Ditemukan 107405 dokumen yang sesuai dengan query
Dewita Oktavia Nuur Marwan
"Internet of Things (IoT) merupakan sebuah konsep di mana berbagai perangkat komputasi saling terhubung melalui internet dan memiliki kemampuan untuk mengumpulkan atau mengirimkan data. Perluasan dan kecepatan perangkat komputasi menggunakan jaringan Wi-Fi dapat menghasilkan data yang kompleks dan berdimensi tinggi pada sistem IoT. Data yang berdimensi tinggi dapat menimbulkan beberapa kendala dan perangkat IoT akan menghindari untuk melakukan tugas yang komputasinya berat. Semakin kompleksnya sistem IoT, semakin sulit bagi sistem untuk mengidentifikasi dan menemukan serangan siber. Salah satu upaya yang paling umum digunakan untuk melindungi sistem IoT adalah Intrusion detection system (IDS). Pada penelitian ini dilakukan model berbasis machine learning untuk mengembangkan IDS menggunakan dataset AWID2 dengan tipe “CLS” yang berisikan 2 juta lalu lintas trafik pada jaringan WI-Fi yang dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu, normal, impersonation, injection, dan flooding. Random forest merupakan salah satu teknik ensemble atau gabungan dari sejumlah model decision tree yang memiliki keunggulan-keunggulan dibandingkan dengan metode machine learning lainnya, yaitu dapat mencegah terjadinya overfitting, memiliki waktu komputasi yang rendah, dan memiliki kemampuan lebih baik dalam mengelola dataset yang tidak seimbang. Untuk mengatasi data berdimensi tinggi, dilakukan seleksi fitur mutual information pada algoritma random forest untuk mendapatkan hasil model klasifikasi yang optimal. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa metode seleksi fitur mutual information dengan menggunakan 30 fitur terbaik pada algoritma random forest dengan hyperparameter-tuning random search terbukti dapat meningkatkan performa model klasifikasi dan efisiensi waktu jika dibandingkan menggunakan algoritma random forest tanpa seleksi fitur. Nilai metrik yang diperoleh oleh kombinasi tersebut adalah dengan nilai accuracy = 99,95276%, macro average F1-score = 99,76335%, macro average recall = 99,97962%, dan macro average presicion = 99,54935% dengan waktu prediksi 6,112 detik.
The Internet of Things (IoT) is a concept where various computing devices are interconnected via the internet and have the capability to collect or transmit data. The expansion and speed of computing devices using Wi-Fi networks generate complex and high-dimensional data in IoT systems. High-dimensional data in datasets pose several challenges, as IoT devices tend to avoid tasks that are computationally intensive. As IoT systems become more complex, it becomes increasingly difficult for the system to identify and detect cyber attacks. One of the most common efforts to protect IoT systems is the Intrusion Detection System (IDS). In this study, a machine learning-based model is developed to create an IDS using the AWID dataset with the “CLS” type, which contains 2 million network traffic records on Wi-Fi networks categorized into four classes: normal, impersonation, injection, and flooding. Random forest is an ensemble technique or a combination of multiple decision tree models that has advantages over other machine learning methods, such as preventing overfitting, having low computational time, and having better capabilities in handling imbalanced datasets. To address high-dimensional data, mutual information feature selection is applied to the random forest algorithm to achieve optimal classification model results. The results of the study indicate that the mutual information feature selection method using the top 30 features in the random forest algorithm with random search hyperparameter tuning can improve the performance of the classification model and time efficiency compared to using the random forest algorithm without feature selection. The metrics obtained by this combination are accuracy = 99.95276%, macro average F1-score = 99.76335%, macro average recall = 99.97962%, and macro average precision = 99.54935% with a prediction time of 6.112 seconds."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nurul Qomariah Abdillah
"Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini menciptakan ketergantungan manusia terhadap teknologi dan internet, salah satunya melalui penggunaan jaringan Wi-Fi. Konektivitas Wi-Fi berkaitan erat dengan Internet of Things (IoT) karena dapat memfasilitasi perangkat IoT untuk saling terhubung dan terkoneksi ke jaringan internet. Namun, peningkatan penggunaan Wi-Fi publik maupun privat rentan terhadap serangan siber. Badan Sandi dan Siber Negara memperkirakan tahun 2024 akan muncul ancaman seperti IoT attacks, distributed denial of services (DDOS), phishing, dan lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya upaya antisipatif untuk mengatasi serangan siber. Salah satu upayanya adalah menerapkan intrusion detection system (IDS) untuk memantau lalu lintas jaringan dan memberikan peringatan jika terdapat serangan. Peningkatan kemampuan deteksi IDS dapat dilakukan dengan menerapkan metode machine learning yang mampu mempelajari pola serangan secara efektif dan akurat. Pada penelitian skripsi ini diterapkan metode klasifikasi Support Vector Machine (SVM) Multiclass dengan pendekatan one-vs-one dan one-vs-rest pada dataset Aegean Wi-Fi Intrusion Detection System (AWID2) yang terdiri dari empat kelas dan memiliki dimensi data yang tinggi, yaitu 154 dimensi (fitur). Dalam mengatasi masalah dimensi tinggi tersebut dilakukan seleksi fitur yang bertujuan untuk menghilangkan fitur yang tidak relevan, sehingga fitur hanya terkonsentrasi pada fitur- fitur yang relevan dan informatif dalam menggambarkan serangan. Penelitian skripsi ini menggunakan metode Chi-square dan Information Gain Ratio. Hasil penelitian skripsi ini menunjukkan metode seleksi fitur Chi-square dengan klasifikasi SVM One Vs Rest pada kernel polynomial dengan memilih 54 fitur tertinggi merupakan model terbaik dalam mengklasifikasikan serangan siber pada Wi-Fi dengan nilai accuracy = 98,03%, Precision = 87,24%, Recall = 99,30%, dan F1 score = 91,90%.
Today's advances in information and communication technology create human dependence on technology and the Internet, one of which is through the use of Wi-Fi networks. Wi-fi connectivity is closely related to the Internet of Things (IoT) because it can facilitate IoT devices to interconnect and be connected to the internet network. However, increased use of public and private Wi-FI is vulnerable to cyber attacks. The National Password and Cyber Agency predicts that threats such as IoT attacks, Distributed Denial of Services, phishing, and more will emerge in 2024. Therefore, there is a need for pre-emptive efforts to deal with cyberattacks. One attempt is to implement the Intrusion Detection System (IDS) to monitor network traffic and give warning if there is an attack. Improved IDS detection capabilities can be achieved by applying machine learning methods that can learn patterns of attack effectively and accurately. In this study, the multi-class Support Vector Machine (SVM) classification method was applied to the Aegean Wi-Fi Intrusion Detection System (AWID2) dataset, which consists of four classes and has a high data dimension, namely 154 dimensions. In addressing the high dimension problem, a feature selection was carried out aimed at eliminating irrelevant features, so that the features were concentrated only on the features that are relevant and informative in describing the attack. This study of the script uses the Chi-square method and Information Gain Ratio. The results of this study show that the method of selection of the feature Chi-square with SVM One vs Rest classification on the polynomial kernel by choosing the 54 highest features is the best model in classifying cyber attacks on Wi-Fi with accuracy values = 98.03%, Precision = 87.24%, Recall = 99.30%, and F1 score = 91.90%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Daniel Roberto
"Tren cyber-attack atau serangan siber terus bertambah banyak setiap tahunnya. Menurut data dari patrolisiber.id, terdapat 61 laporan penipuan melalui e-mail dengan jumlah kerugian mencapai lebih dari 144 miliar rupiah dan merupakan modus penipuan dengan kerugian terbesar pada tahun 2019. Teknik machine learning telah diadaptasi pada algoritma deteksi dalam Intrusion Detection System (IDS) sebagai perangkat untuk memeriksa semua traffic jaringan karena dapat membawa manfaat dalam pengembangan performanya yang berskala besar dalam meningkatkan detection rate dan pengurangan processing time. Salah satu metode machine learning pada IDS adalah decision tree, yaitu metode yang dapat bekerja dengan cepat, menghasilkan akurasi yang baik, dan mudah untuk diinterpretasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan klasifikasi jenis serangan cyber-attack terhadap jaringan Wi-Fi dan Internet of Things melalui penerapan teknik machine learning dengan metode decision tree. Untuk menghindari overfitting pada model, akan digunakan teknik lanjutan yaitu post-pruning dengan menggunakan algoritma reduced error pruning. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah pengembangan performa model decision tree setelah dilakukan metode reduced error pruning dibanding model yang tidak dilakukan pruning. Evaluasi kinerja model yang sudah dilakukan pruning dengan ukuran nilai metrik accuracy, F1 score, recall, dan precision pada data testing masing-masing adalah sebesar 94.67%, 94.79%, 94.9%, dan 94.69%.
