Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157624 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nixea Zahrany Tahir
"Tren penggunaan sneakers di kalangan anak muda, khususnya di Jakarta, mencerminkan perubahan nilai sosial karena sneakers tidak hanya dinilai dari fungsi utilitasnya, tetapi sebagai simbol status dan validasi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana meme satire yang diunggah oleh akun @sltyhub di Instagram berkontribusi dalam membentuk citra merek sneakers melalui kritik terhadap perilaku konsumtif, strategi pemasaran manipulatif, hingga perilaku sneakerhead. Dengan menggunakan metode analisis konten, penelitian ini mengamati unggahan dari akun Instagram @sltyhub yang mencakup 10 unggahan meme satire terkait sneakers. Pengamatan mencakup isi konten berupa meme, caption, serta komentar yang relevan di setiap unggahan. Sebagai acuan analisis, penelitian ini menggunakan konsep citra merek yang terdiri dari dua dimensi utama, yaitu dimensi fungsional dan dimensi hedonis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meme satire memainkan peran signifikan dalam memengaruhi citra merek. Pada dimensi fungsional, meme satire mengungkap ketidaksesuaian antara fungsi asli produk dan penggunaannya di konteks sosial, sementara pada dimensi hedonis, meme ini menciptakan narasi emosional yang memperkuat atau melemahkan asosiasi sosial terhadap merek tertentu. Selain itu, penelitian ini mengungkapkan bahwa meme satire tidak hanya alat hiburan, tetapi medium kritik sosial yang memiliki kekuatan untuk membentuk persepsi konsumen terhadap merek secara kolektif di komunitas digital.

The trend of sneaker usage among youth people, particularly in Jakarta, reflects a shift in social values, as products are no longer judged solely for their utilitarian functions but also as symbols of status and social validation. This study aims to analyze how satire memes uploaded by the Instagram account @sltyhub contribute to shaping the brand image of sneakers through critiques of consumptive behavior, manipulative marketing strategies, and sneakerhead culture. Using content analysis methods, this study examines 10 satire meme posts from the Instagram account @sltyhub, focusing on their content, captions, and relevant comments. The analysis is guided by the concept of brand image, which comprises two main dimensions: functional and hedonic. The findings reveal that satire memes play a significant role in influencing brand image. In the functional dimension, satire memes highlight the mismatch between the original function of a product and its use in social contexts. In the hedonic dimension, these memes create emotional narratives that either reinforce or weaken social associations with certain brands. Moreover, this study reveals that satire memes are not merely a source of entertainment but also a medium of social critique capable of collectively shaping consumer perceptions of brands within digital communities."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Muhammad Azhar
"Sastra Prancis pada abad ke-19 ditandai oleh kemunculan beberapa aliran besar dalam berbagai ilmu pengetahuan, yaitu Romantisisme, Positivisme, Realisme, Idealisme, Naturalisme dan Simbolisme, dan masing-masing aliran-aliran tersebut melahirkan banyak sastrawan dan pemikir-pemikir besar yang namanya dikenal sampai sekarang. Salah satu dari sastrawan tersebut adalah Alfred Jarry, dengan dramanya yang kontroversial, Ubu Roi. Melalui drama ini, Jarry menjungkirbalikkan aturan-aturan dan norma-norma yang dianggap lazim pada masa itu, serta melayangkan kritik dan sindiran terhadap kaum borjuis melalui berbagai simbol dalam drama Ubu Roi, terutama dalam tokoh utama dari drama tersebut, Père Ubu. Artikel ini bertujuan untuk melakukan penelitian terhadap drama Ubu Roi karya Alfred Jarry, dan unsur-unsur satire yang terdapat dalam drama ini yang digunakan oleh Jarry sebagai kritik terhadap kaum borjuis. Drama ini bercerita tentang Père Ubu, yang bersama istrinya Mère Ubu, berencana untuk merebut takhta kerajaan Polandia dan membunuh semua anggota kerajaan. Artikel ini akan menggunakan metode kualitatif, bersamaan dengan teori semiotika Roland Barthes, dan skema aktan yang dikembangkan oleh A.J. Greimas untuk menganalisis struktur naratif. Struktur naratif menunjukkan bahwa cerita digerakkan oleh ketamakan Père Ubu dan obsesinya terhadap harta dan tahta. Analisis menunjukkan bahwa terdapat berbagai simbol dalam tokoh Père Ubu, dan hasil analisis menunjukkan bahwa simbol-simbol tersebut merupakan kritik dari Jarry terhadap kaum borjuis yang memiliki sifat tamak dan tidak peduli terhadap rakyat jelata.

