Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 201179 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Kartika Dewi Djunaedi
"Tujuan daripada penelitian ini adalah untuk menguji apakah perusahaan keluarga membuka atau menyembunyikan firm specific information melalui hak arus kas, ekses hak pemungutan suara, dan keterlibatan keluarga di manajemen yang dapat meningkatkan dan menurunkan firm stock price informativeness. Studi ini juga menguji second large shareholder(MLS), tingkat komisaris independent menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan presiden komisaris keluarga yang dapat meningkatkan dan menurunkan firm stock price informativeness. Terakhir, studi ini mengusulkan peran presiden direktur yang bukan berasal dari keluarga sebagai alternatif mekanisme kontrol dalam mengadapi permasalahan agensi di manajemen keluarga untuk meningkatkan firm stock price informativeness.
Dengan menggunakan 360 unbalance data panel pada perusahaan keluarga yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-2017, studi ini tidak dapat membuktikan adanya permasalahan agensi dalam meningkatkan dan menurunkan firm stock price informativeness. Pada mekanisme kontrol internal, studi ini tidak dapat membuktikan peran dari second large shareholder (MLS), tingkat independen komisaris dalam memonitoring perusahaan keluarga. Studi ini juga tidak dapat membuktikan presiden komisaris keluarga membantu manajemen keluarga menyembunyikan firm specific information. Namun, studi ini memberikan bukti bahwa firm stock price informativeness meningkat ketika perusahaan keluarga dipimpin olen presiden direktur yang bukan berasal dari keluarga.
Hasil uji pada konteks Indonesia menyarankan bahwa perusahaan keluarga dengan struktur piramida tidak dapat diatribusi expropriasi terhadap minoritas. Kemudian menempatkan anggota keluarga dalam manajemen berdasarkan nepotisme dan alturisme mungkin tidak menyebabkan penyingkapan firm specific information yang rendah. Studi ini tidak dapat membuktikan internal corporate governance dalam memitigasi permasalahan agensi pada perusahaan keluarga, maka disarankan untuk pembuat kebijakan dan regulator untuk meninjau kembali kebijakan corporate governance pada konteks perusahaan keluarga.

The purpose of this study is to investigate whether family firms to disclose or hide their firm stock price informativeness through cash flow rights, excess voting rights, and their involvement in management. Further, this study also examines second large shareholders (MLS), the independent commissioner level based on the Financial Services Authority Act, family president commissioner, and non-family president director in influences the firm stock price informativeness.
The sample has reached 360 observations of public listed family firms in the Indonesian Stock Exchange. The period of observation ranged from 2011 to 2017. Panel firm-level regression analysis, including fixed and time effect with clustered standard errors, is used to estimate the relationship between family ownership, management, and internal corporate governance mechanism on synchronicity.
This study could not find evidence of the family firm increasing or decreasing the firm stock price informativeness through cash flow rights, excess control rights. This study does not support the family management hypothesis. On the internal corporate governance mechanism, this study fails to find the role of second large shareholders (MLS), the independent commissioners' level, in monitoring the family firms' agency problems. Further, this study could not evidence that the family president commissioner helps the family conceal the firm stock price informativeness. However, this study provides evidence that stock price informativeness increases under non-family president directors.
Empirical tests using the Indonesian setting suggest that family firms with pyramid structures cannot be attributed to the expropriation of the minority. Further placing a family member in the management based on nepotism and altruism might not lead to lower firm-specific information disclosure. As this study could not evidence the internal corporate governance in mitigating the family firm agency problems, policymakers and regulators should revisit their corporate governance policy under the family firms context.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah Zachro
"Penelitian ini mengeksplorasi dampak dari busy directors pada risiko crash harga saham jika individu memegang tiga atau lebih jabatan di dewan. Busy directors merujuk kepada Komisaris karena Indonesia mengadopsi two tier system. Sebagian besar literatur menunjukkan bahwa faktor utama risiko crash harga saham timbul karena adanya kecenderungan manajemen menahan berita buruk dari investor terkait kontrak kompensasi dan masalah karier. Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi apakah busy directors membantu membatasi perilaku oportunistik manajerial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkap jabatan tidak memiliki pengaruh pada risiko crash harga saham dikarenakan cross over interaction yang meniadakan pengaruh signifikan terhadap risiko crash harga saham. Sebagai negara yang identik dengan konsentrasi kepemilikan keluarga, hasil menunjukkan bahwa perusahaan keluarga akan memperkuat pengaruh negatif dari Komisaris yang melakukan rangkap jabatan dalam mengurangi risiko crash harga saham. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Indonesia di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2019. Generalized method of moment (GMM estimator) digunakan sebagai metode penelitian untuk mengurangi masalah endogenitas.

