Ditemukan 11745 dokumen yang sesuai dengan query
Roizen, Michael F
New York: Free Press, 2006
613.2 ROI y
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Sandra Amelia
"Gaya hidup masyarakat perkotaan dalam mengkonsumsi makanan cepat saji yang cenderung tinggi lemak dan kolesterol merupakan faktor risiko terjadinya kolelitiasis. Karya ilmiah akhir ini menggambarkan pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien pascabedah laparoskopik kolesistektomi. Perawat berperan penting dalam memberikan edukasi diet rendah lemak pada pasien kolelitiasis. Diet rendah lemak membatasi asupan kolesterol, sehingga tidak terjadi hipersaturasi cairan empedu yang akan memicu terbentuknya batu empedu kembali setelah pengangkatan kandung empedu. Peningkatan pemahaman pasien sebagai hasil edukasi diet rendah lemak yang diberikan, penting untuk mengubah perilaku pasien setelah pulang dari rumah sakit. Penggunaan media yang lebih bervariasi dalam edukasi harus menjadi discharge planning untuk klien.
Urban lifestyle in consumpting fast food which contains high fat and cholesterol is a risk factor for cholelithiasis. This papers describe the implementation of nursing care to post laparoscopic cholecystectomy surgery patients. Nurses give an important role in educating low-fat dietary in patients with cholelithiasis. Low-fat diet can decrease intake of cholesterol, so hipersaturasion of bile that would lead to the formation of gallstones come back after gall bladder removal will not happened. Improved understanding of the patient as a result of a given low-fat diet education is important to change the behavior of patients after discharge from the hospital. A more varied of media use in education should be a discharge planning for clients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Halimatul Nurhikmah
"Wanita usia remaja dan dewasa awal merupakan populasi yang rentan menghadapi masalah terkait citra tubuh dan status gizi. Wanita menginginkan tubuh ideal kurus yang saat ini menjadi tren, di sisi lain kemajuan teknologi membuat orang malas bergerak sehingga dapat menyebabkan kegemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara citra tubuh dan motivasi untuk menurunkan berat badan pada mahasiswi dengan status gizi normal dan berlebih. Penelitian ini bersifat deskriptif korelasional. Total sampel berjumlah 204, dengan rincian sebanyak 106 mahasiswi dengan status gizi normal dan 98 mahasiswi dengan status gizi lebih menjadi responden dalam penelitian ini. Para responden diminta untuk mengisi kuesioner yang terdiri dari tiga bagian yaitu data demografi, Body Shape Questionnaire (BSQ) dan the Motivation for Weight Lose Scale (MWLS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan citra tubuh pada mahasiswi dengan status gizi normal dan berlebih (p < .001), namun tingkat motivasi untuk menurunkan berat badan tidak menunjukkan adanya perbedaan (p = .068). Analisis bivariat antara citra tubuh dan tingkat motivasi untuk menurunkan berat badan menunjukkan adanya hubungan bermakna (p < .001). Mahasiswi dengan status gizi normal memiliki citra tubuh yang lebih positif dibandingkan dengan mahasiswi dengan status gizi berlebih, namun pada tingkat motivasi untuk menurunkan berat badan tidak didapatkan perbedaan yang bermakna. Wanita usia remaja dan dewasa awal perlu mendapatkan pemahaman tentang pentingnya menjaga tubuh dalam kondisi normal, serta bahaya yang dapat ditimbulkan dari berat badan yang kurang atau lebih dari batas normal.