The trend of cyber-attacks continues to increase every year. According to data from patrolsiber.id, there are 61 reports of fraud via e-mail with a total loss of more than 144 billion rupiahs and is the mode of fraud with the biggest losses in 2019. Machine learning techniques have been adapted to the detection algorithms in the Intrusion Detection System (IDS) as a tool to examine all network traffic because they can bring benefits in the development of large-scale performance in increasing the detection rate and reducing processing time. One of the machine learning methods in the IDS is the decision tree, which is a method that works quickly, produces good accuracy, and is easy to interpret. This study aims to classify types of cyber-attacks against Wi-Fi networks and the Internet of Things through the application of machine learning techniques with the decision tree method. To avoid overfitting on the model, an advanced technique will be used, namely post-pruning using the reduced error pruning algorithm. The results obtained from this study are the development of the performance of the decision tree model after the reduced error pruning method is used compared to the model without pruning. Evaluation of the performance of the model that has been pruned with the metrics measurement of accuracy, F1 score, recall, and precision in data testing is 94.67%, 94.79%, 94.9%, and 94.69%, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Eriza Aminanto
"Pandemi COVID-19 sejak tahun 2020 menyebabkan transofrmasi digital secara masif yang terjadi, Tantangan keamanan yang perlu diatasi berasal dari sifat keterbukaan media nirkabel yang menjadi media komunikasi utama di IoT. Hal tersebut menyebabkan besarnya kerugian yang disebabkan kejahatan siber. Kepolisian Republik Indonesia lewat Direktorat Tindak Pidana Siber diharapkan memiliki peran pencegahan dalam melakukan giat pengawasan terhadap serangan-serangan ini, dimana Dittipidsiber belum memiliki fungsi pencegahan serangan siber. Sistem Pendeteksi Intrusi (Intrusion Detection System) atau lebih dikenal sebagai IDS, merupakan salah satu sistem yang dapat memantau serang siber ini, di mana memanfaatkan kecerdasan buatan untuk dapat memisahkan antara serangan siber dan bukan serangan. Pada penelitian ini, akan dihasilkan model pemolisian berbasis machine learning untuk pendeteksian serangan siber pada jaringan Wi-fi dan IoT. Model tersebut melakukan perekaman data jaringan, kemudian data tersebut dilakukan analisa IDS sehingga dapat ditampilkan di command room, yang kemudian ketika adanya indikasi serangan dapat dilakukan penindakan dengan cepat. Dilakukan simulasi dan analisis terhadap berbagai metode seleksi fitur dan model klasifikasi untuk menghasilkan IDS yang baik. Penelitian ini menggunakan dataset publik berisi serangan siber terhadap jaringan Wi-Fi. Dari hasil eksperimen, didapatkan bahwa metode terbaik untuk pengurangan fitur adalah mutual information dengan fitur berjumlah 20, dan metode untuk klasifikasi serangan adalah Neural Network, menghasilkan F-Score sebesar 94% dengan waktu yang dibuthkan 95 detik. Hasil ini menunjukkan IDS yang diusulkan memiliki kemampuan untuk mendeteksi serangan dengan cepat dan hasil deteksi yang sama bagus dengan penelitian sebelumnya.
