Ditemukan 197668 dokumen yang sesuai dengan query
Siagian, Joel Joachim
"Kepemilikan serta kelayakan rumah telah menjadi isu krusial yang dihadapi bagi setiap negara. Indonesia merupakan salah satu negara dengan isu kepemilikan dan hunian layak yang rendah, terutama bagi generasi milenial yang memiliki proporsi terbesar dari total keseluruhan penduduk dan kelompok usia produktif. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk meneliti determinan dari kepemilikan rumah dan pilihan hunian berdasarkan kelayakan rumah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan data sekunder dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) KOR 2019. Dalam melihat pilihan hunian dari segi kepemilikan rumah dan kelayakan hunian, studi ini menggunakan metode regresi logistik dan logistik multinomial dengan melihat hubungan kepemilikan rumah dan kelayakan hunian terhadap faktor sosioekonomi seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, tingkat pendapatan, status tenaga kerja, jumlah tanggungan, jenis kelamin, kepemilikan asuransi, dan lokasi tempat tinggal. Ditemukan bahwa generasi milenial terbukti memiliki probabilitas yang lebih rendah untuk memiliki rumah dibandingkan generasi sebelumnya, sehingga memiliki tendensi untuk menyewa. Perbedaan antara kesempatan generasi milenial dengan generasi sebelumnya terletak pada status pernikahan dan tingkat pendidikan. Walaupun memiliki tendensi untuk menyewa, namun generasi milenial dari setiap tingkat kelompok pendapatan masih terdapat hubungan positif terhadap probabilitas tinggal di hunian formal. Temuan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi pembuat kebijakan serta memperdalam literatur akan perumahan di Indonesia.
Homeownership and adequate housing have been an important issue faced by many countries. Indonesia particularly is still facing low rate of ownership and adequate housing, especially in millennials. Therefore, this study aims to analyze millennials’ determinants of the tenure choice based on home ownership and housing formality. The main source of information is National Socio-economic Survey (SUSENAS) 2019. Logistic and Multinomial Logistic model are used to test the household’s tenure choice taking socioeconomic factors such as educational attainment, marital status, income, work status, dependant count, gender, health insurance ownership, and location. The study found that millennials have lower probability of owning a house than the previous generations, thus tend to rent. The difference between millennials and previous generations preference lies in the shift of characteristics, especially in terms of education and marriage. The study also found that millennials in every income group tend to live in adequate housing, and that rental housing provides a good option. The study’s findings can be used as recommendations for policymakers and deepen Indonesia’s literature on housing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhamad Amik Bahrul Ulum
"Evaluasi ini dilakukan untuk menilai kemampuan Yayasan Madani Berkelanjutan dalam melakukan riset disektor kelapa sawit. Yayasan Madani sebagai sebuah lembaga swadaya masyarakat yang fokus terhadap isu tata kelola hutan dan lahan, memiliki berbagai program untuk memengaruhi kebijakan pemerintah. Akan tetapi, dalam program-programnya Yayasan Madani cenderung hanya menggunakan data-data skunder ditingkat daerah dan nasional, sedangkan sejatinya dalam pembuatan kebijakan juga membutuhkan data ditingkat masyarakat agar kebijakan yang disusun sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dalam tulisan ini, penulis menawarkan sebuah kerangka yang dapat digunakan untuk melakukan riset guna mendapatkan data dilevel masyarakat. Evaluasi ini menggunakan analisis strength, weakness, opportunity, dan threat serta dalam pengumpulan datanya menggunakan metode observasi yang diengkapi dan dipertajam dengan metode wawancara terhadap 3 informan. Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan, diketahui bahwa Yayasan Madani kurang mampu untuk mengimplementasikan kerangka yang ditawarkan. Dari segi sumber daya manusia, anggota Yayasan Madani terbatas dalam bidang penelitian lapangan, dari segi penggunaan jenis data sejauh ini Yayasan Madani cenderung hanya menggunakan data-data angka ditingkat daerah dan nasional, dan dari segi anggaran juga Yayasan Madani tidak mengalokasikan anggaran untuk keperluan penelitian lapangan. Dengan demikian, penulis merekomendasikan Yayasan Madani untuk dapat mengkombinaskan penggunaan data angka dan data narasi dalam program, hal ini bertujuan agar alternatif kebijakan yang diberikan ke pemerintah daerah lebih detail dan sesuai fakta dilapangan. Penulis juga merekomendasikan agar memberikan pembakalan kepada para anggota untuk mendukung penggunaan data yang lebih variatif dalam program.
