Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78826 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mazaya Intan Kusuma
"Luka merupakan kerusakan struktur ataupun integritas kulit yang dapat terjadi dalam berbagai tingkat keparahan. Luka dapat berkembang dari akut menjadi kronis. Upaya pencegahan luka akut menjadi luka kronis yaitu dengan melakukan perawatan luka yang sesuai. Perawatan luka telah banyak berkembang, persepsi positif dari masyarakat dapat mendukung berkembangnya praktik mandiri perawatan luka oleh perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana persepsi masyarakat terhadap praktik mandiri perawatan luka oleh perawat. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan teknik pengambilan sampel cluster random sampling berjumlah 432 responden yang terdiri atas orang dewasa yang berdomisili di Kota Depok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap praktik mandiri perawatan luka oleh perawat adalah positif. Persepsi positif dari masyarakat dapat meningkatkan kepuasan masyarakat dan menjadi promosi bagi pelayanan perawatan luka oleh perawat.

Wounds are damage to the structure or integrity of the skin that can occur in various degrees of severity. Wounds can become more severe from acute to chronic. Efforts to prevent acute wounds from becoming chronic wounds are by performing appropriate wound care. Wound care has developed a lot, positive perceptions from the community can support the development of independent wound care practices by nurses. This study aims to get an idea of how the public's perception of the independent practice of wound care by nurses. This study used a descriptive design with a cluster random sampling technique totalling 432 respondents consisting of adults who live in the city of Depok. The results of this study indicate that the public's perception of the independent practice of wound care by nurses is positive. Positive perceptions from the community can increase community satisfaction and become a promotion for wound care services by nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Darmayanti
"ABSTRAK
Luka kaki diabetik adalah komplikasi diabetes mellitus DM yang dapatmengakibatkan amputasi ekstremitas bawah. Pengetahuan tentang perawatan lukakaki diabetik berkaitan erat dengan keterampilan perawat dalam melakukanperawatan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuanperawat tentang perawatan luka kaki diabetik di Kota Depok. Penelitian inimenggunakan consecutive sampling sebanyak 102 responden dari tiga rumah sakittipe C di Kota Depok. Penelitian menggunakan kuesioner Nurses rsquo; KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM-DFU yang terdiri dari 40 pertanyaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagianbesar 92,2 perawat memiliki tingkat pengetahuan kurang dan sisanya memilikitingkat pengetahuan cukup. Hasil penelitian merekomendasikan perawat untuksecara aktif mengikuti pelatihan dan mencari informasi mengenai perawatan lukakaki diabetik. Selain itu, institusi layanan keperawatan dapat menyusun kebijakanberkaitan dengan upaya peningkatan pengetahuan perawat.

ABSTRACT
Diabetic foot wound is a complication of diabetes mellitus DM that can causeamputation of lower extremity. Nurses rsquo knowledge about diabetic foot woundcare is related to nurses rsquo wound care practice. This study aimed to identify thelevel of nurses rsquo knowledge regarding diabetic foot wound care in Depok. A totalsample of 102 nurses from three general hospitals of type C were involved byusing consecutive sampling method. Data was collected using Nurses rsquo KnowledgeRegarding Prevention and Management of Diabetic Foot Ulcer NKPM DFU questionnaire consisting of 40 question items. The result showed that the majorityof participants 92,2 have low level of knowledge regarding diabetic footwound care. This study recommends nurses to apply for wound care training andactively look up latest information about diabetic wound care. It is alsorecommended that the nursing service institutions consider establishing somepolicies in an effort to optimize nurses rsquo knowledge."
2015
S70105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Maryati
"Pasien yang dirawat diruang perawatan intensif banyak terpasang alat-alat invasif yang dapat membuat pasien merasa tidak nyaman, nyeri dan kadang gelisah. Kolaborasi pemberian sedasi merupakan salah satu intervensi yang dapat memberikan rasa nyaman. Perawat berperan penting dalam pemantauan sedasi sehingga perlu paham terkait manajemen sedasi di ruang rawat intensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan perawat dengan praktik pemberian sedasi di ruang intensif di salah satu rumah sakit rumah sakit tipe A di Jakarta. Metode yang digunakan adalah cross sectional study dengan 80 responden, alat ukur yang digunakan adalah Nurses Knowledge of Sedatives, Sedation Assessment and Management Questionnaire dan Nurses Sedation Practice Scale Questionnaire. Hasil analisis one way anova menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada rata-rata praktik pemberian sedasi oleh perawat menurut tingkat pengetahuan perawat dengan p Value = 0,000. Penelitian ini merekomendasikan bahwa peningkatan pengetahuan perawat dapat dilakukan melalui program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan terkait pengkajian dan manajemen sedasi.