Since 2020, the Covid-19 pandemic has caused massive digital transformation. Security challenges needed to be overcome is based on the nature of wireless media which is the main communication medium in IoT (Internet of Things). Such condition generates huge loss caused by cybercrime attacks. Indonesian National Police through Directorate of Cyber Crime (Dittipidsiber) is expected to have preventive roles in supervising these attacks, where Dittipidsiber has not had a cyber-attack prevention function. The Intrusion Detection System (IDS) is a system that can identify these cyber-attacks, utilizing artificial intelligence to be able to separate between cyber-attacks and non-attacks. In this study, a machine learning-based policing model will be generated for detecting cyber-attacks on Wi-Fi and IoT networks. The model records network data that will be analysed by IDS so that it can be displayed in the command room. After that, any indications of attacks can be identified quickly. The author performs the simulations and analyses various feature selection methods and classification models in order to produce a good IDS. The study employs a public dataset containing cyber-attacks against Wi-Fi networks. Based the experimental results, it is found that the best method for reducing features is mutual information using twenty features and the method for classifying attacks is Neural Network, resulting F-Score of 94% with a time required of 95 seconds. These results indicate that the proposed IDS have the ability to detect attacks quickly and the detection results are the same as previous studies."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rafa Elmira Afiani
"Internet of Things (IoT) merupakan sebuah teknologi yang memungkinkan perangkat untuk berkomunikasi dan mengirimkan data melalui jaringan tanpa campur tangan manusia. Kompleksitas pada jaringan IoT menyebabkan sistem mengalami kesulitan dalam mendeteksi properti serangan dan memaksa sistem untuk memperkuat keamanannya. Salah satu upaya yang paling sering digunakan untuk pertahanan jaringan IoT adalah Intrusion Detection System (IDS). Penggunaan IDS dapat memberikan peringatan dini dan mampu melakukan pencegahan terhadap potensi serangan pada jaringan. Penelitian ini menggunakan dataset Aegean WIFI Intrusion Dataset (AWID2) yang berisikan lalu lintas trafik internet pada jaringan WIFI. Data AWID2 berisi 2,3 juta records dan dikelompokkan ke dalam empat kelas yaitu normal, impersonation, injection, dan flooding. Penelitian ini dilakukan untuk melakukan klasifikasi jenis serangan siber pada jaringan IoT melalui penerapan teknik machine learning dengan metode Whale Optimization Algorithm – Support Vector Machine (WOA-SVM) dengan kernel RBF dan pendekatan One vs Rest, dimana Whale Optimization Algorithm (WOA) digunakan sebagai optimasi parameter yang digunakan pada metode Support Vector Machine (SVM). Untuk mengatasi permasalahan dimensi data yang tinggi pada dataset yang digunakan, dilakukan seleksi fitur untuk reduksi dimensi data dengan menggunakan metode seleksi fitur filter Information Gain. Kinerja model dievaluasi berdasarkan nilai metrik accuracy, precision, recall, dan F1 Score dengan memperhatikan waktu klasifikasi dan proprosi train-test split berkisar dari 50%-90%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model WOA-SVM memperoleh kinerja terbaik dengan menggunakan 40 fitur terbaik dari hasil seleksi fitur Information Gain menghasilkan tingkat accuracy sebesar 99,5951%, precision sebesar 96,3928%, recall sebesar 99,8888%, F1 Score sebesar 98,0662%, dan waktu klasifikasi selama 16,831 detik. Hasil kinerja model WOA-SVM tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan tanpa menggunakan seleksi fitur dan SVM tanpa optimasi parameter WOA.
The Internet of Things (IoT) is a technology that enables devices to communicate and transmit data over a network without human intervention. The complexity of IoT networks poses challenges in detecting attack properties and necessitates enhanced security measures. One of the most commonly employed defenses for IoT networks is the Intrusion Detection System (IDS). The use of IDS provides early warnings and can prevent potential attacks on the network. This study utilizes the Aegean Wi-Fi Intrusion Dataset (AWID2), which contains internet traffic data on Wi-Fi networks. The AWID2 dataset comprises 2 million records categorized into four classes: normal, impersonation, injection, and flooding. This research aims to classify types of cyber-attacks on IoT networks by applying machine learning techniques using the Whale Optimization Algorithm - Support Vector Machine (WOA-SVM) method with an RBF kernel and a One vs. Rest approach. The Whale Optimization Algorithm (WOA) is used to optimize the parameters employed in the Support Vector Machine (SVM) method. To address the high-dimensional data issue in the dataset, feature selection is performed to reduce data dimensions using the Information Gain filter method. The model's performance is evaluated based on the metrics of accuracy, precision, recall, and F1 Score, considering computation time and train-test split proportions ranging from 50% to 90%. The results indicate that the WOA-SVM model achieves the best performance by using the top 40 features from the Information Gain feature selection, yielding an accuracy of 99.5951%, precision of 96.3928%, recall of 99.8888%, F1 Score of 98.0662%, and a computation time of 16.831 seconds. The performance of the WOA-SVM model is superior compared to models without feature selection and SVM without WOA parameter optimization."