luaran buruk komposit yang mencakup ARDS dan mortalitas. Analisis korelasi dan regresi linier dengan STATA 15. Hasil: Dari analisis data pada 375 pasien didapatkan skor mortalitas 4C dapat memprediksi luaran buruk pasien COVID 19 selama rawat inap dengan area under curve (AUC) 0,68 (IK 0,61-0,75) dan titik potong skor mortalitas 4C adalah 6. Dari analisis multivariat didapatkan leptin tidak dapat memprediksi luaran buruk pasien COVID 19 selama rawat inap dengan area under curve (AUC) 0,52 (IK 0,44-0,60). Kesimpulan: Skor mortalitas 4C mampu memprediksi luaran buruk pasien COVID 19 terkonfirmasi selama perawatan sedangkan leptin tidak mampu menjadi prediktor luaran buruk pasien COVID 19 selama perawatan.

Background:  The high morbidity and mortality rates due to COVID-19 infection require risk stratification for patients when admitted to the hospital as well as predictors of poor patient outcomes. While obesity has been reported to be associated with poor outcomes, the role of leptin, a proinflammatory cytokines released by the adipose tissue, has never been assessed. Objective: To determine the ability of the leptin levels and 4C mortality score to predict poor outcomes in confirmed COVID-19 patients. Method: This study is a prospective cohort of 375 COVID-19 patients treated at Cipto Mangunkusumo National Referal Hospital from November 2020 to April 2021, as part of the CARAMEL study. Subjects who were 18 years old and above and had confirmed COVID-19 status through COVID-19 polymerase chain reaction (PCR) from oropharyngeal swabs were included. Subjects when admitted to the hospital required non-invasive ventilation, mechanical ventilation, ECMO and those who refused to participate in the study were excluded. A multivariate logistic regression analysis was performed to assess the ability of the 4C mortality score and leptin to predict composite adverse outcomes, including ARDS and mortality. Results: Our study observed that while the 4C mortality score could predict poor outcomes for COVID-19 patients during hospitalization with an AUC of 0.68 (CI 0.61-0.75), leptin levels could not predict poor outcomes [(AUC of 0.52 (CI 0.44-0.60)]. Conclusion: Leptin levels were not associated with the development of poor outcomes in hospitalised Covid-19 patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Miriam Ratna Pratamasari
"Latar Belakang: Tingkat penularan infeksi COVID-19 yang tinggi serta morbiditas yang dapat fatal pada kasus tertentu. Kondisi tersebut dapat memengaruhi tingkat kecemasan atau ansietas tenaga kesehatan (nakes) terhadap penularan infeksi COVID-19 dari pasien ke nakes atau nakes ke nakes. Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi risiko transmisi COVID-19. Pengetahuan yang dimiliki tenaga kesehatan tentang COVID-19 dapat memengaruhi sikap dan perilaku mereka dalam menangani pasien COVID-19 yang merupakan peran penting dalam pencegahan transmisi COVID-19.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku nakes yang menangani ibu hamil dengan dugaan atau terkonfirmasi COVID-19 di rumah sakit di Jakarta
Metode: Studi deskritptif potong lintang di RSUP Persahabatan, RS CiptoMangunkusum (RSCM), RS Fatmawati pada April 2021 – Juni 2022. Data diambil secara daring dengan google form. Analisa bivariat dilakukan untuk menentukan hubungan antara pengetahuan, sikap, perilaku terhadap COVID-19 dengan chi-square.
Hasil : Hasil pengetahuan responden terkait standard precaution, pengetahuan responden tentang COVID-19 secara umum dan penanganan pasien COVID-19 tergolong dalam kategori baik (99,8%, 66%, 56,7). Sikap responden terhadap transmisi COVID-19 di rumah sakit dan pandemi COVID-19 baik (79,4%, 89,2%). Analisa bivariat hubungan pengetahuan tentang COVID-19 secara umum dengan sikap terhadap transmisi COVID-19 di RS menunjukkan hasil bermakna signifikan (OR= 2,06, 95 % CI = 1,01 – 4,17, p = 0,043).
Kesimpulan : Pengetahuan, sikap dan perilaku petugas kesehatan tergolong baik. Pengetahuan tenaga kesehatan tentang COVID-19 secara umum berhubungan dengan sikap terhadap transmisi COVID-19 di rumah sakit. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dan pekerjaan dengan pengetahuan COVID-19 secara umum.

