Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amy Risky Aprillia
"Perkembangan zaman tidak memberikan banyak perubahan tentang konsepsi masyarakat mengenai seks dan gender. Laki-laki dan perempuan hanya dikelompokkan melalui karakteristik maskulin dan feminin. Konsepsi gender ini terus dilanggengkan melalui nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat. Penelitian ini melihat bagaimana penggambaran karakter perempuan pada anime dapat dijadikan alat analisis sebagai cerminan dari masyarakat itu sendiri. Bukan hanya itu, anime juga dapat dijadikan sebagai media resistensi yang menunjukkan agensi penciptanya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Hayao Miyazaki sebagai salah seorang sutradara Studio Ghibli mengkonstruksikan karakter perempuan.. Melalui konstruksi ini akan dapat dilihat pula bagaimana bentuk relasi, peran gender, dan agensi dari Hayao Miyazaki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif: studi kasus dan studi kajian pustaka dengan mengaitkannya pada konsep-konsep antropologi terutama antropologi gender. Data diperoleh melalui ketiga filmnya yang berjudul Nausicaa of the Valley of the Wind, Princess Mononoke, dan Spirited Away. Hasil penelitian memperlihatkan bagaimana Miyazaki mengonstruksi karakter perempuan yang bertolak belakang dengan apa yang sering diperlihatkan dari produksi film lainnya. Miyazaki menciptakan karakter perempuan yang pemberani dan tangguh melalui kepemimpinan perempuan.

The development of modern era doesn't change much of people's conceptions of sex and gender. Men and women are commonly characterized as masculine and feminine. This dichotomization is perpetuated by culture and its people through values that live in society. This research is conducted to see how the portrayal of female character in anime can be used as analytical tool that reflects society itself. Not only that, anime is also meant to be a perfect medium for resistance that expresses the existence of agency of its creators. This research will be focused on how Hayao Miyazaki as one of Studio Ghibli’s directors constructs the female characters. Through its portrayal, it will show the relation between gender, gender role, and agency of Hayao Miyazaki through his works. This research will be conducted with qualitative methods such as study case and literature study using key concepts of anthropology field, especially anthropology of gender. The data for this research is substantially acquired from Studio Ghibli works entitled Nausicaa of the Valley of the Wind, Princess Mononoke, and Spirited Away. According to the results, it is found how Miyazaki provides space for women empowerment. In contrast to other works of anime or manga, Miyazaki constructs, a rather uncanny kind of image, of how women should be; which makes her female characters become fearless and tough under women leadership.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amy Risky Aprillia
"Perkembangan zaman tidak memberikan banyak perubahan tentang konsepsi masyarakat mengenai seks dan gender. Laki-laki dan perempuan hanya dikelompokkan melalui karakteristik maskulin dan feminin. Konsepsi gender ini terus dilanggengkan melalui nilai-nilai budaya yang diwariskan secara turun temurun dalam masyarakat. Penelitian ini melihat bagaimana penggambaran karakter perempuan pada anime dapat dijadikan alat analisis sebagai cerminan dari masyarakat itu sendiri. Bukan hanya itu, anime juga dapat dijadikan sebagai media resistensi yang menunjukkan agensi penciptanya. Penelitian ini berfokus pada bagaimana Hayao Miyazaki sebagai salah seorang sutradara Studio Ghibli mengkonstruksikan karakter perempuan. Melalui konstruksi ini akan dapat dilihat pula bagaimana bentuk relasi, peran gender, dan agensi dari Hayao Miyazaki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif: studi kasus dan studi kajian pustaka dengan mengaitkannya pada konsep-konsep antropologi terutama antropologi gender. Data diperoleh melalui ketiga filmnya yang berjudul Nausicaa of the Valley of the Wind, Princess Mononoke, dan Spirited Away. Hasil penelitian memperlihatkan bagaimana Miyazaki mengonstruksi karakter perempuan yang bertolak belakang dengan apa yang sering diperlihatkan dari produksi film lainnya. Miyazaki menciptakan karakter perempuan yang pemberani dan tangguh melalui kepemimpinan perempuan.