French literature in the 19th century was marked by the emergences of numerous genres in various sciences, which are Romanticism, Positivism, Realism, Idealism, Naturalism and Symbolism, and each one of these genres gave birth to many great writers and thinkers whose names are still recognized even now. One of such writers was Alfred Jarry, with his controversial play, Ubu Roi. Through this play, Jarry overturned the rules and norms that were prevalent in that period, and flung numerous critiques and satires directed at the bourgeoise through various symbols in the drama Ubu Roi, particularly in the play’s protagonist, Père Ubu. This article aims to do a research on the play Ubu Roi by Alfred Jarry, and the satirical elements contained within this play used by Jarry as critiques on the bourgeoise. This play tells the story of Père Ubu, who, with his wife Mère Ubu, plots to usurp the throne of Poland and assassinate the royal family. This article will be using the qualitative method, with Roland Barthes’ theory on semiotics, and the actantial model developed by A.J. Greimas to analyze the narrative structure. The narrative structure shows that the story is moved by Père Ubu’s greed and his obsession of power and riches. The analysis shows that various symbols can be found within the character Père Ubu, and the analysis results shows that the aforementioned symbols are a form of critique from Jarry towards the bourgeoise who were greedy and have an uncaring attitude towards the common people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Wisudawanto
"Pengukuran kualitas terjemahan satire perlu mempertimbangkan parameter kesepadanan makna dan kemiripan interpretatif. Tujuan penelitian ini adalah pencapaian kualitas terjemahan satire yang melibatkan makna tekstual dan relevansi kontekstual. Analisis makna tekstual meliputi analisis tema, analisis naming dan proses, serta analisis polaritas dan modalitas. Analisis relevansi kontekstual digunakan untuk menentukan derajat relevansi yang menunjukkan kesamaan interpretasi maksud satire pada TSu dan TSa. Adapun analisis kualitas terjemahan digunakan untuk menentukan kualitas terjemahan satire. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang berupa studi kasus penerjemahan satire dalam novel Animal Farm dengan mengkaji produk penerjemahan novel Animal Farm sebagai TSu dan novel Binatangisme sebagai TSa. Data yang digunakan berupa satire pada TSu dan terjemahannya di dalam TSa. Hasil analisis menunjukkan adanya makna tekstual yang tetap lebih banyak daripada makna tekstual yang bergeser. Makna tekstual yang tetap berfungsi mempertahankan makna, sedangkan makna tekstual yang bergeser untuk menambahkan makna satire. Pemertahanan makna tekstual ditunjukkan dengan struktur tema, naming dan proses, serta polaritas dan modalitas yang tidak bergeser. Penelitian ini juga menunjukkan derajat relevansi tinggi pada satire lebih banyak daripada derajat relevansi rendah. Derajat relevansi berpengaruh pada interpretasi satire. Pengukuran derajat relevansi satire melibatkan eksplikatur, premis terimplikasi, dan kesimpulan terimplikasi. Kesamaan premis dan kesimpulan terimplikasi menunjukkan tingginya derajat relevansi satire, sedangkan perbedaan premis dan kesimpulan terimplikasi menunjukkan rendahnya derajat relevansi satire. Makna tekstual dan derajat relevansi berkontribusi terhadap pengukuran kualitas terjemahan satire.