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isyana Paramitha Iskandarputri
"
ABSTRAKArah pengembangan jaringan saat ini adalah pemanfaatan open source mengingat terbatasnya sumber untuk pengembangan teknologi jaringan baik untuk keperluan riset berbasis akademis ataupun enterprise. Open source yang dikembangkan memanfaatkan teknologi Software Defined Networking (SDN) yang memisahkan fungsi kontrol dan pengiriman data dalam pengiriman paket dalam jaringan sehingga pengguna memiliki kontrol atas lalu lintas jaringannya. Adapun OpenFlow sebagai protokol SDN paling umum digunakan kemudian digunakan untuk membangun open network tersebut. Teknologi Internet dan penggunaan perangkat mobile yang berkembang pesat secara bersamaan menyebabkan ketiga kebutuhan tersebut harus dikembangkan secara bersamaan, salah satunya dalam bentuk teknologi jaringan nirkabel berbasis open mobile. Penelitian ini akan fokus pada pengembangan jaringan Wi-Fi berbasis OpenFlow dengan evaluasi pada proses handoff secara horizontal menggunakan skema fast handoff mengingat belum diterapkannya skema ini dalam komunikasi multimedia secara real-time. Hasil pengujian yang dilakukan pada testbed sederhana memperlihatkan bahwa delay proses handoff pada jaringan Wi-Fi berbasis OpenFlow adalah sebesar 79,9 milidetik atau 21% lebih cepat dibanding delay handoff jaringan “tradisional”. Aliran data saat komunikasi terjadi juga lebih stabil akibat adanya flow yang diterapkan di tiap switch berbasis OpenFlow. Namun hasil pengujian harus diteliti lebih lanjut akibat kondisi testbed yang kurang stabil, tools packet capturer yang belum memenuhi standar, dan perumusan flow yang lebih baik.
ABSTRACTResearch in communication network has the limit due to its problem of the supply frequency and equipment. To overcome this problem, open source network using Software Defined Network (SDN) which has been continuously developed due enormous number of installed base equipment and protocols that are inflexible, predefined, and fixed since SDN offers a flexible, dynamic, and programmable functionality of network systems can be developed. By using OpenFlow as its protocol, we can program the network flow in a flow table on different switches and routers. This research approaches an OpenFlow-based Wi-Fi environment using OpenFlow-based Access Point (OFAP) and OpenFlow controller. Through this system we expect to achieve high performance and reliability in in real-time traffic (e.g: video streaming) over WLAN, by reducing the handoff delay compared to normal Wi-Fi environment. Each OFAP is deployed at two different rooms and performed several experiments to evaluate handoff delay. The result of this experiment is the handoff delay between OFAPs is smaller compared to handoff delay between normal vendor’s AP."
[, ], 2014
S58963
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Owen Susanto
"Dalam beberapa dekade terakhir, teknologi informasi berkembang dengan sangat pesat, hal ini juga diikuti dengan meningkatnya ancaman keamanan teknologi tersebut. Serangan siber seperti hacking, malware, dan pencurian data menjadi masalah yang serius dan merugikan bagi individu ataupun organisasi. Salah satu kelemahan yang sering digunakan untuk menyerang komputer adalah melalui jaringan. Maka, dibuat metode IDS (Intrusion Detection System) yang dapat membantu menjaga keamanan jaringan. Namun, IDS yang umum digunakan memiliki kelemahan dalam melihat pola dari kemiripan. Dari koneksi tersebut dapat dibangun pola antar koneksi sebagai tanda pengenal dini jenis koneksi. Koneksi-koneksi yang dilakukan ini secara natural akan membentuk pola yang saling berhubungan dimana ada sumber dan target koneksi. Maka, dapat digunakan bentuk Graph data, yang memiliki node (simpul) dan edges (sisi) sebagai penanda sumber (host) dan koneksi yang dilakukan. Untuk membantu melihat pola dari Graph data ini, diperlukan bantuan kemampuan machine learning yang dapat membangun model untuk melihat pola tersebut. Akan digunakan arsitektur GNN dan dataset AWID-2 untuk membangun model yang mampu mengelompokkan koneksi secara efisien. Setelah proses pembelajaran selesai, ditemukan bahwa model yang sudah dibangun tersebut memiliki akurasi 0,97, presisi 0,97 serta recall bernilai 0,97, dengan nilai F1 0,97.