Patients who are treated in intensive care unit are predominantly equipped by invasive devices which initiate discomfort, pain and restlessness to the patients. Collaboration in offering sedation is one of the intervention that can provide a feeling of comfort. Nurses play an important role in monitoring sedation hence they need to understand the sedation management in the intensive care unit. This study aimed to determine the correlation of nurses' knowledge with the practice of providing sedation in the intensive care unit in a type A hospital in Jakarta. The research methodology used a cross sectional study with 80 respondents and used the Nurses Knowledge of Sedatives, Sedation Assessment and Management Questionnaire and Nurses Sedation Practice Scale Questionnaire. The results of the one way anova analysis showed that there was a significant difference in the average sedation practice by nurses according to the level of knowledge of nurses with p Value = 0.000. This study recommends that increasing the knowledge of nurses can be done through education and training programs that aims to increase the knowledge related to sedation assessments and managements."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Kurniawan Rizal
"ABSTRAK
Metode perawatan luka berkembang dari metode konvensional ke metode perawatan luka modern dressing. Perawatan luka dengan menggunakan modern dressing memiliki lebih banyak manfaat dibanding dengan menggunakan balutan konvensional. Modern dressing sangat baik digunakan untuk balutan luka kronik dikarenakan dapat mempercepat proses penyembuhan luka pasien. Namun, tidak semua perawat mengetahui modern dressing ini. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka, seperti faktor pengetahuan, pelatihan, kebijakan RS, SOP ruangan, akses, usia, tingkat pendidikan, dan rekomendasi dokter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Metode penelitian yang digunakan adalah simple random sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Chi-Square. Penelitian ini dilakukan di RSUP Persahabatan dengan jumlah sampel 82 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan, SOP ruangan, dan pelatihan mempengaruhi perawat dalam menggunakan modern dressing untuk perawatan luka. Hasil ini dapat memberikan manfaat bagi pelayanan keperawatan terkait penggunaan modern dressing sebagai balutan luka pasien.

ABSTRACT
Wound care methods progress from conventional methods to modern methods of wound care dressings. Using modern dressing has more benefits compared with using conventional dressings. Modern dressings very usefull for chronic wound because it can accelerate wound healing process of patients. However, not all nurses knowing about benefits of modern dressing. There are several factors that influence nurses in the use of modern dressing for wound care, as a factor of knowledge, training, hospital policies, SOP rooms, access, age, educational level, and the doctor's recommendation. The purpose of this study is to determine the factors that influence nurses in the use of modern dressings for wound care. The method of this study using simple random sampling. This study data was tested by Chi-Square test. This study was conducted in Persahabatan Hospital with total sample of 82 people. The results showed that knowledge, SOP room and training affect nurses in the use of modern dressing for wound care. This results can give benefits for nursing care about using modern dressing as wound dressing patients."
2016
S65123
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya
"ABSTRAK
Permasalahan luka kanker bukan hanya permasalahan fisik namun psikososial. Perawatan luka kanker yang benar akan mengatasi permasalahan fisik dan psikologis sehingga meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, pengalaman yang membentuk persepsi pasien luka kanker dalam menjalani perawatan luka. Desain penelitian adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada delapan partisipan. Pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan catatan lapangan. Analisa data menggunakan metode Collaizi. Ditemukan enam tema yaitu 1 literasi kesehatan yang tidak adekuat dan informasi negatif mengarahkan pengambilan keputusan perawatan luka, 2 penurunan kemampuan aktifitas dan tidur akibat nyeri, bau dan perdarahan pada luka, 3 distress sosial akibat anggapan negatif masyarakat, 4 intuisi dan sumber informasi informal mempengaruhi bahan dan cara perawatan luka, 5 ketergantungan perawatan luka pada keluarga karena keterbatasan sumber daya dan 6 mampu beraktifitas normal sebagai tujuan perawatan luka. Hasil penelitian diharapkan menjadi bahan pemikiran bagi perawat dalam melakukan pendekatan dan pengkajian perawatan luka kanker.Kata kunci : Persepsi, Pengetahuan, Pengalaman, Luka Kanker, Perawatan luka.