This evaluation conducted to assess the ability of the Madani Foundation to researching the palm oil sector. Madani Foundation is a non-governmental organization that focuses on issues of forest and land governance. Have various programs to influence government policy. However, in its programs, the Madani Foundation only uses secondary data at the regional and national levels, while in policymaking it also requires data at the society level so that the policies formulated are by community needs. In this paper, the authors offer a framework that can use for research to obtain data at the society level. This evaluation uses the analysis of strengths, weaknesses, opportunities, and threats. The Data collected by using the observation method that is complemented and sharpened by the interview method of 3 informants. Based on the evaluation that has done, known the Madani Foundation is less able to implement the framework that offered. In terms of human resources, members of the Madani Foundation are limited in the field of field research, in terms of the use of data types so far the Madani Foundation tends only use numerical data at the regional and national levels, and in terms of the budget also the Madani Foundation does not allocate a budget for field research purposes. Thus, the authors recommend the Madani Foundation to be able to combine the use of numerical and narrative data in the program. The author also recommends providing upgrading skills for all members to support the use of more varied data in the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bogor: Pusat Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan - Departemen Kehutanan, 2003
JSOSEK 6:1 (2009)
Majalah, Jurnal, Buletin Universitas Indonesia Library
Ratnawati
"
ABSTRAKPengendalian risiko preeklampsia dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap perilaku hidup sehat sesuai status sosial ekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku hidup sehat pada ibu preeklampsia. Penelitian deskriptif korelasi ini meneliti 107 ibu preeklampsia di ruang postpartum. Pengambilan data dengan kuesioner terbimbing dengan analisis Chi square. Ibu preeklampsia mayoritas memiliki status sosial ekonomi menengah ke bawah (77,6%) dengan perilaku hidup tidak sehat 60,7%. Terdapat hubungan antara status sosial ekonomi dengan perilaku hidup sehat (p value = 0,00). Hubungan antara status sosial ekonomi dan perilaku hidup sehat dipengaruhi oleh usia, kegemukan dan paritas (OR = 5,53, IK 95% = 1,87-16,38). Pelayanan kesehatan perlu memperhatikan status sosial ekonomi dan perilaku hidup sehat secara umum dalam melakukan perawatan ibu hamil dan melakukan deteksi dini preeklampsia pada ibu hamil primipara, berusia lebih dari 35 tahun dan mengalami kegemukan.
ABSTRACTThe risk of preeclampsia can be controlled by modifying the healthy lifestyle behaviors appropriate to the socio-economic status. This study aimed to determine the correlation between socio-economic status and healthy lifestyle behaviors of preeclampsia mothers. This descriptive correlational research examined 107 preeclampsia mothers in the postpartum ward. Data were collected using a guided questionnaire and analyzed by Chi-square analysis. The majority of preeclampsia mothers have middle to lower socioeconomic status (77.6%) with unhealthy lifestyle 60.7%. There was a correlation between socio-economic status and healthy lifestyle behaviors (p value = 0.00). The correlation between socioeconomic status and healthy lifestyle behaviors was influenced by age, obesity, and parity (OR = 5.53, 95% CI = 1.87-16.38). Health services need to consider the general socio-economic status and healthy lifestyle behaviors in caring pregnant women and performing the early detection of preeclampsia in primiparous pregnant women, over 35 years old and overweight."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45329
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Maharani Nurhayati