In the last few decades, information technology has evolved very rapidly, which has also been accompanied by rising security threats. Cyber-attacks like hacking, malware, and data theft are serious problems and harmful to individuals or organizations. One of the weaknesses that is often used to attack computers is through a network. So, we created an IDS (Intrusion Detection System) method that can help keep the network safe. However, the commonly used IDS has weaknesses in seeing patterns of similarities. These connections will naturally form interrelated patterns where there is a source and a destination of the connection. So, you can use the data Graph form, which has nodes and edges as hosts and connections. To help see the pattern from this Graph data, you need the help of machine learning abilities that can build a model to see that pattern. It will use the GNN model architecture and the AWID-2 dataset to build a model that can efficiently group connections. After the learning process was completed, it was found that the built-in model had an accuracy of 0.97, a precision of 0.97 and a recall value of 0,97, with a value of F1 0.97."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nandiwardhana Waranugraha
"Supermarket adalah tempat yang sering menjadi pilihan untuk orang berbelanja. Hampir semua supermarket masih menggunakan keranjang belanja (shopping basket). Proses belanja banyak memakan waktu. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perangkat pada smart shopping basket berbasis Internet of Things (IoT) agar kegiatan beberlanja lebih efektif dan efisien. Skripsi ini telah melakukan percobaan ekspreimental untuk sistem Edge Computing pada Smart Shopping Basket sebagai Alternatif Sistem Cloud Computing Internet of Things untuk membantu pembeli dalam kegiatan berbelanja menjadi lebih cepat. Sistem terdiri dari perangkat keras Raspberry Pi dan webcam dan perangkat lunak Python, TFLite, OpenCV dan Google Cloud Vision API untuk mendeteksi objek belanja dan mengukur berapa lama objek dideteksi. Hasil deteksi objek tersebut dikalkulasi dan dikirimkan ke end-user dengan bentuk struk hasil belanja melalui aplikasi Telegram.
Penulis telah melakukan uji coba perangkat dengan 2 skenario utama yaitu Skenario #1 “Edge Computing” dan #2 “Cloud Computing”. Uji coba dilakukan dengan menggeser perangkat sejauh 0.3 meter sebanyak 10 kali dari titik acuan berupa router dengan 2 jenis propagasi yaitu Line of Sight dan Non-Line of Sight. Penulis juga memberi beberapa variabel tambahan untuk mengukur beberapa faktor yang mungkin mempengaruhi performa waktu perangkat. Varibel itu berupa resolusi gambar (480p dan 720p) dan banyak objek yang dideteksi (2 Objek dan 4 Objek). Berdasarkan uji coba skenario di atas, didapatkan waktu rata-rata total sebesar 1.75 detik untuk Skenario #1 “Edge Computing” dan 8.24 detik untuk Skenario #2 “Cloud Computing”.
Supermarket is a place that is often the choice to fulfill their basic needs. Almost all supermarkets still use shopping basket. The shopping process takes a lot of time. Therefore, we need a device on the Internet of Things (IoT) -based smart shopping basket so that shopping activities are more effective and efficient. This thesis has conducted experimental experiments for the Edge Computing system on Smart Shopping Basket as an Alternative Cloud of Computing Internet of Things System to help shoppers shop faster. The system consists of Raspberry Pi hardware and webcam and Python, TFLite, OpenCV, and Google Cloud Vision API software to detect shopping objects and measure how long they are detected. The object detection results are calculated and sent to end-users in the form of shopping receipts through the Telegram application.The author has tested the device with 2 main scenarios namely Scenario # 1 "Edge Computing" and # 2 "Cloud Computing". The trial was carried out by shifting the device as far as 0.3 meters 10 times from the reference point in the form of a router with 2 types of propagation namely Line of Sight and Non-Line of Sight. The author also provides several additional variables to measure several factors that might affect the device's time performance. The variable is in the form of image resolution (480p and 720p) and many objects are detected (2 Objects and 4 Objects). Based on the above scenario test, a total average time of 1.75 seconds is obtained for Scenario # 1 "Edge Computing" and 8.24 seconds for Scenario # 2 "Cloud Computing"."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Afdal Ridho Arman
"
Alat ini dibuat untuk memudahkan para pengemudi mobil untuk mencari tempat parkir gedung dan rubanah yang kosong. Alat ini menggunakan System-On-Chip NodeMCU ESP32 Wi-Fi yang diintegrasikan dengan sensor ultrasonic HC-SR04 dan aplikasi android yang dirancang dengan bahasa pemrograman Flutter. Alat utama pada proyek ini adalah sensor ultrasonic HC-SR04 yang bekerja untuk menentukan jarak ke objek mobil dalam ambang batas yang telah ditetapkan dan menjelaskan keberadaan mobil pada parkir mobil yang tersedia. Informasi yang dibaca oleh sensor ditransfer ke NodeMCU ESP32 Wi-Fi, lalu informasi tersebut kemudian ditransfer ke aplikasi android. Aplikasi android diprogram dengan bahasa pemrograman Flutter. Aplikasi akan menampilkan informasi kepada pengguna apakah tempat parkir tersedia atau tidak. Dalam hasil pengujian, perangkat lunak dan perangkat keras pada proyek ini dapat bekerja dengan baik dan dapat membaca keberadaan berbagai jenis mobil dan bukan jenis mobil.