ABSTRACT
Wound cancer involves physical and psychosocial problems. The proper wound care will overcome the physical and psychological problems so it will improve the quality of life. The purpose of this study was to explore the knowledge, experience and perceptions of cancer patients undergoing wound care. This is a qualitative study with phenomenological approach involving eight participants. In depth interviews and field notes were used to collect the data and analyzed with Collaizi rsquo s method. The result found six themes 1 inadequate health literacy and negative information influence the decision making of wound care, 2 decrease of activity and sleep due to pain, odor and bleeding of the wound, 3 social distress due to the negative perception of society, 4 intuition and informal sources of information affects the instrument and technique of wound care, 5 family dependence on wound care because of limited resources, and 6 wound healing and capable of normal activity as wound care purposes. This study can be used as a perspective in caring patients with wound cancerKeywords Perception, Knowledge, Experience, Wound cancer, Wound care"
2015
T47128
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Valentine
"Lansia merupakan suatu kelompok usia yang seringkali merasakan dampak dari penuaan. Salah satunya yaitu lebih lamanya penyembuhan luka pada lansia dan jika tidak ditangani dengan tepat, maka luka akut bisa menjadi luka kronik. Di lain sisi, sejak dahulu, madu telah digunakan untuk merawat luka karena memiliki sifat antimikroba, anti inflamasi, dan debridement luka yang membantu proses penyembuhan luka. Bahkan jika dibandingkan dengan antibakteri lain, perawatan luka dengan madu dapat mempercepat penyembuhan luka lebih baik dari yang lain. Oleh karena itu, pengembangan tatalaksana berbasis bukti dalam melakukan perawatan luka menggunakan madu dilakukan untuk mendukung proses penyembuhan luka dan meningkatkan kenyamanan lansia. Dalam karya ilmiah ini, perawatan luka dengan madu menghasilkan peningkatan penyembuhan luka dan pengurangan kualitas nyeri pada lansia setelah dua minggu intervensi. Hasil ini dibuktikan dengan adanya penurunan skala Bates-Jensen Wound Assessment Tool dan Visual Analog Scale serta Numeric Rate Scale setelah perawatan dua minggu. Skala BWAT klien dari 30 menjadi 15, nilai VAS 2 dan Numeric Rating Scale 3 (nyeri ringan) menjadi 0 atau tidak nyeri. Setiap intervensi dilakukan sehari sekali selama 5-10 menit. Kesimpulannya, setelah dilakukan intervensi, terdapat penyembuhan luka diamati dengan tidak adanya jaringan nekrotik, pus, dan adanya jaringan granulasi yang menutupi keseluruhan luka.