The development of modern era doesn't change much of people's conceptions of sex and gender. Men and women are commonly characterized as masculine and feminine. This dichotomization is perpetuated by culture and its people through values that live in society. This research is conducted to see how the portrayal of female character in anime can be used as analytical tool that reflects society itself. Not only that, anime is also meant to be a perfect medium for resistance that expresses the existence of agency of its creators. This research will be focused on how Hayao Miyazaki as one of Studio Ghibli’s directors constructs the female characters. Through its portrayal, it will show the relation between gender, gender role, and agency of Hayao Miyazaki through his works. This research will be conducted with qualitative methods such as study case and literature study using key concepts of anthropology field, especially anthropology of gender. The data for this research is substantially acquired from Studio Ghibli works entitled Nausicaa of the Valley of the Wind, Princess Mononoke, and Spirited Away. According to the results, it is found how Miyazaki provides space for women empowerment. In contrast to other works of anime or manga, Miyazaki constructs, a rather uncanny kind of image, of how women should be; which makes her female characters become fearless and tough under women leadership."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marco Abram Christian
"Linda Lê merupakan penulis frankofon yang berasal dari Vietnam. Karyanya yang berjudul Œuvres Vives ia mengangkat bahwa bagaimana kolonialisme berpengaruh terhadap tindakan seseorang yang bahkan tidak mengalaminya. Novel ini menceritakan tentang jurnalis muda yang pada novel ini disebut dengan tokoh aku menemukan sebuah buku karya seorang penulis berdarah Vietnam yang bernama Antoine Sorel di sebuah kota bernama Le Havre. Akan tetapi tak lama kemudian ia menemukan bahwa penulisnya yang bernama Antoine Sorel telah mati bunuh diri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan tekstual dan menggunakan teori analisis naratif Barthes (1975) serta teori fokalisasi oleh Gerard Genette (1983) serta teori identitas Stuart Hall (1997). Penelitian ini akan membahas bagaimana konflik identitas yang dimiliki oleh Martin Tran yaitu ayah dari Antoine Sorel dan Antoine sorel sendiri dalam novel Œuvres Vives. Ketidakharmonisan ini membuat anak-anak dari Martin Tran khususnya Antoine Sorel yang menjadi salah satu fokus penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pembentukan identitas diri pada seorang Martin Tran yang malu menjadi bagian dari orang Vietnam dan Antoine Sorel yang memiliki sifat bertolak belakang dengan ayahnya Marin Tran yaitu ingin mencari tahu asal usulnya. Selain itu penelitian ini akan melihat inferioritas Martin Tran yang merasa malu bahwa ia adalah orang keturunan Vietnam. Temuan pada Penelitian ini adalah bagaimana konflik identitas yang dialami oleh beberapa tokoh dapat mengubah cara pandang dan perilaku dari tokoh tersebut terhadap kolonialisme.

Linda Lê is a francophone writer from Vietnam. Her work Œuvres Vives is about how colonialism affects the actions of someone who did not even experience it. The novel tells the story of a young journalist who, in this novel, is called the character I, finds a book by a Vietnamese writer named Antoine Sorel in a city called Le Havre. However, shortly afterward he discovered that the author named Antoine Sorel had committed suicide. This research uses a qualitative research method with a textual approach and uses Barthes' narrative analysis theory (1975) as well as Gerard Genette's focalization theory (1983) and Stuart Hall's identity theory (1997). This research will discuss how the conflict of identity owned by Martin Tran, the father of Antoine Sorel and Antoine Sorel himself in the novel Œuvres Vives. This disharmony makes the children of Martin Tran, especially Antoine Sorel, one of the focuses of the research. The purpose of this research is to see the formation of self-identity in a Martin Tran who is ashamed to be part of the Vietnamese people and Antoine Sorel who has the opposite nature to his father Marin Tran, namely wanting to find out his origins. In addition, this study will look at the inferiority of Martin Tran who feels ashamed that he is a person of Vietnamese descent. The finding of this research is how identity conflicts experienced by several characters can change the perspective and behaviour of these characters towards colonialism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Xue, Jiang
"Karya film dan televisi dapat mencerminkan fenomena sosial yang terjadi dalam konteks waktu dan tempat tertentu. Karakter perempuan dalam film Singapura "Wet Season" dan film Malaysia "Barbarian Invasion" mencerminkan dilema peran perempuan Tionghoa di Asia Tenggara. Modernitas dan keberhasilan gerakan feminisme tidak serta menempatkan perempuan secara bebas melakukan peran dalam profesinya di dunia kerja. Konflik peran dan identitas perempuan menghasilkan dilema dalam menjalankan profesi inilah yang digambarkan dua film tersebut. Artikel ini membahas dilema identitas tokoh utama perempuan Tionghoa dari tiga perspektif: identitas sosial, identitas budaya, dan identitas keluarga. Penelitian ini menggunakan teori feminisme untuk menganalisis gambaran karakter perempuan Tionghoa Asia Tenggara yang memperlihatkan dilema identitas tersebut. Analisis film ini digabungkan dengan analisis kajian wilayah Asia Tenggara untuk memperlihatkan bagaimana kompleksitas lingkungan tempat tinggal dua tokoh perempuan di dalam dua film ini, yaitu Singapura dan Malaysia, mempengaruhi secara khas proses transformasi dan penemuan identitas diri masing-masing. Penelitian ini menemukan adanya gambaran kecemasan identitas yang dialami tokoh utama perempuan Tionghoa, A Ling dalam “Wet Season” dan Li Yuanman, tokoh utama wanita dalam "Barbarian Invasion". Namun, keduanya berjuang untuk melakukan transformasi dan berhasil menemukan kendali atas diri mereka.