This tool is made to make it easier for car drivers to find an empty parking space and basement. This tool uses the System-On-Chip NodeMCU ESP32 Wi-Fi which is integrated with the HC-SR04 ultrasonic sensor and an android application designed with the Flutter programming language. The main tool in this project is the HC-SR04 ultrasonic sensor to determine the distance to a car within a predetermined threshold and explain the presence of the car in the car park. Information read by the sensor is transferred to NodeMCU ESP32 Wi-Fi, and then it transferred to the android application. The android application is programmed with the Flutter programming language. The application will display information to users whether a parking space is available or not. In the testing result, This project successfully work either in software and hardware, and can read the existence of various types of cars and not cars.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Adhitya Wicaksono
"
ABSTRAKJaringan nirkabel atau wireless adalah salah satu media atau sistem transmisi data yang menggunakan gelombang radio sebagai media transmisinya dan sebuah pengembangan dari jaringan komputer yang sebelumnya menggunakan kabel sebagai media penghubungnya. Nirkabel memanfaatkan udara/gelombang elektromagnetik sebagai media lalu lintas pertukaran data. Namun seiring perkembangannya, keamanan pada jaringan nirkabel ternyata cukup rentan, dan memberikan potensi yang cukup tinggi bagi para hacker. Keamanan jaringan mempunyai dampak yang besar bagi dunia terhadap penggunaannya, seluruh informasi dapat dikirimkan dan diterima tanpa menggunakan kabel. Jaringan nirkabel menyediakan semua fungsi yang sama seperti jaringan kabel tanpa adanya perangkat fisik. Tujuan utama dari studi ini ialah mendemonstrasikan dan menganalisis jenis variasi serangan yang dapat ditemui saat menggunakan jaringan nirkabel sekaligus mitigasi terhadap serangan yang terjadi. Jaringan nirkabel memiliki banyak celah dalam penggunaannya. Pada studi kali ini akan digunakan software yaitu Kali Linux 3.0 adalah open source yang digunakan untuk melakukan uji penetrasi. Uji penetrasi akan dilakukan menggunakan beberapa metode yang nantinya studi ini akan memeberikan edukasi kepada setiap orang agar lebih berhati-hati dalam mengakses jaringan nirkabel di rumah maupun tempat umum.
ABSTRACTWireless or wireless network is one media or data transmission system that uses radio waves as transmission media and is a development of a computer network that previously used the cable as a connector. Wireless utilize air electromagnetic waves as a medium of traffic exchange data. But over the development of security on wireless networks was quite vulnerable, and provide a high enough potential for hackers. Network security has a major impact on the world for its use, all information can be sent and received without the use of cables. Wireless networks provide all the same functions as cable networks in the absence of physical devices. The main purpose of this study is to demonstrate and analyze the types of attack variations that can be encountered when using wireless networks and also how to mitigate them. Wireless networks have many loopholes in its use. In this study will be used software that is Kali Linux 3.0 is open source used to do penetration test. The penetration test will be conducted using several methods that will provide education for everyone to be more careful in accessing wireless networks at home and public places. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library