The elderly are an age group that often feel the impact of aging. One of them is the longer healing time of wounds in the elderly and if not treated properly, then acute wounds can become chronic wounds. On the other hand, honey has long been used to treat wounds as it has antimicrobial, anti-inflammatory, and wound debridement properties that help the wound healing process. Even when compared to other antibacterials, wound treatment with honey can accelerate wound healing better than others. Therefore, the development of evidence-based management in performing wound care using honey is carried out to support the wound healing process and improve the comfort of the elderly. In this scientific work, wound care with honey resulted in improved wound healing and reduced pain quality in the elderly after two weeks of intervention. This result was evidenced by a decrease in the Bates-Jensen Wound Assessment Tool scale and Visual Analog Scale and Numeric Rate Scale after two weeks of treatment. The client's BWAT scale from 30 to 15, VAS value 2 and Numeric Rating Scale 3 (mild pain) to 0 or no pain. Each intervention is done once a day for 5-10 minutes. In conclusion, after the intervention, wound healing was observed with the absence of necrotic tissue, pus, and granulation tissue covering the entire wound.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baranoski, Sharon
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2004
617.1 BAR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Subiakto
"ABSTRAK
Penyakit kusta pada stadium lanjut sering disertai luka kusta yang terjadi akibat kerusakan saraf
perifer sehingga terjadi kehilangan sensitifitas sensorik. Luka kusta yang terjadi pada pasien
penyakit kusta sangat sulit disembuhkan karena pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan
telah mengalami kondisi yang berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan
efektifitas perawatan luka antara menggunakan madu dengan ethacridine 0,1% terhadap
perbaikan luka kusta di Rumah Sakit Kusta Sitanala Tangerang. Penelitian ini mengunakan
equivalent pretest-posttest control group design. Jumlah sampel penelitian 16 responden terdiri
dari 8 responden kelompok madu(intervensi) dan 8 responden kelompok ethacridine 0,1%
(kontrol). Teknik pengambilan sampel yaitu consecutive sampling dan acak sederhana. Analisis
data yang digunakan yaitu uji t independent. Hasil penelitian menunjukan responden perawatan
luka dengan madu maupun ethacridine 0,1% terjadi penurunan skor luka rata-rata pada hari ke-6
dan ke-12. Setelah diuji dengan uji t-independent test diperoleh madu lebih efektif dibandingkan
ethacridine 0,1%. Kesimpulan penelitian ini adalah perawatan luka menggunakan madu lebih
efektif dibandingkan perawatan luka dengan ethacridine 0,1% terhadap perbaikan luka kusta.
Saran penelitian yaitu perlu adanya kebijakan dari institusi pelayanan kesehatan untuk
mengakomodasi penggunaan madu sebagai topikal perawatan luka kusta. Perlu dilakukan
penelitian lebih lanjut tentang topikal madu terhadap penyembuhan luka luka kusta.

ABSTRACT
Leprosy wound is one of chronic complication of leprosy disease, as the result of damaged
peripheral nerve toward loss of sensation. The process of leprosy wound healing last longer. The
aim of this study was to evaluate the differences of effectiveness wound care between honey and
ethacridine 0,1% as a topical agent for leprosy wound healing at Sitanala Leprosy Hospital,
Tangerang. Equivalent pretest-posttest control group design was used in this study. The sample
size were 16 patients with chronic wound, consisted 8 patients as intervention group and 8
patiens as control group. Sample were selected by simple random and consecutive sampling
technique. Correlation and t-independent test were used to examine the difference of wound care
effectiveness between honey and ethacridine 0.1% as topical agent. The result showed that The
honey more effective than ethacridine 0.1% as topical agent in wound care of leprosy. There
was decreased PUSH SCORE at 6th and 12th days after wound care to be done.
Recommendations of this research that the health institution should accommodate honey to be
used as topical agent. Further research about honey as topical agent in wound healing to be
conducted.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Baranoski, Sharon
"This book is your go-to clinical guide to assessing and treating the full range of skin and wound conditions--from common to less common, simple to complex, and acute to chronic. This comprehensive, easy-read handbook provides practical guidance on the many aspects of wound care, including the legal, ethical, psychological, and social aspects."
Philadelphia: Wolters Kluwer, 2016
617.1 BAR w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Suriadi
Jakarta: Sagung Seto, 2015
617.14 SUR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>