Translation quality assessment concerned in the equivalence of meaning and interpretative resemblance. The research aims to accomplishment of translation quality assessment satire using the textual meaning and contextual relevance. Textual meaning covers analysis of theme, naming and process as well as polarity and modality. Relevance analysis is determined by relevance degree and shows the similar interpretation of satire in source text (ST) and target text (TT). Meanwhile, translation quality analysis indicates the translation quality of satire. The study belongs to qualitative research with a case study of translation satire in Animal Farm novel. It discusses Animal Farm novel as ST and its translation Binatangisme as TT. The data is satire in ST and its translation in TT. The results show that the maintenance of textual meaning of translation satire is more than a shift of textual meaning. The maintenance of textual meaning preserves the meaning of satire, while the shift of textual meaning adds the meaning of satire. The maintenance of textual meaning indicates the preserving theme, naming and process, as well as modality and polarity. The results also describe high relevance degree in satire more than low relevance degree. The relevance degree has impacted in interpretation of satire. The evaluation of relevance degree involves explicature, implicated premises, and implicated conclusion. The similar implicated premise dan conclusion indicate the high relevance degree, while the difference implicated premise and conclusion shows the low relevance degree. Textual meaning and degree of relevance contribute to translation quality assessment of satire."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Böll, Heinrich
Munchen: Deutscher Taschenbuch, 1966
GER 837 BOL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Hakim
"Sastra Indonesia adalah hasil-hasil kesastraan yang memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai pengekspresi gagasan yang ada di sebalik karya yang bersangkutan. Setiap karya sastra yang dihasilkan oleh sastrawan di daerah, yang ditulis dalam bahasa Indonesia, merupakan sastra Indonesia. Salah seorang sastrawan yang tinggal di daerah dan menuliskan karyanya dalam bahasa Indonesia ialah A.A. Navis. Namanya mulai mencuat di tahun 1955 ketika Robohnya Surau Kami menjadi cerpen terbaik majalah kisah. Tidak hanya cerpen, ia pun menulis puisi dan novel. Melalui karya-karyanya itulah satire terhadap berbagai persoalan yang ada di sekitamya disampaikan. Penelitian mengenai satire dalam cerpen-cerpen A.A. Navis-dengan Politik Warung Kopi sebagai landasan-menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, topik-topik yang disatire terkait dengan masalah politik, ekonomi, dan moral. Kedua, satire disampaikan dengan gaya humor dan ironi. Ketiga, tokoh-tokoh yang terdapat dalam cerpen identik dengan gelar adat, nama suku bangsa, atau budaya Minangkabau. Keempat, satire disampaikan melalui tiga proses: pembuka, stimulasi, dan penyampaian. Kelima, untuk mendapatkan rima akhir yang sama, A.A. Navis melakukan manipulasi fonologis dan semantis yang menimbulkan efek humor. Keenam, pada tataran sintaksis, repetisi kata, gagasan utama, pertentangan, dan bentuk aktif-pasif dimanfaatkan untuk memberikan penekanan pada gagasan utama, sebagai bagian yang disatire."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
S10741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johnson, Edgar
New York: Simon and Schuster, 1945
817 JOH t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The Literature of Satire is an accessible but sophisticated and wideranging
study of satire from the classics to the present in plays, novels, and the press aswell as in verse. In it Charles Knight analyses the rhetorical problems created by satire’s complex relations to its community, and examines how it exploits the genres it borrows. He argues that satire derives froman awareness of the differences between appearance, ideas, and discourse. Knight provides illuminating readings of such satirists familiar and unfamiliar as Horace, Lucian, Jonson, Moli`ere, Swift, Pope, Byron, Flaubert, Ostrovsky, Kundera, and Rushdie. This broad-ranging examination sheds new light on the nature and functions of satire as a mode of writing, as well as on theoretical approaches to it. "
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 2004
e20394225
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
"Kehidupan sosial dan budaya pada masa orde baru menyimpan banyak ketidakberesan sosial yang terekam dalam ingatan sejarah politik Indonesia. Sedangkan upaya ekspresi pada masa itu tidak berjalan dengan baik akibat adanya represi pemerintah di berbagai aspek. Proses ekspresi ini dilakukan oleh Koes Plus dalm lirik lagu Tul Jaenak melalui bahasa Jawa dan nilai budaya yang terdapat di dalamnya. Untuk meninjau hal tersebut, penelitian ini menyoroti sejumlah rumusan meliputi :1) Bagaimana teori kritik Habermas menjelaskan proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui  lagu “Tul Jaenak”? (2) Bagaimana resistensi dilakukan melalui lagu “Tul Jaenak” sebagai bentuk emansipasi dan pencerahan? Untuk menjawab rumusan penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses emansipasi dan pencerahan yang dilakukan Koes Plus melalui lagu “Tul Jaenak”, menggunakan teori kritisHabermas dan Resistensi Stuart Hall untuk melengkapi jawaban atas proses analisis yang searah. Sehingga penelitian ini dapat menghasilkan suatu jawaban mengenai sikap Koes Plus terhadap berupa isu ekonomi krisis beras, dan respon Koes Plus dalam realitas sosial melalui satuan lirik lagu “Tul Jaenak.

