Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199992 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Purwadi
"Telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, umur, jenis kelamin, tujuan pemakaian dengan pola pemakaian obat tradisional. Penelitian ini dilakukan di kelurahan Beji, Depok pada bulan Juni 1999. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian cross sectional (potong lintang). Pengambilan sampel dilakukan dengan metode cluster dimana sebagai responden adalah pengguna obat tradisional buatan pabrik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka dan tertutup. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode uji statistik kai kuadrat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi umur dengan pola pemakaian obat tradisional namun ada hubungan yang bennakna antara jenis kelamin dan tujuan pemakaian dengan pola pemakaian obat tradisional. Informasi lain yang dapat diperoleh adalah bahwa responden lebih banyak memilih jamu untuk kegunaan pengobatan dibandingkan untuk kegunaan menjaga kesehatan. Responden lebih memilih jamu untuk pengobatan yang pertama kalinya dibandingkan obat modern.

A research to reveal relationships between knowledge, education level, economic level, age, sex, purpose of use with patterns of traditional medicine use has been conducted. This research was done in kelurahan Beji, Pepok Indonesia Juni 1999. A kind of research was the cross sectional research. Sampling was done by cluster sampling where as the responden is the user of tradisional medicine Indonesia in last month that produced by factory. Data was collected from questioner with open and close question. Data was analized with chi square statistik method. Tlie result showed that there was not significant relationship between knowledge, education level, economic level and age with the patterns of traditional medicine use but there was a significant relationship between sex and purpose of use with the patterns of traditional medicine use. Another information can be got is that there more responden use traditional medicine for medication puipose than supportif purpose. There more responden choose traditional medicine than modern drug for tlie first medication.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 1999
S70493
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Permasalahan atau efek samping yang banyak dikeluhkan oleh pasangan akseptor IUD berkaitan dengan aktivilas hubungan seksual diantaranya adalah disparenia (nyeri pada saat berhubungan seksual) karena pengaruh benang pengontrol pada IUD. Lamanya waktu pemakaian IUD akan mempengaruhi pasangan dalam menangani efek samping tersebut. Kenyamanan hubungan seksual merupakan kebuluhan setiap pasangan untuk mencapai kehidupan perkawinan yang harmonis. Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara Iama pemakaian IUD dengan tingkat kenyamanan pasanpn dalam melakukan hubungan seksual. Penelitian ini menggunakan desain korelatif dengan mengambil rolal samp!ing di RW l,2,3, dan I2 Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beji, Depok. Alat pengumpulan data yang dipakai adalah kuisioner, dengan anaiisis data menggunakan analisis univariat proporsi dan analisis bivariat Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara lama pemakaian IUD dengan tingkat kenyamanan pasangan dalam melakukan hubungan seksual (nilai p=0,258 dengan a = 0,05). Ketidaknyamanan yang ditemukan dikarenakan kurangnya pcngetahuan akseptor dan pasangan tentang kontrasepsi IUD. Konseling dan informasi yang lengkap dapat mengurangi ketidaknyamanan pasangan dalam melakukan hubungan seksual tersebut."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5473
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hendrikus Yekonia
"Informasi obat yang baik sangat berperan bagi pasien yang membeli obat di apotek dalam melakukan swamedikasi untuk keberhasilan terapi pengobatan. Informasi tentang obat, baik itu cara pakai, dosis, efek samping dsb dapat mengurangi kesalahan yang mungkin dapat mengakibatkan resiko terjadinya kecelakaan. Beberapa literatur menunjukkan bahwa informasi pengobatan yang baik dapat mempengaruhi tingkat pemahaman pasien.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara informasi obat yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan mewawancarai responden berdasarkan kuesioner yang telah dibuat. Sebagai responden diambil 100 orang, baik itu masyarakat umum dan masyarakat yang membeli obat di apotek. Data yang diperoleh yaitu karakteristik responden, informasi oleh petugas apotek dan tingkat pemahaman pasien tentang obat bebas/terbatas, lalu dianalisa dengan metode statistik Kai-kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara informasi yang diberikan oleh petugas apotek dengan tingkat pemahaman pasien tentang label pada kemasan obat bebas/terbatas.

A good information has important role in patient self-medication that buy drugs in dispensary for successful medication therapy. The information about direction for use, dosage, side effect, etc can reduce potencial adverse drugs events that can cause some accidents. Some literatures showed good information would influence knowledge of the patient.