Film and television works can reflect social phenomena that occur in the context of a certain time and place. The female characters in the Singaporean film "Wet Season" and the Malaysian film "Barbarian Invasion" reflect the dilemma of the role of Chinese women in Southeast Asia. Modernity and the success of the feminist movement do not mean that women are free to play their professional roles in the world of work. The conflict in women's roles and identities results in a dilemma in carrying out this profession which is depicted in these two films. This article discusses the Chinese female protagonist's identity dilemma from three perspectives: social identity, cultural identity, and family identity. This research uses feminist theory to analyze the character descriptions of Southeast Asian Chinese women who show this identity dilemma. Analysis of this film is combined with analysis of Southeast Asian regional studies to show how the complexity of the environment where the two female characters in these two films live, namely Singapore and Malaysia, specifically influences the process of transformation and discovery of their respective identities. This research found a depiction of identity anxiety experienced by the Chinese female main character, A Ling in "Wet Season" and Li Yuanman, the main female character in "Barbarian Invasion". However, both of them struggle to make the transformation and manage to find control over themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Floretta Vasthia Devi
"ABSTRAK
Skripsi ini memiliki fokus teori ekofeminisme yang terdapat pada anime Kaze no
Tani no Nuashika karya Hayao Miyazaki yang diliris pada tahun 1984. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis konsep dualisme yang memisahkan alam dan
manusia begitu pula dengan laki-laki dan perempuan sebagai akar permasalahan
dari subordinasi gender dan degradasi alam beserta pentingnya peningkatan
kualitas dan kesadaran feminin sebagai usaha penyelamatan alam. Pembahasan
dalam skripsi ini menggunakan teori Val Plumwood dalam bukunya yang berjudul
Feminism and the Mastery of Nature (1993). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
konsep dualisme antara alam dan manusia sudah tertanam jauh dalam kerangka
pikir budaya patriarki yang termanifestasikan ke dalam kerangka pikir ayah
Nausicaä, masyarakat Pejite, dan raja Torumekia, dan terdapat kualitas dan
kesadaran feminin yang termanifestasikan dalam tokoh heroine Nausicaä.