Female adolescence and early adulthood are vulnerable populations that face problems related to body image and nutritional status. Women want a thin ideal body that is currently the trend, on the other hand technological advances that make people lazy to move can lead to obesity. This study aims to investigate the relationship between body image and the motivation to lose weight on female college students with normal and excess nutritional status. This study is a cross-sectional quantitative methods. A total of 204 samples with specification 106 female students with normal nutritional status and 98 female students with excess nutritional status were respondents in this study. The respondents were asked to complete a questionnaire consisting of three parts: demographic data, Body Shape Questionnaire (BSQ) and the Motivation for Weight Lose Scale (MWLS). The results showed that there are differences in body image on female students with normal nutritional status and excess (p < .001), but the level of motivation to lose weight showed no difference (p=.068). Bivariate analysis between body image and level of motivation to lose weight showed a significant relationship (p < .001). Female college students with normal nutritional status have more positive body image than female college students with exess nutritional status, but there is not significant different in level of motivation to lose weight. Female adolescence and early adulthood need to gain an understanding of the importance of keeping the body under normal conditions, as well as the dangers that may result from weight less or more than the normal range."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56295
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zaenudin
"Sebagian besar penderita diabetes melitus tipe 2 tergolong obesitas berdasarkan pengukuran waist to hip ratio (RLPP). Obesitas sentral dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan penderita diabetes melitus tipe 2 tentang pengelolaan diet diabetes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan tentang manajemen pola makan dengan rasio lingkar pinggang pinggul pada pasien diabetes melitus tipe 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan melibatkan 141 penderita diabetes tipe 2 yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita DM tipe 2 memiliki tingkat pengetahuan sedang (59,6%) dan mengalami obesitas berdasarkan pengukuran RLPP (70,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang pengelolaan pola makan dengan rasio lingkar pinggang pinggul pada penderita diabetes melitus tipe 2 (p value: 0,000). Peneliti merekomendasikan peningkatan tingkat pengetahuan tentang manajemen pola makan pada penderita diabetes melitus tipe 2, terutama tentang jenis makanan yang perlu dikonsumsi sehari-hari. Selain itu, perlu dilakukan pengukuran rasio lingkar pinggang pada penderita diabetes melitus tipe 2 sehingga nilai normal rasio lingkar pinggang-pinggul adalah <0,90 untuk pria dan <0,85 untuk wanita.
Most people with type 2 diabetes mellitus are classified as obese based on the measurement of waist to hip ratio (RLPP). Central obesity can be influenced by the lack of knowledge of type 2 diabetes mellitus sufferers about diabetes diet management. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge about diet management and the waist-to-hip ratio in patients with type 2 diabetes mellitus. This study used a cross-sectional approach involving 141 type 2 diabetes patients who were selected by consecutive sampling technique. The results of this study indicate that most of the type 2 diabetes mellitus sufferers have a moderate level of knowledge (59.6%) and are obese based on the RLPP measurement (70.2%). The results of the bivariate analysis showed that there was a significant relationship between the level of knowledge about diet management and the waist-to-hip circumference ratio in type 2 diabetes mellitus sufferers (p value: 0.000). Researchers recommend increasing the level of knowledge about diet management in people with type 2 diabetes mellitus, especially about the types of food that need to be consumed daily. In addition, it is necessary to measure the waist circumference ratio in type 2 diabetes mellitus sufferers so that the normal value of the waist-to-hip circumference ratio is <0.90 for men and <0.85 for women."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fransisca
"Asupan energi dan komposisi makronutrien pada usia remaja mempengaruhi kesehatan pada usia dewasa. Remaja yang mengalami obesitas berisiko tinggi mengalami penyakit serius di usia dewasa seperti penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus. Lingkar pinggang digunakan dalam penelitian ini sebagai parameter status gizi remaja khususnya untuk menggambarkan obesitas sentral. Penelitian cross sectional ini dirancang untuk mengetahui hubungan asupan energi dan komposisi makronutrien dengan lingkar pinggang remaja usia 15 18 tahun di Jakarta. Data diambil dari 75 orang remaja yang berkuliah di salah satu Fakultas Kedokteran di Jakarta pada periode Maret 2012 Mei 2012. Data diambil secara total sampling dan diperoleh dari wawancara dengan menggunakan instrumen FFQ Food Frequency Questionnaire serta pengukuran lingkar pinggang. Sebanyak 20 dari total subjek mengalami obesitas sentral. Subjek rata rata mengonsumsi energi berlebih dengan nilai tengah sebesar 2443 761 5109 kkal dengan rerata persentase komposisi makronutrien sebagai berikut 53 97 9 31 karbohidrat 13 67 2 65 protein dan 31 41 8 12 lemak. Hubungan antara asupan energi dengan lingkar pinggang remaja menghasilkan nilai p 0 908. Sedangkan hubungan komposisi karbohidrat protein dan lemak dengan lingkar pinggang remaja masing masing menghasilkan nilai p 0 118 p 0 200 p 0 540. Dengan demikian tidak terdapat hubungan antara asupan energi dan komposisi makronutrien dengan lingkar pinggang pada remaja usia 15 18 tahun di Jakarta.