This observation is held to find association between the information about drugs which is given by the dispensary official and the knowledge level of the patient about the label on the OTC package. This observations use cross sectional method by asking the respondent to fullfill the questionnaire which has been made for this purpose. One hundred peoples had been choosen randomly among people in the Kukusan community, some are people on the common place and the other are people that went to the dispensary. Data that were taken are respondent ?s characteristic information given by dispensary official and the respondent?s level of knowledge. The data was analyzed using Chi-Square statistic test.
The result showed that there was significant correlation between information given by dispensary official and the respondent's level of knowledge about the label on the OTC package."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2008
S33039
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fauziah Rudhiati
"Saat ini terdapat 71.815 balita yang menderita gizi buruk di Indonesia. Napsu makan balita yang baik akan mempengaruhi status gizi balita. Ibu memegang peranan penting dalam hal ini. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran hubungan antara tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan ibu dalam menghadapi penurunan napsu makan balitanya. Penelitian dilakukan di RW 011, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Beji, Depok. Jumlah responden 41 orang terdiri dari tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah, SD, SLTP) 11 orang dan tingkat pendidikan tinggi (SLTA, Akdmk/Perguruan Tinggi) 30 orang. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif dengan menggunakan alat kuisioner. Analisa data yang digunakan adalah distribusi frekuensi dan uji Kai Kuadrat dengan Fisher Exact untuk menganalisa hubungan antara variabel tingkat pendidikan dengan tingkat kecemasan. Hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dan tingkat kecemasan ibu (pValue 0,53; alpha 0,05). Penelitian ini merekomendasikan agar penelitian selanjutnya dilakukan di tempat yang warganya memiliki tingkat pendidikan yang merata."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5475
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bahori
"Status gizi dan pola makan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan gizi, dan budaya setempat. Pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang berperan penting dalam menentukan pola makan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan penerapan pola makan keluarga.
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi dengan sampel 77 orang ibu rumah tangga di RW 09 Kelurahan Pondok Cina kecamatan Beji Kota Depok. Instrumen penelitian berupa kuisioner berisi 40 pertanyaan. Dengan uji Chi Square pada alpha (0,05) diperoleh hasil nilai P (0.058) > alpha, yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu rumah tangga dengan gizi seimbang. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggali dan menganalisis lebih dalarn keterkaitan karakteristik ibu rumah tangga terhadap tingkat pengetahuan ibu dan penerapan pola makan keluarga."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5604
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Purwandini
""SERBU" medicine is a government’s program launched in 2007 to help the society to get the achievable price medicine, so that the society can obtain the drugs at the stall and drugstore and also they are expected to do self medication before go to the healthcare service center. The purpose of the research is to get the correlation between age, education, jobs and knowledge with the using of "SERBU" medicine. This research used Cross Sectional design and Purposive Sampling method and about 100 people in Kukusan area who have consumed and bought "SERBU" medicine as the sample.
The result of the research shows about 42% of the respondents consumed "SERBU" medicine while the 58% does not consumed. The characteristics of those who consume the medicine are about 41.4% of the respondents are 17-35 years old, 37.6% are respondents with high school and university education, 39.7% are respondents with job and 35.2% of the respondents are those high-knowledged people. Bivariat analysis shows the correlations between education (p=0.001) and knowledge about medicine (p=0.031) with the consumption of "SERBU" medicine, and also shows the unrelated connection between age (p=0.860) and job (p=0.498) with the consumption of "SERBU" medicine. This result is expected to be useful for socialization to the society about "SERBU" medicine and also can.
It is recommended the government can increase the effort to socialize "SERBU" medicine to increase the society’s knowledge on "SERBU" medicine.

Obat SERBU (Serba Seribu) merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah pada tahun 2007 untuk membantu masyarakat dalam memperoleh obat-obatan dengan harga yang terjangkau, agar masyarakat dapat memperoleh obat di warung dan toko obat sehingga diharapkan dapat melakukan pengobatan terhadap diri sendiri sebelum ke pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, pendidikan, pekerjaan dan pengetahuan tentang obat SERBU dengan penggunaan obat SERBU. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pengambilan sampel secara Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100 orang masyarakat Kukusan yang pernah menggunakan dan membeli obat SERBU.