ABSTRACT
This study is focused on ecofeminism theory which contained in Hayao
Miyazaki?s anime, Kaze no Tani no Nuashika released in 1984. This study aimed
to analyze the concept of dualism that separates the nature and human as well as
men and women as a root cause of gender subordination and degradation of nature
along with the importance of feminine qualities and consciousness as a way to
save nature. The discussion in this study uses the theory from Val Plumwood in
her book, Feminism and the Mastery of Nature (1993). The results of this study
showed that the dualism between nature and human are already embedded deep in
the frame of a patriarchal culture that manifested into the frameworks of
Nausicaä?s father, Pejite society, and the king of Torumekia, and there are
qualities and feminine consciousness manifested in the character of the heroine,
Nausicaä.;"
2016
S64866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisca Felinski
"Penelitian ini akan membahas kaitan antara busana, karakter dan dialog dengan identitas tokoh Ne Zha dalam tiga film Ne Zha, 1979, 2016 dan 2019. Visualisasi busana tokoh Ne Zha dalam tiga film animasi tersebut memiliki beberapa perbedaan. Dari perbedaan tersebut dapat menimbulkan perspektif yang keliru terhadap identitas tokoh Ne Zha. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui identitas tokoh Ne Zha dengan menggunakan unsur intrinsik. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, metode tersebut menggunakan film animasi Prince Nezha's Triumph Against Dragon King (1979), I Am Nezha (2016) dan Birth of the Demon Child Nezha (2019) sebagai sumber data primer, sedangkan jurnal maupun situs internet yang membahas unsur intrinsik film dan informasi mengenai Ne Zha dijadikan sebagai sumber-sumber sekunder yang akan digunakan untuk membantu proses penelitian. Dengan sumber dan metode tersebut, penelitian ini mencapai kesimpulan bahwa unsur intrinsik film mempengaruhi identitas tokoh Ne Zha.

This study will discuss the relationship between fashion, characters and dialogue with the identity of the Ne Zha character in the three Ne Zha films, 1979, 2016 and 2019. The visualization of the Ne Zha character's clothing in the three animated films has several differences. From these differences, it can lead to a wrong perspective on the identity of the character Ne Zha. The purpose of this study is to determine the identity of the character Ne Zha by using intrinsic elements. The method used is descriptive qualitative research method, the method uses the animated films Prince Nezha's Triumph Against Dragon King (1979), I Am Nezha (2016) and Birth of the Demon Child Nezha (2019) as primary data sources, while journals and internet sites which discusses the intrinsic elements of the film and information about Ne Zha used as secondary sources that will be used to assist the research process. With these sources and methods, this research concludes that the intrinsic elements of the film affect the identity of the character Ne Zha."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Almas
"Penelitian ini akan membahas mengenai ekokritisisme yang ada di dalam anime Gake no Ue no Ponyo karya Hayao Miyazaki dengan menggunakan teori ekokritisisme dari Greg Garrard. Melalui teori tersebut, dapat dilihat bahwa Hayao Miyazaki menggunakan isu-isu lingkungan di dalam karya sastranya sebagai bentuk kritik untuk para manusia yang seringkali melakukan aktifitas yang merugikan mereka yang bukan manusia (Hewan, Alam, dan Roh). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan mengumpulkan data informasi dari jurnal artikel dan buku yang membahas ekokritisisme dan film-film karya Hayao Miyazaki lainnya. Anime Gake no Ue no Ponyo dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan cara memaparkan unsur-unsur intrinsik dan adegan-adegan beserta beberapa cuplikan gambar yang menggambarkan isu-isu lingkungan. Dalam anime ini ditemukan bentuk ekokritisisme yang disampaikan oleh Hayao Miyazaki melalui gambaran habitat Ponyo yang memiliki masalah lingkungan berupa kegiatan overfishing, pencemaran air laut, dan perubahan iklim di Jepang, bencana berupa tsunami dan badai, serta penyelesaiannya oleh tokoh Gran Mamare yang merupakan sesosok Dewi Pengasih.