Background: COVID-19 is caused by a novel coronavirus, severe acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2), which discovered in China in 2019 and announced as global pandemic in March 2020. Healthcare worker’s knowledge about COVID-19 can influence their attitude and behavior in dealing with COVID-19 patients, which plays an important role in preventing the transmission of COVID-19.
Objective : To determine the level of knowledge, attitudes, and behavior of health workers who treat pregnant women with COVID-19 at hospitals in Jakarta
Methods : This was a cross-sectional descriptive study at Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Persahabatan General Hospital, and Fatmawati General Hospital within April 2021 – June 2022. We conducted online survey using google form. Bivariate analysis was used to determine association between knowledge, attitude, and practice towards COVID-19 by chi square method.
Results: The knowledge regarding standard precautions, COVID-19 in general and the handling of COVID-19 patients were good (99.8%, 66%, 56.7). Respondents' attitudes towards COVID-19 transmission in hospitals and COVID-19 pandemic were good (79.4%, 89.2%). Respondents' behavior when handling COVID-19 were good (90.2%). Bivariate analysis between knowledge about COVID-19 in general and attitudes towards COVID-19 transmission in hospitals showed significant results (OR = 2.06, 95% CI = 1.01 – 4.17, p = 0.043).
Conclusion : Overall healthcare worker’s knowledge, attitude, and were good. Knowledge of health workers about COVID-19 is associated to attitudes towards the transmission of COVID-19 in hospitals. There is a association between the level of education and job to general knowledge of COVID-19
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Nofria Rizki Amalia
"Pandemi Coronavirus disease-19 (COVID-19) telah secara drastis mempengaruhi kesehatan global. Salah satu komplikasi COVID-19 yang berbahaya adalah pneumonia. Berbagai jenis antibiotik telah digunakan untuk pencegahan dan pengobatan pneumonia pada pasien COVID-19. Pemberian antibiotik yang tidak sesuai dapat memicu resistensi antibiotik sehingga berdampak pada peningkatan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kesesuaian pemberian antibiotik berdasarkan diagram alir Gyssen terhadap luaran klinis pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan pneumonia. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional. Sampel penelitian adalah 72 pasien rawat inap yang mendapat diagnosis COVID-19 terkonfimasi dan pneumonia di RSUP Fatmawati Jakarta pada periode Maret hingga Desember 2020 yang memenuhi kriteria inklusi. Pasien terkonfirmasi COVID-19 dengan pneumonia memiliki rerata usia 53,13 ± 12,61 tahun. Pasien dengan derajat penyakit COVID-19 berat atau kritis (66,7%) lebih banyak dibandingkan non-berat (33,3%). Jumlah pasien meninggal yang dilaporkan dalam penelitian ini adalah 36 (50%). Berdasarkan evaluasi antibiotik menggunakan diagram alir Gyssen diperoleh hasil sejumlah 11 dari 72 (15,3%) pasien menggunakan regimen antibiotik yang tidak sesuai. Karakteristik ketidaksesuaian antibiotik, meliputi: ketidaktepatan pemilihan antibiotik (2,8%) dan durasi antibiotik (12,5%). Kesesuaian pemberian antibiotik berdasarkan diagram alir Gyssen tidak berpengaruh secara bermakna terhadap luaran klinis pasien terkonfirmasi COVID-19 dan pneumonia.

The COVID-19 pandemic affected global health drastically. COVID-19 becomes more dangerous if pneumonia attacks COVID-19 patients as a complication. Numerous types of antibiotics were used for the prevention and treatment of pneumonia in COVID-19 patients. Inappropriate administration of antibiotics caused antibiotic resistance and influenced patient mortality. This research aims to analyze the effect of appropriate antibiotics administration according to Gyssen flowchart on clinical outcomes of confirmed COVID-19 patients with pneumonia. This research was conducted using a cross-sectional design. A total of 72 COVID-19 confirmed inpatients with pneumonia diagnosis from March to December 2020 at Fatmawati Hospital Jakarta whose met inclusion criteria were included in our study. The mean age of all patients was 53.13 ± 12.61 years. The percentage of critical or severe ill patients (66.7%) was higher than those who were having noncritical diseases (33.3%). 36 (50%) death were reported in our patient population. 11/72 (15.3%) antibiotic regimens were found to be inappropriate. Characteristics of inappropriate antibiotics included: incorrect choice (2.8%) and duration of antibiotics (12.5%). We conclude that appropriate administration of antibiotics based on the gyssen flowchart was not significantly associated with the clinical outcomes of confirmed COVID-19 with pneumonia patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni Retno Miranti
"Latar belakang: Anemia masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan masyarakat, khususnya adalah berkaitan dengan permasalahan gizi. Berdasarkan data tahun 2018, prevalensi anemia remaja putri di Jawa Barat adalah 41,93%. Anemia remaja putri di tingkat provinsi Jawa Barat masuk ke dalam kategori berat (≥40%). Menurut data dari Profil Kesehatan Kota Depok tahun 2017 menyebutkan sebesar 34,5% remaja putri di Kota Depok mengalami anemia.
Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap terhadap upaya pencegahan anemia yang dilakukan oleh remaja putri di Kota Depok tahun 2022.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan metode kuantitatif serta menggunakan data primer yang dikumpulkan oleh 520 responden.
Hasil: Sebagian besar responden memiliki pengetahuan dan sikap yang baik, sedangkan sebagian responden memiliki perilaku yang kurang baik terhadap perilaku pencegahan anemia. Pengetahuan tentang penyebab anemia dan upaya pencegahannya memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku konsumsi makanan sedangkan pengetahuan dasar, gejala dan tanda, penyebab, dan pencegahan anemia memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku konsumsi TTD. Semua variabel sikap juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan anemia.
Kesimpulan: Sebagian besar remaja putri telah memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap upaya pencegahan anemia, namun sebagian besar remaja putri masih memiliki perilaku yang kurang baik terhadap perilaku pencegahan anemia.

Background: anemia is still the one of public health problems, especially it related to nutritional problem. Basen on 2018 data, the prevalence of anemia among adolescent female in west java is 41,93%. Anemia among adolescent female at provincial level in west java is in the severe category. According to data from Depok City Health Profile 2017, 34,5% adolescent female in Depok city are anemia.
Objective: the purpose of this study is to describe knowledge and attitude toward anemia prevention by adolescent female in Depok City in 2022.
Methods: this study using cross sectional design with quantitative methods and use primary data collected by 520 respondents.
Results: most of respondents have good knowledge and attitude. But most of respondents have poor attitudes towards anemia prevention behavior. Knowledge about causes of anemia and it’s prevention efforts have a significant relationship with food consumption behavior while basic knowledge, symptoms and signs, causes, prevention of anemia have a significant relationship with the consumption behavior of iron supplementation. All attitude variables also have a significant relationship with anemia prevention behavior.
Conclusion: most adolescent female have good knowledge and attitude toward anemia prevention, but most adolescent female still have poor behavior toward anemia prevention behavior.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>