Dari penelitian diperoleh gambaran 42% responden menggunakan obat SERBU dan 58% tidak menggunakan obat SERBU. Karateristik responden yang menggunakan obat SERBU adalah responden usia 17-35 tahun sebesar 41,4%, responden dengan pendidikan SMA-Perguruan Tinggi sebesar 37,6%, responden yang bekerja sebesar 39,7% dan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 35,2%. Analisis bivariat menunjukkan ada hubungan bermakna antara pendidikan (p=0,001) dan pengetahuan tentang obat (p=0,031), serta tidak adanya hubungan yang bermakna antara usia (p=0,860) dan pekerjaan (p=0,498) dengan penggunaan obat SERBU. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam mesosialisasikan obat SERBU kepada masyarakat.
Disarankan agar pemerintah terus mensosialisasikan obat SERBU untuk lebih meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap obat SERBU."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2009
S32931
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Bagi kaum wanita, alat kontrasepsi AKDR merupakan alat kontrasepsi terbaik. Di
Indonesia, cakupan peserta KB aktif AKDR mengalami penurunan. Fenomena yang
teljadi saat ini pada persentase pengguna AKDR terkecil dibandingkan dengan alat
kontrasepsi suntik dan pil. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat
pengetahuan akseptor KB AKDR dengan non AKDR tentang alat kontrasepsi AKDR di
Kelurahan Pondok Cina., Kecamatan Beji, Depok. Desain peneiitian ini adalah deskriptif
perbandingan terhadap 26 akseptor KB AKDR dan 26 akseptor KB non AKDR pada 4
Mei 2006. Instrumen penelitian berupa kuisioner, setelah data terkumpul kemudian
dianalisis menggunakan uji statistik Univariat dan Bivariat. Hasil penelitian menyatakan
akseptor KB AKDR yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebesar 12 akseptor
(46%), sedang 8 akseptor (31%), dan tingkat pengetahuan rendah 6 akseptor (23%).
Sedangkan tingkat pengetahuan akseptor KB non AKDR yang tinggi sebanyak 8
akseptor (31%), sedang 8 akseptor (31%), dan tingkat pengetahuan rendah I0 akseptor
(38%). Data diatas menunjukkan adanya perbedaan tingkat pengetahuan akseptor KB
AKDR dan akseptor KB non AKDR tentang alat kontrasepsi AKDR di Kelurahan
Pondok Cina, Kecamatan Beji. Rekomendasi hasil penelitian ini adafah rnengadakan
pendidikan kesehatan dan meningkatkan pengetahuan Kader tentang alat kontrasepsi,
perlu penelitian Iebih lanjut mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan, dan dilakukan penelitian yang sama dengan memperluas responden agar
dapat digeneralisasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5544
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Diena Juliana
"Lanjut usia (lansia) umumnya mengalami banyak pembahan baik fisik, mental, peran, kedudukan sosial serta perpisahan dengan orang-orang yang dicintai. Ketidakmampuan lansia beradaptasi terhadap perubahan-perubahan ini dan ketidakadekuatan dukungan keluarga dapat menimbulkan problem mental, salah satunya depresi.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia di salah satu RW Kelurahan Pondokcina, Kecamatan Beji Kota Depok.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Total sampel 40 orang lansia, Dukungan keluarga dikaji menggunakan kuesioner dukungan keluarga dan APGAR keluarga, sedangkan depresi dikaji dengan menggunakan GDS-15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60% lansia mengalami depresi ringan, 40% Iansia mengalami depresi sedang, tidak ada lansia yang mengalami depresi berat. Selain itu juga didapatkan bahwa mayoritas Iansia (65%) yang menjadi responden mendapatkan dukungan keluarga yang tinggi, sedangkan 35% lainnya mendapatkan dukungan keluarga yang sedang. Hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada lansia diketahui dengan mengglmakan uji Kai kuadrat. Dukungan keluarga terbukti secara bermakna mempengaruhi tingkat depresi pada lansia.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lansia membutuhkan dukungan keluarga guna menghadapi berbagai perubahan sebagai akibat proses menua Hasil studi ini dapat digunakan untuk meningkatkan pelayanan terhadap lansia melalui pemberdayaan keluarga dalam memberikan dukungan yang lebih efektif."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5899
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>