This research explores the impact of busy directors on the risk of stock price crashes if individuals hold three or more directorships. Busy directors refer to the Commissioners because based on two tier system, oversight function is performed by Commissioner. A large body of literature reports that a prominent factor of stock crash risk is the managerial tendency of withholding bad news from investors due to compensation contracts and career concerns. This study aims to verify whether busy directors help restrict these opportunistic managerial behaviors. The results show that the multiple directorship does not have an effect on the risk of stock price crash due to cross over interaction which negates the significant effect on of stock price crash risk. As a country with high family ownership concentration, the result shows that interaction between busy directors and family firms will strengthen the negative effects of Commissioners who hold dual positions in reducing stock price crash risk. This study uses a sample of listed companies in Indonesia on the Indonesia Stock Exchange's main board during the 2014-2019 period. Generalized method of moment (GMM estimator) is used as a research method to reduce endogeneity issues."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Aghniarahma Juni
"Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut two-tiersystem, dimana terdapat pemisahan fungsi antara direksi dan juga komisaris. Indonesia juga merupakan negara yang sebagian besar struktur kepemilikan perusahaannya adalah perusahaan keluarga. Dalam kaitanya dengan agency problem, adanya konsentrasi kepemilikan oleh keluarga dalam perusahan serta keberadaan direktur independen dalam struktur direksi perusahaan merupakan dua hal yang dianggap penting pada corporate governance perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kepemilikan keluarga di Indonesia mempengaruhi tuntutan praktik corporate governance, dan juga memperhitungkan bagaimana direksi independen memoderasi hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan 69 perusahaan yang terdaftar dalam Asean Corporate governance Scorecard dengan periode penelitian selama empat tahun dari tahun 2012 hingga 2015. Dengan menggunakan metode regresi data panel, penelitian ini menemukan bahwa semakin besar kepemilikan keluarga pada perusahaan di Indonesia, maka semakin kecil tuntutan perusahan tersebut terhadap praktik corporate governance yang baik. Sedangkan independensi direksi dan juga ukuran direksi memoderasi hubungan tersebut secara positif.

Indonesia is one of the countries that adopt the two-tier system, where there are separation functions between directors and commissioners. Indonesia is also is dominated by family firms. In relation to the agency problem, the concentration of ownership by the family in the company and the existence of independent directors in the company's board of directors are two things that are importantly considered as corporate governance practices. This study aims to find out how family ownership in Indonesia influences the demands of corporate governance practices, and also examines how independent directors moderate those relationships. The study used 69 companies listed in the Asean Corporate governance Scorecard with a four-year study period from 2012 to 2015. Using the panel data regression method, this study found that the greater the family ownership of firms in Indonesia, the smaller the company's demands to good corporate governance practices. While the independence of directors and also the size of the board moderate the relationship positively."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Rauda Rachmawati
"Penelitian ini menguji dampak pengumuman private placement terhadap harga saham dan volume perdagangan saham dengan melihat perbedaan abnormal return dan abnormal volume antara sebelum dan sesudah pengumuman private placement. Penelitian ini menggunakan metode studi peristiwa dan menggunakan model pasar dalam menentukan abnormal return. Studi peristiwa dilakukan selama 15 hari sebelum dan 15 hari sesudah pengumuman. Penelitian menggunakan sampel perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016 yang melakukan private placement sebanyak 37 perusahaan. Analisis dilakukan dengan menggunakan uji t satu sampel dan uji t berpasangan. Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman private placement; dan terdapat perbedaan yang signifikan pada volume perdagangan sebelum dan sesudah pengumuman private placement.