Energy intake and macronutrients composition in adolescents could affect the health when they become an adult. The obese adolescent have high risk to have serious disease when they become adult such as cardiovascular disease and diabetes mellitus. Waist circumference was used in this study for represent adolescents rsquo nutrition status in particular to describe central obesity. This cross sectional study was design to know the relationship between energy intake and macronutrients composition in adolescents aged 15 18 years in Jakarta. Data were taken from 75 adolescents who study in one of Medical Faculty in Jakarta during March 2012 May 2012. Data were taken by total sampling and obtained from interview by using FFQ Food Frequency Questionnaire and waist circumference measurement 20 of subjects had central obesity. Subjects on average consume excess energy with a median of 2443 761 5109 kkal with a mean percentage of macronutrients composition as follows 53 97 9 31 of carbohydrate 13 67 2 65 of protein and 31 41 8 12 of fat. Relationship between energy intake and waist circumference in adolescents had the p value 0 908. While relationship between carbohydrate protein and fat composition with waist circumference in adolescents had each p value as follows p 0 118 p 0 200 p 0 540. Thus there was no relationship between energy intake and macronutrients composition with waist circumference in adolescents aged 15 18 years in Jakarta."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vina Novia Sari
"
ABSTRAKGout merupakan salah satu penyakit yang muncul akibat gaya hidup masyarakat perkotaan yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi makanan tinggi purin, kurang olahraga, kurang mengkonsumsi cairan dan istirahat yang tidak cukup. Penanganan gout yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi sehingga diperlukan perawatan yang tepat untuk mencegah dampak tersebut. Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan fokus pengaturan diet pada anggota keluarga dengan gout yang dilakukan selama 7 minggu dengan prinsip diet rendah purin yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori harian. Pengaturan diet diterapkan setiap hari dengan menyusun menu makanan dan mengevaluasi makanan yang dimakan melalui catatan makan harian selama 4 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan intervensi yang dilakukan efektif dalam menurunkan dan menstabilkan kadar asam urat. Intervensi pengaturan diet asam urat disarankan untuk dilakukan pada keluarga lainnya untuk mengontrol dan mencegah dampak dari gout.
ABSTRACTGout is one of the disease that appearing due to unhealthy lifestyle on urban community, such as smoking, consuming food with high purine, less exercising, less consuming liquids and haven rsquo t rest enough. Improper practice can cause complications so it need proper cares to prevent these impacts. This Final Scientific Nurse Paper aims to provide an illustration of nursing family care with focusing in diet management on the family members with uric acid during 7 weeks with the principle of a diet low purine that adapted to the needs of daily calories. Diet management applied every day with composing food menu and evaluate food is eaten through food diary for 4 weeks. The evaluation results show intervention is effective in lowering and stabilize uric acid levels. Intervention uric acid diet management suggested to be held on other family rsquo s controls and prevent impact of gout."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Turner, Natasha
New York: Rodale, 2010
615.854 TUR h
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Irma Darmawati
"Sebagian besar kematian di dunia berhubungan dengan penyakit akibat kelebihan berat badan dan kegemukan. Latihan fisik interval training menjadi alternatif untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan fisik interval training terhadap IMT dengan menggunakan quasi experiment dan desain pre dan post group design 1-vith control group melibatkan 44 sampel perempuan dewasa dengan kelebihan berat badan dan kegemukan.
Hasil penelitian menunjukan pengaruh signifikan dan mampu memberikan manfaat penurunan IMT setelah 12x latihan (p value=O,OOO). Hasil penelitian selanjutnya tidak menunjukan perubahan yang bermakna terhadap rasio pingang pinggul IWHR(p value=0,257), namun memberikan perubahan bermakna pada masingmasing komponen nilai lingkar pinggang dan lingkar pinggul. Peran perawat komunitas diperlukan untuk mengimplementasikan latihan fisik interval training sebagai bagian dari program pencegahan penyakit tidak menular.