"Penelitian ini membahas dinamika kehidupan sosial-ekonomi tenaga kerja PAUD pada PAUD Calistung waralaba sebelum dan saat pandemi COVID-19 berlangsung. Para pengajar PAUD waralaba terikat pada situasi kerja yang fleksibel dan tidak aman, sehingga mereka menghadapi pilihan untuk bertahan setiap harinya. Di tengah kesadaran akan kondisi prekariat (prekaritas) dan kondisi ekonomi yang diambang cukup, pengajar memilih untuk bertahan dengan mengembangkan strategi kreatif melalui tindakan sehari-hari, kerahasiaan, negosiasi, dan pembatasan sosial. Pada kasus pengajar PAUD waralaba, penelitian ini menyelaraskan konsep prekariat dan resistensi. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pengajar PAUD waralaba mampu bertahan dalam kondisi prekaritas yang dialami sebelum dan saat pandemi COVID-19 dengan melakukan tindakan menentang peraturan yang bertujuan melangsungkan kehidupan. Kajian ini dilakukan dengan metode etnografi meliputi observasi dan wawancara mendalam. Penelitian ini melibatkan enam informan, yakni; satu orang Kepala Unit (KU) PAUD, satu orang asisten KU sekaligus pengajar PAUD, dan empat pengajar PAUD Calistung Cawang. Bentuk pengoperasian waralaba PAUD menciptakan lingkungan kerja yang penuh akan ketidakamanan dan ketidakpastian. Tindakan perlawanan dalam bentuk strategi bertahan bukannya untuk mengubah suatu keadaan tertentu, melainkan untuk menciptakan ‘keamanan’ versi kelompok pengajar PAUD dan melanggengkan sistem sosial yang sudah ada.
This study will discuss about the dynamics of the socio-economic life of PAUD workers at franchised PAUD Calistung at the time before and during COVID-19 pandemic. Franchise early childhood educators are tied with flexible and insecure work situations, so every day they faced choices to survive. In conscious of precariat conditions (precarity), an adequately economic condition, which teacher choose to survive by developing creative strategies through daily actions, secrecy, negotiation, and social restrictions. In the case of franchised PAUD teachers, this study harmonizes the concepts of precariat and resistance. The results of this study reveals that franchised PAUD teachers are able to survive in the precarious conditions before and during pandemic COVID-19 by taking actions against regulations to living life. This research was conducted using ethnographic methods including observation and in-depth interviews. This study involved six informants involving one PAUD owners called The Head of Unit (KU), One KU assistant who is also a teacher, and four regular PAUD teachers. The form of operation of the franchise PAUD creates a insecurity and flexibility work environment. The action of resistance in the form of a survival strategy is supposed not to change a certain circumstance, but to create a version of ‘security’ for the groups of PAUD teachers and to perpetuate the social system."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Schumacher, E.F. (Ernst Friedrich)
Jakarta: LP3ES, 1985
330.9 SCH st
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"many people hope to improve their own or their children's life abandon their own country and move to other places. One of the basic discussions in social sciences is the problem of the immigrant's intergration in the new place and the problem of how they can adopt themselves to the new environmental and cultural circumstances. Being an alien to the new cultural principles and values cause various behavioral and mental consequences for the immigrants. Nowadays, this has become a serious problem in many societies and has changed from a social phenomenon to a social problem. This study aims to explain and explore those factors which affecting mental health of migrants who were living in Islam Abad (West of Iran) under the time the research. data were collected through structured questionnaire from 600 migrants who were selected randomly. To test the hypotheses, Pearson correlation coefficient and analysis of variance were used. Multiple regression and path analysis were used to assess the research model. According tp the research findings, there is a significant relationship between the immigrants mental health and social capital (r=0 .73), coping strategies ( r=0 .65), and acculturation stress (r=0 .61). Regression results show that the five variables: social capital, social class, coping strategies, acculturation stress and maritas status have had significant effects on mental health. They have explained 75 percent of the changes in mental health (R2=0 .75). It should be mentioned that social capital has directly and most causal effect on mental health and income has indirectly and most causal effect on mental health. A high degreeof mental health among the immigrants is a result of an increase in the amount of social capital."