This study examines the impact of the private placement announcement on stock price and stock trading volume by finding the difference of abnormal return and abnormal volume before and after the private placement announced. This study uses the event study method and using the market model in determining the abnormal return. The event study was conducted during 15 days before and 15 days after the announcement. The study used sample companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010 2016 period that does private placement of 37 companies. The analysis was performed by using one sample t test and paired t test. The result indicates that there are no significant differences in abnormal returns before and after the private placement announcement and there are significant differences in trading volume before and after the private placement announcement. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew David Garrett
"Kemiringan bersyarat dari distribusi pengembalian saham, yang merupakan jenis risiko penurunan asimetris, disebut sebagai risiko jatuhnya harga saham. Prospek jatuhnya harga saham telah menarik minat investor dalam beberapa tahun terakhir, terutama sejak krisis keuangan global tahun 2008, ketika lebih banyak investor menjadi khawatir tentang kemungkinan jatuhnya harga saham. Di Indonesia, kehadiran hubungan politik dan perusahaan milik keluarga selalu menonjol dalam industri manufaktur, yang mengarahkan penelitian ini untuk menganalisis dampak hubungan politik dengan kepemilikan keluarga sebagai variabel moderating terhadap risiko jatuhnya harga saham perusahaan publik. perusahaan manufaktur yang terdaftar di pasar Indonesia. Studi ini menggunakan data panel dengan data yang berasal dari lebih dari 43 perusahaan manufaktur publik selama rentang waktu 5 tahun dari 2016-2020, memungkinkan studi ini untuk menganalisis kemungkinan dampak COVID-19 juga. Menggunakan model unbalanced data panel dinamis dengan GMM sebagai metode regresi yang dipilih, penelitian ini menganalisis pertama, apakah koneksi politik memiliki hubungan positif dengan risiko jatuhnya harga saham dan kedua, apakah kepemilikan keluarga mengurangi hubungan positif antara koneksi politik dan saham risiko jatuhnya harga. Studi ini menemukan bahwa hubungan politik tidak signifikan terhadap risiko crash harga saham perusahaan manufaktur di Indonesia, dan kepemilikan keluarga juga tidak signifikan sebagai variabel moderasi dalam mengurangi hubungan positif antara koneksi politik dan risiko crash harga saham. Studi ini percaya bahwa hal itu terjadi karena prevalensi masalah agensi tipe 2 di Indonesia, daripada masalah agensi tipe 1, yang kepemilikan keluarga cenderung memiliki efek yang tidak signifikan.

The conditional skewness of the stock's return distribution, which is a type of asymmetrical downside risk, is referred to as stock price crash risk. The prospect of a stock price crash has piqued investors' interest in recent years, particularly since the global financial crisis of 2008, when more investors became concerned about the possibility of a stock price crash. In Indonesia, the presence of political connections and family-owned firms is ever prominent within the manufacturing industry, which leads this study to analyze the impact which political connections with family ownership as a moderating variable may have towards the stock price crash risk of a publicly listed manufacturing firm within the Indonesian market. This study utilizes panel data with the data coming from over 43 publicly listed manufacturing firms throughout the span of 5 years from 2016-2020, allowing this study to analyze the possible impact of COVID-19 as well. Using an unbalanced dynamic panel data model with the GMM as its chosen method of regression, this study analyzes first, whether political connections have a positive relationship with stock price crash risk and second, whether family-ownership reduces the positive relationship between political connections and stock price crash risk. This study finds that political connections are insignificant to the stock price crash risk of manufacturing firms in Indonesia, and the familyownership is also insignificant as the moderating variable in reducing the positive relationship between political connections and stock price crash risk. This study believes such occurred due to the prevalence of type 2 agency issues in Indonesia, rather than type 1 agency issues, which familyownership tends to have an insignificant effect to."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Safitryanto
"Penelitian ini menguji pengaruh perbedaan antara ESG Score dan ESG Controversies terhadap Firm Value pada perusahaan publik di Asia Tenggara (2018-2022) dengan kepemilikan keluarga sebagai variabel moderasi. Penelitian ini juga menggunakan tiga varibael kontrol, yaitu profitability (ROA dan ROE), leverage (DAR dan DER), serta size (market capitalization). Analisis dilakukan menggunakan dua model regresi, yaitu: Ordinary Least Squares (OLS) dan Random Effects Model (REM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan data true value yang diuji menggunakan OLS, dan dengan data ESG Combined menggunakan model REM, perbedaan antara ESG Score dan ESG Controversies terbukti secara signifikan berpengaruh negatif terhadap firm value. Pengaruh negatif ini ditemukan lebih kuat pada perusahaan keluarga. Pengaruh negatif yang lebih kuat pada perusahaan keluarga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu orientasi perusahaan, diseminasi informasi internal pada perusahaan keluarga, dan pengungkapan ESGnya.