The social and cultural life of the New Order era contained many social irregularities that were neatly stored in the memory of Indonesian political history. Meanwhile, expression efforts at that time did not go well due to government repression in various aspects. Koes Plus carries out this expression process in the lyrics of the song Tul Jaenak through the Javanese language, and the cultural values ​​contained therein. The research question of this study include 1) How does Habermas' critical theory explain the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak"? (2) How is resistance carried out through the song "Tul Jaenak" as a form of emancipation and enlightenment? This study aims to identify the process of emancipation and enlightenment carried out by Koes Plus through the song "Tul Jaenak". This study uses Habermas' critical theory and Stuart Hall's resistance to complete the answer to a unidirectional analysis process. So that this research can produce an answer regarding Koes Plus' attitude towards the economic issue of the rice crisis and Koes Plus's response to social reality through the lyrical unit of the song "Tul Jaenak"."
[Depok;Depok, Depok]: [Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia;Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia], 2023
TA-pdf;TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Weinbrot, Howard D.
Cambridge, UK: Cambridge University Press, 1991
817.509 WEI e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ashfi Dania
"Penelitian ini menganalisis dua cerita pendek Yusuf Idris “Arkhas Layaali” dan “Thabliyah minas-Sama’” untuk melihat gambaran isu sosial dan humor satire yang menjadi ciri khas dalam cerita-cerita Yusuf Idris. Yusuf Idris (1927-1991) merupakan penulis cerita pendek dan dramawan produktif Mesir dan dunia Arab. Kajian ini menggunakan unsur-unsur intrinsik cerita pendek dalam menganalisis humor satire dan masalah sosial dengan pendekatan strukturalisme. Berdasarkan masalah sosial dalam studi Salva Khammas (1971) serta teori humor satire Gorys Keraf (2010) dimana satire merupakan ungkapan menyindir, mengkritik, menertawakan atau menolak sesuatu. Serta unsur-unsur satire menurut David Marcus (1995) yaitu ironi, ejekan, parodi, dan fitur retoris. Analisis masalah sosial dan satire dalam kedua cerita memenuhi sifat saling mengisi karya sastra antara mendidik sekaligus menghibur. Tradisi serta keadaan sosial dalam kedua cerpen mencerminkan simpati Yusuf Idris terhadap ketidakadilan. Hal tersebut selaras dengan ciri khas cerita-cerita Yusuf Idris berupa masalah sosial, jenaka, dan mencerminkan pandangannya terhadap kehidupan masyarakat kalangan bawah Mesir pada masa hidupnya.

This study analyzes two of Yusuf Idris' short stories “Arkhas Layaali” and “Thabliyah minas-Sama" to see social issues and humor which characterizes Yusuf Idris' stories. Yusuf Idris (1927-1991) was a prolific short story writer and playwright in Egypt and the Arab world. This study uses the intrinsic elements of short stories in analyzing satirical humor and social problems using a structuralism approach. Based on social problems in the study of Salva Khammas (1971) and Gorys Keraf's theory of satire humor (2010) where satire is an expression of satire, criticizing, responding to or rejecting something. As well as the elements of satire according to David Marcus (1995) namely irony, ridicule, parody, and rhetorical features. The analysis of social problems and satire in both stories fill the literary works complementary nature of educating and entertaining. The traditions, social conditions, and characters in the two short stories reflect Yusuf Idris' sympathy for injustice. This is accord with the characteristics of Yusuf Idris' stories namely social problems, humour, and reflecting his views on the life of the Egyptian lower class during his lifetime."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>