This study discusses about ecocriticism in Hayao Miyazaki's Gake no Ue no Ponyo anime using the ecocriticism theory of Greg Garrard. From this theory, it can be seen that Hayao Miyazaki uses environmental issues in his literary works as a form of criticism for humans who often do activities which are harmful to non-humans (Animals, Nature, and Spirits). Furthermore, this study used a qualitative method by collecting information data from journal articles and books regards to ecocriticism; besides, other films by Hayao Miyazaki. Gake no Ue no Ponyo anime was analyzed using a descriptive method by describing the intrinsic elements and scenes along with several snippets of images which depict environmental issues. Moreover, in this anime, it is found a form of ecocriticism which is delivered by Hayao Miyazaki through the description of Ponyo's habitat which has environmental problems; such as, overfishing activities, marine pollution, climate change in Japan, and disasters (tsunami and storm). In addition, it can be seen in the anime that these problems are overcome by the character of Gran Mamare who is a figure of the Goddess of Mercy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Indri Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk memperlihatkan keterkaitan ruang dengan identitas dalam novel The Leavers (2017) karya Lisa Ko yang berfokus pada tokoh bernama Deming Guo yang nantinya menjadi Daniel Wilkinson. Novel tersebut dianalisi dengan menggunakan teori Hall (1990) dan Longhurst, dkk. (2008). Hasil analisis menunjukkan adanya krisis identitas pada tokoh generasi kedua imigran Cina yang disebabkan oleh perubahan ruang dan dominasi budaya di dalamnya. Budaya dominan dalam setiap ruang menimbulkan krisis identitas pada tokoh Deming/Daniel sehingga perlu adanya upaya beradaptasi dalam ruang tersebut. Ruang homogen memberikan tekanan yang lebih berat dibandingkan dengan ruang heterogen. Perbedaan tersebut disebabkan oleh adanya pembagian ruang publik dan ruang privat sehingga menghasilkan dominasi yang lebih longgar. Strategi negosiasi yang digunakan oleh tokoh perlu memperhatikan karakteristik ruang yang ditinggali. Dari hasil analisis diperoleh kesimpulan identitas bersifat cair dan sesuai dengan wadah yang menampungnya. Sifat cair yang dimiliki identitas dap

ABSTRACT
This thesis aims to explicate the linkage of space with identity crisis in Lisa Kos The Leavers (2017) which focuses on the character of Deming Guo who renamed as Daniel Wilkinson. Theories that are initiated by Hall (1990) dan Longhurst, et al. (2008) is used to analyze this novel. The result of the analysis indicates an identity crisis in the second generation of Chinese immigrants caused by changes in space and dominance in it. The dominant culture in each space forms a different identity causing an identity crisis on Deming/Daniel character. Therefore, adaptation needs to be pursued to minimize the identity crisis. Homogeneous space provides more severe pressure than heterogeneous space. This difference is caused by the division of homogeneous space into public spaces and private space resulting in more loose dominance. Negotiation strategies used need to consider the space characteristics. Identity can be formed according to the container that holds it. The nature of identity can adversely affect the awareness of identity so it needs to be negotiate"
2018
T51999
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Nabila Widyaningrum
"Konstruksi gender merupakan sebuah masalah yang sudah ada sejak dulu hingga sekarang. Permasalahan tersebut muncul antara laki-laki dan perempuan karena adanya banyak perbedaan dalam peran yang dimiliki, fungsi, dan tanggung jawab. Konstruksi gender bahkan sudah terlihat saat bayi baru lahir. Penelitian ini bertujuan mencari tahu bagaimana perbandingan konstruksi gender dalam poster iklan rokok Belanda (Caballero 1980, Caballero 1995, dan Marlboro 1999) dengan poster iklan rokok dari Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, dan Gudang Garam 1999). Dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori semiotika Roland Barthes mengenai makna denotasi dan konotasi, penelitian ini membandingkan representasi konstruksi gender berdasarkan teori J. MacInnes pada tiga poster iklan rokok Belanda dengan tiga poster iklan rokok Indonesia. Analisis menghasilkan kesimpulan bahwa poster iklan rokok Indonesia lebih banyak memunculkan konstruksi gender dibandingkan poster iklan rokok Belanda. Poster iklan rokok Belanda memperlihatkan nilai toleransi lebih tinggi karena tokoh dengan gender yang berbeda digambarkan sebagai individu yang setara.

Gender construction is a problem that has existed until now. These problems arise because of the differences in roles, functions and responsibilities between men and women. Gender construction can even be seen when a new baby is born. This study aims to compare gender construction in Dutch cigarette advertising posters (Caballero 1980, Caballero 1995, and Marlboro 1999) with cigarette advertising posters from Indonesia (Djarum Super 1985, Djarum Super 1989, and Gudang Garam 1999). This research uses a descriptive qualitative method and Roland Barthes' semiotic theory which discusses the meaning of denotation and connotation. This study compares the representation of gender construction based on J. MacInnes theory on three Dutch cigarette advertisement posters with three Indonesian cigarette advertisement posters. The analysis concludes that Indonesian cigarette advertisement posters generate more gender constructs than Dutch cigarette advertisement posters. Dutch cigarette advertisement posters show a higher tolerance value because characters with different genders are depicted as equal individuals."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>