Most of the deaths in the world is due to diseases associated with overweight and obesity. Interval training exercise could be alternative to solve that problem. The aim of the study was to explain the effect of interval training exercise on BMI. This research used a quasi-experimental design, pre-post with control group involved 44 samples of adult women w·ith overweight and obesity. The results showed that interval training had a significant influence on reduction ofBMI after 12x exercises (p value=O,OOO). The second results show·ed there was no significant change in waist to hip ratio (p value = 0.257), but it gave meaningful changes in each component waist circumference and hip circumference. Community nurses may consider to implement interval training exercise as part of non-communicable disease prevention program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42419
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Citra Hafilah Shabrina
"Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis dengan angka penderita yang tinggi di Indonesia. DM merupakan penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Pada masyarakat perkotaan, mobilitas yang tinggi menyebabkan masyarakat kurang memperhatikan pengaturan pola makan. Sedangkan pola makan atau diet yang tidak teratur merupakan salah satu faktor risiko DM. Karya ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan fokus pengaturan diet pada anggota keluarga dengan masalah DM. Asuhan keperawatan keluarga diberikan selama 7 minggu.
Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan adalah dengan pengaturan diet DM dengan prinsip 3 J (Jumlah, Jenis, dan Jam). Pengaturan diet DM diterapkan setiap hari dengan menyusun menu makanan sesuai dengan kebutuhan kalori dan indeks glukosa yang rendah selama 6 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan efektif dalam menurunkan kadar gula darah dan menstabilkan gula darah pada keluarga Bapak M. Intervensi pengaturan diet DM disarankan untuk dilakukan pada keluarga yang tidak memiliki komplikasi atau penyakit penyerta lain serta tidak memiliki stressor tinggi.
Diabetic Mellitus (DM) is a chronic disease with high number of patient in Indonesia. DM is a disease that caused by unhealthy lifestyle. On urban communities, high mobilization make people don?t give an attention to their food. Meanwhile, food or irregular diet pattern becomes one of DM risks factor. This Final Scientific Nurse Paper purpose is to describe nursing care with diet management on family with DM. Family nursing care was given within 7 weeks. The main nursing intervention is diet management with amount, type, and schedule arrangement. Diet management for DM was applied everyday on 6 weeks with arranging menu that fit to calorie needed and low glucose index. The results of the intervention showed that the main intervention was effective to reduce and stabilize blood glucose level. Diet management is recommended to apply on family with DM without another disease or complication and with low stressor."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Devina Rivanti Nugita
"
ABSTRAKMasyarakat perkotaan memiliki kegiatan yang tinggi dan memiliki banyak fasilitas seperti tempat makan siap saji dan tempat makan di sepanjang jalan. Hal ini dapat menyebabkan pola makan masyarakatnya menjadi terganggu. Pola makan yang tidak baik menyebabkan gaya hidup seseorang menjadi tidak baik, sehingga dapat berkembang menjadi masalah kesehatan yaitu Diabetes Melitus DM . Karya ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan keluarga dengan fokus pengaturan diet pada anggota keluarga dengan masalah DM. Asuhan keperawatan keluarga diberikan selama 7 minggu. Intervensi keperawatan unggulan yang diberikan adalah dengan pengaturan diet DM dengan prinsip 3 J Jumlah, Jenis, dan Jam. Pengaturan diet DM diterapkan setiap hari dengan menyusun menu makanan sesuai dengan kebutuhan kalori dan indeks glukosa yang rendah selama 5 minggu. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan efektif dalam menurunkan kadar gula darah keluarga Bapak M yaitu Ibu S. Intervensi pengaturan diet DM disarankan untuk dilakukan pada lansia yang memiliki sistem pendukung keluarga.
ABSTRACTIn urban communities, they had high activity and also had many facilities such as fast food place. This can cause the diet to be disturbed. Poor diet causes a person 39 s lifestyle to be bad, so it could developed into a health problem, on of the health problems is Diabetes Melliitus DM. The final scientific work of Ners aims to provide an overview of family nursing care with the focus of dietary arrangements on family members with DM problems. Family nursing care is given for 7 weeks. Superior nursing orders are given by setting the DM diet with the principle of 3 J Number, Type, and Clock. The DM dietary regimen is applied daily by preparing a food menu in accordance with the calorie needs and low glucose index for 5 weeks. The results of the evaluation showed that nursing interventions were effective in reducing blood sugar levels of Mr. M 39 s family, namely Mrs. S. The intervention of dietary DM regulation was recommended for the elderly who had family support system."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library