This study examines the effect of differences between ESG Score and ESG Controversies on Firm Value in public companies in Southeast Asia (2018-2022) with family ownership as a moderating variable. This study also uses three control variables, namely profitability (ROA and ROE), leverage (DAR and DER), and size (market capitalisation). The analysis was conducted using two regression models, namely: Ordinary Least Squares (OLS) and Random Effects Model (REM). The results of this study show that with true value data tested using OLS, and with ESG Combined data using the REM model, the difference between ESG Score and ESG Controversies is shown to affect firm value significantly negatively. This negative effect is found to be stronger in family firms. This stronger negative effect on family firms is influenced by several factors, namely firm orientation, internal information dissemination in family firms, and their ESG disclosures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianus Endo Prasetyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh praktik corporate governance dan struktur kepemilikan keluarga terhadap kebijakan dividen. Variabel-variabel utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah corporate governance index, kepemilikan keluarga, kepemilikan institusional, dan kepemilikan asing. Sampel di dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan publik yang terdaftar di BEI kecuali perusahaan yang bergerak di bidang keuangan untuk periode 2007-2011 yang berjumlah 420 perusahaan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kualitas corporate governance yang diukur dengan corporate governance index berpengaruh signifikan negatif terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan keluarga mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap kebijakan dividen. Kepemilikan institusional dan kepemilikan asing tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen.

This study aims to examine the effect of corporate governance, family ownership, institusional ownership, and foreign ownership on dividend payout policy. The main variables in this study is corporate governance index, family ownership, institusional ownership, and foreign ownership. The samples of this study is public company listed on Indonesia Stock Exchange, except financial firms, for years 2007-2011 with a total 420 companies.
The results of this study show that the quality of corporate governance as measured by corporate governance index have a significant negative impact on dividend payout policy. Family ownership has a significant positive effect on dividend payout policy. Institusional ownership and foreign ownership has no significant effect on dividend payout policy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Eka Fithriyani
"Penelitian bertujuan untuk menganalisa pengaruh komposisi gender direksi kepemilikan keluarga dan kepemilikan negara terhadap pengambilan risiko perusahaan periode 2009-2013. Dengan menggunakan metode fixed effect dan sampel perusahaan non-finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan pengambilan risiko antara perusahaan yang memiliki proporsi 100 direksi pria dengan perusahaan yang memiliki proporsi direksi wanita, BUMN mengambil risiko yang ebih tinggi dibandingkan dengan non-BUMN, perusahaan keluarga mengambil risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan non-keluarga.
Analisa variabel interaksi dalam penelitian menunjukkan bahwa respon pengambilan risiko pengambilan risiko lebih kuat pada direktur utama pria dalam perusahaan keluarga dibandingkan dengan perusahaan non-keluarga, pengambilan risiko perusahaan memiliki respon yang lebih lemah pada direktur utama pria dalam perusahaan BUMN dibandingkan dengan direktur utama pria dalam perusahaan non-BUMN, tidak terdapat perbedaan respon pengambilan risiko perusahaan antara perusahaan keluarga yang memiliki 100 direksi pria dengan perusahaan non-keluarga yang memiliki 100 direksi pria, dan respon pengambilan risiko lebih lemah secara marjinal pada BUMN yang memiliki 100 direksi pria dibandingkan dengan perusahaan non-BUMN yang memiliki 100 direksi pria.