JOPOPUL
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Rozy Munir
Jakarta: Bina Aksara, 1986
363.9 ROZ p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Toto Sugiarto
"Disertasi ini menelaah sistem ideologi khas bangsa Indonesia, yaitu Sosio-Demokrasi Pancasila. Sistem ideologi sosio-demokrasi Pancasila dicita-citakan untuk menciptakan masyarakat Indonesia yang sejahtera dan berkeadilan sosial. Realitas di tengah masyarakat sekarang, ada ketimpangan sosial dan jurang yang tajam antara yang miskin dan yang kaya. Penyebabnya adalah bangsa ini belum mempraktekan secara sempurna sistem sosio-demokrasi Pancasila sebagai yang digagas oleh para Bapak Pendiri Bangsa. Karena itu diperlukan upaya untuk menggali kembali nilai-nilai luhur yang terkandung dalam sistem sosio-demokrasi Pancasila. Penggalian ini, setidaknya, untuk mencapai dua tujuan. Pertama, mengkaji asumsi-asumsi terkait demokrasi khas Indonesia yang menurut Sukarno mencari keberesan politik dan ekonomi, keberesan negeri dan keberesan rezeki. Artinya, menurut Sukarno sosio-demokrasi ini bisa menghasilkan kesejahteraan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sosio-demokrasi itu sendiri, seperti juga demokrasi liberal, adalah sistem yang dapat terjadi pembaruan di dalamnya, adaptasi dengan kehendak zaman. Kedua, melakukan penafsiran terhadap sosio-demokrasi dan asumsi-asumsi di dalam konsep sosio-demokrasi tersebut. Teks ditafsirkan dengan mengikutsertakan horison penulis. Konsep-konsep sosio-demokrasi yang lahir di era awal kemerdekaan Republik Indonesia ditafsirkan ulang di era sekarang ini. Dengan menggunakan metode hermeneutika Gadamer, peneliti menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip dalam sosio-demokrasi Pancasila dapat menciptakan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
This dissertation examines the typical ideological system of the Indonesian nation, namely the socio-democracy of the Pancasila. The ideological system of Socio-democracy of Pancasila aspires to create a prosperous and socially just Indonesian society. The reality in today's society is that there is social inequality and a sharp gap between the poor and the rich. The reason is that this nation has not perfectly practiced the Pancasila socio-democratic system as initiated by the Founding Fathers. Because of this, efforts are needed to exhume the noble values embodied in the Pancasila socio-democratic system. This excavation, at least, to achieve two goals. First, it examines assumptions related to typical Indonesian democracy which, according to Sukarno, seeks political and economic order, state order and livelihood order. This means, according to Sukarno, this socio-democracy can produce socially just welfare for all Indonesian people. Socio-democracy itself, like liberal democracy, is a system that can be reformed within, adapting to the will of the times. Second, interpreting socio-democracy and the assumptions in the socio-democratic concept. The text is interpreted by including the author's horizon. The concepts of socio-democracy that were born in the early era of the independence of the Republic of Indonesia are reinterpreted in the current era. Using Gadamer's hermeneutic method, the researcher concludes that the principles of Pancasila socio-democracy can create social welfare and justice for all Indonesian people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Azmi Zain
"Skripsi ini mengkaji tentang faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi keputusan perempuan menikah untuk bekerja dalam lima kelompok umur (seluruh wanita menikah dalam usia kerja, 15-24, 25-35, 36-45, dan 46-60 tahun). Studi ini menemukan bahwa pendidikan dan upah suami secara signifikan mempengaruhi kemungkinan perempuan menikah di Indonesia untuk memasuki angkatan kerja. Determinan lain seperti jumlah anak dan umur memiliki korelasi yang tidak signifikan terhadap probabilitas partisipasi angkatan kerja. Selanjutnya, beberapa tahan dalam teori family life cycle terjadi di Indonesia yang mempengaruhi faktor sosial ekonomi. Penelitian ini juga memberikan informasi mengenai ketimpangan dan permasalahan budaya terkait pernikahan pada usia kerja dini untuk penelitian selanjutnya guna meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan.
This undergraduate thesis examines the socio-economic factors that affect married women’s decision to work within five age groups (working age, 15-24, 25-35, 36-45, and 46-60). The study finds that education and husband’s wage significantly impact the likelihood of married women in Indonesia to enter the labor force. Other determinants such as number of children and age have insignificant correlation to probability of labor force participation. Furthermore, family life cycle theory occurs at some stages in Indonesia that affects the socio-economic factors. This research also provides information regarding inequality and cultural problems regarding marriage at the earliest of working age for further research to increase women’s labor force participation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library