The study aims to analyze the effect of Board of Director BOD gender composition, family ownership, state ownership, and president director gender on corporate risk taking. Utilizing fixed effect method and 1345 observations of non financial companies in Indonesia during 2009 2013, this study investigates that there is no difference in corporate risk taking between male only boards and non male only boards, State Owned Enterprises SOE take higher risk than non SOE, and family firms take higher risk than non family firms.
The analysis of interaction variables shows that corporate risk taking effect is stronger in male president directors within family firms than it is in male president directors within non family firms, corporate risk taking effect is weaker in male president directors within SOE than it is in male president directors within non SOE, there is no difference in corporate risk taking effect between male only boards in family firms and male only boards in non family firms, and corporate risk taking effect is marginally weaker in male only boards within SOE than it is in male only boards within non SOE.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S69985
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso
"Penelitian ini menguji pengaruh market timing terhadap manajemen laba dan konsekuensi yang dihadapi manajemen ketika tidak menjalankan strategi timing earning. Data yang digunakan adalah data perusahaan manufaktur terdaftar di BEI pada periode 2007-2009 yang memenuhi kriteria saham aktif. Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Chen et al. (2011) dengan model estimasi manajemen laba berdasarkan model performance-matching (Kothari et al., 2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa market timing tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Lebih lanjut, penelitian ini tidak menemukan pengaruh market timing yang signifikan terhadap manajemen laba ketika valuasi ataupun profitabilitas digunakan sebagai pemoderasi. Hasil penelitian juga tidak menemukan adanya indikasi bahwa perusahaan yang tidak menjalankan timing earning lebih berpeluang melakukan pergantian direktur utama secara paksa. Hasil penelitian bersifat robust ketika model estimasi manajemen laba diganti dengan model modified Jones (Dechow et al., 1995) ataupun Kasznik (Kasznik, 1999).

This study investigates the impact of market timing on earning management and timing earning consequences on CEOs who do not follow that strategy. This study uses the data of IDX listed manufaturing firms from 2007-2009 which qualify active criteria. This study refers to Chen et al. (2011) with the model to estimate earning management based on performance-matching model (Kothari et al., 2005). The result shows that market timing has no significant impact on earning management. Moreover, this study doesn?t find significant impact of market timing on earning management when either valuation or profitability is used to moderate the impact. The study also does not find any indication that the company which not following timing earning strategy will be more likely to have a forced CEO turnover. The result of this study is robust when earning management estimation model is replaced by modified Jones (Dechow et al., 1995) or Kasznik model (Kasznik, 1999)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Hayu Yekti
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari likuiditas saham dan
perusahaan keluarga terhadap keputusan struktur modal perusahaan di Indonesia.
Pengujian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2007-2016. Data dikumpulkan dari Thompson Reuters Data
Stream yang terdiri dari 109 perusahaan sebagai sampel penelitian dan diuji melalui
metode regresi panel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sesuai dengan
keadaan negara berkembang yang memiliki karakteristik pasar modal yang less
sophisticated dan asimetri informasi yang tinggi, likuiditas saham yang diproksikan
dengan bid ask spread dan amihud illiquidity tidak berpengaruh terhadap rasio
utang perusahaan. Sedangkan dalam penelitian ini perusahaan keluarga terbukti
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap rasio utang perusahaan. Hal ini
menunjukan perusahaan keluarga di Indonesia lebih memilih sumber pendanaan
menggunakan utang untuk menghindari adanya kontrol baru yang mungkin muncul
di perusahaan

ABSTRACT
This study aims to examine the influence of stock liquidity and family firms
on the decision of the company's capital structure in Indonesia. The tests conducted
for manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange 2007-2016
period. Data collected from Thompson Reuters Data Stream consisted of 109
companies as research samples and tested through a panel regression method.
Results of this study indicate that by the state of developing countries that have less
sophisticated capital market characteristics, the stock liquidity proxied by the bidask
spread and Amihud illiquidity does not affect the debt ratio of the company.
While in this research family firms have a positive and significant effect on
company debt ratio. This result implies that family companies in Indonesia prefer
to use debt sources to avoid any new controls that may arise in the company"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T52165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>